Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan bangunan sipil, selalu berkaitan dengan
masalah pekerjaan tanah. Pekerjaan tanah ini dilakukan mulai dari menggali, menggusur,
memindahkan, memadatkan dan pengelolaan untuk mendapatkan spesifikasi tanah yang diharapkan
atau yang ditentukan. Kadang kala kegiatan pekerjaan tanah mempunyai porsi yang cukup besar.
Hal ini dapat terjadi pada proyek pembangunan bendungan, pembangunan jalan baru, pembukaan
lahan untuk lokasi hunian atau perkebunan, irigasi dan lain sebagainya.
Setiap pekerjaan pembangunan sipil apabila diperhitungkan masalah efisiensi waktu dan
efektifitas kegiatan pada proyek yang berskala besar, maka perlu dilakukan dengan cara mekanis
atau dengan menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan.
Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas pekerjaan perlu dilakukan perencanaan
secara cermat dan teliti yang dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian, pengalaman yang baik
dan memiliki kemampuan manajerial. Sasaran utama proyek adalah bagaimana dapat melakukan
efisiensi terhadap :
1. Biaya (B)
2. mutu, (M)
3. dan waktu (W)
Seiring dengan perkembangannya di era modern ini manusia dituntut dalam menyelesaikan
suatu tugas untuk mencapai tujuannya secara cepat dan tepat dimana persaingan pada jasa konstruksi
semakin ketat dan sulit jika tidak mengikuti jaman dan teknolgi tinggi, karena dituntut untuk lebih
cepat dalam mengerjakan proyek pembangunan.
Dalam dunia jasa konstruksi yang dilakukan, dituntut untuk dapat mencapai target produksi
yang diinginkan, oleh sebab itu dibutuhkan teknologi yang dapat membantu dalam mencapai target
produksi yang diinginkan.
Pemindahan tanah mekanis adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
kegiatan penggalian (digging), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), penimbunan
(dumping), perataan (spreading and levelling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan
dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat). Oleh karena itu peralatan mekanis yang
telah diciptakan dapat membantu dan mempermudah dalam setiap aspek pekerjaan yang dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari pengerjaan tugas mata kuliah PTM dan Alat Kontruksi ini, yaitu:
1. Mengetahui macam-macam alat berat.
2. Memahami prinsip kerja alat berat .
3. Mengetahui kegunaan dan manfaat alat berat.
4. Fungsi alat konstruksi sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
5. Mengkaji penggunaan alat konstruksi untuk pekerjaan tanah yang optimal.
1.2.2. Tujuan
Untuk tujuan yang akan dicapai dengan adanya tugas dari mata kuliah PTM dan Alat
Konstruksi ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui perencanaan dalam proses pekerjaan galian dan timbunan dalam segi
biaya dan waktu.
2. Untuk menghitung produktivitas alat-alat konstruksi dalam artian jumlah alat yang akan
digunakan.
1.3. Batasan Masalah
Dalam menganalisa produktifitas alat-alat berat pada pekerjaan tanah yang begitu
luas, maka ruang lingkup permasalahan dalam penyusunan tugas PTM dan alat konstruksi
ini dibatasi, yaitu :
1. Menghitung volume tanah.
2. Menghitung jumlah alat berat.
3. Menghitung biaya operasi alat berat.
4. Time schedule.
5. Menghitung produktivitas alat berat.
Adapun alat berat yang terlibat dalam tugas ini, yaitu:
1. Backhoe type Komatzu PC 200-8.
2. Dumptruck type Hino FM 260 JD.
3. Bulldozer type Komatzu D31P-20.
4. Vibration Roller type Caterpillar CB24 Utility Compactor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Mencari jumlah alat berat secara umum bertujuan untuk mempersiapkan alat – alat
yang akan digunakan sebelum pelaksanaan proyek dimulai, sehingga pada saat
pelaksanaan proyek akan lebih mudah, guna mencapai hasil yang efisien.
Produktifitas alat-alat berat merupakan salah satu hal yang penting dalam mencari
jumlah alat berat. Oleh karena itu untuk mendapatkan produktifitas dari masing-masing
alat berat tersebut diperlukan pengidentifikasian masalah yang ada. Dalam hal ini
pengidentifikasian masalah tersebut memerlukan data dari lokasi yang ditinjau.

2.2 Produktivitas
Produktifitas alat berat adalah batas kemampuan alat berat untuk bekerja.
Hubungan antara tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia dan tenaga yang dapat
dimanfaatkan adalah sangat penting diketahui, karena kita dapat menentukan berapa
kapasitas alat yang harus kita pilih untuk suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, dan
sangat berpengaruh pada produktifitas suatu alat berat.

2.3 Pengenalan Dasar Alat – Alat Berat


Dalam suatu proyek pekerjaan tanah, alat-alat berat dalam fungsinya memegang
peranan yang sangat penting, dimana setiap pengoperasiannya alat berat ini
membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga alat-alat berat harus dimanfaatkan
seefisien mungkin.
Pengertian alat berat itu sendiri tidak terdapat definisi khusus, hanya dapat
dikatakan bahwa alat-alat berat adalah alat-alat yang mempunyai dimensi yang cukup
besar, yang dapat dipergunakan untuk memaksimalkan suatu kegiatan.
Banyak alat-alat berat yang bisa dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan tanah, baik
jenis maupun fungsinya, yang dalam pelaksanaanya tergantung dari kondisi tanah,
volume pekerjaan, kapasitas produksi alat yang digunakan dan waktu yang tersedia.
Pekerjaan tanah dapat dipisahkan menjadi beberapa kegiatan yaitu:

a. Pekerjaan pemotongan tanah (cutting)


Yaitu pekerjaan yang bermaksud mengurangi ketinggian tanah sampai mencapai
ketinggian yang direncanakan.
b. Pekerjaan pemuatan (loading)
Yaitu usaha memuat hasil pemotongan ke dalam alat angkut.
c. Pekerjaan pengangkutan (hauling)
Yaitu usaha memindahkan tanah ke tempat lain.
d. Penebaran tanah (spreading)
Yaitu usaha penebaran tanah untuk mendapatkan permukaan yang rata.
e. Pembersihan permukaan (shipping)
Yaitu pemotongan bagian atas permukaan tanah agar bersih dari rumput maupun
tanah yang kurang baik.
f. Pemadatan tanah (compacting)
Yaitu usaha untuk memadatkan tanah agar didapatkan daya dukung tanah yang
disyaratkan.
g. Pembasahan (watering)
Yaitu usaha membasahi tanah sebelum dipadatkan agar pada saat pelaksanaan
pemadatan diperoleh kepadatan yang maksimum dalam waktu yang singkat.
h. Galian tanah (excavating)
Yaitu usaha membuat lubang atau saluran yang lebih rendah dimana alat tersebut
berdiri.

2.4 Dasar Bekerjanya Peralatan


Suatu alat dapat bergerak bila mendapatkan gaya atau tenaga. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi gerakan peralatan yaitu:

2.4.1 Tahanan Gelinding (rolling resistance = RR)


Tahanan gelinding didefinisikan sebagai tenaga tarik (kg) yang diperlukan
untuk menggerakan tiap ton berat kendaraan termasuk muatannya di atas
permukaan datar.
Untuk kendaraan beroda ban, besarnya tahanan gelinding dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Ukuran ban
b. Tekanan angin
c. Bentuk kembang dari permukaan ban
Sedangkan untuk kendaraan beroda rantai biasanya hanya tergantung pada
sifat permukaan tanah. Sesuai dengan definisi tersebut maka gaya tarik (kg/ton)
dibagi dengan berat total kendaraan (kg) adalah besarnya nilai tahanan gelinding
(Rolling Resistance).

R
Gambar 2.1 Menetukan Tahanan Gelinding

2.4.2 Landai Permukaan (grade)


Bila kendaraan bergerak naik pada permukaan yamg miring maka diperlukan
tenaga tambahan agar gerakannya tetap. Kendaraan melalui jalan yang naik, tenaga
traksi yang diperlukan oleh kendaraan akan naik pula, kira-kira akan sebanding
dengan naik jalan yang dilalui. Demikian juga bila jalan turun, tenaga yang
diperlukan berkurang dengan nilai yang sama seperti jalan naik.
Landai yang dinyatakan dalam (%), ialah perbandingan antara perubahan
ketinggian per satuan panjang jalan. Penambahan dan pengurangan traksi akibat
adanya tanjakan atau turunan dapat dikatakan berbanding lurus dengan persen (%)
naik turunnya landai tersebut. Meskipun keadaan sebenarnya tidak tepat demikian,
namun secara praktis pernyataan tersebut dapat digunakan secara praktis, karena
hasilnya tidak begitu jauh dari kenyataan.
2.4.3 Koefisien Traksi
Tenaga mesin hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang maksimal apabila ada
gesekan yang cukup antara permukaan ban/roda dengan –permukaan tanah tempat
alat tersebut bekerja. Apabila gesekan antara tanah dengan roda/ban kurang, maka
tenaga berlebih yang dilimpahkan kepada roda hanya akan menyebabkan selip.
Koefisien traksi adalah besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip dibagi
dengan berat kendaraan keseluruhan untuk kendaraan beroda rantai (crawler) atau
besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaraan yang
terlimpah pada roda geraknya.
Besarnya koefisien traksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya
untuk kendaraan roda karet, kembang ban, bentuk dan ukuran ban,keadaan
permukaan tanah dan sebagainya sangat mempengaruhi besarnya nilai koefisien
traksi. Variasi-variasi ini tidak dapat diberikan secara pasti, tetapi dari percobaan-
percobaan dapat diberikan ancer-ancer seperti tabel berikut :

Tabel 2.1 Koefisien Traksi Menurut Tipe dan Keadaan Tanah

Tipe dan Keadaan Tanah Jenis Roda

Ban Cushion Track Kelabang

1. Lempung, liat kering, tanah kering. Jalan 0.55 0.7 0.9


datar tanpa perkerasan, kering.

2. Lempung, tanah liat basah, lempung liat 0.45 0.55 0.7


becek, tanah pertanian basah.

3. Tempat pengambilan batu. 0.65 0.45 0.55

4. Pasir basah 0.40 0.45 0.50

5. Jalan kerikil, gembur 0.36 0.40 0.50

6. Pasir kering, gembur 0.20 - 0.35

7. Tanah basah berlumpur 0.20 - 0.25


Tabel 2.2 Koefisien Traksi Berdasarkan Pengaruh Permukaan dan Ban Roda

Permukaan Whell (Roda Karet) Crawler (Rantai)

Beton kering dan kasar 0.8 – 1.00 0.45

Tanah liat kering 0.5 – 0.7 0.90

Tanah liat basah 0.4 – 0.5 0.70

Pasir, kerikil 0.2 – 0.4 0.30

Kusrin, 2008

2.4.4 Pengaruh Ketinggian


Apabila semakin tinggi suatu tempat maka makin kurang padat kadar oksigen
pada daerah itu, dengan kurangnya kadar oksigen akan berpengaruh terhadap hasil-
hasil pembakaran dan tenaga mesin.
Tenaga mesin di atas ketinggian 750 m akan berkurang sebesar 1 % setiap
kenaikan tempat 100 m, atau berkurang 2 % setiap kenaikan 1000 feet di atas
ketinggian 750 m. Rumus demikian biasanya berlaku untuk mesin 4 langkah,
sedangkan untuk mesin 2 langkah biasanya kehilangan tenaga mesin tersebut
diperhitungkan 3%.
2.4.5 Tenaga Tarik (drawbar pull = DBP)
Tenaga yang tersedia pada traktor/kendaraan yang dapat dihitung untuk
menarik muatan disebut tenaga tarik traktor (drawbar pull = DBP), ialah tenaga
yang terdapat pada gantol (hook) di belakang traktor tersebut, yang
dinyatakandalam kilogram atau lbs.
Dari tenaga mesin secara keseluruhan setelah dikurangi untuk mengatasi
gesekan-gesekan mekanisme traktor, untuk tenaga menggerakan kendaraannya
sendiri dan lain-lain pengaruh yang mengurangi daya guna mesin, maka sisanya
dihitung sebagai DBP.

2.4.6 Tenaga Roda (rimpull)


Tenaga gerak yang dapat disediakan mesin kepada roda-roda gerak suatu
kendaraan yang dinyatakan dalam kg atau lbs disebut dengan tenaga roda. Jika
Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu
menghindari selip, maka besarnya rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh
mesin/ ban kendaraan adalah fungsi dari tenaga mesin (dalam Horse Power) dan
verseneling antara mesin dan rodanya.

RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin) / (Kecepatan mesin dalam mph)


Keterangan :
RP = Rimpull (Kekuatan tarik kendaraan) lbs
HP = Horse Power (Tenaga Mesin) HP
375 = Angka Konversi
Efisiensi Mesin = 80 – 85%

Jadi, saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT

Efisiensi nilainya berkisar 80-85 %, sedangkan HP adalah tenaga mesin


dalam Horse Power (Tenaga Kuda).
2.4.7 Kemampuan Mendaki
Kemampuan mendaki tanjakan adalah landai maksimal yang dapat ditempuh
sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan dalam % landai.
Kemampuan mendaki berbeda pada masing-masing keadaan traktor atau
kendaraan yang kosong atau yang isi muatan atau dalam keadaan menarik muatan
atau kecepatan pada gigi yang dipilih dan sebagainya.
Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mover) dibatasi oleh
a. Daya tarik (DBP atau Rimpull) yang disediakan oleh mesin.
b. Rolling Resistance pada permukaan jalan.
c. Berat total dengan muatan.
d. Landai permukaan jalan yang dilalui.
Untuk crawler traktor, kemampuan mendaki dihitung berdasarkan sisa DBP
yang ada, setelah dari DBP seluruhnya dikurangi dengan DBP yang dibutuhkan
untuk menanggulangi rolling resistance.
2.5 Alat Berat Menurut Fungsinya
Alat pengangkat dan pemuat :
• Back Hoe
• Power Shovel
• Dragline
• Clamshell
• Loaders
Alat Pengangkut :
• Dump Truck
• Lori
• Wagon Trailer
• Belt Conveyor
Alat Pemadat :
• Vibrator Roller
• Sheep Foot Roller
• Three Wheel Roller
• Tandem Roller
• Pneumatic Tired Roller

2.6 Sifat – Sifat Tanah


Beberapa sifat- sifat tanah yang berhubungan dengan pekerjaan pemindahan,
penggusuran dan pemadatan perlu diketahui, karena tanah yang akan dikerjakan akan
mengalami perubahan dalam volume dan kepadatannya. Keadaan tanah yang
mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai dalam pekerjaan-pekerjaan tanah antara lain
:
a. Keadaan tanah yang kita jumpai sebelum tanah tersebut terusik atau tanah dalam
kondisi sebelum mengalami gangguan, jadi keadaan yang sesuai dengan keadaan alam.
Keadaan ini yang disebut dengan keadaan asli (bank), dan ukurannya dinyatakan dalam
bank measure (BM). Keadaan yang demikian ini meliputi juga keadaan sejumlah tanah
yang akan dikerjakan, jadi tidak mutlak keadaan alam yang sebenarnya.
b. Keadaan tanah yang lepas (loose), ialah keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha
pengusikan, misalnya digusur, digali, diangkut, dan sebagainya. Ukuran tanah dalam
keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam % BM (BM + swell), jadi volume tanah loose
lebih besar dibanding volume asli pada berat tanah yang sama.
c. Keadaan tanah yang padat, ialah keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha
pemadatan dengan bermacam cara, baik dengan alat maupun dengan tenaga manusia.
Besar ukuran tanah dalam keadaan padat (compacted) ini, jika dibandingkan dengan
BM, sangat tergantung dari usaha pemadatan yang diberikan, jadi mungkin lebih besar
atau mungkin lebih kecil.

Tabel 2.3 Faktor Konversi Untuk Volume Tanah

Jenis Tanah Kondisi Kondisi tanah yang akan dikerjakan

Tanah Asli Lepa Pada


Semula s t
(A) 1.00 1.11 0.95

Pasir (B) 0.90 1.00 0.86

(C) 1.05 1.17 1.00

Tanah liat (A) 1.00 1.25 0.90

Berpasir/tanah (B) 0.80 1.00 0.72

Biasa (C) 1.11 1.39 1.00

(A) 1.00 1.25 0.90

Tanah Liat (B) 0.70 1.00 0.63

(C) 1.11 1.59 1.00

Tanah campur (A) 1.00 1.18 1.08

(B) 0.85 1.00 0.91

Kerikil (C) 0.93 1.09 1.00


(A) 1.00 1.13 1.03

Kerikil (B) 0.88 1.00 0.91

(C) 0.97 1.10 1.00

(A) 1.00 1.42 1.29

Kerikil kasar (B) 0.70 1.00 0.91

(C) 0.77 1.10 1.00

Pecahan cadas (A) 1.00 1.65 1.22

Atau (B) 0.61 1.00 0.74

batuan (C) 0.82 1.35 1.00

Lunak
Pecahan (A) 1.00 1.70 1.31

Granit (B) 0.59 1.00 0.77

(C) 0.76 1.30 1.00


atau

Batuan keras
(A) 1.00 1.75 1.40

Pecahan batu (B) 0.57 1.00 0.80

(C) 0.71 1.24 1.00

Batuan (A) 1.00 1.80 1.30

hasil (B) 0.56 1.00 0.72

(C) 0.77 1.38 1.00


Peledakan

Sumber : Kusrin, 2008

Keterangan :
A = Tanah Asli ; B = Tanah Lepas ; C = Tanah Padat
2.7 Produksi Alat Berat
Dalam merencanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat-alat berat, ada satu
hal yang sangat penting bagaimana menghitung kapasitas operasi alat-alat berat. Biasanya
kapasitas dari suatu mesin konstruksi dinyatakan dalam m3/jam atau cuYd/jam. Produksi
didasarkan pada pelaksanaan volume yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus
dalam satu jam, misalnya :

Q = q x N x E = q x 60 x E
Cm
Keterangan :

Q = Produksi perjam alat (m3/jam, cuYd/jam)

Q = Produksi alat dalam satu kali gerakan (m3, cuYd)

N = Jumlah siklus dalam satu jam N = 60 CM

E = Efisiensi Kerja

Cm = Waktu siklus dalam menit

2.8 Efisiensi Kerja


Dalam merencanakan suatu proyek, produktifitas perjam dari suatu alat yang
diperlukan adalah produktifitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal dikalikan
dengan suatu faktor.
Efisiensi kerja tergantung pada banyaknya faktor seperti, topografi, keahlian
operator, pemilihan standar pemeliharaan dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.
Dalam kenyataannya memang sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja, tetapi
dengan dasar pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendekati
kenyataan.
Tabel 2.4 Efisiensi Kerja

Kondisi Operasi Pemeliharaan Mesin


alat
Baik Baik Sedang Buruk Buruk

Sekali Sekali

Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63

Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60

Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54

Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45

Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32

Sumber : Kusrin, 2008

Kondisi kerja tergantung dari hal-hal berikut dan keputusan terakhir harus
diambil dengan memperhitungkan semua hal tersebut dibawah ini :
a. Apakah alat sesuai dengan topografi yang bersangkutan.
b. Kondisi dalam pengaruh lingkungan seperti ukuran medan dan
peralatan, cuaca saat pelaksanaan dan penerangan pada tempat dan
waktu yang diperlukan.
c. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antar peralatan dan mesin.
d. Metode operasional dan perencanaan persiapan.
e. Pengalaman dan kepandaian operator dan pengawasan untuk
pekerjaan. Hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pemeliharaan peralatan.
a. Penggantian pelumas dan gemuk secara teratur.
b. Kondisi peralatan pemotong ( blade, bucket, bowl, dsb ).
c. Persediaan suku-suku cadang yang sering diperlukan dalam peralatan
yang bersangkutan.
2.1. Alat Berat Yang Dipergunakan
2.9.1 Excavator
Excavator adalah alat yang berfungsi sebagai penggali, maupun
pemuat tanah tanpa harus banyak berpindah tempat dengan menggunakan
tenaga power take off dari mesin yang dimilikinya.
Keuntungan excavator ini dibanding dengan dragline dan clamshell
ialah karena excavator dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian
yang lebih baik, karena kekakuan konstruksinya. Excavator ini lebih
menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuat hasil
galian ke dalam truk.
Kapasitas excavator, dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
1. Jenis material tanah
2. Kedalaman galian
3. Persyaratan teknis galian
4. Sudut putaran bucket
5. Kondisi mesin excavator
6. Kondisi lapangan kerja

Gambar 2.3. Excavator

• Produksi Excavator
Untuk menghitung produksi excavator, faktor yang mempengaruhi
adalah kapasistas bucket, dalam galian, jenis material, sudut swing, dan
keadaan medan. Produksi excavator secara umum dapat ditentukan dengan
rumus :

q x 3600 x E
Q =
Cm

Dimana : Q = Produksi excavator (m3/jam)


q = Produksi persiklus (m)
E = Efisiensi Kerja
Cm = Waktu siklus (detik)

Produksi persiklus dapat ditentukan dengan rumus :

q = ql x k

dimana = q = Produksi tiap gerakan (m 3)


ql = Kapasitas bucket (m3)
k = Faktor bucket

Banyaknya tanah yang dapat dikeruk ke dalam bucket tergantung dari tipe dan
keadaan tanah saat pelaksanaan. Perbedaan ini diperhitungkan melalui suatu
perkalian dengan faktor-faktor seperti tercantum di bawah ini

Waktu siklus (Cm)

Cm = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + Waktu buang

Kondisi gali/ Ringan Rata-rata Agak Sulit Sulit


Kedalaman gali

0 m - 2m 6 9 15 28

2 m - 4m 7 11 17 28

4m – lebih 8 13 19 30

Sumber : Rochmanhadi, 1985

Tabel 2.5 Waktu gali


Sudut Putar Waktu Putar

45o-90o 4-7

90o-180o 5-8

Sumber : Rochmanhadi, 1985

Tabel 2.6 Waktu Putar (detik)

Untuk beberapa jenis pemuatan tanah, factor bucket dapat dilihat pada
tabel:

Kondisi Pemuatan Faktor

Pemuatan Pemuatan material/bahan dari stockpile atau


dari material yang telah dikeruk oleh backhoe
Ringan
lain,dengan tidak lagi memerlukan daya gali,
dan bahan dimuat munjung ke dalam bucket. 0.8-1.0

Contoh : pasir, tanah berpasir, tanah colloidal


dengan kadar air sedang

Pemuatan Pemuatan material/bahan dari stockpile tanah


sedang lepas yang lebih sukar dikeruk kedalam bucket
tetapi dapat dimuat sampai akhir mujung
(antara peres dan mujung/penuh)
Contoh : pasir kering, tanah berpasir, tanah 0.6-0.8
campur tanah liat, gravel yang belum disaring,
pasir padat dan sebagainya, atau menggali dan
membuat gravel lunak langsung dari bukit asli.
Pemuatan Pemuatan batu belah atau batu cadas belah,
agak sulit tanah liat yang keras, pasir campur gravel,
tanah berpasir, tanah colloidal yang liat, tanah
liat yang berkadar air tinggi, bahan-bahan
tersebut telah ada pada stockpile/ persediaan 0.5-0.6
sulit untuk mengisi bucket dengan material-
material
Pemuatan Batu bongkah besar dengan bentuk yang tidak
sulit beraturan dengan banyak ruangan diantara
tumpukannya, batu hasil peledakan, batu
bundar yang besar, pasir campuran, batu-batu 0.4-0.5

bundar, tanah berpasir, tanah campur lempung,


tanah liat yang tidak bias dimuat gusur ke
dalam bucket

Sumber : Rochmanhadi, 1985

Tabel 2.7 Faktor Bucket

2.9.2 Dump Truck


Dump truck adalah suatu alat pengangkutan khusus yang digunakan
untuk pekerjaan konstruksi sipil yang dapat menumpahkan material sendiri.
Penumpahan muatan ini dilakukan dengan cara mengangkat salah satu
bagian dari badannya dengan alat hidrolis sedemikian rupa sehingga bagian
badan lainnya tetapdan berputar pada engsel-engsel yang sudah tersedia.
Berdasarkan cara menumpahkannya dump truck dapat dibagi menjadi:
a. Rear dump truck, ialah yang melakukan penumpahan kebelakang.
b. Side dump truck, ialah yang melakukan penumpahan kesamping.
c. Rear and Side dump truck, ialah yang dapat melakukan penumpahan
kebelakang dan kesamping.
Dump truck dibuat dengan berbagai ukuran kapasitas, yaitu mulai dari 3 ton
sampai dengan 30 ton yang penggunaannya disesuaikan dengan masing-
masing medan.

Gambar 2.4 Dump truck


• Pemilihan Dump Truck
Besar kecilnya kapasitas dump truck yang akan dipilih hendaknnya
disesuaikan dengan jumlah bahan atau muatan yang diangkut, karena hal
ini menyangkut dari jumlah truk yang akan dipilih. Untuk membandingkan
antara keuntungan dan kerugian penggunakan besar kecilnya truk yang
akan dipakai, berikut ini diberikan data-data yang akan diperlukan :
A. Truk Kecil

Keuntungan
o Lebih lincah dalam operasi
o Kecepatan tinggi
o Berkurangnya produksi tidak terlalu terasa bila salah satu truk ada yang
mogok atau rusak.
o Mudah menyesuaikan banyaknya truk dengan produksi alat gali atau alat
pemuat.
Kerugian
o Alat gali sulit mengisi muatan
o Waktu hilang banyak, karena banyaknya truk yang digunakan
o Pengemudi atau operator banyak
o Menimbulkan bahaya yang besar bila truk banyak menunggu ditempat
gali atau jalan angkut untuk menunggu giliran.
o Biaya investasi dan pemiliharaan besar
B. Truk Besar
Keuntungan
o Jumlah sedikit sehingga biaya investasi dan pemeliharaan kecil
o Pengemudi atau operator sedikit
o Baik untuk angkut jarak jauh, bahaya berkumpulnya truk disatu tempat
dapat dihindari.
o Pemuatan dari alat gali lebih mudah sehingga waktu hilang kecil
o Bahan baker biasanya relative kecil
o Memperkecil frekuensi menunggu ditempat
gali Kerugian
o Biaya angkut besar, waktu muat besar khususnya bila alat gali ukurannya
kecil
o Muatan yang besar akan cepat merusak jalan angkut, sehingga
pemeliharaan jalan angkut besar
o Sulit menentukan keadaan yang seimbang antara jumlah truk dengan
produksi alat gali
o Suku cadang mungkin sulit didapatkan dipasaran
o Ukuran yang besar kemungkinan akan kesulitan melewati jalan umum.

• Produksi Dump Truck


Untuk menghitung produksi perjam total dari beberapa dump truck
yang mengerjakan pekerjaan yang sama secara simultan dapat dihitung
dengan rumus :

q x 60 x E
Q =
Cm

Dimana : Q = Produksi Dump Truck (m3/jam)


q = Produksi persiklus (m)
E = Efisiensi Kerja
Cm = Waktu siklus (menit)

Cm = cycle time = - Waktu pemuatan (T1)


- Waktu pengangkutan (Th)
- Waktu menumpah (Td)
- Waktu kembali (Tr)
- Waktu menunggu (Tw)

Total cycle time = T1 + Th + Td + Tr +Tw

a. Waktu pemuatan (Loading time) = T1


Cd
T1 = x K x Cml
q1

Dimana : T1 = Waktu pemuatan (det)


Cd = Kemampuan muat dump truck (m3)
q1 = Kapasitas bucket excavator (m3)
k = Faktor bucket
Cm1 = Waktu siklus excavator tiap sekali muat

b. Waktu pengangkutan (Hauling time) = Th


D
Th =
V1

Dimana : Th = Waktu pengangkutan (det)


D = Jarak angkut (m)
V1 = Kecepatan rata-rata pada saat muatan
penuh (m/menit)

c. Waktu kembali (returning time) = Tr


D
Th =
V2
Dimana :
Tr = Waktu kembali (det)
D = Jarak angkut (m)
V2 = Kecepatan kembali pada saat muatan
kosong (m/menit)

d. Waktu menumpah (Dumping time) = Td


Dimana bisa diperkirakan dan ini tergantung dari lokasi penumpahan.

e. Waktu menunggu (Waiting time) = Tw


Dimana bisa diperkirakan dan ini tergantung dari lokasi pemuatan.

Datar Menanjak Menurun

Kecepatan Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa


(km/jam) beban beban beban beban beban beban

30 50 20 40 20 40

http://miningforce.blogspot.com/2020/04/perhitungan-produksi-dump-truck.html?m=1

Tabel 2.8 Kecepatan Dump truck


2.9.3 Bulldozer
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor
sebagai tempat dudukan dengan penggerak utamanya. Bulldozer bersifat
serba guna dan dapat melakukan tugas-tugas, antara lain :
a. Pembersihan lapangan pekerjaan dari pepohonan, kayu-kayu, puing-
puing bekas bangunan dan sebagainya, pekerjaan ini sering disebut
clearing.
b. Pembukaan jalan-jalan kerja darurat menuju ketempat lokasi pekerjaan.
c. Pembukaan atau penggusuran tanah dalam jarak dekat.
d. Mendorong scraper pada waktu memuat.
e. Meratakan tanah pada daerah fill, megisi kembali galian atau parit.
f. Memelihara jalan kerja atau jalan angkut.
g. Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengembalian material.
h. Mengupas bagian tanah yang jelek, striping.
i. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata,
finishing.

Gambar 2.2 Bulldozer


• Alat gerak bulldozer

Menurut alat geraknya, bulldozer dibagi dalam dua tipe, ialah dengan roda
rantai (crawler tractor doze) dan dengan roda ban (wheel tractor doze ).

Roda Rantai Roda Ban

1. Daya dukung besar terutama 1. Kecepatan lebih besar


pada tanah lunak
2. Dapat bekerja pada tanah 2. Tidak perlu alat angkut ke lokasi
Lumpur pekerjaan
3. Dapat bekerja pada tanah 3. Menguntungkan untuk jarak
berbatu tajam angkut yang jauh
4. Kecepatan rendah, jarak angkut 4. Kelelahan operator kecil
pendek 5. Tidak dapat bekerja pada medan
5. Daya apung besar yang jelek
6. Perlu alat angkut ke lokasi, 6. Jalan angkut perlu pemeliharaan
karena dapat merusak jalan yang baik
yang dilalui

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://web.ipb.ac.id/

Tabel 2.3 perbandingan antara roda rantai dan roda ban

• Macam-macam pisau bulldozer


Beberapa jenis pisau (blade) yang dipakai pada bulldozer, yaitu :
a. Universal blade (U-blade), ialah pisau yang berguna untuk efektifitas
produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer dapat mendorong atau membawa
muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan yang relative lebih kecil
dalam jarak angkut cukup jauh.
b. Straight blade (S-blade), ialah pisau yang cocok untuk segala jenis medan,
blade ini merupakan modifikasi dari U-blade.
c. Angling blade (A-blade), ialah pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan
menyudut.
d. Cushion blade (C-blade), ialah pisau yang dilengkapi dengan rubbercushion
(bantalan karet) untuk meredam tumbukan.
e. Bowdozer, ialah pisau yang dibuat untuk membawa/ mendorong material
dalam jumlah kehilangan sesedikit mungkin, hal ini dimungkinkan karena
adanya dinding baja samping dan bagian bawah.
f. Light material U-blade (U-blade untuk material ringan), ialah pisau yang
direncanakan untuk pekerjaan material lepas (non kohesif) yang ringan.
• Produksi bulldozer
Untuk menghitung produksi bulldozer beberapa pabrik membuat alat
pemeriksa tabel estimasi untuk model bulldozer tertentu, tetapi apabila tidak
memberikan estimasi maka dapat dihitung dengan rumus :

60 Cm
Q = q x N x E = qx xE

Dimana : Q = Produksi bulldozer (m 3/jam, cuYd/jam)


q = Produksi persiklus (m 3, cuYd)
N = Jumlah siklus dalam satu jam
Cm = Waktu siklus (menit)

a. Produksi persiklus
Untuk pekerjaan penggusuran, produksi persiklus adalah
sebagai berikut :

q = L x H2 x a

dimana = q = Produksi tiap gerakan (m 3)

L = Lebar blade (m,)

H = Tinggi blade (m)


a = Faktor blade

Derajat Pelaksanaan Penggusuran Faktor


blade

Penggusuran Penggusuran dapat dilaksanakan dengan pisau


ringan penuh tanah lepas, kadar air rendah, tanahberpasir
dapat dipadatkan,tanah biasa, bahan/material
untuk timbunan persediaan (stockpile) 0.9-1.1

Penggusuran Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur


sedang dengan sudut penuh, tanah bercampur kerikil atau
0.7-0.9
split. Pasir dan batu pecah.
Penggusuran Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur
agak sulit kerikil, tanah liat yang sangat kering,dan tanah
0.6-0.7
asli.

Penggusuran Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar


sulit
0.4-0.6

https://id.scribd.com/doc/107085073/Menghitung-Kapasitas-Produksi-Sebuah-Bulldozer

Tabel 2.4 Faktor pisau dalam penggusuran

Waktu siklus (Cm)


Waktu yang dibutuhkan untuk bulldozer menyelesaikan satu siklus
menggusur, mengganti perseneling dan mundur, dapat dihitung sesuai dengan
rumus di bawah ini :
D D
Cm = + + Z
F R
dimana = F = Kecepatan maju (m/menit)
R = Kecepatan mundur (m/menit)
D = Jarak angkut (m)
Z = Waktu pindah gigi (menit)

Kecepatan maju berkisar antara 3-5 km/jam dan kecepatan mundur antara 5-7 km.
Waktu yang diperlukan untuk ganti perseneling.
Mesin gerak langsung
1. Dengan tongkat tunggal 0.10 menit
2. Dengan tongkat ganda 0.20 menit

2.9.4 Vibration Roller


Cara pemampatan vibration roller adalah dengan menggunakan efek
getaran dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil
berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya
gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi
bagian-bagian yang kosong yang terdapat diantara butir-butirnya.
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan
vibration roller ialah frekwensi getaran, amplitudo dan gaya sentrifugal.
• Produksi Vibration Roller
Untuk menghitung produksi perjam vibration roller dapat dihitung
dengan rumus :

W x V x H x 1000 x E
Q =
N

Dimana : Q = Produksi vibration roller (m3/jam)


W = Lebar pemadatan efektif tiap pass (m)
E = Efisiensi Kerja
V = Kecepatan Operasi (Km/Jam)
H = Tebal Pemadatan untuk 1 lapis (m)
N = Jumlah Pas Untuk Pemadatan

Jenis Jumlah pass

Mesin gilas roda ban 3-4


Mesin gilas roda besi 4-8
Mesin gilas- getar 4-8
Kompaktor tanah 4-10

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jom.unpak.ac.id/index.php

Tabel 2.10 Jumlah Pass Untuk Pemadatan

Jenis Kecepatan

Mesin Gilas roda besi Sekitar 2 Km/jam

Mesin Gilas roda ban Sekitar 2.5 Km/jam

Mesin Gilas getar Sekitar 1.5 Km/jam

Mesin Gilas kaki kambung Sekitar 20 Mil/jam

Kompaktor tanah Sekitar 4 – 10 Km/jam

Tamper Sekitar 1 Km/jam

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jom.unpak.ac.id/index.php

Tabel 2.11 Kecepatan Operasi


Jenis W

Tipe Gilas makadam Lebar roda gerak = 0.2 m


Mesin Gilas tandem Lebar roda gerak = 0.2 m
Kompaktor tanah (Lebar roda gerak x 2) = 0.2 m
Mesin Gilas roda ban Jarak antara dari luar dari ban-ban
paling luar = 0.3 m
Mesin Gilas getar dan besar Lebar roller = 0.2 m
Bulldozer (Lebar trackshoe x 2) = 0.3 m
Mesin Gilas getar yang kecil Lebar roller = 0.1 m
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jom.unpak.ac.id/index.php

Tabel 2.12 Lebar Efektif Pemadatan

2.10 Biaya Kepemilikan dan Operasi

Biaya kepemilikan terdiri dari biaya-biaya penyusutan, biaya bunga,biaya


pajak dan biaya asuransi. Perhitungan biaya-biaya pemilikan sering menimbulkan
salah pengertian, karena adanya kata memiliki dalam setiap menghitung biaya
pemilikan,apakah untuk penggunaan alat-alat yang disewa biaya pemilikan juga
harus dihitung. Namun yang jelas biasanya pihak penyewa akan selalu menghitung
biaya pemilikan yang dijadikan sebagai dasar untuk menentukan besarnya harga
sewa yan ditetapkan. Bila biaya pemilikan tidak dihitung dan dimasukan sebagai
biaya operasi alat berat penawaran harga satuan pekerjaan maka kerugian sudah
menunggu.
Sedangkan biaya operasi adalah biaya untuk kebutuhan bahan bakar,
pelumas, filter, ban, reparasi, dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk upah operator
juga pembantu operator. Biaya pemilikan merupakan dasar untuk menentukan
biaya operasi alat di lapangan.

Biaya Kepemilikan
Biaya Kepemilikan terdiri dari :
1. Biaya penyusutan per jam :
Nilai penyusutan (Rp.)
Biaya penyusutan per jam =

Umur ekonomis alat (jam)


2. Biaya bunga modal :

Lama pinjam (thn x Bunga / thn x Harga alat)


Biaya bunga modal =

Umur ekonomis alat (jam)

3. Biaya asuransi :

Premi asuransi persatan waktu


Biaya asuransi =

Perkiraan penggunaan mesin persatuan waktu

Biaya Operasi
Biaya Operasi terdiri dari :

1. Biaya Bahan Bakar = (0.125-0.175) x Hp x Harga bahan bakar


2. Biaya Bahan Pelumas = (0.01-0.02) x Hp x Harga pelumas
3. Biaya Perbaikan dan Perawatan = (12.5%-17.5%) x Harga alat
Perkiraan pengunaan mesin

4. Biaya Operator
5. Biaya Pembantu Operator.

2.11. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan


Menggunakan

2.11.1 Alat-alat Berat

Di dalam menghitung perkiraan biaya palaksanaan pekerjaan sangatlah


perlu mengetahui biaya utama untuk keperluan tersebut. Biaya utama adalah biaya
untuk- satuan volume, luas, panjang dan sebagainya yang dihasilkan oleh alat untuk
satu jenis pekerjaan.

Biaya kepemilikan + Biaya operasi alat


Biaya utama =

Hasil produksi alat


BAB III

METODE PELAKSANAAN
3.1 Data- Data
Suatu proyek jalan menghubungkan 2 (dua) buah kota di Jawa Barat dengan
gambar penampang memanjang pada lampiran I, untuk menghindari
kelongsoran maka diperlukan pemotongan/galian pada lereng bukit dari sta
4+700 sampai sta 4+975 dengan gambar penampang galian seperti pada
lampiran II. Tanah hasil galian pada pekerjaan jalan tersebut akan digunakan
untuk pekerjaan reklamasi dengan jark angkut 30 Km.
Diketahui data data teknis lainnya sebagai berikut :

1. Jenis tanah = Tanah Biasa (Sand Clay)


2. Waktu pelaksanaan = 175 hari
3. Jumlah hari terganggu = 20 hari
4. Jam kerja = 8 jam/hari
5. Tingkat suku bunga = 22 %
6. Biaya asuransi = 0.2 %
7. Data alat berat :

a. Backhoe

▪ Tipe Alat : Caterpillar 320 D


▪ Volume Bucket : 0.9 m3
▪ Efisiensi Kerja : 1.45
▪ Waktu Gali : 13 detik
▪ Waktu Buang : 4 detik
▪ Waktu Putar : 8 detik
▪ Tenaga : 137 HP
▪ Umur Ekonomis : 12 tahun
▪ Harga Alat : Rp. 2.500.000.000,-

b. Dumptruck

▪ Tipe Alat : Mitsubishi Fuso FN527MS


▪ Kapasitas :6m
▪ Efisiensi Kerja : 1.45
▪ Kecepatan isi : 52 km/jam

▪ Kecepatan kosong : 72 km/jam


▪ Tenaga : 220 HP
▪ Faktor Bucket : 0.8
▪ Cycle Time : 11 menit (Loading)
: 9 menit (Dumping)
▪ Umur Ekonomis : 12 tahun
▪ Harga Alat : Rp. 850.000.000,-
c. Bulldozer
▪ Tipe Alat : Caterpillar D6G Series 2
▪ Lebar Pisau : 2.44 m
▪ Tinggi Pisau : 0.56 m
▪ Efisiensi Kerja : 0.75
▪ Jarak Gusur : 87 m
▪ Tenaga : 160 HP
▪ Umur Ekonomis : 12 tahun
▪ Harga Alat : Rp. 2.400.000.000,-
d. Vibration Roller
▪ Tipe Alat : Caterpillar CB24 Utility Compactor
▪ Kecepatan rata-rata : 9 km/jam
▪ Lebar Efektif : 1.2 m
▪ Efisiensi Kerja : 1.45
▪ Tebal Pemadatan 37
▪ Tenaga : 33 HP
▪ Umur Ekonomis : 12 tahun
▪ Harga Alat : Rp. 2.200.000.000,-

Lain – Lain :
a. Upah operator : Rp. 28.000
b. Upah Pembantu operator : Rp. 26.000
c. Bahan bakar solar : Rp. 8.000
d. Minyak Pelumas : Rp. 25.000

3.1 Pemeriksaan Keadaan lapangan


Perencanaan yang teliti untuk penggunaan peralatan dari hasil survey
lapangan yang cermat dan penggunaan peralatan yang baik akan
menghasilkan daya guna dan hasil guna yang tinggi.
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dari pelaksanaan untuk
mencapai produk yang diinginkan. Perencanaan yang kurang baik akan
mengakibatkan bermacam-macam persoalan dan masalah-masalah yang
menjurus pada kerugian atau penggunaan dana yang kurang bermanfaat dan
kesulitan-kesulitan lainnya.
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang maksimal dari
pemeriksaan keadaan lapangan (survey) disusun urutan kegiatan
selanjutnya .

Pemeriksaan Keadaan Rencana Rencana

Lapangan ( Survey ) Teknis Pelaksanaa

Hasil pemeriksaan keadaan lapangan (survey) yang teliti dan cermat


serta keadaan lapangan kerja sangat perlu untuk penyiapan rencana teknis
dan rencana pelaksanaan. Survey harus dilakukan secara visual maupun
secara pengukuran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam
pemeriksaan keadaan lapangan adalah sebagai berikut :
1. Keadaan lapangannya sendiri
Termasuk data-data yang diperlukan untuk land clearing, misalnya
mengenai :
a. Tetumbuhannya (kerapatan pohon, diameter pohon, kekerasan
kayu, jenis-jenis pepohonan, struktur akar, dan lain-lain)
b. Mengenai keadaan tanahnya (kekerasan tanah, keadaan lapisan
tanah, jenis tanah, dan lain-lain)
c. Mengenai keadaan curah hujannya
d. Mengenai keadaan topografi lapangan pekerjaan
e. Mengenai volume pekerjaan
2. Keadaan kemampuan kerja
Pemeriksaan sarana tenaga kerja setempat dan yang perlu diusahakan,
sangat penting untuk dilaksanakan, diantaranya :
e. Mengenai kekmampuan tenaga kerja setempat
f. Mengenai kemampuan perusahaan-perusahaan setempat untuk
bidang-bidang yang diperlukan, misalnya : Bidang sipil, bidang
bahan bangunan, bidang peralatan dan sebagainya.
g. Mengenai kemampuan perlogistikan perlu diadakan survey
mengenai tempatnya, jumlahnya, harga-harganya, kemampuan
suplainya dan sebagainya untuk bahan-bahan seperti : bahan bakar,
pelumas, suku cadang, makanan, bahan bangunan dan lain-lain.

3. Keadaan kemampuan transport


Pemeriksaan hal ini mencakup :
a. Tujuan akhir transportasi peralatan dan bahan
b. Keadaan & kemampuan jalan
c. Keadaan dan kemampuan jembatan
d. Dan lain-lain yang dipergunakan untuk transportasi bahan dan
alat.
Dalam melakukan survey keadaan lapangan ada beberapa metode yang
dipakai. Dalam penghitungan kuantitas pohon kami menggunakan
metode area yaitu dengan mengambil sampel-sampel dari 3 titik yang ada di
lapangan yaitu dengan parameter dari kerapatan pohon :
a. Sangat rapat
b. Rapat
c. Kurang rapat

yang nantinya diambil nilai rata-rata dan berikut ialah perhitungannya:


Diambil sample area : 40m x 40m = 1600m 2
3.1 Perencanaan Pelaksanaan Pekerjaaan
Dari pemeriksaan keadaan lapangan (survey), dapat ditentukan beberapa
kegiatan selanjutnya, diantaranya adalah :
- Metoda pelaksanaan pekerjaan yang dipilih
- Macam, jenis, tipe peralatan/alat-alat berat yang akan digunakan
- Jumlah alat-alat berat/peralatan yang sesuai dengan volume dan bagan
waktu pelaksanaan pekerjaan
Setelah diketahui metoda pelaksanaan pekerjaan dan peralatannya, dari
beberapa alternatif kita dapat memilih yang paling menguntungkan dan paling
baik.
Metoda pelaksanaan pekerjaan harus sudah meliputi hal-hal berikut :
- Pembersihan medan (Land Cleraing)
- Pengupasan medan (Stripping)
- Galian tanah
- Timbunan tanah dan penebaran
- Pemadatan tanah dan
- Perataan tanah
Cara kerja yang tepat dan benar mempunyai efek yang besar terhadap produksi
alat. Cara pelaksanaan pekerjaan yang tepat sangat dipengaruhi oleh volume
pekerjaan, spesifik pekerjaan, bagan waktu yang ditentukan, keadaan lapangan
dan sebagainya.
Pemilihan cara pelaksanaan pekerjaan adalah identik dengan pemilihan
penggunaan peralatan didalam pelaksanaan pekerjaan tanah dengan
menggunakan alat-alat berat.
URUTAN PERHITUNGAN
BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT-ALAT BERAT
Engineer’s Estimate

Bagan Waktu Biaya


Jumlah
Batas Waktu pelaksanaa
Target Volume Pekerjaan peralatan
(Jam) npekerjaa
yag
(m2/jam; m3/jam n
Data & dibutuhka
(enggineer
Pengolahan Volume n (unit,bh)
Data Pekerjaa
n (BOQ)

Rencana Perhitungan
Teknis Biaya K & O
Penentuan (Rp./Jam)
Cara Pemetuan
Pelaksanaan tipe dan jenis Biaya persatuan
Renc. dari alat- alat Produksi (Rp/m2;
Pelaksanaa alternatif- berat dan Perhtungan Rp/m3)
alternatif Peralatan Kapasitas/ Alat
(m2/jam;
m3/jam) Biaya Utama
(Prime Cost)
3.2 Perbandingan Pelaksanaan Pekerjaan

Dari metoda-metoda pelaksanaan pekerjaan yang ada , atau dari penggunaan


macam dan jenis alat-alat berat yang digunakan kita dapat beberapa alternatif
pekerjaan.
Memang kadang-kadang sangat sulit untuk menentukan alternative mana
yang paling sesuai untuk suatu pelaksanaan pekerjaan, karena kadang-kadang
kita jumpai bahwa alternative yang baik menurut kita , belum tentu paling
murah biaya pelaksanaannya. Pemilihan alternatif yang paling baik sangat
mempengaruhi berhasil tidaknya pelaksanaan proyek yang bersangkutan.
Faktor kemampuan pelaksanaan kerja dan faktor ekonomi sangat
mempengaruhi pada pemilihan alternatif.
Pemilihan beberapa alternatif dapat kita batasi dengan faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Keadaan medan
b. Keadaan tanah
c. Kwalitas pekerjaan yang disyaratkan
d. Pengaruh lingkungan
e. Volume pekerjaan yang disyaratkan
f. Biaya produksi untuk pelaksanaan pekerjaan dengan alat berat yang relatif
rendah
g. Prosedur operasi alat dan pemeliharaan alat yang mudah dan sederhana.
h. Umur alat yang tinggi
i. Undang-undang perburuhan, termasuk keselamatan kerja untuk para
pelaksana.

Setelah secara garis besar ditentukan alternatif-alternatif mendekati asumsi


yang wajar untuk pelaksanaan pekerjaan, secara kasar dapat diperkirakan
jumlah biaya keseluruhan untuk tiap-tiap alternatif, sehingga setiap alternatif
dapat dibandingkan dari segi besarnya biaya.
Kalau dipandang dari segi pelaksanaan pekerjaan atau dengan kata lain dari
segi pemilihan peralatan maka yang perlu diprtimbagan adalah :
1. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai dengan volume pekerjaan, begitu
pula jumlah alat harus sesuai dengan volme pekerjaan yang diminta.
2. Dari pengertian armada alat, bahwa kapasitas alat yang satu harus sesuai
dengan kapasitas alat yang lain, jangan terlalu kecil atau terlalu besar,
sehingga menyebabkan ada alat yang menunggu alat yang lain. Hal ini
merupakan hal yang tidak ekonomis dari segi penggunaan alat.
3. Fungsi ganda harus diusahakan untuk semua alat yang digunakan untuk
pekerjaan tersebut. Sebenarnya bukan ganda saja, tetapi kalau mungkin
lebih dari dua fungsi penggunaan alat, agar penggunaan alat dapat terus
menerus dimanfaatkan.
4. Pemeliharaan alat yang mudah dan pengelolaan yang sederhana. Untuk itu
agar dapat diusahakan pemilihan alat yang popular dan terjamin suku
cadang dan perbaikannya, yang diukur dari kemampuan pengelolaan
sendiri maupun dari perusahaan lain ataupun dari perusahaan
perwakilannya.
3.5. Pekerjaan pemotongan pohon ø30cm-50cm
Alat yang digunakan :
3.5.1. Dump Truck
Dump truck adalah suatu alat pengangkutan khusus yang digunakan
untuk pekerjaan konstruksi sipil yang dapat menumpahkan material
sendiri.
3.5.2. Alat Pemotong ( Chainsaw )
Chainsaw adalah suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan
memotong kayu/pohon.

3.6 Pekerjaan Pembersihan dan Pengupasan lahan ( ø <30cm )


Alat yang digunakan :
3.6.1 Excavator
Pembersihan dan pengupasan lahan dalam hal ini adalah suatu
pemindahan lapisan tanah atau batuan yang berada diatas bahan
galian, agar bahan galian ini menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan
kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah yang baik diperlukan alat
yang mendukung dan sisimatik. Penggunaan peralatan yang semi
manual lebih efektif dalam item pekerjaan ini, penggunaan peralatan
alat mekanis seperti Excavator untuk mengangat sampah-sampat
tersebut dalam dump truck untuk dibuang jauh dari lokasi pekerjaan.
Pekerjaan ini dilakukan selama 1 minggu.
KESIMPULAN
1. Dari perhitungan produktifitas excavator perjam sesuai dengan data yang telah di
hitung adalah 58.909m2/jam. Untuk waktu galinya 33 detik dan excavator berjumlah
dua unit dengan waktu yang dibutuhkan adalah 142 hari
2. Dari perhitungan produktifitas Dump Truck perjam 3.101 m3/jam untuk dump truck
yang dibutuhkan berjumlah 38 unit dan dump truck yang harus ada dilokasi berjumlah
41 unit dan untuk site out put perhari 24.808m3/jam
3. Dari perhitungan produktifitas Bulldozer persiklus adalah 0.688m3 dengan waktu
siklus 2.005 menit dan jumlah bulldozer yang dibutuhkan berjumlah 7 unit dengan
produktifitas bulldozer 19.301m3/jam site output perhari 154.408m3/hari dengan
waktu yang dibutuhkannya 145 hari
4. Dari perhitungan produktifitas vibrator roller 121.5m3/jam dan jumlah vibrator roller
yang dibutuhkan berjumlah 1 unit dengan waktu yang dibutuhkan adalah 138 hari

Rekap Jumlah alat yang dibutuhkan adalah


a. Excavator / Backhoe 2 unit
b. Dumptruck 41 unit
c. Bulldozer 7 unit
d. Vibrator Roller 1 unit
DAFTAR PUSTAKA
Kusrin, 2008. Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat. Semarang : University Press
Rochmanhadi, 1987. Kapasitas dan Produksi Alat-Alat Berat. Jakarta : Departemen
Pekerjaan umum
Ronald Martin Sokop, 2020. Perhitungan Produksi Dump Truck. Melalui :
http://miningforce.blogspot.com/2020/04/perhitungan-produksi-dump-truck.html?m=1
Johan Noor Istigfar, 2018. Menghitung Kapasitas Sebuah Bulldozer. Melalui :
https://id.scribd.com/doc/107085073/Menghitung-Kapasitas-Produksi-Sebuah-Bulldozer
Puji Wiranto, Diklat Mata Kuliah PTM dan Alat Kontruksi, Bogor : Universitas Pakuan
Melalui : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jom.unpak.ac.id/index.php
LAMPIRAN

1. Merek dan Type Alat Berat

NO KODING MEREK TYPE TH BUAT


1 600074 19512 CATERPILAR 320 D / EXCAVATOR 2014
2 600220 24949 KOMATSU HD 785 / DUMP TRUCK 2012
3 600074 20212 CATERPILAR D7H BULLDOZER 2012
4 600056 00936 BOMAG BW 211D-40 / VIBRATOR 2012
ROLLER

2. Gambar Alat Berat

2.1 320 D / EXCAVATOR 2.2 HD 785 / DUMP TRUCK

2.3 D7H BULLDOZER 2.4 BW 211D-40 / VIBRATOR ROLLER

Anda mungkin juga menyukai