SAMPUL HALAMAN
Kelas : XI MIPA 3
Absen : 23
BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan. Tidak
semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Saya
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki Saya
bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saya akan menerima semua
kritik dan saran tersebut untuk memperbaiki karya tulis saya.
Semoga Makalah ini bermanfaat bagi teman-teman maupun pembaca dan semoga
dengan adanya Makalah ini teman-teman serta pembaca bisa menambah pengetahuan
tentang “Dampak Pacaran Bagi Remaja”.
Penulis
3
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
ABSTRAK.............................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................6
3.4. Metode Analisis Data Dari angket yang peneliti bagikan kepada siswa MAN 2
Bandar Lampung,.....................................................................................................17
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................21
5.2. Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
5
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah dampak pacaran bagi remaja, dan
menghindari dampak negatif dalam pacaran di usia remaja serta bagaimana
membentuk pola pacaran sehat. Tujuan dalam penelitian ini ialah menjelaskan secara
efektif dampak pacaran, sehingga menjadi hal yang negatif dikehidupan para remaja.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif pendekatan kuantitatif, yaitu
untuk menghitung jumlah persentase dan metode deskriptif kualitatif, yaitu untuk
mendiskripsikan hasil persentase dari metode kuantitatif tersebut. Data penelitian ini
ialah dampak pacaran bagi remaja peserta didik MAN 2 Bandar Lampung, sedangkan
sumber data penelitian ini ialah data angket yang disebarkan kepada 100 siswa MAN
2 Bandar Lampung. Teknik penelitian ini menggunakan teknik baca dan catat, yaitu
mencatat atau mengambil data penelitian, kemudian untuk diambil objek-objek yang
akan diteliti. Disebut teknik baca atau membaca, yaitu hasil jawaban angket yang
telah diberikan oleh siswa MAN 2 Bandar Lampung.
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian singkat dari pacaran merupakan hubungan antara lawan jenis atau laki-laki
dengan perempuan yang mempunyai hubungan khusus dan melebihi dari status
teman. Biasanya orang-orang banyak yang sudah melakukan hubungan tersebut
karena hubungan tersebut telah umum dimana saja. Dengan menulis laporan
penelitian ini saya bertujuan untuk meneliti mengenai dampak pacaran bagi remaja.
Saya mengambil tema tersebut karena banyak kalangan remaja menganggap pacaran
adalah hal yang lumrah di lakukan tanpa tahu dampaknya. Semoga dengan penelitian
ini kami dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Dapat kita ketahui pacaran tidak bisa lepas dari kalangan remaja, karena masa
pubertas pada remaja sekitar usia 11-20 tahun, di saat itulah hormon seksual atau
reproduksinya meningkat, yang dapat menimbulkan ketertarikan terhadap lawan jenis
disertai keinginan untuk memiliki.
Pada kalangan remaja saat ini pacaran menjadi identitas yang sangat penting dan di
banggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan terlihat percaya diri jika sudah
memiliki pacar, sebaliknya jika tidak memiliki pacar dianggap kurang gaul dan
dianggap lemah karena tidak bisa menaklukkan lawan jenisnya. Karena itu, mencari
pacar dikalangan remaja sudah lumrah dan tidak saja menjadi kebutuhan biologis
tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, mayoritas remaja saat ini
sudah memiliki teman spesial yang disebut “pacar”.
7
Pada satu sisi, pacaran memang telah membawa manfaat pada kalangan remaja salah
satunya pada kebutuhan mental contohnya percaya diri dengan penampilannya, lebih
bersemangat dalam bertivitas, meningkatkan imun karena perasaan senangnya dan
sebagainya. Ringkas kata pacaran yang telah mendunia ini memang telah
memberikan beberapa manfaat, namun kalangan remaja ini tidak bisa pula menipu
diri sendiri akan kenyataan bahwa pacaran mendatangkan malapetaka dan
kesengsaaan bagi kehidupannya.
Berpinjak dari latar belakang di atas, masalah dalam makalah ini dapat di rumuskan
sebagai berikut:
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Remaja/Pubertas
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks,
dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan
karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Elizabeth B. Hurlock (1999)
Remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang mencakup
kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Soetjiningsih (2004)
Pengertian remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan masa
dewasa, yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual, yaitu usia 11 atau 12 tahun
sampai dengan 20 tahun.
antara usia anak-anak dan dewasa, yang mencangkup perubahan biologis, kognitif
dan emosional serta masa remaja adalah fase mencari jati diri biasanya masa remaja
dimulai saat terjadinya kematangan seksual, yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai
dengan 20 tahun.
B. Pengertian Pacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama
agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah
kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal
ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk
hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.
Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang
berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini
didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing.
Menurut Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria
dan wanita yang diwarnai keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004),
keintiman meliputi adanya rasa kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk
mengungkapkan informasi penting mengenai diri pribadi kepada orang lain (self
disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman.
10
1. Globalisasi
Globalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat lagi dibendung. Globalisasi yang
paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya
internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya
bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsumtif, hedonisme
dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran
di usia dini.
Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah ditetapkan oleh
orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi
mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu, pacar
merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut
untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.
Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan
kekecewaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup
tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha mengikuti tetapi
tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemungkinan besar akan dijauhi
oleh teman-temannya.
Kekerasan seksual
Pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi
Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia
mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP
secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang
dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi
saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah
12
bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba,
kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.
Menurunkan konsentrasi
Hal ini terjadi jika remaja telah mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga
emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya
sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan
kepadanya dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan
prestasi remaja tersebut.
Menguras harta
Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk
pacarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan
hadiah untuk pacarnya.
13
Tidak setia
Bila dalam berpacaran tidak sesuai dengan yang kita inginkan dan ada orang lain
yang memberikan apa yang tidak di berikan oleh pacar kita, selingkuh akan menjadi
alternatifnya. Sehingga itu akan menyakiti orang lain.
Hati-hati berpacaran
Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih
jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari
masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat,
sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah
menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan.
No Seks
Katakan “tidak pada seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi
batas. Karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan
14
kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam
masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita,
keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter
kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau
tidak.
Rem Keimanan
Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian
pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang
melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi
pasangan yang baik.
Kita bisa termasuk kedalam orang yang pola berpacarannya sehat dengan
menerapkan prinsip -prinsip yang sehat Dalam berpacaran.Mungkin saja ketika dalam
berpacaran kita menemukan perbedaan prinsip, khususnya tentang apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Hal itu adalah wajar, asalkan tetap saling menghargai
semua bisa kembali normal bahkan bisa saling mererti satu sama lainnya. Setiap
orang, khususnya pemuda-pemudi, mempunyai hak untuk bicara secara terbuka,
termasuk mengungkapkan prinsipnya masing-masing kepada pasangannya dalam
berpacaran . karena mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada
penerimaan dari pasangan kita. Maksud dan keinginan kita akan dapat diterima dan
15
2.2. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan pendapat dari para ahli mengenai pengaruh pacaran bagi
remaja, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
A. Remaja adalah masa manusia yang menjembatani antara usia anak-anak dan
dewasa, yang mencangkup perubahan biologis, kognitif dan emosional
b. masa remaja adalah fase mencari jati diri biasanya masa remaja dimulai saat
terjadinya kematangan seksual, yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
B. Sampel Penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung pada tanggal 28 Februari 2021 s/d tanggal 4 Maret
2021
A. Metode Penelitian
1) Metode Studi Pustaka Peneliti menggunakan metode studi pustaka ini dengan
mengumpulkan referensi-referensi yang berkaitan erat dengan judul dari makalah,
saya mengambil referensi-referensi tersebut dari bukubuku dan dari internet.
2) Metode Angket Metode yang peneliti lakukan dengan menyebarkan angket kepada
37 siswa MAN 2 Bandar Lampung. Peneliti menggunakan metode angket ini untuk
membuktikan pengaruh pacaran remaja terhadap proses belajar peserta didik yang
berperan sebagai peserta didik dalam proses pembelajar.
yang saya gunakan berupa angket (google from), teoriteori, serta definisi-definisi
yang peneliti dapat dari buku-buku referensi.
3.4. Metode Analisis Data Dari angket yang peneliti bagikan kepada siswa
MAN 2 Bandar Lampung,
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Angket Dari 20 lembar angket yang peneliti bagikan siswa MAN 2 Bandar
Lampung, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut
No Pertanyaan pada Angket Jawaban
1. Apakah Anda pernah 30 orang siswa MAN 2 Bandar
“pacaran” di hari Anda Lampung menjawab “tidak”dan
sekolah? 7 orang menjawab “ya”
2. Seberapa seringkah Anda 4 orang siswa MAN 2 Bandar
bolos di hari sekolah? Lampung menjawab pada waktu
tertentu saja.
19
4.2. Pembahasan
Dari jawaban pada angket yang telah dibagikan terlihat bahwa hampir 100 % , dari 45
% sampel tidak berpacaran , 30 % berpacaran , 25 % pada waktu tertentu saja, yaitu
pada keadaan yang mendesak seperti tuntutan tugas yang harus dikumpul esok
harinya,
Perilaku berpacaran yang dilakukan oleh siswa MAN 2 Bandar Lampung disebabkan
oleh beberapa faktor seperti.
1) Sering bertemu
2) faktorlingkungan rumah
3) Kurang pengawasanorang tua
5) tekanantugas sekolah hingga larut malam bahkan hingga subuh. Faktor-faktor
tersebutlah yang menyebabkan aktifitas begadang sering terjadi di kalangan peserta
didik. Perilaku berpacaran yang sudah dianggap menjadi makanan sehari-hari
mereka, sangat berpengaruh pada keseharian peserta didik, seperti pada data angket
terlihat bahwa setelah mereka melakukan aktivitas berpacaran di dalam proses belajar
mereka menjadi kurang konsentrasi dalam memperhatikan pelajaran.
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah tertera pada bab sebelumnya dapat saya simpulkan,
yaitumemiliki dampak negatif dan positif.
a.Dampak posiifnya yaitu dapat menambah rasa saling bersaing untuk menjadi yang
terbaik,misalnya didalam kelas . seorang siswa ingin mendapatkan ranking 1
b.Dampak negatifnya yaitu ,emosi remaja yang masih cenderung labil akan
berpotensi mengganggu konsentrasi dalam pembelajaran dikelas.
5.2. Saran
22
Kegiatan belajar, merupakan tiang utama dalam dunia pendidikan proses ini haruslah
dilakukan oleh seorang peserta didik yang berniat menimbah ilmu. Proses belajar
bagi peserta didik membawa dampak yang besar bagi kehidupan pendidikannya
kelak. Kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik ini bisa saja terhambat oleh
beberapa faktor, salah satunya yaitu berpacaran. Berpacaran memang bukanlah
fenomena yang baru di kalangan masyarakat khususnya bagi peserta didik, namun
masih banyak dari peserta didik yang beranggapan, bahwa berpacaran tidak
membawa dampak yang negatif bagi dunia pendidikannya. Berpacaran memang
membawa dampak yang sangat besar dalam menghambat proses belajar peserta didik
salah satunya, yaitu seringnya seorang siswa kurang fokus terhadap materi yang
disampaikan dalam ruang kelas, sehingga mereka akan tertinggal dalam materi
pelajaran, dan nilai mereka
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
safe=strict&ei=aidDYMKfIcO2rQGJy5OADg&q=dampak+positif+pacaran&oq=da
mpak+positif+pacaran&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyBAgAEEMyAggAMgIIADIC
CAAyBQgAELEDMgUIABCxAzIFCAAQsQMyAggAMgIIADICCAA6BwgAEEc
QsANQ3bg-
WNfjPmD05T5oBHACeAGAAa8HiAHXEJIBBTUtMi4xmAEAoAEBqgEHZ3dzL
XdperABAMgBCMABAQ&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwjC_MWBi5vvAhVDWysKHYnlBOAQ4dUDCAw&uact=5
https://www.kompasiana.com/budilenggono/57215cc1b49273f004449b53/artikel-
pengaruh-pacaran-pada-remaja#:~:text=Menurut%20DeGenova%20%26%20Rice
%20(2005),saling%20mengenal%20satu%20sama%20lain.&text=Menurut%20Reiss
%20(dalam%20Duvall%20%26%20Miller,dan%20wanita%20yang%20diwarnai
%20keintiman.
23
https://www.diadona.id/family/pengertian-remaja-menurut-para-ahli-dan-who-
200530i.html#:~:text=Pengertian%20remaja%20adalah%20masa%20peralihan,anak
%20untuk%20memasuki%20masa%20dewasa.&text=Gunarso%20(1989%20%3A
%207)%2C,yang%20didahului%20dengan%20kematangan%20seksual.
http://senyumindonesia86.blogspot.com/2013/02/karya-ilmiah-tentang-pacaran-pada-
remaja.html?m=1