Anda di halaman 1dari 6

Nama : Safinatun Najah

NPM : 21901072030

Ringkasan Validitas Empirik dan Reliabilitas Empirik

A. Konsep Dasar Validitas Empirik


Validitas empiris memuat kata empiris yang artinya pengalaman. Sebuah
pengalaman. Sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris
apabila sudah diuji dari pengalaman. Jadi validitas empiris tidak dapat
diperoleh hanya dengan Menyusun instrument berdasarkan ketentuan seperti
halnya validitas logis, tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman. Sebagai
contoh sehari hari, seseorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila
dalam pengalaman dapat dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur.

B. Macam Macam Validitas Empirik


Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)
Validitas ini lebih garis besar dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman.
Jika ada istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini
hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai
hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada
(ada sekarang concurrent).
Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium
atau alat pembanding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
Untuk jelasnya di bawah ini dikemukakan sebuah contoh. Misalnya seorang
guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau
belum. Untuk itu diperlukan sebuah kriterium masa lalu yang sekarang
datanya dimiliki. Misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan sumatif
yang lalu.

Validitas prediksi (predictive valydity)


Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai hal yang
akan datang jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Misalnya tes masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan
mampu meramalkan keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah dimasa
yang akan datang. Apabila calon peserta memiliki nilai tes yang tinggi tentu
menjamin keberhasilannya kelak.
Sebaliknya seorang calon dikatakan tidak lulus apabila memiliki nilai
yang rendah jadi diperkirakan akan tidak mampu mengikuti perkuliahan yang
akan datang. Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai
yang diperoleh setelah peserta tes mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
Jika ternyata siapa yang memiliki nilai tes yang lebih tinggi gagal dalam ujian
semester 1 dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah maka
tes masuk yang dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.

C. Rumus Kolerasi

Rumus korelasi product momen ini ada dua macam, yaitu:

1. Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi).


2. Korelasi Product moment dengan rumus angka kasar.

Korelasi product moment dengan rumus simpangan (deviasi)


Korelasi Product moment dengan rumus angka kasar.

Dalam Hal ini:

 rxy = Koefisien korelasi


 ∑X = Jumlah skor butir
 ∑Y = Jumlah skor
 total N = Jumlah sampel
D. Interpretasi Validitas

Pengklasifikasian validitas dikemukakan oleh Guilford (1956) adalah sebagai berikut:

Nilai r Katagori

• 0,80 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik)

• 0,60 ≤ 𝑟 < 0,79 Validitas Tinggi(baik)

• 0,40 ≤ 𝑟 < 0,59 Validitas sedang (cukup)

• 0,20 ≤ 𝑟 < 0,39 Validitas Rendah(kurang)

• 0,00 ≤ 𝑟 < 0,19 Validitas Sangat rendah(jelek)

•𝑟 < 0,00 Tidak Valid.

Dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y


RELIABILITAS EMPIRIK SOAL
A. Konsep Dasar Reliabilitas Empirik Soal
Reliabilitas ialah  keajekan (konsistensi) bila mana tes tersebut
diuji berkali-kali hasilnya relatif sama, artinya setelah hasil tes yang
pertama dengan tes yang berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi
yang signifikan. Derajat hubungan ini ditunjukkan dengan koefesien
reliabilitas yang bergerak dari 0 sampai dengan 1. Jika koefesiennya
semakin mendekati 1 maka semakin reliabel dan sebaliknya. Pada
umumnya para ahli memberikan standar minimal koefesien reliabilitas
sama atau lebih besar dari 0.6.
Dalam pendidikan, kegiatan pengukuran tentunya tidak
berhubungan dengan objek fisik seperti ukuran gedung, meja, tinggi
badan, dan lain-lain. Kegiatan pengukuran yang lebih sering dilakukan
lebih bersifat non fisik, seperti intelegensi, bakat dan minat, perilaku,
persepsi siswa,  atau hasil belajar siswa. Dan untuk mengukur dimensi
tersebut kita memerlukan instrumen tes yang benar-benar reliabel.

B. Metode Uji Reliabilitas


a. Tes-Retes
Secara sederhana tes-retest dapat diartikan: Test-retest is an
obvious to estimate the reliability of a test is to the same group
of individuals on two occasions and correlate the two sets of
scores. Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya
sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan
pertama dengan yang berikutnya.
b. Ekuivalen 
Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini cukup
dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden
yang sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas
instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data
instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan
equivalen. Peneliti mengkorelasikan hasil-hasil secara
bergantian dari tes yang dilakukan pada individu yang sama.
Jika dua bentuk dilakukan pada waktu yang sama, hasil
koefisien reliabilitas disebut dengan koefisien ekivalen
c. Gabungan (Split-Half)
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan
dua instrumen yang equivalen itu beberapa kali ke responden
yang sama. Jadi cara ini gabungan dari kedua cara diatas.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua
instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua, dan
selanjutnya dikorelasikan secara silang. 

Anda mungkin juga menyukai