Anda di halaman 1dari 14

SAKRAMEN IMAMAT

OLEH:

NAMA : MARIA OKTAVIANA SEMU

NIM : 2122411310

PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG

2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Yang Maha kuasa karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat membuat Makala sakramen imamat

Ucapan terimakasi kepada orang orang yang telah membantu saya dalam membuat Makala ini

 REKTOR, UNIVERSITAS MUHAMMADYA KUPANG


 DEKAN, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
 KETUA PRODI, PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR
 KEDUA ORANG TUA SAYA
 SERTA TEMAN TEMAN SAYA

Motivasi

Makala ini saya susun sesuai dengan referensi yang saya dapatkan dari internet yaitu geogle

Kupang, 18 Desember 2021

penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………4

1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………5

1.2 TUJAN ………………………………………………………………………………………..6

1.3 METODE ……………………………………………………………………………………7

1.4 RUANG LINGKUP…………………………………………………………………………8

1.5 INTI MAKALAH…………………………………………………………………………..9

BAB II PERMASALAHAN ……………………………………………………………………………10

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………….11

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………….12

4.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………………………13

4.2 SARAN …………………………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar mengenai “Sakramen Imamat”
hanya saja banyak yang belum mengetahui apa sebenarnya itu Sakramen Imamat.Apa yang
dimaksud dengan Sakramen Imamat? Bagaimna itu Sakramen Imamat? Siapa saja yang
menerima Sakramen Imamat? Ada banyak pertanyaan mengenai Sakramen Imamat yang timbul
dalam pikiran kita,maka dari itu saya membuat Makala ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agama, juga sekaligus untuk memperkenalkan mengenai Sakramen Imamat kepada
pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa makna dan pengertian Sakramen Imamat?
B. Apa yang terjadi dalam tabisan?
C. Bagaimana gereja memahami Sakramen Tabisan?
D. Apa saja macam macam Sakramen Imamat?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian dan makna Sakramen Imamat
B. Untuk mengetahui apa yang terjadi dalam tahbisn
C. Untuk mengetahui pemahaman Gereja mengenai Sakramen Imamat
D. Untuk mengetahui macam macam Sakramen Imamat

1.4 Metode
A. Menjelaskan secara detail mengenai Sakramen Imama
B. MemberIkan penjelasan yang gampang dimengerti pembaca

1.5 Ruang Lingkup


Membahas tentang Sakraamen Imamat

BAB II
PERMASALAHAN

 Apa saja dasar dari Sakramen Imamat

 Siapa saja yang menerima Sakramen Imamat

 Mengapa para Sustr tidak disebut menerima Sakramen Imamat .

 Mengapa dibutukan seorang imam/pastor untuk mendengarkan pengakuan dosa.

 Kapan para imam menerima Sakramen Imamat.

 Bagaimana cara menjadi seorang imam yang puncaknya adalah perolehan Sakramen
Imamat.

 Dimana para imam menerima Sakramen Imamat.

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pengertian Sakramen Imamat
Sakramen Imamat atau Tahbisan adalah suatu Sakramen dimana perutusan yang
dipercayakan Kristus kepada Rasul- rasulnya dilanjutkan sampai akhir zaman .Ada 3
struktur Sakramen tahbisan yaitu tahbisan diakonat (Diakon), presbiteral (Imam/pastor)
dan episkopat (Uskup).
Sakramen Imamat diterima oleh seseorang sekali dalam seumur hidup. Dengan
Sakramen ini maka seorang manusia diangkat untuk mengabdikan hidupnya sebagai
citra Kristus.Gereja menyatakan ini dengan berkata bahwa seorang Imam,berkat
Sakramen Tahbisan bertidak atas nama Kristus.Menjadi konfigurasi Kristus selaku
kepala gereja dan Imam agung,serta menganugerakan baginya kuasa,sebagai asisten
uskup setempat,untuk merayakan sakramen –sakramen dan kegiatan – kegiatan liturgy
lainnya teristimewa ekaristy . hanya Uskup yang boleeh melayani sakramen ini

Orng –orang yang berkeinginan menjadi imam di tuntut oleh hukum kanonik
[ kanon 1032 dalam kitab hukum kanonik] unttuk menjalani suatu program seminar yang
selain berisi studi filsafat dan teologi sampe lulus,juga mencakup suatu program formasi
yang meliputi pengarahan rohani bergagai ret-ret , pengalaman apostolate [semacam
kuliah kerja nyata]. Proses pendidikan sebagai daikon permanen diatur oleh knferensi
Wali Gereja [ konferensi uskup ] terkait : yaitu konferensi Wali Gereja Indonesia [ KWI
DI NEGARA INDONESIA ] .
Orang yang telah di tabiskan kemuddian akan memperoleh Gelar baik dalam
masyarakat maupun Agama , seperti Pendeta , Imam .

B . Apa yang terjadi dalam tabisan ?

Seorang yang menerima tabisan suci melalui munpangan tangan Uskup mendapatkan
karunia Roh kudus yang memampukan dia untuk bertindak atas nama Gereja kristus . menjadi
imam tidak boleh disempitkan hanya sebagai pelayan . melalui tabisan suci , seorang imam
mendapatkan tugas perutusan untuk menguatkan iman saudara-saudaranya

C . Bagaimana Gereja memahami sakramen tabisan ?

Para imam perjanjian lama melihat tugasnya seebagai pengentra perkara urgawi
dan duniawi , antara Allah dan umatnya. Pada zaman perjanjian baru , kristus menjadi satu-
satunya pengantara Allah dan manusia
[ satu tim 2 : 5 ] dia menyempurnakan dan mengakiri imamat perjanjian lama . sesudah
kristus , imamat hanya ada di dalam dia ,dalam pengorbananya di kayu salib , dan melalui
panggilan serta perutusan yang datang dari nya .

Seorang imam katolik yang melayani sakramen beertindak bukan atas dasar kekuatan atau
kesempurnaan moralnya sendiri [ yang sayangnya selalu kurang sempurna ], namun
bertindak inpersona Christy [ nama kristus .] melalui tabisannhya, kuasa kristus yang
mengubah , menyembuhkan , dan menyelamatkan itu ditanamkan kepada para imam . karena
para imam tidak memiliki apa-apa dari miliknya sendiri , maka seorang imam terutama
adalah pelayanan

D. macam – macam sakramen tabisan

Sakramen tabisan memiliki tiga tingatan :

 Uskup [ episkopat ]
 Iman [ presbitera]
 Daikon [ diakonat ]

1. Apa yang terjadi dalam tabisan uskup ?


Tabisan uskup adalah kepenuhan sakramen tabisan yang diterimakan kepada seorang
imam . dengan tabisan uskup , ia ditetapkan sebagai penerus para rasul dan masuk dalam
polegialitas para uskup . bersama para uskup-uskup lain dan paus sejak menerima
tabisan dia bertanggung jawab terhadap seluruh Gereja . secara khusus Gereja memberi
tugas untuk mengajar menguduskan dan memimpin .

2. Apa yang terjadi dalam tabisan imam ?


Dalam tabisan imamat , uskup memohom turunya kuasa Allah atas para calon tabis .
tabisan ini menjadi sepeti meterai tak terhapuskan dalam diri para imam . sebagai
pembantu uskup , para iman menwartakan sabda Allah melayani sakramen – sakramen ,
dan yang terpenting melayani ekarist kudus.
Upacra tabisan di mulai dengan pemanggilan calon imam dengan namanya,Setelah
homili uskup, calon imam berjanji akan taat kepada uskup dan pengganti-penggantinya.
Tahbisan benar – benar terjadi oleh penumpangan tangan uskup atas mereka dan doa
tahbisan oleh uskup.

3 Apa yang terjadi dalam tahbisan Diakon?


Dalam tahbisa Diakon, si calon diangkat untuk pelayanan khusus dalam
sakramen tahbisan.Dia menghadirkan Kristus yang datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayan dan untuk memberikan nyawanya
menjadi tebusan bagi banyak orang (mat 20:28).Dalam liturgy tahbisan,
tertulis tugas daikon :Sebagai pelayan sabda, altatar, dan amal kasih,Diakon
akan menjadikan dirinya hamba bagi semua
Diakon pertama adalah Martir Santo Stefanus. Ketika Para Rasul merasa
kewalahan atas banyaknya tugas pelayanan, mereka menunjuk tujuh orang
untuk melayani meja. Lalu mereka di tahbiskan, Yang pertama disebut adalah
Stefanus “penuh kasih karunia dan kuasa”dan dia melakukan banyak hal
untuk imam yang baru dan bagi mereka yang miskin dan menderita. Selama
berabad-abad, diakon semata mata merupakan tingkat tahbisan dalam imamat,
namun sekarang merupakan panggilan bebas, baik bagi kaum selibat maupun
laki laki yang menikah.

Berikut beberapa kutipan dari dokumen Gereja yang menyatakan mengenai


tugas ‘khusus’ tersebut:
“ Dalam tugas para rasul ada satu bagian yang tidak dapat diserakan:tugas
sebagai saksi saksi terpilih kebangkitan Tuhan dan dasar Gereja. Tetapi
didalamnya juga terletak sekaligus satu tugas yang dapat diserakan

Kristus menjanjikan kepada mereka bahwa ia akan tinggal bersama


mereka sampai akhir zaman.Bdk mat 28:20 karena itu “perutusan ilahi
yang dipercayakan Kristus kepada para rasul itu, akan berlangsung
sampai akhir zaman.sebab injil yang harus mereka wartakan, bagi
Gereja merupakan asas seluruh kehidupan untuk selamanya. Maka dari
itu dalam himpunn yang tersusun secara hierarkis itu para rasul setelah
berusaha mengangakat para pengganti ”
mereka “(LG 20).
“ Dalam menjalankan tugas pelayan sucinya,para imam yang di tahbiskan
berbicara dan bertindak bukan atas wewenang mereka sendiri,bukan
pula karena mandat atau delegasi komunitas tertentu,tetapi atas nama
pribadi Kristus Sang kepala dan atas nama Gereja.Karena itu,Imamat
jabatan ini berbeda secara esensial dan tidak hanya dalam tingkatan
dengan imamat umum seluruh umat beriman.Untuk pelayanan umat
beriman,”menetapkan sakramen ini.”
Sakramen tahbisan diberikan oleh uskup kepada mereka yang telah mendapat tahbisan
Diakon.Sakramen ini mendapat tempat dalam kitab suci sebagai contoh kita dapat lihat di kis
14:23 “di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penetua-penetua bagi jemaat itu dan setelah
berdoa dan berpuasa,mereka merayakan penetua-penetua itu kepada Tuhan,yang adalah sumber
kepercayaan mereka “juga pada kis 20:17,28.Kemudian bila perhatikan dalam 1kor 12:28 “Dan
Allah telah menetapkan beberapa orang dalam jemaat:pertama sebagai rasul,kedua sebagai
nabi,ketiga sebagai pengajar” jadi disisni jelas bahwa dalam Gereja ada perbedaan fungsi dan
peran yang masing-masing memiliki jenjang tersendiri.Pentahbisan para pelayan Gereja ini juga
ditunjukan dengan penumpangan tangan untuk jelasnya lihat kis 6:6, kis 13:3.Disini jelaslah
bahwa sakramen imamat memeliki dasar kitab suci dan sakramen imamat akan lebih jelas lagi
bila tradisi suci yang menjelaskannya.Berikut komentar teolog besar Gereja katolik “Kristus
adalah sumber setiap imamat ;karena imam hukum [lama] citranya.Tetapi imam perjanjian baru
bertindak atas nama Kristus “(Thomas Aquino,s.th 3,22,4)
Sakramen imamat dipertahankan oleh Gereja yang benar memiliki sifat Apostolik dan dengan
demikian benar-benar memiliki suksesi Apostolik yang sah.
Sakramen imamat juga menimbulkan ‘cap’ yang tidak dapat dihapuskan sama seperti Yesus
yang adalah imam untuk selamanya,demikian pula mereka yang ambil bagian dalam khusus
Yesus (dengan tahbisan) juga memiliki karunia imamat itu selamanya (lih KGK 1581 dan 1582).
Syarat-syarat menjadi imam antara lain
1.Seorang pria yang normal,sehat rohani dan jasmani,dan telah menerima
sakramen Baptis,dan sakramen inisiasi lainya secara katolik
2.Seorang beriman dan berperilaku baik.
3.Menyelesaikan pendidikan filsafat,teologi moral,dan hukum gereja di
seminari.
4.Mempunyai motivasi dan cita-cita yang kuat untuk menjadi imam.
5.Bersedia untuk hidup sehat.
Seorang imam dari anggota suatu ordo konggregasi mengucapkan 3 ‘kaul’ adalah:
1.Kaul ketaatan
Kaul ketaatan adalah janji dimana kaum religius berdumpah setia untuk taat
pada regula (peraturan) ordo atau konggregasi mereka dan taat pada para
superior (pembesar biara) mereka yang merupakan wakil Tuhan bagi mereka.
Mereka melakukan ini seturut teladan ketaatan Yesus kepada kehendak
Bapa- nya. “Makanan-ku ialah melakukan kehendak dia yang mengutus aku
aku dan menyelesaikan pekerjaan-nya.” (yoh 4:34).
2.Kaul kemiskinan
Kaul kemiskinan adalah kaul dimana kaum religius merelakan kepemilikan
atas harta duniawi dan saling berbagi dalam segala sesuatu,agar mereka dapat
menemukan “harta” mereka di Surga. “jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah,jauhllah segala milikmu dan berikanlah itu kepda orang-orang miskin,
ikutilah aku.” (mat 19:21).
3. Kaul kemurnian
Kaul kemurnian adalah kaul dimana kaum religius secara bebas mengabdikan
seluruh hidup mereka kepada Tuhan,bebas dari ikatan pernikahan dan hidup
berkeluarga. “ Orang yang tidak beristri memusatkan perhatiannya pada
perkara Tuhan,bagaimana Tuhan berkenan kepada-nya.” (1kor 7:32).
Kaul bertujuan untuk membebaskan pikiran dan hati kaum religius agar ia dapat mencintai
Tuhan segenap hati dan melayani umat-nya dengan pengabdian yang setulusnya.Hidup semacam
ini merupakan gambaran akan cara hidup kita kelak di surga.
3 tugas pokok para imam yang harus di laksanakan secara total,antara lain:
1.Mewartakan dan mengajarkan sabda Allah kepada semua orang (tugas
kenabian).
2. Mempersembahkan korban Kristus (ekaristi) dan menguduskan umat
melalui pelayanan-pelayanan sakramen (tugas keimanan).
3.Mengayomi dan mempersatukan umat dalam Yesus Kristus (tugas rajawi).
Sakaremen imamat dalam kitab suci .

1. Perjanjian Lama
Dalam perjanjian lama sering kali dilukiskan betapa berbahaya jika seorang
mendekati Allah.Dikatakan bahwa dengan memasuki wilayah ilahi berarti mati
(lih.kel 33:20 ).Saat Musa turun dari bukit penampakan Allah dan masi hidup,
umat Israel begitu terheran-heran, sehinga mereka pun berseruh, “hari ini kita
melihat Allah berbicra dengan manusia, dan ia masi hidup (ul. 5:24)
Seperti bangsa Yahudi kembali dari pembuangan Babel ke Yerusalem,ada
keluarga imam yang tidak dapat menunjukan surat asal- usulnya dengan jelas.
Oleh karena itu, maka mereka tidak dapat menjadi imam untuk selama-lamanya
(Ezr. 2:61-63: Neh. 7:63-66). Jadi dalam hal ini garis keturunan menjadi sebuah
syarat yang mutlak bagi mereka yang ingin menjadi imam. “Kamu akan
menjadi bagiku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” (kel 19:6).

2. Perjanjian Baru
Dalam perjanjian baru penumpangan tangan di kaitkan dengan penyembuhan,
Baptisan,dan pencurahan Roh Kudus untuk melakukan tugas pelayanan.Dalam
kis 8:18 bahwa Roh Kudus dicurahkan melalui para rasul dengan
menumpangkan tangan.Petrus dan Yohanes mengunjungi Samaria dan
penumpangan tangan-nya kepada orang-orang Samaria supaya mereka beroleh
Roh Kudus (kis 8:14-17).
Paulus dan Bernabas menempatkan para penetua /imam.Paulus dan Bernabas
menumpangkan tangan atas mereka pada permulaan perjalanan misi pertama
mereka (kis 13:3) ,dan Paulus menumpangkan tangan atas Timotius
(1 timotius 4:14 2 timotius 1:6).

BAB IV
4.1 Kesimpulan
Sakramen imamat disebut juga “Sakramen tahbisan” atau “ sakramen penabisan”.Pada
dasarnya panggilan sebagai imam berlaku untuk semua orang yang sudah dibaptis,namun Tuhan
menunjuk orang-orang pilihan-nya untuk menjadi imam tertahbis (imam dan jabatan),Yesus
menunjuk secara khusus imam yang di tahbiskan untuk melanjutkan karya-nya di dunia ini
sampai akhir zaman,dan juga untuk melayani imam bersama.Marilah pada saat ini kita semua
berdoa,teristimewa bagi imam para paroki kita yang bekerja untuk melaksanakan karya
Allah,agar dengan Rahmat Tuhan mereka boleh memancarkan pribadi Kristus sendiri,atas nama
siapa mereka bertindak dalam merayakan sakramen-sakramen.Kita pun patut berdoa bagi para
imam yang telah meninggal karya pastoral aktif mereka,agar,jika mungkin,mereka kembali pada
panggilan mereka melaksanakan anugerah agung imamat yang mereka terima.

4.2 Saran
Makalah ini di buat untuk memberikn informasi mengenai sakramen imamat yaitu suatu
sakramen dimana perutusan yang di percayakan Kristus kepada rasul-rasul nya dilanjutkan
sampai akhir zaman,dalam gereja katolik.
Dengan dibuatnya makalah sakramen imamat dapat memberikan motivasi kepada generasi-
generasi muda katolik untuk mengikuti jenjang Kristus yaitu sebagai pelayan umat.

DAFTAR PUSTAKA
Beal,Jhon P.New c commentary on the code of law.New York:Paulist Press,2000.
Konsili Vatikan II , “Konstitusi Dogmatis tentang Gereja” (LG),dalam dokumen Konsili Vatikan
II,diterjemahkan oleh R.Harda Wiryana.Jakarta :Dokumentasi dan Penerangan KWI-Obor,1993.
Neoner,J-J.DUPUIS.The Christian Faith in the Doctrinal Documents of the Catholic
Church.India:Theological Publications,1981.
Cricthon,J.D.Perayaan Sakramen Tahbisan dan Pelantikan (Judul asli:Christian Celebration:The
Sacraments),diterjemahkan oleh Komisi Liturgi KWI.Yogyakarta:Kanisius,1990.

Anda mungkin juga menyukai