Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM)
Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM)
Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM)
undefined
Orangtua akan menyekolahkan anaknya melihat pada wajah sekolah, wajah sekolah dapat dilihat dari
penampilan, pelayanan, pretasi ( 3 P ). Salah satu mewujudkan 3 P dengan adanya Gerakaan Sekolah
Menyenangkan (GSM). GSM dicanangkan oleh Muhammad Nur Rizal, Ph.d dan Novi Poespita Candra.
Gerakan Sekolah Menyenangkan merupakan gerakan akar rumput yang mempromosikan dan membangun
kesadaran guru, kepala sekolah, orang tua, dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun ekosistem
sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup agar anak-
anak menjadi pembelajar yang adaptif, mandiri, tangkas, dan cepat menghadapi perubahan dunia yang sangat
cepat dan tak menentu.
Dalam mendorong transformasi dunia pendidikan Indonesia, GSM berangkat dari Perubahan pola pikir
pendidikan menuju paradigma Revolusi Industri 4.0. Titik awal ini meliputi perubahan pola pikir guru, kepala
sekolah, orang tua, dan pemangku kebijakan untuk membangun ekosistem pendidikan yang positif dan berfokus
pada pengembangan karakter siswa. Dengan demikian, siswa akan menginternalisasi nilai-nilai kemanusiaan
sebagai bekal menghadapi masa depan di era Revolusi Industri 4.0.
Perubahan ekosistem sekolah, baik lingkungan fisik maupun sosial, merupakan aspek fundamental yang akan
berdampak pada motivasi belajar dan perilaku siswa. Keterlibatan siswa, guru, orang tua, dan seluruh warga
1/3
19/12/21 12.22 Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM)
sekolah menjadi awal kolaborasi yang harmonis untuk memulai perubahan. Nilai karater gotong royong perlu
diterapkan untk menumbuhkan ekosistim perubahan Lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah identic dengan
penampilan sekolah, mulai dari Gerbang masuk, Gedung sekolah, dan sarana prasarana lainnya, termasuk
kebersihan, keamanan, keasrian, penataan sekolah. Penampilan sekolah mencerminkan wajah sekolah.
Lingkungan belajar merupakan salah satu satu indicator dalam survey Lingkungan belajar yang terkait dengan
Asesmen Nasional (AN) yang akan dijawab oleh siswa saat ujian Asesmen Nasional (AN).
Pembelajaran abad 21 yang selalu bermula dari masalah konkret, lalu dicari solusinya melalui projek, asesmen
formatif dan tentunya berpusat pada siswa. Skema ini bertujuan memberikan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan masa depan. Kemerdekaan dalam kegiatan belajar-mengajar harus diberikan pada siswa, Karena tidak
lagi terpaku untuk menuntaskan segala tuntutan materi dari kurikulum, tetapi lebih mengedepankan dampak
langsung bagi peserta didik. Lebih mengedepankan bagaimana agar apa yang saya berikan benar-benar berguna
bagi mereka. Pada awal pembelajaran dimulai tahun pelajaran baru para guru melaksanakan asesmen diagnostik,
sehingga dapat mengetahui Kemampuan siswa yang berbeda dan pembelajaran diberikan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing siswa.
Situasi masa pandemi covid 19 ini. Guru menciptakan pembelajaran menyenangkan selama siswa belajar jarak
jauh. Salah satu upaya saya adalah mencoba membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran melalui
kanal youtube. Dalam hal ini, guru berusaha menjadi lebih persuasif demi menarik minat siswa, juga demi
memfasilitasi siswa agar lebih mudah memahami materi yang dibahas, bukan tentang membuat konten
pembelajaran, namun terkait bagaimana membuat aktivitas belajar yang menyenangkan, relevan dengan
kehidupan nyata, dan bermakna, belajar yang menarik, tidak membosankan, dan tidak menakutkan mendorong
saya menjadi lebih berani untuk berpikir kreatif. Termasuk untuk tidak lagi terpaku pada pemenuhan
administrasi pembelajaran. Tetapi lebih fokus pada dampak positif yang harus diberikan kepada peserta didik.
Keterlibatan antara sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk pendekatan pendidikan yang lebih menyeluruh.
Pendekatan ini menciptakan sistem pendidikan secara berkelanjutan yang akan memfasilitasi potensi siswa
untuk terus berkembang di era disrupsi.
Pendidikan karakter merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh GSM melalui pembelajaran
keterampilan sosial-emosional. Paradigma pendidikan ini mengembalikan ruh pendidikan Indonesia agar tidak
hanya berfokus pada nilai, tetapi juga pada pengembangan karakter baik dan budi luhur siswa. Pembelajaran
tidak hanya tentang menyampaikan materi saja, tetapi kita juga perlu menjadikan mata pelajaran sebagai sarana
menumbuhkan karakter-karakter siswa untuk masa depan yang lebih baik.
Sekolah menyenangkan sangat erat kaitannya dengan Asesmen Nasional (AN), komponen asesmen Nasional
terdiri dari Asesmen Kopetensi Minimum (AKM), Survey karakter, dan survey Lingkungan belajar.
Lingkungan belajar terdiri dari 2 kata yaitu lingkungan dan belajar. Lingkungan adalah daerah/Kawasan,
Kawasan identik dengan tempat, sedangkan belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Jadi Lingkungan belajar adalah suatu
tempat perubahan perilaku melalui Pendidikan formal dan non formal.
Ada lima aspek yang diukur dalam survei lingkungan belajar ini. Lima komponen tersebut adalah :
· Iklim keamanan sekolah (keamanan dan kesejahteraan siswa, sikap dan keyakinan guru, kebijakan dan
program sekolah)
· Iklim kebhinekaan sekolah (praktik multikultural di kelas, sikap dan keyakinan guru / kepala sekolah (kepsek),
kebijakan dan program sekolah)
· Indeks sosial ekonomi (pendidikan orang tua, profesi orang tua, fasilitas belajar di rumah)
· Pengembangan guru (refleksi dan perbaikan pembelajaran, dukungan untuk refleksi guru)
Survei Lingkungan Belajar yang mendasar 3 pihak (yaitu sekolah, guru, orangtua) dengan perincian sebagai
berikut:
2/3
19/12/21 12.22 Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM)
· pengelolaan kelas
· pembelajaran kognitif
· pendampingan afektif
· profesi orangtua
Gerakan Sekolah menyenangkan menjadikan sekolah-sekolah di Indonesia memiliki lingkungan belajar yang
positif, menyenangkan, aman, dan membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan karakter baik anak-anak Indonesia.
Social media
Share this article
TAGS:
undefined
3/3