Anda di halaman 1dari 10

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Hari Santri dan Cara Jihad


Masa Kini
Nur Rohmad 
Kamis, 21 Oktober 2021 | 22:00 WIB

Materi Khutbah Jumat ini mengulas tentang pentingnya melanjutkan spirit resolusi jihad
para ulama dan santri dahulu dalam berjuang untuk Indonesia. Penerjemahan dari
semangat itu, dalam konteks masa kini, salah satu yang paling cocok adalah jihad di bidang
ilmu pengetahuan.

 
Baca juga: Khutbah Jumat: Syukur, Cinta Tanah Air, dan Hari Santri
 
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat:
Hari Santri dan Cara Jihad Masa Kini". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan
klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop).
Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I
 
‫ َوَأ ْشَهُد‬،‫ َوَعَلى آِلِه َوَص ْحِبِه َوَتاِبِعْيِه َعَلى َمِّر الَّز َماِن‬،‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى ُم َّمَح ٍد َس ِّيِد َوَلِد َعْدَناَن‬،‫الَحْمُد ِلّٰلِه اْلَمِلِك الَّد َّي اِن‬
‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه‬،‫َأ ْن َّل ا ِإ لَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه اْلُم ـَنَّز ُه َعِن اْلِجْس ِمَّي ِة َواْل ِجَهِة َوالَّز َماِن َواْلَمَكاِن‬
‫َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َكاَن ُخُلُقُه اْلُقْرآَن‬

‫ َيْرَفِع الَّل ُه اَّلِذيَن آَمُنوا ِمْنُكْم‬:‫ اْلَقاِئِل ِفي ِك اَتِبِه اْلُقْرآِن‬،‫الَماِن‬


‫ َفإِّني ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسي ِبَتْقَوى اللِه َّن‬، ‫ ِعَباَد الَّر ْحٰمِن‬،‫َأ َّم ا َبْعُد‬

‫َواَّلِذيَن ُأ وُتوا اْلِعْلَم َدَرَجاٍت ۚ َوالَّل ُه ِبَما َتْعَمُلوَن َخِبيٌر‬


 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada
kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan
semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
 
Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Hari ini, 22 Oktober 2021 adalah Peringatan Hari Santri. Pada tanggal dan bulan yang
sama di tahun 1945, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari mencetuskan fatwa Resolusi
Jihad. Resolusi Jihad itulah yang menggerakkan seluruh elemen bangsa terutama para
ulama dan santri untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda jilid
dua yang membonceng Sekutu. Hingga pada puncaknya terjadilah pertempuran yang luar
biasa di Surabaya pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari
Pahlawan Nasional.
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para ulama
dan santri berjihad dengan sinaan (senjata). Setelah kemerdekaan berhasil direbut dan
dipertahankan, maka saatnya kini para santri berjihad dengan bayaan (menyebarluaskan
ilmu). Marilah kita teladani Kiai Hasyim yang bukan hanya pejuang kemerdekaan tapi juga
pejuang ilmu dan keaswajaan. Pondok Pesantren Tebuireng adalah bukti otentik dari jihaad
bil bayaan yang beliau lakukan. Bentuk lainnya adalah puluhan karya tulis dalam berbagai
bidang keilmuan Islam yang menjelaskan tentang ajaran dan nilai keislaman terutama
keaswajaan dan ke-NU-an.
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Bertepatan dengan Hari Santri hari ini, dalam khutbah yang singkat ini, khatib akan
menguraikan secara singkat beberapa butir pemikiran Kiai Hasyim Asy’ari tentang
keaswajaan yang kami rangkum dari berbagi karya tulis beliau. Dengan mengetahui

beberapa pemikiran Kiai Hasym, diharapkan kita dapat melanjutkan perjuangan keilmuan
dan keaswajaan beliau.
 
Pertama, Kiai Hasyim Asy’ari menegaskan aqidah tanziih,yakni bahwa Allah tidak
menyerupai sesuatu pun di antara makhluk-Nya, Allah bukan benda dan Mahasuci dari
sifat-sifat benda, Allah tidak menempati tempat dan arah, serta tidak berlaku bagi-Nya
peredaran masa.
 
Kedua, beliau menjelaskan kebolehan bertawasul dengan orang-orang shalih seperti para
nabi, ahlul bait, dan para wali, baik ketika mereka masih hidup ataupun sesudah
meninggal, bahkan beliau sendiri sering bertawassul dalam karya-karyanya.
 
Ketiga, beliau juga menegaskan bahwa melakukan perjalanan untuk ziarah ke makam Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam adalah termasuk sunnah yang disepakati oleh umat Islam dan
perbuatan taat yang sangat agung serta memiliki keutamaan yang sangat dianjurkan. Beliau
juga menganjurkan agar peziarah bertabarruk dengan melihat raudhah dan mimbar Nabi.
 
Keempat, KH Hasyim Asy’ari juga menegaskan kewajiban bermazhab bagi seseorang yang
bukan mujtahid mutlak meskipun telah memenuhi sebagian syarat-syarat ijtihad. Mazhab
yang bisa diikuti pada dasarnya adalah mazhab siapa pun asalkan pendirinya adalah
seorang mujtahid mutlak. Karena memang para ulama mujtahid mutlak bukan hanya
pendiri mazhab empat seperti Sufyan ats-Tsauri, Sufyan bin ‘Uyainah, Ishaq ibn Rahawaih
dan lainnya. Namun KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa sekelompok ulama mazhab
Syafi’i menyatakan tidak boleh bertaklid kepada selain imam mazhab empat karena
beberapa alasan teknis. Oleh karenanya orang yang keluar dari mazhab empat di zaman
sekarang termasuk kelompok ahli bid’ah (mubtadi’ah).
 
Kelima, dalam menyikapi perbedaan pendapat antara empat mazhab dan perbedaan dalam
intern mazhab Syafi’i, Kiai Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa hal tersebut lumrah. Sudah
maklum bahwa ikhtilaf (perbedaan) dalam furu’ telah terjadi di antara para sahabat
Rasulullah. Mereka tidak pernah saling menyesatkan.
 
Keenam, KH Hasyim Asy’ari juga mengikuti mayoritas ulama yang membagi bid’ah
menjadi bid’ah wajib, haram, sunnah, makruh, dan mubah. Beliau menegaskan bahwa
menggunakan tasbih, melafalkan niat (membaca ushalli), talqin mayit, sedekah untuk
mayit, tahlilan, ziarah kubur, dan semacamnya adalah bid’ah yang baik, bukan bid’ah yang
sesat.
 

Ketujuh, menurut Kiai Hasyim, para pelaku bid’ah (al-mubtadi’uun) muncul di Indonesia
pada sekitar tahun 1330 H. Ahli bid’ah tersebut menurut beliau terbagi menjadi beberapa
kelompok sebagai berikut:
1. Para pengikut Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Muhammad bin Abdul Wahhab an-
Najdi (pendiri Wahhabi), Ibnu Taimiyah dan kedua muridnya Ibnul Qayyim dan
Ibnu Abdil Hadi
2. Kelompok Rafidhah, yaitu mereka yang menolak kekhilafahan sayyidina Abu Bakr
dan melampaui batas dalam mencintai Sayyidina Ali dan ahlul bait.
3. Kelompok Ibaahiyyuun, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa jika seseorang telah
mencapai derajat tinggi dalam ibadah, maka boleh baginya meninggalkan kewajiban
dan melakukan perkara haram.
4. Para Penganut Paham Reinkarnasi
5. Para Penganut Paham Huluul dan Ittihaad, yaitu kelompok yang meyakini bahwa
Allah menempati sebagian makhluk-Nya dan kelompok yang meyakini bahwa Allah
bersatu dengan alam.

 
Menurut Kiai Hasyim, lima kelompok di atas bukanlah golongan yang benar sehingga
wajib diwaspadai dan dijauhi.
 
Kedelapan, dalam Muqaddimah al-Qaanuun al-Asaasi Li Jam’iyyah Nahdhatil Ulamaa’,
setelah menjelaskan tentang pentingnya persaudaraan, persatuan, guyub rukun, bekerja
sama dan saling tolong menolong dan bahaya perpecahan, KH Hasyim mengingatkan para
ulama mazhab empat akan bahaya golongan-golongan yang menyimpang yang telah
berkonsolidasi dalam berbagai perkumpulan dan menyebutkan beberapa hadits dan atsar
tentang hal itu. Salah satu hadits yang beliau sebutkan:
 
‫ َفَمْن َلْم َيْفَعْل ذِلَك‬،‫ِإ َذا َظَهَرت الِفَتُن َوالِبَدُع َوُس َّب َأ ْص َحاِبْي َفْلُيْظِهِر الَعاِلُم ِعْلَمُه‬: ‫َقاَل َرُسـْوُل اللِه صلى الله عليه وسلم‬
‫)َفَعَلْيِه َلْعَنُة اللِه َواْلَملَاِئَكِة َوالَّن اِس َأ ْج َمِعْيَن (أخرجه الخطيب البغدادي‬
 
Maknanya: “Jika muncul berbagai fitnah, bid’ah dan para sahabatku dicaci maka hendaklah
seorang ulama menampakkan ilmunya (menjelaskan dan menyebarkannya kepada
masyarakat), jika ia tidak melakukannya maka ia terkena laknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya” (HR. al-Khathib al-Baghdadi).
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat
dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
  
‫‪َ.‬أ ُقْوُل َقْوِلْي ٰهَذا َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه ِلْي َوَلُكْم‪َ ،‬فاْس َتْغِفُرْوُه‪ِ ،‬إ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّر ِحْيُم‬
‫‪ ‬‬

‪Khutbah II‬‬
‫‪ ‬‬
‫َاْل َحْمُد للِه َوَكَفى‪َ ،‬وُأ َصِّلْي َوُأ َسِّلُم َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد اْلُمْص َطَفى‪َ ،‬وَعَلى آِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َأ ْهِل اْلَوَفا‪َ .‬أ ْشَهُد َأ ْن َّل ا إلَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه‬
‫َلا َشِرْيَك َلُه‪َ ،‬وَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬

‫َأ َّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأ ُّي َها اْلُمْس ِلُمْوَن‪ُ ،‬أ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه اْلَعِلِّي اْلَعِظْيِم َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َعِظْيٍم‪            ،‬‬
‫َأ َمَرُكْم ِبالَّص َلاِة َوالَّس َلاِم َعَلى َنِبِّيِه اْل َكِرْيِم َفَقاَل‪ِ :‬إ َّن اللَه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل وَن َعَلى الَّن ِبِّي ‪َ ،‬يا َأ ُّي َها اَّلِذيَن آَمُنوا َص ُّل وا َعَلْيِه‬
‫َوَس ِّلُموا َتْس ِليًما‪ ،‬لَاّٰلُهَّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َص َّل ْيَت َعَلى َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم‬
‫َوَباِرْك َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َباَرْك َت َعَلى َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َس ِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم‪ِ ،‬فْي اْلَعاَلِمْيَن ِإ َّن َك‬
‫َّن‬ ‫ِء‬ ‫ّٰل َّم‬
‫َحِمْيٌد َمِجْيٌد‪ .‬لَا ُه اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت اْلَأ ْح َيا ِمْنُهْم َواْلَأ ْمَواِت ‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع ا اْلَبَلاَء‬
‫َواْلَغَلاَء َواْلَوَباَء َواْلَفْح َشاَء َواْلُمْنَكَر َواْلَبْغَي َوالُّس ُيْوَف اْلُمْخ َتِلَفَة َوالَّش َداِئَد َواْلِمَحَن‪َ ،‬ما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن‪ِ ،‬مْن َبَلِدَنا َهَذا‬
‫َخاَّص ًة َوِمْن ُبْلَداِن اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إ َّن َك َعَلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬

‫ِعَباَد اللِه‪ ،‬إَّن اللَه َيْأ ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلإْح َساِن ِإَو ْيَتاِء ِذي اْلُقْرَبى و َيْنَه ى َعِن الَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر َوالَبْغِي ‪َ ،‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم‬
‫َتَذَّك ُرْوَن‪َ .‬فاذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبُر‬
‫‪ ‬‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur‬‬

‫‪Baca naskah khutbah lainnya:‬‬


‫‪ ‬‬
‫‪Khutbah Jumat: Meneladani Kecintaan Rasulullah terhadap Tanah Air‬‬
‫‪Khutbah Jumat: Tiga Nilai Kepahlawanan untuk Mengisi Kemerdekaan ‬‬
‫‪Khutbah Jumat: 4 Golongan yang Diharamkan Masuk Neraka‬‬

‫)‪Lirik Lagu Hari Santri (Official Music Video‬‬

‫‪‬‬
 

TAGS:
khutbah jumat
khutbah
Hari Santri

TERKAIT

Simposium Khazanah Pemikiran Santri Hasilkan Enam Rekomendasi untuk Kemenag

Simposium Khazanah Pemikiran Santri Hasilkan Enam Rekomendasi untuk Kemenag


Sambut Hari Santri, AISNU Jabar Siapkan Pesantren Jabar Digital Award

Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Siap Bentangkan 200 Meter Bendera Merah Putih


NU Kota Banjar Rapatkan Pengamanan Hari Santri 2021 bersama Banser

Pengurus RMI PBNU: Diaspora Santri, Spirit Cetak Santri Intelektual

NU Care Jaksel Bakti Sosial Donor Darah

NU Care Jaksel Bakti Sosial Donor Darah

KHUTBAH LAINNYA 
Khutbah Jum’at: Bijak Dakwah di Media Sosial
Khutbah

Khutbah Jumat: Bijak Menyikapi Perbedaan Pendapat


Khutbah

Khutbah Jumat: Ciri Orang Munafik dan Balasannya


Khutbah

Khutbah Jumat: Perbaiki Khutbah Jumat: Perbaiki Makananmu, Terkabulah Doamu


Makananmu, Terkabulah Khutbah
Doamu

Khutbah Jumat: Ghibah, Penyakit Masyarakat yang Wajib


Dijauhi
Khutbah

Khutbah Jumat: Berobat dengan Al-Qur’an


Khutbah

Khutbah Jumat: Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya


Khutbah

Khutbah Jumat: Mensyukuri Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Sehat


Nikmat Sehat Khutbah


Khutbah Jumat: Maksud Larangan Jujur dalam Kemaksiatan
Khutbah

Khutbah Jumat: Asyura dan Kemerdekaan


Khutbah

DMCA PROTECTED

Anda mungkin juga menyukai