Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENULIS
VARIABEL
HIPOTESIS
METODE
HASIL
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 26 No. 2 September 2015 (JURNAL 1)
PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP
PENANAMAN MODAL ASING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (Tahun
2004-2013)
Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, PMA, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Inflasi (X1) berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap PMA (Y1) 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel tingkat
suku bunga(X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap PMA (Y1) 3. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel nilai tukar rupiah(X3) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap PMA(Y1) 4. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Inflasi(X1) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) 5.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Tingkat suku bunga (X2) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2 6. Hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel nilai tukar (X3) rupiah berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) 7. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (Y2) ini
jurnal Media Akuntansi, Vol. 1, No.1, September 2018 : 66-79(JURNAL 2)
Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Yuni Rachmawati
H1: Inflasi berpengaruh positif terhadap harga saham, H2: Suku bunga berpengaruh
positif terhadap harga saham, H3: Inflasi dan Suku bunga berpengaruh positif
terhadap harga saham
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear sederhana dan analisis
regresi berganda
PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP RETURN
SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
H1. tingkat Suku bungaberpengaruh negatif terhadap return saham ; H2. inflasi
berpengaruh negatif terhadap return saham ; H3. Nilai tukar berpengaruh negatif
terhadap return saham
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah menggunakan sampel jenuh.
Analisis
data yang digunakan yaitu uji regresi linear berganda
Return yang diharapkan berupa deviden untuk investasi saham dan pendapatan
bunga untuk investasi di surat utang
Return merupakan tujuan utama investor untuk mendapatkan hasil dari investasi
yang dilakukan oleh investor. Dengan adanya return saham yang cukup tinggi akan
lebih menarik para investor untuk membeli saham tersebu
Oleh karena itu untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian
yang akan diperoleh investor maka investor perlu memprediksikan agar dapat
mengetahui seberapa besar pengembalian yang akan diperolehnya
Jika expected return suatu saham lebih besar dari required return saham tersebut,
maka saham tersebut mengalami undervalued, dan apabila expected return lebih
kecil dari required return-nya, maka saham tersebut overvalued (Bodie et al., 2008)
Singkatnya return adalah keuntungan yang diperoleh investor dari dana yang
ditanamkan pada suatu investasi
Tingkat return yang diperoleh investor dipengaruhi oleh banyak faktor
Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present
value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada
tidak akan menarik lagi
Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang akan
ditanggung perusahaan dan juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan
investor dari suatu investasi akan meningkat (Wismantara, 2017)
Beberapa bukti empiris juga membuktikan bahwa pengaruh tingkat suku bunga
terhadap return saham menunjukkan hasil yang berbeda-beda
Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat
inflasi itu sendiri
Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sedangkan tingkat
inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi
sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga akan bergerak dengan lamban
(Samsul, 2006)
Stabilnya nilai tukar rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing akan menjaga
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi
JURNAL 4
H1: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif pada return saham. H2: Nilai tukar
rupiah berpengaruh negatif pada return saham. H3: Leverage berpengaruh positif
pada return saham. H4: Profitabilitas berpengaruh positif pada return saham.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dalam bentuk asositaif yang menunjukkan hubungan antar variabel yang ada dalam
penelitian.
JURNAL 5
MODEL KAUSALITAS ANTARA TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI KURS
DOLLAR AS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PADA BURSA EFEK
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Vol. 15. No. 1, Maret 2018: 50-56
Indeks Harga Saham Gabungan, Tingkat Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar dari Dollar
AS
Maka dapat disimpulkan bahwa depresiasi mata uang suatu negara cenderung
meningkatkan PDB negara tersebut dan kenaikan PDB ini dapat mendorong kenaikan
investasi di dalam negeri, sehingga hal ini juga dapat mendorong kenaikan IHSG.
Kenaikan tingkat kurs juga dapat mendorong kenaikan tingkat harga. Menurut Case
dan Fair (2007) kenaikan mata uang suatu negara cenderung meningkatkan tingkat
harganya. Ada dua alasan efek ini terjadi. Pertama, ketika mata uang suatu negara
lebih murah, produknya lebih kompetitif di pasar dunia, sehingga ekspor naik.
JURNAL 6
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA
SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar, dan Indeks Harga Saham Gabungan.
H1 : pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Inflasi (X1) terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (Y) dimana nilai thitung 2,040 > 2,037 dan nilai signifikansi
0,050 < 0,05. Dari hasil uji t diketahui bahwa Inflasi (X1) dengan Indeks Harga Saham
Gabungan (Y) memiliki hubungan positif, artinya semakin tinggi nilai Inflasi maka
Indeks Harga Saham Gabungan akan naik, dan sebaliknya jika Inflasi menurun maka
Indeks Harga Saham Gabungan akan menurun. H2 : pengaruh yang positif dan
signifikan antara variabel Inflasi (X1) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Y)
dimana nilai thitung 4,737 > 2,037 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber
yang telah ada baik data internal maupun eksternal organisasi dan data yang dapat
diakses melalui internet, penelusuran dokumen atau publikasi informasi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Pengumpulan data dalam penelitian ini
diperoleh dari hasil publikasi Bank Indonesia berupa data bulanan Bank Indonesia
meliputi inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika selama
periode 2018-2020
Variabel inflasi dan suku bunga secara parsial tidak berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan variabel nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh terhadap
return saham.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor properti & real estate yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu
data dokumentasi berupa data inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah, dan
return saham
Kesimpulan hasil uji nilai tukar rupiah menunjukkan nilai tukar rupiah berpengaruh
terhadap return saham. Pada saat nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
melemah berdampak pada penurunan pasar ekuitas dan pasar ekuitas menjadi tidak
punya daya tarik dari investor mengakibatkan investor akan lebih cenderung
menyimpan uang dalam bentuk mata uang asing (dolar AS). Investor tidak
mempertimbangkan perubahan inflasi dan suku bunga dalam pengambilan
keputusan investasi sedangkan perubahan nilai tukar dianggap informasi yang
bermanfaat
bagi investor untuk menentukan return yang akan diterimanya.
JURNAL 8
Tingkat inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, kurs, dan
tingkat pertumbuhan GDP terhadap IHSG diBursa Efek Indonesia.Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa hanya
kurs yang berpengaruh
secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku
bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG.
Jenis data penelitian termasuk ke dalam data kuantitatif dengan periode
pengamatan dari tahun 2000 sampai tahun
2009. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa data yang mendukung variabel
penelitian.