Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

RESUME
LITERATUR SEKUNDER

DOSEN PENGAMPU :
WIYONO, S.IPI.

OLEH :
HELDA WAHYUNITA
20.200.0056

UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
LITERATUR SEKUNDER

I. PENGERTIAN LITERATUR SEKUNDER

PENGERTIAN LITERATUR SEKUNDER


Literatur Sekunder : merupakan literatur yang memuat info mengenai Literatur
Primer. (Elsevier’s Dictionary of Library Science Information dan
Documentation). Literatur (Publikasi) Sekunder : Literatur yang menawarkan info
mengenai Literatur Primer dengan jalan meringkas atau membuat indeks. Jadi
Literatur Sekunder tidak berisi pengetahuan baru, melainkan hanya mengemas
ulang dan menata pengetahuan yang sudah ada. Yang termasuk dalam Literatur
Sekunder : Bibliografi, Indeks, Abstrak, Ensiklopedi, Kamus, Buku Pegangan, dll.
(Sulistyo-Basuki, 1996)

PENGERTIAN LITERATUR TERSIER


Literatur Tersier : Literatur yg memuat info. mengenai petunjuk untuk
memperoleh Literatur Primer & Literatur Sekunder. Yg termasuk dlm Literatur
Tersier: “Bibliogragfi Dlm Bibliografi,” “Direktori Dari Direktori.” (Sulistyo-
Basuki, 1996).

II. TUJUAN LITERATUR SEKUNDER


Ada beberapa tujuan penyusunan Literatur Sekunder, di antaranya :
a. Menyebarkan info. Lebih cepat, tepat & akurat kepada pemustaka atau
pemakai perpustakaan (User Library)
b. Menginformasikan Bahan Pustaka yg ada di perpust.
c. Memasyarakat atau mempromosikan perpust.
d. Mempermudah para pemustaka perpustakaan dlm penemuan kembali
informasi ; dan
e. Mengetahui koleksi yg ada dlm sebuah perpustakaan
III. FUNGSI LITERATUR SEKUNDER
a. Sebagai alat penyebaran info.
b. Sebagai alat bantu menginformasikan Bahan
c. Pustaka di perpust.
d. Sebagai alat bantu dlm mempromosikan perpustakaan
e. Sebagai alat bantu pemustaka dlm penelusuran informasi; dan
f. Sebagai alat bantu keberadaan koleksi di perpustakaan
IV. JENIS LITERATUR SEKUNDER
Literatur Sekunder dapat dibedakan berdasarkan : Isi, Sifat, dan Bentuk/Media
yang disajikan kepada pemustakanya.
a. Berdasarkan Isi yang dimuat, Literatur Sekunder memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Mencatat data bibliografis saja
2. Mencatat keterangan tambahan dari isi dokumen
3. Mencatat dalam bidang Ilmu tertentu
4. Mencatat secara umum dari dokumen yang ada (Semua disiplin ilmu)
b. Berdasarkan Sifat Terbitan, Literatur Sekunder dibedakan:
1. Terbitan Berseri (Majalah: ( Majalah Umum, MajalahTeknis, Majalah
Ilmiah, dan Majalah Ilmiah Populer), Proseding, Bulettin, Surat Kabar,
dll). Adapun, terbitan terus menerus dengan memiliki kala, waktu,
frekuensi terbit tertentu, diantaranya :
a. Harian (Daily)
b. Semi, Tengah Mingguan (Semy Weekly)
c. Mingguan (Weekly)
d. Dwimingguan, Dua Mingguan (Biweekly)
e. Tengah Bulanan (Semy Monthly)
f. Bulanan (Monthly)
g. Dwi Bulanan, Dua Bulan (Bimonthly)
h. Triwulan, Kuartalan (Quarterly)
i. Tengah Tahunan (Semy Annual)
j. Tahunan (Annual)
2. Tidak Berseri (Buku dan Non Buku)
c. Berdasarkan media bahan sajian, dibedakan atas:
1. Bahan Kertas/ Buku
2. Vidio
3. Slide
4. Kepingan CD
5. Microfis/ Microfilm
6. Dan Lain-Lain
V. BEBERAPA JENIS LITERATUR
a. INDEKS
1. PENGERTIAN INDEKS
Ada Beberapa Pengertian Indeks diantaranya:
Daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan
(Biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan
info. Mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditentukan. (KBBI, 2002).
Indeks Penerbitan : Pendaftaran secara terperinci dari : semua subjek,
nama perorangan, nama geografis dan nama tempat, peristiwa, dan hal-hal
penting lainnya yang diangkat dari suatu penerbitan. (SIN, 1990).
2. JENIS-JENIS INDEKS
Ada Dua Jenis Indeks yang banyak dikenal, yaitu :
a. Indeks yang terdapat di bagian belakang buku. Indeks ini dikerjakan
sebelum suatu buku diterbitkan. Indeks ini pun lebih mudah mengerjakan
karena buku biasanya mempunyai tema tunggal dan antara bab saling
bersambung.
b. Indeks Terbitan: Indeks ini berisi info dari berbagai artikel yang ditulis
oleh beberapa orang yang berbeda dan bias saja dengan topik yang
berbeda pula. Pengindeksan ini baru dapat dilakukan setelah dokumen
yang akan diindeks terbit.
3. FUNGSI INDEKS
1. Petunjuk yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa info yang
lebih lengkap dapat ditemukan pada sumber yang ditunjuk tersebut.
Dengan bantuan indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat dapat
segera ditemukan dengan tepat.
2. Mengungkapkan suatu masalah secara lengkap dan detail. Dengan
petunjuk yang disiapkan itu dapat diketahui suatu persoalan secara
lengkap. Sebab indeks tersebut disusun untuk mengungkapkan suatu
subjek, topik yang mungkin sekali terdapat di berbagai sumber.
4. SUSUNAN INDEKS
Entri indeks disusun secara sistematis agar dapat dipahami dan ditelusur
kembali secara tepat dan cepat. Cara penyusunan indeks ada beberapa cara,
yaitu:
a. Susunan alfabetis (Nama Orang, Judul Subjek, Nama Tempat/Gepgrafis,
dll). Dari susunan indeks alfabetis dapat ditemui Tiga jenis indeks yaitu :
 Indeks Pengarang Deretan nama orang/pengarang yang disusun
secara alfabetis. Penulisan nama orang harus mengikuti kaidah
tertentu sehingga nama dari orang yang sama tidak ditulis dengan
cara yang berbeda.
 Indeks Subjek/ Kata Kunci Deretan subjek/kata kunci yang disusun
secara alfabetis.
 Indeks Geografi Deretan nama tempat yang disusun secara
alfabetis.
b. Susunan Klasifikasi Indeks disusun berdasarkan pengelompokkan yang
telah dibuat secara sistematis (Klasifikasi DDC, UDC, dll).
c. Susunan Kronologi Indeks disusun berdasarkan urutan waktu atau
kronologi d. Gabungan dua atau lebih dari susunan di atas.
5. PENGGOLONGAN INDEKS
Indeks dapat digolongkan berdasarkan media yang diindeks yaitu:
a. Indeks Majalah Indeks ini memuat artikel-artikel dari majalah ilmiah dari
berbagai Disiplin Ilmu (DI) yang disusun sedemikian rupa. Setiap entri
artikel majalah memuat pengarang, judul, dan sumber berupa judul
majalah beserta volume, nomor, tahun terbit, dan halaman. Misal :Indeks
Majalah Ilmiah Indonesia (IMII) (PDII-LIPI).
b. Indeks Majalah Konferensi Indeks ini memuat judul-judul makalah dari
berbagai Konferensi, Lokakarya, dan sejenisnya dari berbagai disiplin ilmu
(DI). Setiap entri makalah memuat pengarang, judul makalah, dan jumlah
halaman. Selain itu dicantumkan juga judul Seminar.
c. Indeks Artikel Surat Kabar Indeks ini memuat artikel yang bersumber dari
surat kabar dari berbagai disiplin Ilmu. Setiap entri memuat data
pengarang, judul artikel, judul surat kabar, bulan/tanggal/tahun, dan
halaman. Misal : Indeks Berita dan Artikel Surat Kabar Bidang Ilmu-Ilmu
Sosial dan Kemanusiaan (Terbitan Perpustakaanakaan Nasional ).
d. Indeks Laporan Penelitian dan Survei Indeks ini memuat laporan
penelitian dan survei terbitan oleh Departemen dan Badan di bawah
lingkungan Departemen, Non Departemen, Perguruan Tinggi (PT),
Swasta, Badan Asing, Badan Internasional, dll dari disiplin ilmu (DI).
Setiap entri memuat data tentang pengarang, judul, tempat terbit, penerbit,
tahun terbit, dan jumlah halaman. Misal: Indeks Laporan Penelitian dan
Survei. (PDII-LIPI).
b. BIBLIOGRAFI
1. PENGERTIAN BIBLIOGRAFI
Bibliografi merupakan publikasi yang berisi data/info tentang sekumpulan
publikasi. Kata Bibliografi berasal dari bahasa Yunani yang bermakna
Penulisan Buku. Ada beberapa pengertian Bibliografi, antara lain: Daftar
buku/ daftar karangan yang merupakan sumber rujukan dari sebuah tulisan/
karangan/daftar tentang subjek ilmu. (KBBI, 2002).
TUJUAN BIBLIOGRAFI
 Membantu pemakai dalam menentukan koleksi sebuah keberadaan
bahan pustaka (BP)/ menggali sebuah buku/ BP lainnya yang diminati.
 Sebagai sarana dalam pemilihan buku, identifikasi dan vertifikasi
rincian bibliografi sebuah buku, serta lokasi BP (dalam kaitannya
dengan tempat penerbit, lokasi di perpustakaan atau tempat memesan).
2. JENIS BIBLIOGRAFI
Jenis Bibliografi yang dikenal adalah :
Bibliografi Umum Internasional (Universal) Bibliografi ini berusaha
mencatat semua dokumen yang pernah diterbitkan di seluruh dunia,
Bibliografi Umum Nasional (Bibliografi Nasional) Bibliografi ini hanya
mencatat dokumen yang terbit di sebuah Negara.
Bibliografi Khusus Terbatas pada suatu topik, subjek, dan periode saja
3. PENGELOMPOKAN BIBLIOGRAFI
Bibliografi dapat dikelompokan menurut:
a. Periode Terbit
a) Bibliografi Masa Kini Terbit secara teratur dan mencatat semua
dokumen yang diterima pada saat penerbitan.
b) Olah Dokumen
 Bibliografi Deskriptif hanya memuat deskriptif bibliografi
dari dokumen yang bersangkutan.
 Bibliografi Analisis atau Bibliografi Anotasi,
 Bibliografi Kritis menyajikan deskriptif dan menyajikan
kritik pada deskriptifnya.
c) Ruang Lingkup
 Bibliografi Luas Mencatat semua dokumen yang berkaitan
dengan sebuah subjek, dari segi skala Nasional maupun
Internasional.
 Bibliografi Selektif
 Hanya memuat dokumen yang sesuai dengan kriteria
tertentu saja
4. PENYAJIAN ISI BIBLIOGRAFI
Penyajian isi bibliografi dapat diberikan dalam berbagai cara yaitu :
a. Menurut sistematis, antara lain klasifikasi atau susunan subjek,
b. Menurut alfabetis (subjek, pengarang).
c. Menurut kronologis berdasarkan tahun publikasi.
d. Bahasa atau tempat asal.
e. Kombinasi dari kemungkinan di atas.

c. ABSTRAK
1. PENGERTIAN ABSTRAK
Ada beberapa pengertian abstrak, diantaranya :
- Pernyataan secara singkat tetapi akurat dari isi suatu dokumen, tanpa
menambah tafsiran/ kritik dan tanpa membedakan untuk siapa abstrak
tersebut dibuat (ANSI, 1979).
- Abstrak adalah penyajian isi dokumen secara singkat dan tepat, tanpa
menambahkan tafsiran/ kritik dan tanpa membedakan siapa penulis abstrak
tersebut. (Kamariah Tambunan, 1993).
- Ringkasan yang disajikan secara singkat dan jelas tentang bagian yang
memuat tujuan, cakupan,/jangkauan, dan temuan dari suatu artikel asli
(Maizal; Smit; Singer, 1971).
2. JENIS ABSTRAK
Abstrak dapat dibedakan menurut beberapa jenis :
Berdasarkan Tujuan dan Manfaatnya.
- Abstrak Indikatif Menguraikan secara singkat masalah yang terkandung
dalam dokumen lengkapnya. Abstrak ini hanya memberikan indikasi
sasaran dan cakupan dari tulisan sehingga pembaca dapat
mempertimbangkan perlu tidaknya tulisan asli dibaca. Abstrak ini
biasanya dibuat untuk dokumen yang berbentuk tinjauan yang luas,
laporan suatu oranganisasi, kumpulan data, laporan tanpa kesimpulan
khusus, atau monograf.
- Abstrak Informatif Abstrak ini merupakan miniatur dokumen dengan
menampilkan sebanyak mungkin data kuantitatif sehingga pembaca tidak
perlu membaca dokumen aslinya, kecuali jika ingin mendalaminya.
Abstrak informatif dari laporan penelitian biasanya memuat data-data
sebagai berikut:
1. Tujuan Tujuan utama dan jangkauan studi atau ulasan mengapa
dokumen ditulis perlu dikemukakan, kecuali jika sudah jelas
dikemukakan dalam judul dokumen.
2. Metodelogi Perlu diuraikan secara ringkas cara kerja untuk
mencapai tujuan penelitian. Digambarkan secara umum teknik
serta pendekatannya. Prinsip metodologi dasar, jangkauan operasi,
serta cara memperoleh data secara tepat yang perlu dijelaskan.
3. Hasil Menggambarkan temuan sesingkat dan seinformatif
mungkin. Temuan tersebut dapat berupa hasil penelitian secara
teoritis, kumpulan data, hubungan dan korelasi yang dicatat,
pengaruh yang diteliti, disebutnya. Bila hasil penelitian terlalu
banyak, prioritas utama yang dikemukakan adalah hasil penelitian/
pengujian baru, dan temuan yang penting.
4. Kesimpulan Kesimpulan harus merupakan gambaran dari hasil,
khususnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian/ tujuan
penulisan dokumen, walaupun kadang- kadang sulit membedakan
antara hasil dan kesimpulan. Kesimpulan dan hasil dapat diikuti
dengan rekomendasi, evaluasi, penerapan, dan saran.
3. BAHAN
Bahan dokumen yang dapat dibuatkan abstraknya : artikel majalah,
laporan penelitian dan tesis, Tinjauan (Review), monografi, makalah
konferensi, dan paten. Panduan pembuatan abstrak dari berbagai bahan
dokumen tersebut sebagai berikut:
a. Majalah Buatlah abstrak indikatif pada setiap karangan ilmiah
dalam majalah. Jika artikel majalah berupa hasil penelitian, buatlah
abstrak informatif.
b. Laporan Penelitian dan Survei Buatlah abstrak informatif dalam
setiap terbitan laporan penelitian dan tesis.
c. Tinjauan (Review) Buatlah abstrak indikatif tentang sebuah
tinjauan. Cantumkan tingkat dan dalamnya perlukan, subjek, serta
periode info yang dicakup.
d. Monograf Buatlah abstrak indikatif untuk buku / monograf dengan
subjek yang homogen. Jika buku tersebut memuat topik yang
berbeda pada setiap bab, buatkan abstrak secara terpisah. Daftar isi
digunakan sebagai dasar dalam membuat abstrak.
e. Makalah Konferensi Abstrak tunggal sudah mencukupi untuk
konferensi dengan subjek yang homogen. Proseding (Kumpulan
Makalah) yang memuat topik yang berbeda, dan ditulis oleh
penulis yang berbeda pula, walaupun dalam yang berhubungan,
sebaiknya dibuatkan abstrak secara terpisah.
f. Paten Setiap paten/ aplikasinya harus dilengkapi dengan abstrak
sesuai dengan undang-undang dari negara yang menerbitkan paten
atau lembaga paten internasional.
4. ANOTASI
Beberapa pengertian Anotasi, sebagai berikut:
- Catatan yang dibuat oleh pengarang/ orang lain untuk menerangkan,
mengomentari, atau mengkritik teks karya sastra/ bahan tertulis lain.
(KBBI, 2002).
- Ulasan/ penjelasan singkat mengenai isi dokumen, atau berupa deskripsi
singkat, yang biasanya ditambahkan sebagai suatu catatan setelah sitasi
bibliografi. Anotasi pada umumnya terdiri dari satu/ dua kalimat penting,
terutama apabila judul dokumen kurang informatif (ISO 214-1976).
- Komentar, gambaran/ keterangan pendek tentang dokumen /isinya, yang
ditambahkan sebagai catatan stlh sitasi bibliografi. (Kamariah Tambunan,
1993: 41)
5. RESENSI
Dalam sebuah majalah/ surat kabar sering kita temukan salah satu halaman
yang menyajikan resensi buku. Resensi buku sering pula disebut dengan
istilah tinjauan buku, ulasan buku, penilaian buku, timbangan buku. Lebih
definitif lagi resensi buku adalah suatu tulisan khusus yang mengulas isi
suatu buku baru, yang dilakukan bukan oleh pengarangnya, dilengkapi
dengan komentar/kritik dari pembuat resensi, dengan tujuan promosi/
untuk kegiatan pendukung penelitian, serta untuk meningkatkan mutu isi
buku tersebut. Dalam membuat resensi buku, penulis resensi harus
memahami, menganalisis, dan menyeleksi bobot penulisan/karangan.
Penulis resensi juga harus mampu mengungkapkan kekurangan dan
kelebihan isi buku.
VI. ASPEK DALAM PENYUSUNAN LITERATUR SEKUNDER
Dalam penyusunan suatu jenis literatur Sekunder, misal Bibliografi perlu
diperhatikan beberapa aspek, antara lain:
a. Ruang lingkup subjek
b. Bentuk entri
c. Susunan entri
d. Sumber yang digunakan
e. Bentuk dan bahasa dari publikasi yang mencakup (buku, makalah, laporan,
artikel majalah, disebut)
f. Rentang waktu
g. Kriteria seleksi lain. Misalnya Pengarang Institusi, Perusahaan
h. Kelengkapan
i. Notasi
j. Indeks
VII. TEKNIK PENYUSUNAN LITERATUR SEKUNDER
1. TEKNIK PENYUSUNAN INDEKS
Pembuatan Indeks terdiri dari beberapa tahapan, sebagai berikut :
 Pengamatan awal terhadap dokumen Kegiatan ini dilakukan untuk melihat
sekilas dokumen guna menetukan sifat isi/ tujuan dokumen (Komplek/
sederhana).
 Analisis Subjek Pemilihan istilah-istilah penting yang dapat mewakili isi
dokumen
 Penerjemahan Istilah Pengalihan istilah penting dari bahasa sehari-hari
(bebas) ke dalam bahasa dokumenter (kosakata terkendali).
 Pengaturan deskriptif sesuai dengan ketentuan formal yang dianut
Pemilihan istilah /deskriptor (Pengindeksan) dapat dilakukan melalui :
o Melalui Judul walaupun menghasilkan sedikit deskriptor dan
biasanya bersifat umum.
o Melalui abstrak karena dapat menyediakan semua materi yang
diperlukan dan menghemat waktu.
o Melalui dokumen asli karena akan menghasilkan deskriptor yang
mendalam (Spesifik).
o Sebaiknya pengindeksan dilakuan berdasarkan dokumen.
2. TEKNIK PENYUSUNAN BIBLIOGRAFI
Pembuatan bibliografi terdiri dari beberapa tahapan, antara lain :
1) Pengumpulan Bahan Pemilihan Bahan Pustaka (BP) yang akan dimuat,
kemudian diikuti dengan veritifikasi guna kelengkapan sebuah bibliografi.
2) Analisis Subjek
3) Analisis subjek dapat diartikan sebagai proses meneliti, mengkaji, dan
menyimpukan isi yang terkandung dalam dokumen. Subjek yang
menghasikan benar-benar mewakili isi dokumen.
4) Pembuata Deskriptif Bibliografi Pembuatan deskriptif didasarkan atas
ketentuan formal yang berlaku

VIII. TEKNIK PENYUSUNAN ABSTRAK


Kemampuan dan kebiasaan membaca dengan baik merupakan salah satu
syarat untuk dapat menulis dalam btk apapun secara baik. Ada Tiga Tahapan
membaca dalam rangka membuat Abstrak.
1) Membaca Ide Pokok Membaca ide pokok dilakukan dengan membaca
cepat, tetapi penuh konsentrasi, untuk mengidentifikasi info penting
yang akan digunakan dalam penulisan Abstrak. Dalam mencari ide
pokok, bagian-bagian yang perlu dibaca adalah daftar isi, kata
pengantar, bab isi, dan kesimpulan. Bahan berupa laporan penelitian
lebih mudah membacanya karena semua bagian yang diperlukan
biasanya sudah dikelompokkan dl sub bab tersendiri.
2) Membaca Secara Kreatif Membaca kembali bagian-bagian penting
yang diperoleh dari tahap membaca ide pokok. Kemudian, tulislah
bagian-bagian yang dianggap penting dalam satu Abstrak, dimulai dari
bagian pertama, yaitu tujuan sampai pada bagian akhir, yaitu
kesimpulan dan saran.
3) Membaca Secara Kritis Tahap ini adalah tahap mengedit hasil dari dua
tahapan membaca seblmnya . Apakah Abstrak yang dibuat telah
tersusun dengan rapi, bertalian satu sama lainnya, dan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Atherton, Pauline.- - Sistem & Pelayanan Info. : Diterjemahkan oleh Bambang Hartono.- -
Jakarta: Arga Kencana Abadi, 2016.
Cremmins, Edward.T.- -The Art Of Abstracting.- -Philadelphia: ISI Press,2017.
Documentation Abstracts For Publication & Documentaqtion.- - International
Standard Organization (ISO), 214 – 1976 (E).
Simamora, Arta.- -Pengantar Pedoman Penyusunan Bibliografi.- -Jakarta: PERPUSNAS,
2018
Sedijoprapto, Endang.I.- - Perpustakaan Khusus: Keberadaannya Dlm institusi Serta Dasar-
Dasar Pengelolaannya.- - Jakarat: Maju Bersama, 2013.
Sulistyo-Basuki.- - Pengantar Ilmu Perpustakaan.- -Jakarta: GPU, 2016
Sulistyo-Basuki.- - Teknik & Jasa Dokumentasi.- - Jakarta: GPU, 2016
Tambunan, Kamariah.- - Buku Panduan Cara Menyusun Sari Karangan.- - Cet.2.- -Jakarta:
PDII-LIPI, 2015.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa .- - Kamus Besar Bahasa Indonesia.- - Jakarta: Balai
Pustaka, 2019

Anda mungkin juga menyukai