Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE


(SEFT) TERHADAP EFIKASI DIRI PASIEN DM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA

Ketua :
Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,M.Kep
NIP. 197504072002121002

Anggota 1 :
Sari Candra Dewi, SKM., M.Kep.
NIP. 197708131999032001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA


September 2020
PENGARUH SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT)
TERHADAP EFIKASI DIRI PASIEN DM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA

Maryana1, Sari Candra Dewi2


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jl. Tata Bumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293
Email : maryana.mkep0766@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Sebanyak 20.097 pasien di wilayah Kabupaten Sleman
didiagnosis mengidap penyakit Diabetes Melitus (DM). Dalam usaha pengobatan
diabetes, dibutuhkan motivasi yang baik dari pasien. Keyakinan diri atau efikasi
diri akan mengatur dan melakukan perilaku dalam menunjang kesembuhan.
Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) merupakan salah satu
terapi yang mampu menciptakan kondisi emosi yang positif dan pikiran yang
tenang sehingga muncul pemikiran yang tepat untuk memutuskan sikap dalam
membantu proses kesembuhan.
Tujuan: Diketahuinya pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
terhadap terhadap efikasi diri pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja
puskesmas seyegan kabupaten sleman yogyakarta”.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan quasi experimental dengan desain
penelitian prepost test with control group design. Responden akan diberikan
perlakuan pretest dan posttest dengan skala pengukuran DM-SES, pada kelompok
intervensi akan dilakukan pemberian terapi SEFT. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 40 responden kelompok intervesi dan 40 responden kelompok kontrol.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengumpulan data pada bulan Juli – Agustus 2020.
Hasil: Hasil pengumpulan data diolah menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann
Whitney. Hasil uji Wilcoxon pada kelompok intervensi didapatkan p=0,000
(p<0,05) dan pada kelompok kontrol didapatkan p=0,000 (p<0,05). Pada uji Mann
Whitney didapatkan p=0,003 (p<0,05), sehingga Ha diterima.
Kesimpulan: Pemberian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
berpengaruh terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien DM tipe II.
Kata kunci : Efikasi diri, DM tipe II, Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT).

1,2)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
THE EFFECT OF SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE
(SEFT) FOR SELF EFFICATION OF PATIENTS WITH DM-TYPE 2 AT
THE WORKING AREA OF PUSKESMAS SEYEGAN
SLEMAN YOGYAKARTA

Maryana1, Sari Candra Dewi2


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jl. Tata Bumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293
Email : maryana.mkep0766@gmail.com

ABSTRACT
Background: A total of 20,097 patients in Sleman Regency were diagnosed with
Diabetes Mellitus (DM). In an effort to treat diabetes, it takes good motivation
from patients. Self-confidence or self-efficacy will regulate and carry out
behaviors in support of healing. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
is a therapy that is able to create positive emotional conditions and a calm mind so
that the right thoughts emerge to decide the attitude in helping the healing process.
Objectives: To determine the effect of Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) on self effication’s patient with DM type II at the working area of
Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta.
Methods: The research used quasy experimental with prepost test with control
group design. The patients is given pre test and post test treatment with DM-SES
scale, in the intervention group will be done Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) therapy. The samples of this research are 40 respondents of
intervention group and 40 respondents of control group. This reasearch uses
purposive sampling technique. The data is collected between July until August
2020.
Results: The result of the collected data were processed using Wilcoxon test and
Mann Whitney test. The result of Wilcoxon test in the intervention group obtained
p=0.000 (p <0.05) and in the control group obtained p=0.000 (p <0.05). the result
of Mann Whitney test obtained p=0.003 (p <0.05), so the Ha is accepted.
Conclusion: Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) has the effect on
increasing self effication in patients with DM type II.
Keywords: self effication, DM type II, Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT)

1,2)
Lecturer Department of Nursing Polytechnic of the Ministry of Health of
Yogyakarta
1

Pendahuluan positif dan pikiran yang tenang,

Diabetes Mellitus (DM) sehingga individu mendapatkan

meruapakan salah satu penyakit kemudahan dan motivasi untuk

degeneratif dengan berbagai bertindak positif, salah satunya upaya

komplikasi yang dapat dalam pengelolaan manajemen DM.6

membahayakan kondisi.1 Sejumlah Hasil penelitian sebelumnya

69,6 % dari total penderita DM di didapatkan bahwa terapi Spiritual

Indonesia tidak terdiagnosis Emotional Freedom Technique

mengidap DM sebelumnya.2 (SEFT) dapat meningkatkan motivasi

Motivasi merupakan tingkah seseorang dengan kepatuhan diet dan

laku sesorang yang diarahkan untuk kualitas hidup pasien DM. Selain itu,

mencapai tujuan, salah satunya pemberian terapi ini dapat

sembuh atau dapat mengelola mengurangi perilaku candu merokok

penyakit DM yang dideritanya.3 pada remaja, sehingga terapi

Efikasi diri adalah suatu keyakinan Spiritual Emotional Freedom

akan kemampuan untuk mengatur & Technique (SEFT) terbukti efektif

melakukan perilaku yang mendukung mempengaruhi motivasi & perilaku.7

kesehatannya berdasarkan tujuan & Berdasarkan studi pendahuluan

harapan seseorang.4 di Kabupaten Sleman, didapatkan

Efikasi diri merupakan teori jumlah penderita diabetes dalam

kognitif yang dapat mempengaruhi waktu satu tahun terakhir pada

pikiran, perasaan, dan motivasi diri tahunn 2016 sejumlah 1520 orang.

seseorang untuk bertindak. Salah satu Tujuan umum dari penelitian ini

penelitian menyatakan bahwa adalah untuk mengetahui pengaruh

terdapat hubungan signifikasn antara Spiritual Emotional Freedom

lama diabetes dan kualitas hidup Technique (SEFT) terhadap terhadap

seseorang.5 efikasi diri pada penderita diabetes

Terapi Spiritual Emotional melitus di wilayah kerja puskesmas

Freedom Technique (SEFT) seyegan kabupaten sleman

merupakan salah satu terapi yang Yogyakarta.

dapat membentuk keadaan emosi


2

Metode Penelitian 2. Umur


Jenis penelitian ini adalah 21 – 30 tahun 5 12,5
31 – 40 tahun 3 7,5
quasi experimental dengan desain 41 – 50 tahun 3 7,5
penelitian prepost test with control 51 – 60 tahun 15 37,5
61 – 70 tahun 14 35
group design. Penelitian ini
3. Tingkat Pendidikan
dilakukan di Wilayah Kerja SD 16 40
Puskesmas Seyegan. Populasi pada SLTP 11 27,5
SMA 6 15
penelitian ini sebayak 1520 jiwa Perguruan tinggi 7 17,5
penderita DM tipe 2. Jumlah sampel 4. Jenis Pekerjaan
Petani 4 10
pada penelitian sebanyak 80 sampel Karyawan Swasta 3 7,5
terbagi menjadi 2 kelompok, dengan IRT 11 27,5
Buruh 12 30
teknik pengambilan sampel PNS 6 15
purposive sampling. Instrumen Tidak Bekerja 4 10
Jumlah 40 100
penelitian yang digunakan adalah Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil
kuesioner Diabetes Mellitus Self bahwa responden pada kelompok
Efication Scale (DM-SES). Analisis intervensi mayoritas perempuan 70%,
data univariat menggunakan sebagian besar merupakan kelompok
distribusi frekuensi. Analisis data pra lansia (51 – 60 tahun) 37,5%,
bivariat menggunakan uji Wilcoxon rata-rata merupakan lulusan SD 40%,
dan Mann Whitney. dan rata-rata memiliki pekerjaan
sebagai buruh 30%.
HASIL & PEMBAHASAN .
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
1. Analisis Univariat
Karakteristik Kelompok
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Kontrol DM Tipe 2 di
Karakteristik Kelompok
Wilayah Kerja Puskesmas
Intervensi DM tipe 2 di
Seyegan tahun 2020 (n=40)
Wilayah Kerja Puskesmas
No Karakteristik F %
Seyegan tahun 2020 (n=40)
1. Jenis Kelamin
No Karakteristik F % Laki-laki 12 30
1. Jenis Kelamin Perempuan 28 70
Laki-laki 12 30
Perempuan 28 70
3

2. Umur
21 – 30 tahun 5 12,5 Berdasarkan tabel 3, tingkat efikasi
31 – 40 tahun 2 5 diri pada kelompok intervensi
41 – 50 tahun 4 10 sebelum diberikan terapi Spiritual
51 – 60 tahun 15 37,5
Emotional Freedom Technique
61 – 70 tahun 14 35
(SEFT) sebagian besar memiliki
3. Tingkat Pendidikan
SD 15 37,5 efikasi tingkat kurang 40% dan
SLTP 20 50 setelah diberikan terapi terapi
SMA 3 7,5 Spiritual Emotional Freedom
Perguruan tinggi 2 5 Technique (SEFT) sebagian besar
4. Jenis Pekerjaan memiliki tingkat efikasi yang baik
Petani 4 10 sejumlah 55%.
Karyawan Swasta 3 7,5
IRT 11 27,5
Buruh 14 35 Tabel 4. Tingkat Efikasi Sebelum &
PNS 5 12,5 Sesudah diberikan Modul DM pada
Tidak Bekerja 3 7,5 kelompok kontrol.
Jumlah 40 100 Tingkat Pre Post
Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil No
efikasi f % f %
bahwa responden pada kelompok 1 Kurang 16 40 6 15
2 Cukup 15 37,5 19 47,5
kontrol sebagian besar merupakan 3 Baik 9 22,5 15 37,5
perempuan 70%, mayoritas Total 40 100 40 100
Berdasarkan tabel 4, tingkat efikasi
merupakan kelompok pra lansia (51 –
diri pada kelompok kontrol sebelum
60 tahun) 37,5 %, rata-rata diberikan modul DM sebagian besar
merupakan lulusan SLTP 50%, dan memiliki efikasi kurang 40% dan
setelah diberikan modul DM sebagian
rata-rata memiliki pekerjaan sebagai
besar memiliki efikasi tingkat sedang
buruh 35%. 3=47,5%.

Tabel 3. Tingkat Efikasi Diri 2. Uji Bivariat


Sebelum & Sesudah diberikan terapi Sebelum dilakukan uji bivariat,
Spiritual Emotional Freedom terlebih dahulu dilakukan uji
Technique (SEFT) pada kelompok normalitas data untuk mengetahui
intervensi sebaran data yang diperoleh
Tingkat Pre Post terdistribusi normal atau tidak.
No Pengujian normalitas data ini
efikasi f % f %
1 Kurang 16 40 0 0 menggunakan uji Shapiro Wilk
2 Cukup 15 37,5 18 45 dikarenakan responden yang diambil
3 Baik 9 22,5 22 55 kurang dari 50.
Total 40 100 40 100
4

Tabel 5. Uji Normalitas Data Post < Pre 0 0 562 0,000


Uji Shapiro Wilk Post > Pre 33
Kategori Statisti Df Sig. Post = Pre 7
c Berdasarkan tabel 7 diperoleh data
Pre Test hasil uji statistik Wilcoxon
0,941 40 0,039
Intervensi menunjukkan angka signifikansi
Post Test
0,933 40 0,020 p=0,007 (p<0,05), yang berarti bahwa
Intervensi
Pre Test terdapat perbedaan yang bermakna
0,941 40 0,039 pada kelompok kontrol sebelum dan
kontrol
Post Test sesudah diberikan modul DM.
0,918 40 0,007
kontrol Tabel 8. Uji Mann Whitney
Δ F Mean Sum Sig.
Berdasarkan tabel 5 dapat Rank of
Efikasi
diketahui bahwa angka signifikasi Diri Rank
menunjukkan pvalue< 0,05 sehingga Intervens 40 48,31 1932 0,003
dapat ditarik kesimpulan bahwa i
Kontrol 40 32,69 1307
sebaran data yang diperoleh
Jumlah 62
terdistribusi tidak normal. Maka
Hasil uji Mann Whitney pada
analisis bivariat yang digunakan
tabel 8 menunjukkan angka
adalah uji statistik non parametrik
signifikansi p value = 0,003 (p<0,05)
dengan menggunakan uji Wilcoxon &
yang berarti bahwa terdapat
Mann Whitney.
perbedaan yang bermakna antara
Tabel 6. Uji Wilcoxon pada
kelompok intervensi yang diberikan
Kelompok Intervensi
terapi Spiritual Emotional Freedom
Sum
Kategori f Sig. Technique (SEFT) dengan kelompok
- +
kontrol yang diberikan modul tentang
Post < Pre 0 0 741 0,000
Post > Pre 38 DM, sehingga hipotesis (Ha)
Post = Pre 2 diterima.
Berdasarkan tabel 6 diperoleh data PEMBAHASAN
hasil uji statistik Wilcoxon 1. Tingkat efikasi diri sebelum dan
menunjukkan angka signifikansi sesudah diberikan terapi
p=0,000 (p<0,05), yang berarti bahwa Spiritual Emotional Freedom
terdapat perbedaan yang bermakna Technique (SEFT)
pada kelompok intervensi sebelum Berdasarkan data yang
dan sesudah diberikan terapi Spiritual diperoleh, responden pada kelompok
Emotional Freedom Technique intervensi yang berjenis kelamin
(SEFT). perempuan lebih mendominasi
Tabel 7. Uji Wilcoxon pada daripada responden laki-laki, Hal ini
Kelompok Kontrol dikarenakan pada perempuan lebih
Sum mudah dipengaruhi oleh tekanan dari
Kategori F Sig.
- +
5

lingkungannya dan penerimaan dalam DM tipe II, yang apabila terus


perasaannya yang lebih sensitif.9 mengalami kondisi yang memburuk
Rata-rata responden pada dapat menurunkan kualitas hidup
kelompok intervensi berusia pra pasien-pasien penyandang DM dan
lansia (51-60 tahun), hal ini tentunya dapat menyebabkan
dikarenakan pada kelompok lansia gangguan jiwa ataupun berdampak
mengalami proses degeneratif secara kematian 12
fisiologis maupun psikis serta Hasil penelitian yang didapat
memiliki gangguan pada sistem pasien yang telah diberikan terapi
penglihatannya, sehingga pada pra Spiritual Emotional Freedom
lansia mengalami kebalilan terhadap Technique (SEFT) mengatakan
tingkat kepercayaan dirinya.10 dirinya menjadi lebih rileks, tenang,
Ditinjau dari latar belakang ikhlas, syukur, dan pasrah kepada
pendidikan, responden pada Tuhan Yang Maha Esa. Terapi
kelompok intervensi mayoritas Spiritual Emotional Freedom
merupakan lulusan SD. Pendidikan Technique (SEFT) merupakan terapi
yang rendah membuat pasien kurang penggabungan dari akupuntur,
mampu memperluas pandangan dan akupresur, psikologi, dan spiritual
pola piker sehingga cukup sulit untuk yang dapat memberikan perasaan
memanjemen diri terkait keyakinan rileks, tenang, ikhlas, syukur, dan
dan kepercayaan diri pada proses pasrah kepada Tuhan Yang Maha
penyembuhan penyakitnya.7 Esa.6
Sebagian besar responden
bekerja sebagai buruh harian lepas, 2. Tingkat efikasi diri sebelum dan
hal ini menggambarkan tingkat social sesudah diberikan modul DM
ekonomi menengah kebawah yang
Paada kelompok kontrol,
berdampak pada pemenuhan
responden perempuan lebih
kebutuhan sehari-hari klien sekaligus
mendominasi daripada responden
biaya pengobatan dan terapi-terapi
laki-laki. Rata-rata berusia 51 – 60
lainnya11.
tahun (pra lansia). Pada kelompok pra
Tingkat efikasi diri yang kurang
lansia telah mengalami proses
pada pasien DM tipe II, apabila tidak
degeneratif dan penurunan
ditindaklanjuti dengan baik dapat
mekanisme koping, sehingga pada pra
meningkatkan gangguan mental
lansia rentan ketidakpercayaan diri
emosional seperti kecemasan berlebih
atau kelabilan keyakinan terhadap
dan penurunan dalam berpikir secara
motivasi untuk sembuh.9
tepat. Kedua gangguan mental
Ditinjau dari segi pendidikan,
emosional tersebut dapat menurunkan
rata-rata responden pada kelompok
tingkat kepercayaan diri sesorang
kontrol merupakan lulusan SLTP dan
atau dalam hal ini efikasi diri pasien
bekerja sebagai buruh harian lepas,
6

hal ini menggambarkan tingkat social ikhlas, syukur, dan pasrah kepada
ekonomi yang rendah sehingga Tuhan Yang Maha Esa.
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Selain itu, Spiritual Emotional
maupun pengobatan kurang
tercukupi, serta dengan pendidikan Freedom Technique (SEFT) berfokus
yang rendah berdampak pada pada pemberian ketukan ringan yang
kemampuan kognitif klien.7
tepat di titi-titik meridian tubuh,
3. Analisis beda rerata tingkat
berdoa secara khusu’ kepada tuhan
efikasi diri pada kelompok
Yang Maha Esa, dan mengucap “Ya
intervensi & kelompok kontrol
Allah.. Saya pasrah.. Saya ikhlas…
Berdasarkan hasil analisis
Saya serahkan semua kesembuhan ini
menggunakan uji statistik Mann
kepada-Mu..”.6
Whitney didapatkan hasil p=0,003
Hasil penelitian ini
(p<0,05) yang artinya terdapat
memaparkan bahwa responden yang
perbedaan peningkatan rerata tingkat
diberikan terapi Spiritual Emotional
efikasi diri yang bermakna antara
Freedom Technique (SEFT) selama
kelompok intervensi dengan
10 – 15 menit tiap satu kali
kelompok kontrol. Hal ini
pemberian terapi.
menunjukkan bahwa pemberian
Kesimpulan
terapi Spiritual Emotional Freedom
Berdasarkan hasil penelitian dan
Technique (SEFT) dapat digunakan
pembahasan dapat disimpulkan :
sebagai salah satu teknik untuk
1. Ada pengaruh pemberian terapi
meningkatkan efikasi diri pada pasien
Spiritual Emotional Freedom
DM Tipe 2.
Technique (SEFT) terhadap
Terapi Spiritual Emotional
efikasi diri pasien DM tipe II di
Freedom Technique (SEFT)
wilayah kerja Puskesmas
merupakan salah satu terapi yang
Seyegan.
menggabungkan teknik akupuntur,
2. Ada perbedaan tingkat efikasi
akupresur, energi psikologi dan
diri pasien DM tipe II pada pre
spiritual yang dapat memberikan
test dan post test kelompok
amplifying effect sehingga dapat
intervensi. Pada kelompok
memberikan relaksasi maksimal yang
intervensi terjadi peningkatan
menciptakan suasana rileks, tenang,
7

efikasi diri dari efikasi diri sebagai bahan bacaan dan


kurang menjadi baik. sumber referensi di perpustakaan.
3. Ada perbedaan tingkat efikasi 2. Bagi Pengambil Kebijakan di
diri pasien DM tipe II pada pre Puskesmas Seyegan.
test dan post test kelompok Responden penyandang DM
kontrol. Pada kelompok kontrol tipe II di wilayah kerja
terjadi peningkatan efikasi diri Puskesmas Seyegan sebagian
dari efikasi diri kurang menjadi besar masih memiliki efikasi diri
cukup. yang kurang. Dengan hasil
4. Ada perbedaan tingkat efikasi penelitian ini diharapkan ada
diri pasien DM tipe II antara kebijakan yang lebih
kelompok intervensi dengan memperhatikan masalah
kelompok kontrol. Pada psikologis pasien, diantaranya
kelompok yang diberikan terapi dengan cara peningkatan giat
Spiritual Emotional Freedom atau peran perawat sebagai
Technique (SEFT) terdapat motivator dan pioneer pemberi
peningkatan efikasi diri yang penatalaksanaan non
lebih baik daripada kelompok farmakologis terhadap
kontrol, sehingga terapi Spiritual peningkatan efikasi diri pasien
Emotional Freedom Technique DM tipe II.
(SEFT) efektif untuk 3. Bagi Perawat di Puskesmas
meningkatkan efikasi diri. Seyegan.
Saran Hasil penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian dan menunjukkan mayoritas
kesimpulan, maka peneliti dapat responden yang berpendidikan
memberikan saran sebagai berikut: rendah masih banyak mengalami
1. Bagi Jurusan Keperawatan tingkat efikasi diri yang kurang.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Perlunya pentingkatan giat upaya
Penelitian ini diharapkan promotif & preventif dengan
dapat bermanfaat untuk menerapkan terapi Spiritual
pengembangan ilmu keperawatan Emotional Freedom Technique
8

(SEFT) kepada masyarakat 5. Rofiah, ifah. 2016. Analisis


penyandang DM tipe II. Hubungan Lama Menderita
Diabetes Mellitus Dengan
DAFTAR PUSTAKA Kualitas Hidup Penderita
1. Faisalado & Cecep, 2013. Trend Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmu
Disease. Trend Penyakit Saat Kesehatan Vol. 4 No. 2 Mei
Ini. Jakarta : Trans 2016
Info Media. 6. Zainuddin, Ahmad Faiz. 2012.
2. Kemenkes RI, 2015. Pusat Data Spiritual Emotional Freedom
dan Informasi Kementrian Technique (SEFT) for Healing+
Kesehatan RI. Health Succsess+ Happines+ Greatness.
Statistics. Diakses pada tanggal Jakarta: Afzan Publishing.
10 Febuari 2017. 7. Yusgistyowati. (2018).
http://www.depkes.go.id/downlo Hubungan Kepatuhan Diet
as.php? Dengan Kualitas Hidup Pasien
file=dowload/pusdatin/infodatin/i Diabetes Mellitus Tipe II Di
nfodatin-gizi.pdf. Wilayah Kerja Puskesmas
3. Hidayati W, 2013. Hubungan Juanda Samarind.a Jruneajn
antara Motivasi dengan Efikasi 8. Zainuddin, Ahmad Faiz. (2012).
Diri Pada Pasien Diabetes Spiritual Emotional Freedom
Mellitus Tipe 2 di Persadia Technique (SEFT) For
Salatiga. Diaksep di Healing+Success+Happiness+G
http://www.jurnal.unimus.ac.id. reatness. Jakarta : Afzan
Pada tanggal 10 Febuari 2017 Publishing.
Pukul 20.30 Wib 9. Muchotip, Yaenul. (2014).
4. Dede. 2013. Ilmu Perilaku Hubungan Karakteristik
Manusia Pengantar Psikologi Responden Dengan Tingkat
Untuk Tenaga Kecemasan Preoperatif Katarak
Kesehatan. Jakarta : Trans Info pada Pasien General Anestesi di
Medika. RS Mata DR. YAP Yogyakarta.
Tersedia di :
9

http://repository.poltekkesjogja.ac.
id/handle/123456789/75718
diakses pada 27 September 2019.
10. Benjamin, J.S., Virginia, J.S.,
2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis
Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
11. Purwanti. 2014. Hubungan
Motivasi Dengan Efikasi Diri
Pasien DM Tipe 2
Dalam Melakukan Perawatan
Kaki di Wilayah Kerja
Puskesmas
Ponorogo Utara. ISSN 1858-
3385.
http://www.jurnal.stikesaisyiyah.
ac.id. Diakses pada tanggal 26
September 2019 Pukul 20.12
Wib.

Anda mungkin juga menyukai