Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. WASITA PRAMA GATRA


BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 INSTALASI
LISTRIK DAN K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 2
1. AGUS PITRIANTO (Ketua)
2. ADHITYA NUGROHO (Wakil)
3. OKI SUWANTO (Wakil Ketua 2)
4. SUCI RAMDONA APRILIA (Bendahara Khusus)
5. BUDI PRIYONO (Pembicara)

PENYELENGGARA
PT. LINTAS SOLUSI PRIMA TRAINING CONSULTING
DEPOK, 17 – 29 JULI 2017
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1. Latar Belakang ........................................................................

1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................

1.3. Ruang Lingkup ........................................................................

1.4. Dasar Hukum ..........................................................................

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ..............................................................

2.1. Gambaran Umum Tempat Kerja .................................................

2.2. Temuan ...................................................................................

A. Temuan Positif ......................................................................

B. Temuan Negatif ..................................................................

BAB III ANALISA ....................................................................................

3.1. Analisa Temuan Positif ............................................................

3.2. Analisa Temuan Negatif ..........................................................

BAB IV PENUTUP ......................................................................................

4.1. Kesimpulan .............................................................................

4.2. S a r a n …..............................................................................

REFERENSI

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui , berdasarkan data statistik, kasus kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja dalam pekerjaan konstruksi sangat tinggi.  Hal ini
disebabkan karena masih banyak pengurus maupun tenaga kerja belum
mengenal dan memahami peraturan K3 yang berkaitan dengan pekerjaan
mereka. Dengan demikian perlu adanya upaya pengendalian, pembinaan,
penyuluhan dan pelatihan tentang K3 dalam bidang konstruksi sehingga
dapat dicapai kondisi dan lingkungan kerja yang aman. Melalui topik-topik
yang dibahas dalam modul ini diharapkan dapat membantu para calon ahli K3
dalam pemahaman peraturan K3 di bidang konstruksi.

Kecelakaan kerja merupakan resiko yang ada dalam setiap aktivitas


perusahaan. Hal ini terutama pada pekerjaan yang membutuhkan aktivitas
fisik lebih banyak daripada aktivitas pemikiran. Resiko tersebut bisa berupa
kecelakaan ringan hingga pada kecelakaan berat yang berakibat menimbulkan
korban jiwa.

Dalam definisinya, kecelakaan kerja diartikan sebagai sebuah peristiwa yang


terjadi di luar perencanaan yang mengakibatkan ada pihak yang mengalami
kerugian. Kondisi ini khususnya terjadi dalam sebuah aktivitas pekerjaan yang
harus dilakukan sebuah perusahaan dalam proses kerja mereka.

Dan ketika terjadi kecelakaan kerja, maka perusahaan memiliki kewajiban


untuk memberikan jaminan dan tanggungan kepada pihak yang menjadi
korban. Hal ini karena pihak yang menjadi korban tersebut, harus kehilangan
kesempatan untuk beraktivitas selama beberapa waktu dan hal tersebut
terjadi untuk memenuhi kewajiban dalam bekerja.
Di sisi lain, para korban kecelakaan kerja tersebut, mengalami musibah dalam
rangka untuk memberikan keuntungan pada perusahaan melalui aktivitas
yang mereka lakukan tersebut. Inilah mengapa, perusahaan harus tunduk
pada peraturan pemerintah untuk menjamin keselamatan pada pekerjanya.

Sumber dan potensi bahaya yang timbul akibat kontruksi bangunan, instalasi
listrik, dan penanggulangan kebakaran, apabila tidak dikendalikan dengan
pengawasan, akan menimbulkan bahaya kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
Semakin banyak terjadi kecelakaan akibat belum di tanganinya keselamatan
dan kesehatan kerja secara mantap dan menyeluruh pada pekerjaan
konstruksi bangunan, instalasi listrik, dan penanggulangan kebakaran.

Undang-undang No. I Tahun 1970 pasal 2 yang mengatur tentang


Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja khususnya dimana terdapat
kontruksi bangunan, instalasi listrik, dan penanggulangan kebakaran. Oleh
karena itu, perlu ditetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja sebagaimana
diatur dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja. Kontruksi bangunan, instalasi listrik, dan penanggulangan
kebakaran yang digunakan dan pengamanan dan pemeliharaan segala jenis
bangunan di perusahaan/tempat kerja juga mengacu pada Undang-undang
Keselamatan Kerja dimana diatur secara normatif dalam pasal 3 ayat (1)
Undang-undang No. 1 Tahun 1970.

Di sisi lain, seringkali perusahaan tidak mau direpotkan untuk mengurusi


masalah kecelakaan kerja pada karyawannya. Namun demikian perusahaan
pun tidak bisa lepas tangan begitu saja, mengingat ada regulasi yang
mengatur tentang kewajiban perusahan pada karyawannya. Untuk mengatasi
hal ini salah satu langkah yang digunakan perusahaan adalah dengan
memberikan asuransi pada karyawannya apabila terjadi kecelakaan kerja.

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjadi peserta


program asuransi jiwa yang khususnya menangani kasus kecelakaan kerja.
Beberapa manfaat tersebut di antaranya adalah :

1. Memberikan ketenangan kepada karyawan dalam bekerja sehingga mereka


bisa optimal dalam melakukan setiap aktivitasnya di perusahaan.
2. Mengurangi urusan perusahaan sehingga perusahaan bisa tetap fokus
pada aktivitas pekerjaan mereka tanpa melalaikan kewajiban untuk
memberikan jaminan pada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja.
3. Menumbuhkan loyalitas pada karyawan. Sebab, dengan diikutsertakan
pada program asuransi, menunjukkan perusahaan memiliki kepedulian
pada karyawan. Sehingga hal ini bisa berpotensi untuk mengurangi turn
over karyawan yang disebabkan ketidakpuasan kerja mereka.
4. Membantu meringankan beban karyawan yang mengalami kecelakaan
kerja. Karena dengan mengalami kecelakaan kerja, maka seorang
karyawan akan terganggu aktivitasnya dalam mencari nafkah bagi keluarga
mereka.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Setelah mengikuti PKL di PT. WASITA PRAMA GATRA ini sebagai calon Ahli
K3 Umum, kami punya misi kedepan agar bisa memahami dalam pelaksanaan
K3 secara Umum serta pengawasan terhadap Kontruksi bangunan, instalasi
listrik dan penanggulangan kebakaran ditempat kerja kami.

Untuk mencari solusi Keselamatan dan Kesehatan kerja yang terkait dalam
bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari aktifitas kerja dimaksud.

1.3. RUANG LINGKUP

1. Kontruksi bangunan
2. Instalasi Listrik
3. Penanggulangan kebakaran
1.4. DASAR HUKUM

1. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Permenaker No. 01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja


pada konstruksi bangunan.

3. Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang Syarat Pemasangan dan


Pemeliharaan APAR.

4. Permenaker No. 02/MEN/1983 tentang Instalasi Alat Alarm Kebakaran


Automatik.

5. Kep.Menaker No. 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan PUIL 2000.

6. SKB Menaker dan Menteri PU No.174/MEN/1986 dan No.104/KPTS/1986


tentang K3 pada Kegiatan Konstruksi.

7. Permenaker No. 02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.

8. Permenaker No. 186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran.

9. Permenaker No.12/MEN/2015 tentang Keselamatam dan Kesehatan Kerja


Listrik di Tempat Kerja
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA

PT. Wasita Prama Gatra (WPG) telah kualitas jasa ladang minyak sejak tahun
1993. Layanan WPG telah berjalan dengan sukses di hampir setiap daerah
penghasil minyak dan gas dunia dengan spektrum yang luas dari pelanggan
mulai dari perusahaan minyak besar sampai kontraktor jasa sebuah operator
independen kecil. Kami adalah spesialis dalam pelayanan Special Order Slickline
Jasa dan Peralatan, tidak ada pekerjaan terlalu besar atau terlalu kecil, semua
kami kerjakan sesuai dengan standar di seluruh dunia. Perusahaan
berkomitmen terus-menerus untuk melakukan penelitian dan pengembangan
produk dan layanan dan juga untuk menyediakan pelanggan kami dengan
pelayanan terbaik. Melalui dorongan oleh pelanggan kami, kami telah aktif dan
terus fokus ke jangkauan layanan kami untuk memasukkan layanan baru dan
inovatif. Pekerja Perusahaan adalah tulang punggung perusahaan kami. Staf
kami didedikasikan untuk Anda-pelanggan kami dan mungkin kita masih
percaya bahwa layanan dan efisiensi adalah hal yang paling penting kami dapat
tawarkan kepada pelanggan kami.

2.2. TEMUAN

Setelah dilaksanakan observasi dilapangan tempat kerja, dapat kami temukan


sebagai berikut :

A. Temuan Positif :
1. Telah dibentuk Tim Penanggulangan Kebakaran dan Tim Emergency
Respon.
2. Telah disediakan dan disosialisasikan jalur evakuasi dan area
berkumpul
3. Telah disiapkan Alat Pemadam Kebakaran Jenis APAR dengan 2 tipe,
yaitu tipe pressure dan catridge sebanyak 11 buah 9 kg
4. Regulasi internal melarang merokok di Area kerja, untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
5. Telah dilakukan pengecekan APAR secara berkala (1 bulan sekali)
6. APAR sudah terpasang sesuai ketentuan yang berlaku
7. Telah disiapkan tentang pemasangan tanda SIGN peringatan bahaya
aliran listrik

B. Temuan Negatif :
1. Penyambungan kabel listrik yang tidak sesuai standar
2. Tangga menuju lantai 2 dari sisi belakang gedung gudang tidak
memiliki handrail di sebelah kanan, dan terdapat celah yang cukup
besar untuk ukuran kaki orang dewasa.
3. Tidak ada nya unsur keamanan dalam sambungan kabel listrik dari
Meteran PLN yang bisa mengakibatkan bahaya percikan kabel listrik.
4. Akses tangga samping workshop dan kantin ke lantai 2 yang tidak
dilengkapi penerangan yang cukup, bahkan warna lantai tangga
cenderung gelap, dan hanya dipasangkan reflector yang tidak akan
berfungsi normal apabila pintu menuju akses tangga di tutup.
5. Pekerjaan penggunaan cat yang APD nya tidak sesuai standar.
6. Adanya 1 APAR di dalam WH yang penempatannya tidak sesuai aturan.
BAB III
ANAL ISA

3.1. Analisa Temuan Positif

No. Picture Temuan PERATURAN PERUNDANGAN


1 Telah dibentuk tim  UU No. 1/1970 tentang Keselamatan
penanggulangan Kerja butir ps.3 (1)b, dan ps.9
kebakaran.  Permenaker 186/1999 tentang
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja

2 Telah disediakan dan  UU No. 1/1970 tentang Keselamatan


disosialisasikan jalur Kerja butir ps.3 (1)d, dan ps.9
evakuasi dan Area  Permenaker 186/1999 tentang
Berkumpul / assembly Penanggulangan Kebakaran di
point Tempat Kerja

3 Telah disiapkan ALat  UU No. 1/1970 tentang Keselamatan


Pemadan Kebakaran Kerja butir ps.3 (1)b, dan ps.9
jenis APAR, jumlah 11,  Permenaker 186/1999 tentang
masing-masing 9 kg Penanggulangan Kebakaran di
dengan 2 model, tipe Tempat Kerja
APAR Catridge da
Pressure

4 Regulasi internal  UU No. 1/1970 tentang Keselamatan


melarang merokok di Kerja butir ps.3 (1)b, dan ps.9
area kerja, untuk  Permenaker 186/1999 tentang
mencegah terjadinya Penanggulangan Kebakaran di
kebakaran Tempat Kerja

5 Telah dilakukan  UU No. 1/1970 tentang Keselamatan


pengecekan APAR berikut Kerja butir ps.3 (1)b, dan ps.9
perawataanya, secara  Permenaker 186/1999 tentang
rutin. Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
6 APAR yang sudah  UU No. 1/1970 tentang Keselamatan
terpasang sudah sesuai Kerja butir ps.3 (1)b, dan ps.9
ketentuan yang berlaku  Permenaker 186/1999 tentang
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
 Peraturan Menteri no 4 th 1980 pasal
6

7. Sudah ada SIGN tentang  Permenaker 5/MEN/2015


Pemasangan tanda  PUIL 2000 Bagian 9.4.5 Tentang
peringatan terhadap Pemasangan Papan dan Tanda
peralatan yang Peringatan
mengakibatkan bahaya

3.2. Analisa Temuan Negatif

Analisa
Saran / Peraturan
No. Picture Temuan Potensi
Rekomendasi Perundangan
Bahaya
1 Penyambunga Dapat Penggantian isolasi  Permenaker
n kabel yang menyebabkan dengan terminal yang
5/MEN/2015
tidak sesuai pekerja/karyawan lebih aman.
dengan tersengat listrik  Puil 2000 bagian
standar. 6.2.1

2 Tangga Dapat Dibuat pegangan  UU No. 1/1980 pasal


sebelah kanan menyebabkan pada tangga sisi 25
tanpa karyawan sebelah kanan
dilengkapi terperosok.
pegangan
untuk tangan
dan terlihat
jarak yang
cukup lebar
dengan
dinding
3 Tidak adanya Akumulasi panas, Harus dilengkapi Permenaker 75/MEN/2002
unsur kebakaran pengaman pelindung tentang Penerapan PUIL
keamanan kabel dan 2000 bagian 6
pada prosedur penyambungan
penyambunga diberikan terminal
n pada kabel agar aman dan
mudah pada
pemasangan.

4 Akses tangga Dapat Pencahayaan di Permenaker 1 tahun 1980


tidak menimbulkan tambahkan pada Bab 2 pasal 5
dilengkapi bahaya terjatuh daerah siku anak
penerangan karna anak tangga dan beri batas
yang baik dan tangga tidak tegas atau list atau
reflector yang terlihat jelas tanda perbedaan
terpasang tinggi setiap anak
tidak tangga, atau gunakan
berfungsi warna lantai yang
dengan baik cerah.

5 Pekerjaan Terhirupnya Melengkapi Alat Permenaker no 1 th 1980


penyemprotan komponen cat Pelindung Diri yang pasal 99
dengan semprot . memenuhi syarat
menggunakan
cat semprot
tanpa adanya
APD yang
memenuhi
syarat.

6 Letak APAR Menyulitkan ketika Buatkan dudukan PerMen 04 tahun 1989 Bab
tidak dibutuhkan. setinggi 125cm dari 2 pasal 4Penyam
tergantung dasar lantai dan
dan tidak menempel di dinding
mudah terlihat
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

1. PT. WASITA PRAMA GATRA adalah perusahaan jasa dalam bidang service
pipa pengeboran di bidang MIGAS, dalam pengoperasiannya terdapat
penanganan K3 dibidang :

a. Kontruksi bangunan;

b. Instalasi listrik;

c. Penanggulangan kebakaran;

2. Perusahaan sudah mengimplementasikan SNI 13-6984-2004 dan SNI 13-


6985-2004.

3. Dari pengamatan kelompok II masih dijumpai kondisi tidak aman dibidang


listrik, bagian konstruksi bangunan dan system proteksi kebakaran masih
menggunakan system manual.

4.2. SARAN
1. Agar pengurus meningkatkan pembinaan, pengawasan terhadap
dilaksanakannya UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dan
Permenaker No. 12/Men/2015 tentang K3 bidang listrik di tempat kerja

2. Agar dikembangkan system proteksi kebakaran automatic sesuai


permenaker No.2/Men/1983 tentang instalasi alarm kebakaran otomatis
dan diintegrasikan dengan SMK3, OHSAS 18001 yang salah satunya
adalah peningkatan K3 dibidang istrik dan kebakaran.

3. Agar pengurus meningkatkan pembinaan, pengawasan terhadap


dilaksanakannya Permenaker No. 1/Men/1980 tentang K3 di bidang
Kontruksi Bangunan

4. Perbaikan sesegera mungkin terhadap kondisi yang tidak aman dibidang


listrik dan kebakaran, agar permasalahan tidak menjadi lebih rumit, dan
tidak terjadi kecelakaan kerja akibat bahaya listrik dan bahaya kebakaran.
REFERENSI

1. Company Profile http://wasitapramagatra.blogspot.co.id/


2. Himpunan Peraturan Perundangan-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
edisi 2015
3. Kumpulan Modul K3 kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Tahun 2016
4. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 04-0225-2000

Anda mungkin juga menyukai