Anda di halaman 1dari 4

 

Mikrosit
Diameter < 6 mikron, biasa disertai dengan warna pucat (hipokromia). Pada  pemeriksaan sel darah
lengkap didapatkan MCV yang rendah. Ditemukan pada
-          Anemia defesiensi besi
-          Keracunan tembaga
-          Anemia sideroblasik
-          Hemosiderosis pulmoner idiopatik
-          Anemia akibat penyakit kronik
b.      Makrosit
Diameter rata-rata > 8 mikron. MCV lebih dari normal dan MCH biasanya tidak berubah. Ditemukan
pada:
-          Anemia megaloblastik
-          Anemia aplastik/hipoplastik
-          Hipotiroidisme
-          Malnutrisi
-          Anemia pernisiosa
-          Leukimia
-          Kehamilan
Anisositosis adalah suatu keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di
dalam suatu sediaan apus berbeda-beda (bervariasi).
misalnya anemi defisiensi besi yang memberikan respon pada pengobatan

Sel ini didapatkan pada anemia mikrositik yang ada bersamaan anemia makrositik seperti pada
anemia gizi.

Ovalocyte / Elliptical Cell / Elliptocyte


                     Mempunyai bentuk yang sangat bervariasi yaitu oval, pensil, dan cerutu dengan
konsentrasi Hb tidak hipokromik tapi berkumpul di kedua kutub sel. Ciri khas dari sel ini
adalah bentuk silinder dan tengahnya pucat. Ditemukan pada Elliptositosis herediter
( lebih dari 95 % eritrosit berbentuk elliptosit ), anemia defisiensi besi, B12, asam folat,
sickle cell anemia, thalasemia, hemolitik desease.(Ranggani,1989)

Spherocytes, Microshrerocytes, sperosit.


                     Sel-sel tersebut bundar, gelap, uniform, lebih kecil dari eritrosit. Bentuk eritrosit
sferikdengan tebal 3 mikron dan diameternya kurang dari 5,3 mikron dan hiperkromik.
Terdapat pada sferositosis herediter, anemia iso dan auto-immunohemolitik.
(Ranggani,1989)
Sel yang berbentuk bulat atau mendekati bulat. Sferosit merupakan sel yang telah kehilangan sitosol yang
setara. Karena kelainan dari sitoskelekton dan membrane eritrosit.
Schistosit / Fragmentosit
                     Keadaan adanya fragmen di sirkulasi, bentuk kecil dan tidak beraturan. Terjadi
akibat peningkatan trauma mekanis intravaskuler dam mikroangiopati.(Illiawati,2008)
Merupakan fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya tak teratur, berwarna lebih tua. Terjadi pada
anemia hemolitik karena combusco reaksi penolakan pada transplantasi ginjal.

Burr Cell / Sea Urchin Cell


                     Muncul akibat kesalahan waktu pembuatan apusan darah, manifestasi penyakit
tertentu atau gangguan metabolism tubuh. Sel dengan tonjolan duri ( 10 – 30 buah )
karena pecahnya membran sel. Ditemukan pada anemia hemolitik, hepatitis, chirchosis
hepatis, Pyruvate kinase deficiency, Ca gaster, Bleeding peptic ulcer, dan penyakit
ginjal menahun.(Ranggani,1989)
Eritrosit mempunyai tonjolan satu atau lebih pada membrane dinding sel kaku. Terdapat duri-duri di
permukaan membrane yang ukurannya bervariasi dan menyebabkan sensitif terhadap pengaruh dari
dalam maupun luar sel. Terjadi pada sirosis hati yang disertai anemia hemolitik, hemangioma hati,
hepatitis pada neonatal.

Target Cell / Mexican Hat Cell / Bull’s Eye Cell


                     Keadaan dimana eritrosit dengan permukaan luas, bundar, tengahnya menonjol
sehingga tampak lebih gelap dikelilingi daerah pucat, tepi sel terjadi penumpukan dan
warna Hb seperti topi Meksiko. Dapat ditemukan pada thalasemia, penyakit hati, lecithin
cholesterol acyl transferase defisiensi. (Ranggani,1989)

Sickle Cell / Meniscocytes / Crescent Cell


                     Berbentuk menyerupai bulan sabit, lanset, dengan kedua ujung lancip. Terjadi
karena gangguan oksigenasi sel, resistensi osmotic meningkat. Ditemukan pada
penyakit homozygote Hb S, penyakit Hb SC, penyakit Hb S thalasemia sindrom,
penyakit Hb I. (Ranggani,1989)

Crenatiom
Tonjolan-tonjolan pada permukaan eritrosit bukan karena perubahan
perubahan kilnik, merupakan kesalahan teknis misalnya :
- pengeringan yang tertunda
- tercemar lytic agent (detergent)
- tercemar larutan hypertonic
- umur sampel terlalu lama
Crenated” : merupakan kelainan bentuk dari eritrosit (poikilositosis) yang berbentuk seperti artefak.
Krenasi berawal dari sel eritrosit yang mengalami pengerutan akibat cairan yang berada di dalam sel
keluar melalui membran. (Mehta, Atul dan Victor Hoffbrand. 2005). Morfologi krenasi dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, misalnya terjadinya kesalahan pada prosedur pemeriksaan pra-analitik
(penambahan antikoagulan, jenis antikoagulan).
Thorn Cell, Acanthocytes, Super cell.
                     Sel-sel tersebut termasuk dalam sel spikel ( spicule cell) yaitu eritrosit dengan
tonjolan seperti duri yang lancip. Terjadi karena gangguan metabolism lipid. Ditemukan
pada pyruvate kinase deficiency, post splenektomi, pengaruh pengobatan heparin.
(Ranggani,1989)

LEUKOSIT

Smudge cell : Memiliki inti yang tidak sempurna, Basket sel atau smudge sel adalah sel leukosit yang
telah rusak selama persiapan dari darah perifer. Sel ini biasanya terlihat pada leukimia limfositik kronik
tetapi dapat juga terlihat pada penyakit keganasan lainnya. Disebut basket sel karena bentuknya yang
menyerupai keranjang yang di sebabkan karena gumpalan kromatin yang memanjang keluar dari massa
sel dan terlihat sebagai noda kromatin yang bentuknya menyerupai keranjang.  Penyakit yang ditandai
dengan adanya basket sel ini adalah leukemia limfositik kronik.

 Badan Dohle, kadang netrofil mengandung massa biru pucat besar dan bulat di perifer sitoplasma.
Massa ini dapat dijumpai pada infeksi berat, luka bakar, keganasan, lisis sel ekstensif, juga kehamilan
normal. Massa tersebut merupakan kumpulan retikulum endoplasma kasar yang mencerminkan
perubahan metabolik yang sama terjadi pada degranulasi netrofil cepat dan granulasi toksik.

Dohle-bodies: Sisa-sisa ribosom dan retikulosit yang rusak dalam bentuk oval atau bulat, berwarna biru
abu-abu dan biasanya ditemukan pada bagian perifer netrofil, dijumpai pada infeksi berat, keganasan,
anomaly May-Heglin, luka bakar dan setelah pengobatan dengan kemoterapi.

Hipersegmentasi dan Makropolisit, gangguan metabolisme asam folat atau vitamin B12 menyebabkan sel
berproliferasi secara cepat dan memperlihatkan perkembangan abnormal, sel granulisitik cenderung
menjadi berlebihan besar terutama metamielosit di sumsum tulang dan netrofil di darah perifer. Netrofil
memiliki nukleus dengan tujuh atau delapan lobus, bukan tiga atau lima lobus seperti biasanya, juga
sitoplasmanya banyak, namun berfungsi normal.

Pelger-huet anomaly
Pelger-Huet anomaly (PHA) mewarisi kondisi darah di mana inti dari beberapa jenis sel darah
putih (neutrofil dan eosinofil) memiliki bentuk yang tidak biasa (bilobed atau berbentuk halter)
dan struktur (kasar dan kental). Varian herediter, netrofil memiliki inti sel berlobus dua atau satu
dengan kromatin kasar namun berfungsi normal. Sedang varian didapat, morfologi serupa dan
dijumpai  pada penyakit mieloproliferatif. Netrofil matang ini sering disangka bentuk imatur atau
batang

Piknosis → inti sel menyusut, batas tidak teratur, berwarna gelap (inti piknotik)

Inti sel menyusut hingga mengkerut, menunjukkan penggumpalan, densitas kromatinnya


meningkat, memiliki batas yang tidak teratur, dan berwarna  gelap.

Anda mungkin juga menyukai