Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Apriani appi

NIM : S21004

KELAS /TINGKAT : A / 1

TUGAS : Konsep Dasar Keperawatan ( etika keperawatan )

Jawaban:
1. Defenisi Etika
Etika adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai
pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku, terutama dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien.
2. Definisi Etiket
Etiket adalah tata cara dan sopan santun dalam masyarakat yang beradab guna
memelihara hubungan baik antar sesama. Menurut Soerganda Poerbakawatja, etiket yaitu
sebuah filsafat yang berkaitan dengan sebuah tindakan baik dan buruknya. Dan etiket pula
memiliki keterkaitan dengan tindakan kesusilaan yang harus dimiliki seorang manusia dalam
kehidupannya.
3. Definisi Etis
Etis adalah suatu hal yang berkaitan dengan moral atau pun prinsip-prinsip dari moralitas
dan juga berkaitan dengan suatu hal yang benar atau salah dalam melaksanakan sesuatu.
4. Definisi Nilai
Nilai adalah adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk di dalam masyarakat.
Nilai dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam menentukan sikap serta dalam
mengambil sebuah keputusan.
5. Definisi norma
Norma khusus yaitu, aturan-aturan yang hanya berlaku dalam bidang kegiatan dan situasim yang
khusus. Norma umum, yaitu aturan-aturan yang berlaku secara umum dalam kehidupan
masyarakat,sebagai pedoman dan pengendali tingkah laku dalam pergaulan.
6. Definisi susila hukum
Susila hukum adalah ketentuan-ketentuan bertingkah laku dalam hubungan antar sesama
manusia yang dalam banyak hal didasarkan pada hati nurani.
Profesi Keperawatan
1.Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ilmu pengetahuan atau keterampilan
khusus sehingga orang yang memiki pekerjaan tersebut harus mengikuti pelatihan atau
pendidikan tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
2.Profesi Keperawatan
Profesi Keperawatan adalah suatu pekerjaan di bidang kesehatan yang memerlukan
pelatihan intelektual(kesarjanaan), yang memiliki keahlian atau kecakapan yang bertanggung
jawab dan memiliki wewenang dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan secara
mandiri dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
3. Prinsip-prinsip Profesi Keperawatan yaitu:
Atonomi (autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakianan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
terhadap seseorang,atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa atau bertindak
secara rasional.

b. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tempat yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan
untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi
akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan
materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individumemiliki otonomi,
mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya.
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

f. Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan
perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat
adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.

g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorang pun dapat memperoleh
informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang
klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.

h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
4. Karakteristik profesi yaitu:
1. Memiliki pendidikan yang ekstensif, yakni proses pendidikan yang dilakukan cukup lama
sesuai dengan jenjang pendidikan yang tinggi bagi profesi yang prestisius.
2. Memiliki keahlian berdasarkan pengetahuan teoritis, yakni seorang profesional memiliki
pengetahuan teoretis yang ekstensif serta keahlian dalam mempraktikkan keahlian tersebut.
3. Adanya pelatihan institusional, yakni suatu pelatihan untuk memperoleh pengalaman yang
praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi profesi.
4. Adanya ujian kompetensi, yakni suatu ujian mengenai pengetahuan dalam bidang tertentu
dimana umumnya terdapat syarat untuk lulus tes yang menguji pengetahuan teoritis.
5. Terdapat lisensi, yakni sertifikasi dalam bidang tertentu sehingga profesional dianggap
memiliki keahlian serta dianggap dapat dipercaya.
6. Adanya asosiasi profesional, yakni organisasi suatu profesi memiliki tujuan untuk
meningkatkan status para anggotanya.
7. Adanya otonomi kerja, yakni suatu pengendalian kerja dan pengetahuan teoretis para
profesional untuk menghindari campur tangan dari luar.
8. Kode etik profesi, yakni suatu prosedur dari sebuah organisasi profesional yang mengatur
anggotanya agar bekerja sesuai dengan aturan.
9. Status dan imbalan yang tinggi, yakni seorang profesional yang sukses akan memperoleh
status yang tinggi, prestise, imbalan, yang layak sebagai pengakuan terhadap layanan yang
diberikan kepada publik.
10. Mengatur diri, yakni seorang profesional diatur oleh sebuah organisasi profesi dengan tanpa
adanya campur tangan dari pemerintah.
11. Layanan publik dan altruisme, yakni suatu pendapatan maupun penghasilan dari kerja profesi
yang telah dipertahakan selama berkaitan dengan keperluan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai