Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian


Pada sub bab ini penulis memaparkan hasil pengumpulan data dari dua teknik,
yaitu wawancara dan angket. Berikut hasil pemaparan secara jelasnya.
1. Data Hasil Wawancara
a. Hasil Wawancara kepada Bapak Kosasih, M.Pd
1) Pertanyaan: Apakah aturan sekolah di SMA Daarul Qur`an Bandung
sudah terlaksana?
Jawaban: Aturan sekolah sudah terlaksana, namun pelaksanaannya yang
butuh penanganan bersama-sama, antara guru dengan siswa. Kesadaran
juga sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan aturan sekolah.
2) Pertanyaan: Apa saja aturan sekolah yang berlaku di SMA Daarul Qur`an
Bandung?
Jawaban: Ada di tata tertib sekolah
3) Pertanyaan: Apakah siswa SMA Daarul Qur`an Bandung sudah terbiasa
menaati aturan sekolah?
Jawaban: Belum, masih banyak siswa yang melanggar. Kakak kelas harus
memberikan contoh yang baik kepada adik kelasnya
4) Pertanyaan: apa faktor yang menyebabkan siswa SMA Daarul Qur`an
Bandung melakukan pelanggaran?
Jawaban: Ada dua faktor yang menyebabkan siswa melakukan
pelanggaran aturan sekolah. Pertama adalah faktor internal, yaitu rasa
malas, ada masalah, dan kurangnya kesadaran. Kedua adalah faktor
eksternal, yaitu lingkungan yang kurang mendukung, dan teman.
5) Pertanyaan: Apakah pelanggaran aturan sekolah berdampak terhadap
keseharian siswa SMA Daarul Qur`an Bandung?
Jawaban: Sangat berdampak, karena aturan dibuat agar siswa dapat
mengatur dirinya sendiri sehingga menimbulkan kesadaran
6) Pertanyaan: Tindakan apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika menemukan
ada siswa yang melakukan pelanggaran?
Jawaban: Pertama adalah langkah preventif/pencegahan, kedua adalah
langkah tindakan atau hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan, ketiga adalah langkah pembinaan atau arahan yang diberikan
untuk pelanggar aturan
7) Pertanyaan: Bagaimana solusi untuk mengatasi pelanggaran aturan
sekolah?
Jawaban: Keistiqomahan semua warga sekolah dalam menaati peraturan,
kerja sama dari warga sekolah dan non warga sekolah.
b. Hasil Wawancara kepada Bapak Abdul Wahab Junaedi, S.Pd
1) Pertanyaan: Apakah aturan sekolah di SMA Daarul Qur`an Bandung
sudah terlaksana?
Jawaban: Peraturan sudah terlaksana, namun masih ada beberapa siswa
yang masih melanggar, tapi pada umumnya semua sudah berjalan dengan
baik
2) Pertanyaan: Apa saja aturan sekolah yang berlaku di SMA Daarul Qur`an
Bandung?
Jawaban: Aturan sekolah yang berlaku di SMA Daarul Qur`an Bandung
ada banyak, seperti memakai seragam sekolah, 5 S, kehadiran, dan lain
lain, lebih lengkapnya ada di tata tertib sekolah
3) Pertanyaan: Apakah siswa SMA Daarul Qur`an Bandung sudah terbiasa
menaati aturan sekolah?
Jawaban: Sekitar 97% sudah terbiasa menaati aturan dan 3% masih belum
karena situasi dan kondisi. Secara kesadaran, siswa sudah tau akan aturan
sekolah
4) Pertanyaan: apa faktor yang menyebabkan siswa SMA Daarul Qur`an
Bandung melakukan pelanggaran?
Jawaban: Ada dua faktor yang menyebabkan siswa melakukan
pelanggaran aturan sekolah. Pertama adalah faktor internal, yaitu
kejenuhan, kecapean dan kurangnya motivasi. Kedua adalah faktor
eksternal, yaitu masalah keluarga, lawan jenis, masalah dengan teman,
dan lingkungan.
5) Pertanyaan: Apakah pelanggaran aturan sekolah berdampak terhadap
keseharian siswa SMA Daarul Qur`an Bandung?
Jawaban: Dampak pasti ada, diantaranya nilai, kenyamanan, kebiasaan
buruk kalo tidak tindak
6) Pertanyaan: Tindakan apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika menemukan
ada siswa yang melakukan pelanggaran?
Jawaban: Pertama adalah menelusuri, kedua adalah konseling, ketiga
adalah hukuman, keempat adalah mencari/ memberi solusi tentang
masalah yang tengah dihadapi. Hukuman bukan tujuan tetapi kesadaran
adalah tujuannya.
7) Pertanyaan: Bagaimana solusi untuk mengatasi pelanggaran aturan
sekolah?
Jawaban: Pertama adalah penegakan kedisiplinan, kedua adalah saling
mengingatkan, ketiga adalah bijak dalam bertindak pada sebuah
pelanggaran. Pahami masalah siswa dan penanganan harus tepat
c. Hasil Wawancara kepada Ibu Yuni Sulilowati, M.Pd
1) Pertanyaan: Apakah aturan sekolah di SMA Daarul Qur`an Bandung
sudah terlaksana?
Jawaban: Untuk sebagian besar sudah terlaksana
2) Pertanyaan: Apa saja aturan sekolah yang berlaku di SMA Daarul Qur`an
Bandung?
Jawaban: Aturan ada banyak, salah satunya adalah memakai seragam
sekolah lengkap, rambut pendek, tidak boleh dekat dengan lawan jenis
3) Pertanyaan: Apakah siswa SMA Daarul Qur`an Bandung sudah terbiasa
menaati aturan sekolah?
Jawaban: Belum menjadi kebiasaan pada sebagian siswa, terbukti dari
data pelanggaran yang dilakukan
4) Pertanyaan: apa faktor yang menyebabkan siswa SMA Daarul Qur`an
Bandung melakukan pelanggaran?
Jawaban: Ada tiga faktor yang menyebabkan siswa SMA Daarul Qur`an
Bandung melakukan pelanggaran, pertama adalah kurangnya pemahaman
siswa terhadap aturan sekolah, kedua adalah kehilangan barang milik
pribadi, ketiga adalah iseng
5) Pertanyaan: Apakah pelanggaran aturan sekolah berdampak terhadap
keseharian siswa SMA Daarul Qur`an Bandung?
Jawaban: Tentu berdampak, salah satunya berdampak kepada
kedisiplinan, manajemen siswa, dan prestasi belajar siswa
6) Pertanyaan: Tindakan apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika menemukan
ada siswa yang melakukan pelanggaran?
Jawaban: Pertama adalah menegur dan menanyakan mengapa melakukan
pelanggaran, kedua adalah memberi sanksi apabila alasan tidak benar
7) Pertanyaan: Bagaimana solusi untuk mengatasi pelanggaran aturan
sekolah?
Jawaban: Pertama adalah sosialisasi aturan sekolah, kedua adalah
jalankan lagi qismul amni, ketiga adalah tindakan tegas untuk pelanggar
aturan.
2. Hasil Penyebaran Angket

Pengetahuan Siswa tentang Aturan Sekolah


3%
9%

37%

51%

Peraturan yang harus ditaati Aturan di Sekolah


Menjadi Disiplin Aturan untuk dilanggar

a. Frekuensi pengetahuan siswa tentang aturan sekolah

Diagram 4.1
Berdasarkan diagram bagian 4.1 dari 30 responden, sebanyak 51%
berpendapat bahwa aturan sekolah adalah peraturan yang harus ditaati. Sebanyak
37% berpendapat bahwa aturan sekolah adalah aturan yang harus ditaati. Sebanyak
9% berpendapat bahwa aturan sekolah adalah menjadikan siswa disiplin. Sebanyak
3% berpendapat bahwa aturan adalah untuk dilanggar.
b. Frekuensi apakah menaati peraturan sekolah itu penting?

Apakah Menaati Peraturan itu Penting


3%

97%

Penting Tidak Penting


Diagram 4.2

Alasan

20% 20%

30% 30%

pengingat Teratur Disiplin tidak alasan

Berdasarkan diagram 4.2 dari 30 responden, sebanyak 97% berpendapat bahwa


menaati aturan itu penting. Sebanyak 3 % berpendapat bahwa menaati aturan itu tidak
penting.

Diagram 4.3
Berdasarkan diagram 4.3 dari 30 responden, sebanyak 30% berpendapat alasan
menaati aturan adalah agar disiplin, sebanyak 30% berpendapat alasan menaati aturan
adalah agar teratur. Sebanyak 20% berpendapat alasan menaati peraturan sekolah
adalah sebagai pengingat. Sebanyak 20% tidak memberikan alasan.
c. Frekuensi pernahkan melakukan pelanggaran aturan sekolah

Pernahkah Melakukan Pelanggaran Aturan Sekolah


7%

93%

Pernah Tidak Pernah

Diagram 4.4

Pelanggaran yang pernah dilakukan


4%
11%

50%

36%

Tidak berseragam Terlambat Bolos Rambut Panjang


Berdasarkan diagram 4.4 dari 30 responden, sebanyak 93% berpendapat bahwa
pernah melakukan pelanggaran aturan sekolah. Sebanyak 7% berpendapat bahwa
tidak pernah melakukan pelanggaran aturan sekolah.

Diagram 4.5

Berdasrkan diagram 4.5 dari 30 responden, sebanyak 50% pernah melakukan


pelanggaran aturan sekolah yaitu tidak berseragam. Sebanyak 35% pernah melakukan
pelanggaran aturan sekolah yaitu terlambat. Sebanyak 11% pernah melakukan
pelanggaran aturan sekolah yaitu bolos. Sebanyak 3% pernah melakukan pelanggaran
aturan sekolah yaitu rambut panjang.

Hukuman yang didapat karena melanggar


14%

3%
7%

7%

69%

Push Up Skot Jump Lari Jalan Jongkok Diberi Arahan

d. Frekuensi hukuman yang didapatkan karena melanggar

Diagram 4.6
Berdasarkan diagram 4.6 dari 30 responden, sebanyak 69% pernah mendapat
hukuman push up. Sebanyak 14% pernah mendapat hukuman diberi arahan.
Sebanyak 7% pernah mendapat hukuman skot jump. Sebanyak 7% pernah mendapat
hukuman lari. Sebanyak 3% pernah mendapat hukuman jalan jongkok.
Yang dirasakan ketika melakukan pelanggaran
3%
7%

38%

31%

21%
Bersalah Biasa Aja Tidak Enak Nikmat Pasrah

e. Frekuensi yang dirasakan ketika melakukan pelanggaran

Diagram 4.7
Berdasarkan diagram 4.7 dari 30 responden, sebanyak 38% merasa bersalah
ketika melakukan pelanggaran. Sebanyak 21% merasa biasa aja ketika melakukan
pelanggaran. Sebanyak 31% merasa tidak enak ketika melakukan pelanggaran.
Sebanyak 7% measa nikmat ketika melakukan pelanggaran. Sebanyak 3% merasa
pasrah ketika melakukan pelanggaran.
Faktor yang menyebabkan melakukan pelanggaran
4%

30%
29%

18%
18%
Malas Urusan Kejenuhan Teledor Lingkungan

f. Frekuensi faktor yang menyebabkan pelanggaran

Diagram 4.8
Berdasarkan diagram 4.8 dari 30 responden, sebanyak 30% melakukan pelanggaran
karena faktor malas. Sebanyak 30% melakukan pelanggaran karena faktor teledo.
Sebanyak 18% melakukan pelanggaran karena faktor kejenuhan. Sebanyak 18%
melakukan pelanggaran karena faktor urusan. Sebanyak 4% melakukan pelanggaran
karena faktor lingkungan.
17%

83%

Iya Tidak

g. Frekuensi dampak melanggar aturan sekolah terhadap keseharian

Diagram 4.9

Alasan
9%
17%

39%

35%

Image Buruk Tidak Mood Tidak Disiplin Sakit


Berdasarkan diagram 4.9 dari 30 responden, sebanyak 83% menjawab pelanggaran
berdampak terhadap keseharian. Sebanyak 17% menjawab bahwa pelanggaran tidak
berdampak terhadap keseharian.
Diagram 4.10
Berdasarkan diagram 4.10 dari 30 responden, sebanyak 39% menjawab
pelanggaran aturan sekolah berdampak tidak disiplin. Sebanyak 35% menjawab
pelanggaran aturan sekolah berdampak tidak mood. Sebanyak 17% menjawab
pelanggaran aturan sekolah berdampak image buruk. Sebanyak 9% menjawab
pelanggaran aturan sekolah berdampak sakit.

Cara mengatasi pelanggaran aturan sekolah


3%
3% 3%

38%

52%

Perbaiki Diri Taat Aturan Tunggu dinasehati Terus melanggar Tidur

h. Frekuensi cara mengatasi pelanggaran aturan sekolah

Diagram 4.11
Berdasarkan diagram 4.11 dari 30 responden, sebanyak 52% menjawab cara
menagatasi pelanggaran aturan adalah taat aturan. Sebanyak 38% menjawab cara
mengatasi pelanggaran aturan adalah perbaiki diri. Sebanyak 4% menjawab cara
mengatasi pelanggaran aturan adalah tunggu dinasihati. Sebanyak 3% menjawab cara
mengatasi pelanggaran aturan adalah terus melanggar. Sebanyak 3% menjawab cara
mengatasi pelanggaran aturan adalah tidur.
3. Pembahasan
a. Dampak Pelanggaran Aturan Sekolah terhadap Keseharian Siswa SMA
Daarul Qur`an Bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, sebagian besar siswa SMA
Daarul Qur`an Bandung sudah merasakan dampak dari melakukan pelanggaran
aturan sekolah diantaranya: image menjadi buruk, tidak mood, tidak disiplin, dan
sakit. Hal ini jelas sesuai dengan penelitian penulis bahwa pelanggaran aturan sekolah
berdampak terhadap keseharian siswa SMA Daarul Qur`an Bandung.
Menurut M. Masan dan Rachmat (15:2011) jika semua warga sekolah menaati
tata tertib maka keamananan, kenyamanan, dan keberhasilan belajar dapat dicapai.
b. Faktor yang Menyebabkan Siswa SMA Daarul Qur`an Bandung
Melakukan Pelanggaran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan faktor siswa SMA Daarul
Qur`an Bandung melakukan pelanggaran aturan sekolah diantaranya: rasa malas,
keteledoran, ada urusan, kejenuhan, dan lingkungan.
Menurut Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000), faktor-faktor yang
mempengaruhi kedisiplinan, antara lain:
Dari sekolah, contohnya:
1) Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa
mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa.
Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh,
apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin
berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang
mereka terima.
2) Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata
pelajaran daripada siswanya.
3) Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah
(akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru,
jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat,
suasana yang gaduh, dan lain lain.
Dari keluarga, contohnya:
1) Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidak
teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya
masing-masing.
2) Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal,
lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.
c. Solusi untuk Mengatasi Pelanggaran Aturan Sekolah di SMA Daarul
Qur`an Bandung
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan solusi untuk mengatasi
pelanggaran aturan sekolah di SMA Daarul Qur`an Bandung diantaranya: sosialiasi
aturan sekolah, penegakan kedisiplinan, tindakan tegas bagi pelanggar, keistiqomahan
dalam menaati aturan.
Menurut Slavin (2011) pemecahan masalah adalah suatu upaya untuk
mengatasi rintangan yang menghambat jalan menuju solusi. Untuk mengatasi siswa
yang melanggar tata tertib sekolah harus membuat mereka disiplin dengan cara:
1) Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa.
Sebelum menjatuhkan hukuman kepada siswa yang melanggar tata tertib
sebaiknya siswa yang telah melanggar tersebut diberikan kesadaran dan pengarahan
yang bisa membuatnya sadar akan pentingnya mematuhi tata tertib sekolah yang telah
dibuat. Menumbuhkan kesadaran diri para siswa lebih efektif dari pada memberikan
hukuman yang belum tentu membuat mereka jera yang kemungkinan besar mereka
akan kembali melanggar dibelakang para guru. Jadi sebaiknya langkah awal yang
harus ditempuh untuk pelanggar tata tertib adalah membuat mereka sadar bahwa
mereka harus mematuhi tata tertib yang berlaku sesuai dilingkungan mereka berada.
Kesadaran diri para siswa sekaligus bisa sebagai solusi pergaulan bebas dikalangan
siswa.
2) Memberikan bimbingan dan layanan konseling.
Di setiap sekolah biasanya ada yang namanya guru BK yang memberikan
bimbingan dan konseling untuk semua murid yang nakal, bermasalah dan sering
melanggar peraturan. Siswa yang melanggar tata tertib harus diserahkan kepada guru
BK untuk mendapatkan pengarahan agar bisa menjadi siswa yang baik dan taat
peraturan.  Dengan pendekatan yang tepat siswa akan lebih leluasa dalam berbicara
dan mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
3) Sanksi untuk siswa yang melanggar tata tertib.
Siswa yang terus saja melanggar tata tertib dan sudah tidak bisa diingatkan
dan ditegur harus diberikan sanksi yang sesuai agar mereka bisa patuh dan taat
peraturan. Sanksi diberikan agar siswa sadar dengan kesalahannya dan agar mereka
takut untuk melanggar tata tertib di sekolah. Sanksi bisa berupa pengurangan nilai,
denda, dan berbagai sanksi lainnya yang menurut pihak sekolah baik untuk
menyadarkan kedisiplinan pada siswa.
4) Selalu melakukan pengawasan pada siswa.
Siswa bisa menaati tata tertib sekolah, para guru harus terus mengawasi para
siswa setiap hari. Jika ada siswa yang melanggar tata tertib bisa di tegur saat itu juga.
Hal ini bisa membuat siswa lebih menaati tata tertib karena rasa takut dimarahi oleh
guru yang mungkin saja tiba-tiba bertemu sebelum mau pun sesudah jam pelajaran.
Pengawasan seperti ini bisa akan membuat para siswa semakin sulit untuk melanggar
tata tertib sekolah.
5) Apresiasi dan penghargaan untuk siswa yang selalu mematuhi tata tertib
sekolah.
Siswa yang namanya tidak ada dalam daftar siswa yang melanggar tata tertib
boleh di berikan apresiasi untuk menghargai mereka yang mau dan sadar untuk
mengikuti tata tertib sekolah. Penghargaan bisa diberikan berupa hadiah, tambahan
nilai atau penghargaan dalam bentuk lainnya.

Anda mungkin juga menyukai