31La-BHGK/2014
PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR
TEKNOLOGI
OUTPUT KEGIATAN
REVITALISASI BANGUNAN AIR UTAMA
DESEMBER, 2014
DSM/IK. 03 01/02-3/La-BHGK/2014
PUSUTBANG SUMBER DAYAAIR
TEKNOLOGI
FONDASI BANGUNAN AIR 01 TANAH GAMBUT
OUTPUT KEGIATAN
REVITALISASI BANGUNAN AIR UTAMA
Desember, 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Fondasi Bangunan Air di Tanah gambut", dibawah pembinaan Balai Bangunan Hidraulik
dan Geoteknik Keairan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan
Mengetahui/Menyetu jui
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa teknologi yang kami buat dengan judul "
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut" adalah hasil penelitian Tim Kegiatan
Revitalisasi Bangunan Air Utama dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik
Bandung,Desember 2014
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa teknologi yang kami buat dengan judul "
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut" adalah hasil penelitian Tim Kegiatan
Revitalisasi Bangunan Air Utama dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik
Kepala,
~-:-
Dr. lr. Suprapto, M. Eng
NIP.: 195705071983011001
SAM BUTAN
Diiringi dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, saya menyambut baik buku "Teknologi
Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut". Melalui buku ini dapat diperoleh informasi cara
pengisian waduk maupun pada masa operasi. Bahaya dan resiko kegagalan bendungan
saat ini semakin meningkat akibat dari perencanaan yang kurang baik, bertambahnya
hilir bendungan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengevaluasi apakah bendungan
tidak akan mengalami keruntuhan pada proses pelaksanaan, pengisian waduk dan pada
Saya berharap kiranya buku ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat
SDA khususnya bendungan sehingga diharapkan masyarakat pemakai dapat ikut berperan
serta dalam upaya-upaya pengoperasian dan pemeliharaan bangunan keairan yang dapat
SAM BUTAN
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, telah diterbitkan buku "Teknologi Fondasi
Bangunan Air di Tanah Gambut". Buku ini memberikan informasi tentang alternatif
teknologi fondasi bangunan air di tanah gambut mulai dari investigasi geoteknik,
pemodelan numerik, biaya, dan metode konstruksi. Dengan adanya informasi ini
air di lahan gambut yang mampu mengatasi deformasi berlebih dan lebih ekonomis, untuk
Kegiatan ini termasuk dalam kelompok Ketahanan Pangan dan Air dan sangat penting
Semoga dengan terbit dan disebarluaskannya buku " Teknologi Fondasi Bangunan Air di
Tanah Gambut" ini, dapat memberikan gambaran kepada praktisi sumber daya air dalam
merencanakan bangunan air di tanah gambut. Kepada Pusat Litbang Sumber Daya Air,
kami sampaikan ucapan terima kasih atas upaya penelitian ini sehingga menjadi buku yang
dapat dimanfaatkan secara luas demi kesejahteraan rakyat dan pembangunan bangsa dan
negara Indonesia.
Kepala,
Badan Litbang Pekerjaan Umum,
KATA PENGANTAR
Pembangunan bidang sumber daya air, merupakan salah satu bidang tugas
Kementerian Pekerjaan Umum, termasuk di dalamnya pengelolaan dan pengembangan
sumber daya air sebagai salah satu komponen yang hakiki. Pembangunan bangunan air
utama yang merupakan salah satu bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air,
sebaiknya dituangkan dalam suatu konsep program pengembangan wilayah yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Dalam rangka menunjang program pemerintah dalam bidang ilmu dan teknologi,
maka Pusat Litbang Sumber Daya Air, Balitbang PU, Kementerian Pekerjaan Umum melalui
Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan (BHGK), berpartisipasi dalam salah satu
kegiatan penelitian dengan judul utama: Revitalisasi Bangunan Air Utama.
Laporan Output ini disusun oleh Tim Revitalisasi Bangunan Air Utama. Kritik,
saran dan masukan dari semua pihak terhadap isi laporan penelitian ini, sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan dan kelancaran pelaksanaan penelitian selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pengelola bendungan dan pihak-pihak
terkait dalam melakukan evaluasi tingkat keamanan bendungan. Atas segala bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak, diucapkan banyak terima kasih.
Kepala,
RINGKASAN
Banyak bangunan air di Indonesia berdiri diatas tanah gam but, dimana tanah Gam but
banyak tersebar di wilayah Indonesia terutama di pulau-pulau besar seperti Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Tanah Gambut memiliki karakteristik geoteknik yang buruk untuk
fondasi bangunan, kuat gesernya rendah, potensi penurunannya besar dan memiliki potensi
penurunan jangka panjang. Karakteristik geoteknik yang buruk ini mengakibatkan banyak
potensi masalah yang muncul pada bangunan air diatas tanah gambut.
Teknologi pondasi yang dibangun dengan biaya tinggi sudah banyak diketahui untuk
mengatasi permasalahan geoteknik di tanah gambut, salah satunya adalah pondasi tiang.
Tetapi teknologi ini dinilai masih terlalu mahal untuk kebanyakan tipe bangunan di atas
tanah gambut, dimana sebagian besar struktur yang ada merupakan struktur yang kecil
seperti shiplock, dan tanggul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka dalam kegiatan
ini dilakukan penelitian teknologi pondasi bangunan air di tanah gam but yang efektif dan
relatif murah.
Ketika melakukan analisis dan mengembangkan teknologi fondasi bangunan air di
tanah gam but, ada beberapa persyaratan penting dan batasan yang harus dipertimbangkan,
yaitu meliputi: fungsi bangunan air, umur rencana, dan kriteria performa. Prosedur
pembuatan teknologi pondasi bangunan air di tanah gambut meliputi investigasi geoteknik
dan pemodelan numerik.
Pondasi apung seperti galar kayu berdasarkan hasil numerik menunjukan performa
yang lebih baik dibandingkan dengan cerucuk yang tidak mencapai tanah keras. Penggunaan
galar kayu menjadi effektif dengan syarat galar kayu dapat mendistribusikan tegangan akibat
timbunan lebih merata, sehingga tegangan tidak terkonsentrasi pada tengah tanggul.
Penggunaan pondasi dalam pada struktur yang memiliki persyaratan deformasi yang
ketat adalah tidak ada pilihan, yang masih dapat menjadi pilihan adalah tipe material
pondasi dalam.Penggunaan tiang pancang bisa jadi menjadi solusi mahal dan terlalu
konservatif, sedangkan gaya dalam yang bekerja per tiangnya relatif kecil dibandingkan
kapasitas gaya dalamnya. Oleh karena itu pencarian alternatif pondasi mengerucut pada
efisiensi desain struktur pondasi dan metode pelaksanaan.
Dari segi biaya produksi, material struktur termurah adalah beton. Harga per m 3
beton lebih rendah dari kayu. Struktur beton menjadi mahal karena adanya baja tulangan
untuk mengantisipasi kekurang dari sifat beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah.
Alternatif efisiensi adalah dapat dengan menggantikan tiang precast dengan cast-in-place
dengan mutu beton yang disesuaikan kebutuhan dan bisa jadi tanpa tulangan, hal ini sangat
memungkinkan karena hasil perhitungan numerik menunjukan gaya dalam momen dan
geser yang bekerja relatif sangat kecil dibandingkan gaya aksialnya. Oleh karena itu untuk
tinggi timbunan 3 m dengan jarak antar tiang 1 m dan diameter 25 em cukup dengan mutu
beton KlOO dimana umumnya tiang pancang precast memiliki mutu lebih dari K350.
Berdasarkan analisis harga satuan pekerjaan diketahui bahwa alternatif pondasi tiang
termurah untuk kasus timbunan rendah pada tanah gambut adalah pondasi tiang beton
Cast-in place. Tetapi karena tiang pancang beton Cast-in place membutuhkan pile cap
sehingga akan lebih ekonomis dibanding pondasi tiang kayu apabila kedalamannya lebih dari
5.
Daftar lsi
Gambar 1. Pengaruh pH terhadap kuat geser undrained ( Asadi et al., 2011) ...................... 3
Gam bar 2. Sudut geser efektif vs kandungan organik (Edil, 2003) ....................................... 4
Gambar 3. Koefisien konsolidasi sekunder (Ca) vs Kadar air awal (Farrell et al. 1994) ......... 5
Gambar 4. Batas cair vs angka pori (after AI-Raziqi et al, 2003) ........................................... 5
Gam bar 5. Pengaruh pH pad a permeabilitas (Asadi et. al., 2011) ........................................ 6
Gambar 6. Alur Penentuan Alternatif Fondasi Di Tanah Gambut ......................................... 9
Gambar 7. Lokasi Kegiatan (Google Earth) ........................................................................ 10
Gam bar 8. Denah Pengujian Lapangan .............................................................................. 11
Gambar 9 Dokumentasi Uji Lapangan ............................................................................... 13
Gambar 10. Potongan Hasil Sondir HS.1, HS.6, HS.7, HS.12, dan HS.13 .............................. 14
Gambar 11. Potongan Hasil Sondir HS.2, HS.S, HS.8, HS.ll, dan HS.14 .............................. 15
Gambar 12. Potongan Hasil Sondir HS.3, HS.4, HS.9, HS.10, dan HS.15 .............................. 15
Gambar 13. Perfoma Piston Sampler. ................................................................................ 16
Gambar 14. Tipikal Grafik Penurunan Terhadap Waktu Hasil Uji Konsolidasi Tanah Gambut
.............................................................................................................................. 18
Gambar 15. Variasi Kadar Air dan Berat Volume Kering Terhadap Kedalaman ................... 18
Gambar 16. Variasi Angka Pori dan Cc Terhadap Kedalaman ............................................. 19
Gambar 17. Geometri Simulasi Tinggi Timbunan Maksimum ............................................ 23
Gambar 18. Simulasi Tinggi Timbunan 1 m ........................................................................ 24
Gambar 19. Simulasi Tinggi Timbunan 2 m ........................................................................ 24
Gambar 20. Simulasi Tinggi Timbunan 3 m ........................................................................ 25
Gam bar 21. Simulasi Tinggi Timbunan 5 m ........................................................................ 25
Gam bar 22. Simulasi Tinggi Timbunan 7 m ........................................................................ 26
Gam bar 23. Simulasi Tinggi Timbunan 9 m ........................................................................ 26
Gambar 24. Faktor Kemanan vs Tinggi Timbunan .............................................................. 27
Gambar 25. Total Dispacement Timbunan Tanpa Perkuatan Pondasi ................................ 28
Gambar 26. Total Displacement Timbunan Dengan Pondasi Galar Kayu ............................ 29
Gambar 27. Gaya Tarik Pada Pondasi Galar Kayu .............................................................. 29
Gambar 28. Total Displacements Timbunan Dengan Pondasi Dalam ................................. 31
Gambar 29. Gay a Aksial yang Bekerja Pad a Pondasi Dalam ............................................... 31
Gambar 30. Gay a Geser yang Bekerja Pad a Pondasi Dalam ............................................... 32
Gambar 31. Momen yang Bekerja Pada Pondasi Dalam .................................................... 32
Gambar 32. Deformasi Mesh Setelah Penimbunan Dengan Skala 1:1 ................................ 34
Gambar 33. Arah Deformasi Setelah Penimbunan ............................................................. 34
Gambar 34. Kontur Tekanan Air Pori Eksess Setelah Penimbunan ..................................... 35
Gambar 35. Penurunan dan Tekanan Air Pori Eksess ......................................................... 35
Gambar 36. Penurunan vs Tahun ...................................................................................... 36
Gambar 37. Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Tiang .................................... 41
Gam bar 38. Potongan Melintang ...................................................................................... 42
Gambar 39. Tampak Atas .................................................................................................. 43
Gambar 40. Tiang Pancang Beton Cast-in place ................................................................. 43
Gambar 41. Denah Pile Cap ............................................................................................... 44
Daftar Tabel
Tabell. Jenis Perbaikan Tanah yang Sering diterapkan Pada Lahan Gambut.. .......... 6
Tabel2. Kriteria Faktor Keamanan Stabilitas Lereng ................................................. 8
Tabel 3. Kategori Sensitifitas .................................................................................. 17
Bab 1 Pendahuluan
1.2. Tujuan
Mendapatkan suatu pengembangan teknologi fondasi bangunan air di lahan gambut
yang mampu mengatasi deformasi berlebih dan lebih ekonomis, untuk memperbaiki,
memperpanjang umur layan, dan meningkatkan kekuatan struktur bangunan air di tanah
gam but.
1
Teknologi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gam but
perencanaan bangunan air di tanah gambut agar dapat mengurangi potensi kerusakan
bangunan air di tanah gambut. Teknologi yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi
teknologi alternatif untuk mengamankan bangunan air di tanah gambut.
Lingkup kegiatan teknologi fondasi bangunan air di tanah gambut adalah
pengembangan teknologi pondasi di lahan gambut yang lebih efektif dan ekonomis, melalui
proses investigasi geoteknik, pemodelan numerik dan pertimbangan biaya.
2
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Gambut adalah material alam yang memiliki kompresibilitas tinggi dan kuat geser
yang rendah. Material tersebut terdiri dari jaringan nabati yang memiliki tingkatan
dekomposi bervariasi. Umumnya memiliki warna coklat tua sampai dengan hitam dan
memiliki bau yang khas karena berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami
pembusukan. Konsistensinya lunak tanpa memperlihatkan plastisitas yang nyata dan
memiliki tekstur mulai dari berserat sampai dengan amort. Di sekitar area gambut,
ditemukan tanah-tanah organik dengan kandungan organik yang bervariasi.
Gambut bisa ditemui di pegunungan, dataran-dataran tinggi dan rendah. Gambut
terbentuk pada kondisi iklim yang berbeda-beda: tropis, sedang dan dingin. Jika
diklasifikasikan berdasarkan topografi, gambut bisa berupa gambut dataran tinggi, gambut
dicekungan atau gambut pantai.
Kuat geser tanah gambut termasuk rendah, nilainya berkisar 5 - 18 kPa. Hasil
penelitian Asadi tahun 2011, kuat geser tanah gam but selain dipengaruhi oleh jenis gam but
juga dipengaruhi oleh pH (Gambar 1). Meskipun kuat geser tanah gam but termasuk rendah,
pada kenyataanya hasil penilitian Edil tahun 2003 menghasilkan nilai kuat geser efektif
gam but termasuk tinggi yaitu berkisar 39°- 67° dengan nilai rata-rata 53° (Gambar 2).
3
Teknologi Fondosi Bongunan Air di Tanah Gambut
70
-:;::;- a
I
Ill
'•
'ii
,_
C1J 60 - ••
f' a at u -
~ t'
ot~
=53 0
• 0
dt
:::::1
u 50 ,_ 0 @JiO 0
• ••• •
g -
-
rga nlc Soil
5' :- {)' =41°
'iii
.&. evg
....
A
• • -
--
Ill 40 :-A
:J:
·.;::; ~· .
~
C1J
30 - -
w
,_
C1J
- -
20
•
..
Ill UW ·FibroltS Peal
C1J
\!:1
:II 10 ....
•.. UW -Amorphous Peat
UW-Organtc Soli
-
"0 0 Literalure-Fibrc>us Peal
:II
II) r t:l Literature-Amorphous Peal
I
0
0 20 40 60 80 100
lndeks kompresi pada tanah gambut relatif besar dibandingkan tanah lunak lainnya,
penggunaan persamaan empirik untuk tanah lunak akan menghasilkan nilai yang tidak
konservatif, nilai Cc tanah gambut lebih besar dari rumus empirik untuk tanah lunak biasa.
Nilai Cc gambut dapat mencapai 5 - 10 dimana pada lempung hanya berkisar 0.2 - 0.8.
Azzouzet al (1976) memberikan hubungan indeks kompresi terhadap kadar air dalam persen
untuk tanah organik dan gambut adalah sebagai berikut.
Cc =0.0115 w
Farrell et al. (1994) mengindikasikan hubungan antara koefisien konsolidasi sekunder
(ca) hasillaboratorium dan kadar air awal (wn) dapat dilihat pada Gambar 3, secara umum
dekat dengan hubungan empirik sebagai berikut.
Ca =0.00018 wn
4
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
u" 0.05
....
CIJ
't:l Ca =0.00018 W;
c:: 0.04
:J
..:.:
CIJ
Vl
·;:;; 0.03
111
~
0
Ill 0.02
c::
0
:iii::
c::
CIJ 0.01
·;:;;
;;::::
CIJ
0
:iii::
tOO 200 300 400
Kadar Air Awal W; (%)
Gam bar 3. Koefisien konsolidasi sekunder (Ca) vs Kadar air awal (Farrell et al. 1994)
Angka pori gambut dapat berkisar 9 untuk gambut amorphous sampai 25 untuk
gambut fibrous. Dengan angka pori tinggi berdampak dengan tingginya kadar air. Sebagai
perbandingan, lempung marine di malaysia memiliki angka pori berkisar 1.5- 2.5. Tingginya
angka pori alami gambut menunjukan tingginya kapasitas kompresi.
10 1 - - Miyakawa (1960)
9
8 2 . • • • • . Skemoton & Petley
7 (1970)
...
0 6
c;l
3 - Tropical Peat
a: 5
"C 4
~ 3
2
1
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Liquid Limit %
Gam bar 4. Batas cair vs angka pori (after AI-Raziqi et al, 2003)
Susunan partikel seperti serat dan butiran kasar, pada tanah gambut sangat berpengaruh
besar terhadap ukuran dan kemenerusan pori, hal ini mengakibatkan permeabilitas gambut
memiliki rentang yang besar. Gambut amorpous dengan sifat koloid yang tinggi cenderung
memiliki permeabilitas yang rendah dibanding gam but fibrous. Faktor dominan, selain faktor
yang telah disebutkan sebelumnya adalah tingkat kepadatan (derajat konsolidasi) dan
tingkat pembusukan. Faktor ini dapat berubah seiring waktu dan menghasilkan perubahan
terhadap permeabilitas. Pada kondisi alami, gambut dapat memiliki permebailitas setinggi
5
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
pasir yaitu berkisar 10· 3 sampai 10· 2 cm/s. Permeabilitas turun drastis ketika diberi beban,
turun hingga ke levellanau atau lempung yaitu 10-6 - 10·7 cm/s atau bahkan lebih rendah.
Pada umumnya, khususnya gambut fibrous, permeabilitas horizontal lebih besar dari arah
vertikal dalam 1 orde atau lebih (Dhowian dan Edil, 1980).
Asadi et al. (2011) investigasi pengaruh pH terhadap permebilitas pada tanah gambut tropis
dalam kondisi laboratorium. Hasil penelitiannya menemukan bahwa baik pada gambut
amorphous dan fibrous, permeabilitas meningkat berbanding terbalik dengan pH (Gambar
5).
1.20E-03
l.OOE-03
fll
'; l S.OOE-O.J
6.00E-O.f
.J.OOE-0-1 ·
--l!r Amorphous Peat
2.00E-O.J
-a- Flbric Peat
O.OOE-HJO +----.,.-----r----.--- ----.----,..------,
0 2 6 8 10 1Z
pH
Gam bar 5. Pengaruh pH pada permeabilitas (Asadi et. al., 2011)
Lima metode solusi fondasi pada gambut yang telah diterima dan diterapkan di
Indonesia adalah:
a) Penggantian Material (Replacement)
b) Bahu Beban Kontra (Counterweight Berms)
c) Pembebanan (Surcharging)
d) Konstruksi Berta hap (Staged Construction)
e) Penggunaan Material Ringan (Use of Light Material)
Keunggulan dari masing-masing metode dicantumkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Jenis Perbaikan Tanah yang Sering diterapkan Pada Lahan Gambut
Meningkatkan MengurangiPenurunan
Metode Solusi
Stabilitas Pasca Konstruksi
Penggantian Material Ok Ok
Bahu Beban Kontra Ok
Penambahan Beban Ok
Konstruksi Bertahap Ok
Penggunaan Material Ringan Ok Ok
6
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
Solusi yang telah disebutkan di atas dapat kombinasikan dengan metode perbaikan
tanah seperti:
a) Fondasi Tiang (Tiang Beton, Cerucuk, dll).
b) Matras (Geotekstil, Matras Bambu, stabilisasi dangkal, dll}, dengan atau
tanpa tiang.
c) Kolom semen atau kapur.
7
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Persyaratan deformasi sangat bergantung kepada tipe struktur, untuk tanggul kriteria
perbedaan penurunan tidak seketat struktur. Agar pintu tetap dapat beroperasi dengan baik
maka perbedaan penurunan dibatasi hanya 0.1 % dari tinggi pintu, sedangkan perbedaan
penurunan pada tanggul dibatasi agar tidak terjadi retak, terutama yang berbahaya adalah
retak melintang tanggul. Persyaratan perbedaan penurunan pada tanggul sangat
dipengaruhi oleh sifat material timbunan, material yang kurang plastis perlu persyaratan
perbedaan deformasi yang lebih ketat dibandingkan yang plastis. Sedangkan persyaratan
total penurunan untuk bangunan air dibatasi oleh tinggi jagaan, oleh karena itu agar
bangunan air dapat mencapai umur rencana maka pada tanah gambut perlu adanya
perbaikan fondasi agar kecepatan penurunan perlu dibatasi. Proses penentuan alternatif
perbaikan fondasi bangunan air di tanah gam but dapat dilihat pada Gambar 6.
8
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
_f
Tentukan Kriteria Performa
(Faktor Keamanan dan deformasi) j
. . ) '-,
Perbaikan fondasi dapat /~ Teballapisa
dengan mengganti tanah I
~Ya
Gambut < 2 m dan lapisan
gambut, stabilisasi tanah, tanah keras kurang dari 4
atau dengan cerucuk. f . m?
Tidak
k"'"' -mmk;
kriteria deformasi
ketat?
yang
I
Dapat menggunakan floating
Tidak.J fondasi seperti galar kayu,
L ~~~~:~~~~~~~~-~~:~:...-~-
Ya
IPertimbangkan Kesanggupan
'----------1~~ Metode Konstruksi dan
I Biaya dari Alternatif fondasi
(------ \
Selesai '
\__ _ _)
9
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
4.l.lnvestigasi Geoteknik.
Kegiatan Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut melakukan investigasi
geoteknik lapangan di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang
Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi tepatnya berada pada koordinat S 2.376289°, E
114.1225°, ± 30 km dari Palangkaraya menuju Banjarmasin, lokasi penelitian berjarak 2.7 km
dariSungaiKahayan.
10
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
Sketsa titik :
HS .2
HS .7 HS .6
HS = Sondir tangan
PS = Piston sampler
TP =Test pit
Gam bar 8. Denah Pengujian Lapangan
11
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
12
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Dari interpretasi sondir perkiraan kedalaman gam but adalah 6.4 - 9 m, semakin dekat
jalan semakin tebal. Tidak semua titik mencapai lapisan lempung di bawah gambut karena
terhalang oleh akar/kayu dalam tanah. Penentuan kedalaman gambut berdasarkan sondir
merupakan hal yang sulit terutama apabila jumlah titiknya terbatas, berdasarkan
pengalaman dilapangan ujung sondir lebih sering terhalang oleh akar atau batang tanaman
dibandingkan lolos sampai lapisan tanah berikutnya. Oleh karena itu dalam menentukan
kedalaman gambut dalam penelitian ini interpretasi sondir tangan dikombinasikan dengan
piston sampler log. Apabila akar atau batang tanaman tidak terlalu besar dan keras maka
ujung konus masih dapat menembus dengan bacaan konus kurang dari 11 kg/cm 2, bacaan
lebih dari itu dengan menggunakan sondirtangan akan sulit menembus halangan pada tanah
gam but.
13
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Bacaan ujung konus pada lapisan gambut dengan manometer kapasitas 15 kg/cm 2
hampir tidak terbaca, butuh manometer yang lebih sensitif atau menggunakan tranduser
tekanan. Bacaan yang terbaca lebih dari 2 kg/cm 2 umumya hanya gejala lokal yang
dipengaruhi oleh serat organik, oleh karena itu untuk menentukan batasan lapisan gambut
dengan lapisan tanah lainnya dalam penelitian ini adalah jika bacaan konus lebih dari 2
kg/cm 2 dengan bacaan konsisten relatif meningkat secara perlahan. Bacaan konus
mengalami peningkatan secara tiba-tiba melebihi 11 kg/cm 2 perlu dicurigai bahwa ujung
konus terhalang oleh akar atau batang tanaman keras. Lompatan-lompatan bacaan konus
yang terhalang oleh serat organik umumnya hanya memiliki tebal ± 20 em, setelah itu bacaan
kembali mengecil bahkan kadang hampir tidak terbaca. Kondisi seperti ini konsisten terlihat
pada seluruh titik sondir tangan.
HS. 1 HS. 6 HS. 7 HS. 12 HS. 13
02468101214 0 2 4 6 8 1012 14 0 2 4 6 81012 14 02 4 681012 14 02468101214
0 ~
0 0 0 0
~ ~c: l h a ~ :1 r Kon us )
I t!. 1
~ 1
If..
~,.o->
- ~i:oo
~
2
k
2
) ~
:::> ... It ~
b> "" ~ f
,... 3 3
~ ~ .....
E
~
;
E
C1l
iii s
4
...
4
' ~
P'e 4
I
I
s 1.,.
4
"C
s if
Q)
::.::
6 6 6 6
... >
6
~ ~
- ... 7
-- 1:~
-... .....
--
7 7 7
...
8 8
I gh r> :c
.
'-II v crdl'1
L
8
?
9 9 9 9
~
10 10 10 10 10
Gambar 10. Potongan Hasil Sondir HS.1, HS.6, HS.7, HS.12, dan HS.13
14
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
~
I~
~~ il 12
6 6 6 ~ 6
R ,.~
<). :,.... ~ ... >
7 ~ 7 < 7
.... .... 7
~.... I
"~
8 "' 8 8
....
1--
8
1. 8
Gambar 11. Potongan Hasil Sondir HS.2, HS.S, HS.8, HS.ll, dan HS.14
1 1
> ,....~
)
2 < '~--
< ..
2 2
c
.
~
3
. 3
t ..... ..... ~::-
E ,E 4
-4 4 4
c: I
"'E
..!!!5
I~
5 "
I 5 " 5
I'-
}
"'C1l
I~
"0
r"l
~6 6 6 6
6
I" I~
~
1- ~[)
7
lr
7 7
1- ·1-
--7
~
,.. f-
- -8
1- 1- -- 8
. I~ 1- 1- ...
8 8
IC:I-
~-~
"'r-.
9 9
I gh r:> h i<~~~ crc:1,
10 10 10 10 10
Gambar 12. Potongan Hasil Sondir HS.3, HS.4, HS.9, HS.10, dan HS.15
15
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Kegagalan pengambilan contoh tanah dengan piston sampler dapat diakibatkan akar
kecil yang keras atau batang tanaman yang tebal. Pada saat mulut tabung terlebih dahulu
terhalang akar atau batang hampir pasti tabung tidak akan terisi oleh contoh tanah, pada
kondisi seperti itu pada saat tabung ditekan lapisan organik dibawah tabung bukannya
masuk kedalam tabung tetapi malah tersingkir kesisi tabung dan mampat, pad a saat tabung
diangkat bisa jadi isinya didominasi oleh air yang terperangkap dalam tabung. Pengalaman
ini sangat berarti bahwa dalam pengambilan contoh tanah gambut dengan diametertabung
standar adalah sangat sulit, keberhasilan pengambilan contoh tanah gambut dengan
diameter tabung standar adalah sebuah kebetulan .
,.........~--
(c) Contoh Kegagalan Dalam Pengambilan Contoh Tanah Dengan Piston Sampler
Gam bar 13. Perfoma Piston Sampler
Pengambilan contoh tanah dengan blok sampling lebih mudah dilakukan karena akar
dan batang kayu dapat dipotong secara hati-hati. Tetapi metode ini sangat terbatas oleh
kedalaman, kedalaman lebih dari 1 m akan sulit mengingat kondisi tanah yang sangat lunak
dan muka air yang dangkal. Lubang blok sampling yang kedalamannya berada dibawah muka
air sangat cepat terisi oleh air, hal ini sejalan dengan hasil uji permeabilitas lapangan dimana
didapat nilai permeabilitas adalah k:::: 3-6x10-3 cm/s. Dengan nilai permeabilitas sebesar itu
maka tanah gambut akan lebih berperilaku seperti pasir (Drained) dibandingkan lempung
(Undrained) untuk pembebanan seketika.
Hasil uji Vane Shear laboratorium menunjukan kuat geser undrained rata-rata tanah
gambut yang diuji adalah 7.67 kPa, pada nilai regangan 18.33 %. Kuat geser residual hanya
1 kPa, pad a nilai regangan 2. 78%. Hal ini menunjukan tanah gam but tergolong tanah sensitif
16
Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gam but
dimana rasio kuat geser undrained puncak dengan kuat geser residual 4-8. Kategori
sensitifitas tanah adalah sebagai berikut:
label 3. Kategori Sensitifitas
Sensitifitas Kategori
::::1 Tidak Sensitif
1-2 Sensitif rendah
2-4 Sensitif Sedang
4-8 Sensitif
8-16 Quick
Melihat nilai kuat geser residual yang sangat kecil ini artinya apabila tanah gambut sudah
terganggu dan mengalami regangan yang besar seperti mengalami masalah stabilitas lereng
maka tanah gambut ini hampir tidak memiliki kekuatan geser. Nilai regangan pada kondisi
residual lebih terpengaruh oleh keberadaan serat organik dibandingkan regangan pada
kondisi kuat geser undrained puncak.
Parameter penurunan tanah gambut sangat tidak umum untuk tanah material lunak,
hasil uji laboratorium parameter Cc dapat mencapai 4.49, sedangkan untuk tanah material
maksimum nilai Cc adalah hanya berkisar 1.4. lni menunjukan bahwa kemampuan mampat
tanah gambut lebih dari 3 kali dari tanah material. Ditambah lagi hasil laboratorium
menunjukan tanah gambut memiliki koefisien kompresi sekunder (Ca) yang cukup besar
yaitu ± 0.2, dengan nilai koefisien kompresi sekunder sebesar itu sudah dipastikan struktur
yang berada langsung diatas tanah gambut akan mengalami masalah penurunan jangka
panjang yang cukup signifikan.
Koefisien konsolidasi tanah gambut luar biasa besar dibandingkan tanah material
lunak, hasil uji laboratorium parameter Cv dapat mencapai 3.7 x 10·5 m 2/s, sedangkan untuk
tanah material maksimum hanya berkisar ± 1 x 10·6 m 2 /s. lni menunjukan perilaku
konsolidasi tanah gam but sangat cepat bahkan berperilaku seperti material nonplastik.
Hasil uji properties menunjukan pola terhadap kedalaman, semakin dalam nilai kadar
air, angka pori dan koefisien kemampatan (Cc) semakin kecil, sedangkan be rat volume kering
menunjukan hubunganyang terbalik. Kadar air lapisan sampai kedalaman 4.5 m adalah
berkisar 1000 %, dan kedalaman setelahnya adalah berkisar 600 %. Nilai angka pori pada
kedalaman 2m adalah berkisar 10, dan pada kedalaman 8.5 turun menjadi 2.8. Nilai Cc pada
kedalmanan 2m adalah lebih 3.5 dan pada kedalaman 8.5 turun menjadi sekitar 0.86. Variasi
parameter ini sebaiknya dipertimbangkan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih
efisien.
17
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
~'
' '
''
g 4400 ' '
' '
..,.
§
~ 4200
' '
' '
' '
"-
'-·---~ I Akhir Primary Compression r
a 4ooo
~
c
e 3soo
- ~-- - - ·r', '
~--,---r---
..!!
I
3400
I
I
''
' ~
/ ..··-·~
I ''
''
3200 I ' ~-
Gam bar 14. Tipikal Grafik Penurun an Terhadap Waktu Hasil Uji Konsolidasi Tanah
Gam but
E
::: ~-±=:+---I
t-~
E
II :::: --~~~-T --:
i
~ 4,00 1--·--. ; i 4,00 ---~-1 --+--
! I I
"'
E II _,. I
I ~ I
I
• ___j
l
~ 5,00 I I iii 5,00 I I
i ;
1
7,00
j
--1--l--- ·~-
j
--: 1
8,00 I
I• l I
;
I 8,00
9,oo
-r··
-~---'
~ ~
___j_ _
~·
9,00
Gam bar 15. Variasi Kadar Air dan Berat Volume Kering Terhadap Kedalaman
18
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
2 .. •• J I
. 1 I
I ..···· (···· ~
2
.·
-E
~4
3
i/
i:"
;
I
-3
.§.
I
I ..i
...···
/I•
;4
"'E E I •• l
"' 5 "'
iii
"C
cu
::.::: 6 I
ra5
"C
cu
::.:::6 ..
I
n
7 1---£ 7
8 8 - ----.--
9
• I L_ 9
• : I j
Gambar 16. Variasi Angka Pori dan Koefisiean Kemampatan Terhadap Kedalaman
19
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
Keduanya dapat digunakan untuk kasus yang sama. Meskipun pada umumnya pada kasus
timbunan, tegangantotalumum digunakan pada saat jangka pendek, dan tegangan efektif
digunakan untuk jangka panjang, hal ini bisa terbalik pada kasus galian. Penentuan tipe
analisis total dan efektif juga sering dikaitkan dengan tipe material, material dengan
permeabilitas tinggi seperti material butir kasar sering disebut sebagai drained material, dan
material dengan permeabilitas rendah seperti butir halus disebut sebagai undrained
material. Bagaimana dengan gambut, apakah tergolong undrained material atau drained
material, dimana gam but secara permeabilitas lebih mirip dengan material butir kasar tetapi
modulusnya lebih mirip tanah sangat lunak. Oleh karena itu anal isis kedua tipe kondisi perlu
dilakukan. Kedua tipe analisis ini memiliki kesulitan yang berbeda, analisis tegangan total
memiliki kesulitan dalam menentukan kuat geser undrained dan fungsi spatial kuat geser
undrained, dan untuk analisis drained memiliki kesulitan dalam terbatasnya uji parameter
effektif dan besarnya tekanan air pori.
Setelah menentukan tipe analisis, tahap berikutnya adalah menentukan model
konstitutif material yang sesuai. Dalam analisis geoteknik model material yang sering
digunakan adalah mohr-coloumb, hardening soil, hardening soil small strain, soft soil, soft
soil creep,dan cam clay. Diantara model material tersebut yang paling sering digunakan
adalah mohr-coloumb. Meskipun mohr-coloumb dalam dunia geoteknik dianggap sebagai
model "kindergarten" dan terlepas dari kekurangannya untuk dapat menghasilkan analisis
yang akurat, mohr-coloumb merupakan model paling mudah dan sederhana sehingga dapat
mengurangi kesalahan dalam penentuan parameter dan banyak kasus masih cukup untuk
digunakan. Analisis pola deformasi dengan persyaratan yang ketat sudah tentu model
"kindergarten" tidak dapat digunakan, perlu model tingkat lanjut. Berbeda model parameter
bukan saja memberikan pola deformasi yang berbeda, respon tekanan air pori hasil analisis
juga berbeda sehingga saat menghasilkan interpretasi strength berbeda juga. Setiap model
parameter dibuat dengan dasar yang berbeda, oleh karena itu dalam penentuan model
parameter yang digunakan perlu disesuaikan dengan maksud dari analisisnya. Sebagai
contoh untuk analisis penurunan sekunder sudah tentu model yang sesuai adalah soft soil
creep, menggunakan model lain akan tidak menghasilkan hasil yang diharapkan.
Setelah mendapatkan nilai parameter dari hasil uji laboratorium bukan berarti bahwa
nilai parameter tersebut dapat langsung digunakan sebagai input dalam pemodelan
numerik. Terlepas salah benarnya dalam pengujian ada baiknya dibandindingkan dengan
korelasi yang ada, kemudian nilai parameter tersebut harus dikalibrasi dengan pemodelan
uji laboratorium secara numerik. Bisa jadi pemilihan tipe model tanah yang telah ditentukan
tidak sesuai sehingga menghasilkan pola grafik yang jauh berbeda dengan hasil uji
laboratorium, atau hasillaboratorium diinterpretasi pada kondisi tegangan yang tidak sesuai
dengan kondisi tegangan yang penting dalam analisis. Oleh karena itu parameter hasil uji
laboratorium sebaiknya diinterpretasi kembali sesuai pada kondisi tegangan yang penting
agar input parameter dalam analisis numerik sesuai dengan perhitungan dalam analisis
numerik.
20
Teknologi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gambut
1.3 bukan berarti apabila ditambah tinggi timbunannya maka akan mengakibatkan masalah
stabilitas, faktor keamanan hanya usaha untuk memberikan jaminan bahwa apabila
ditimbun setinggi tertentu sehingga tercapai faktor keamanan sebesar 1.3 maka timbunan
tersebut tidak akan mengalami stabilitas. Untuk jangka panjang perlu diambil faktor
keamanan yang lebih tinggi yaitu minimal 1.5, agar memberikan jaminan yang lebih tinggi
bahwa tidak akan terjadi masalah stabilitas selama umur rencana. Pada kenyataannya bisa
jadi faktor keamanan yang terjadi dilapangan lebih atau kurang dari perhitungan teoritis,
dimana faktor keamanan sebesar 1 hasil perhitungan teoritis bukan berarti dilapangan
terjadi longsor, oleh karena itulah perlu adanya instrumentasi. Dengan adanya
instrumentasi, designer dapat mengkalibrasi perhitungan teoritisnya berdasarkan performa
dilapangan sehingga penentuan tinggi timbunan dilapangan dapat berubah dari perhitungan
awal.
Untuk penilaian awal, perhitungan sederhana tinggi kritis berdasarkan tegangan total
dapat serupa dengan perhitungan kapasitas daya dukung, menggunakan persamaan
dibawah:
FK = Nc·Su
r·h
Dimana,
Nc = koefisien kekuatan
Su = kuat geser undrained (kPa)
v =berat volume timbunan (kN/m 3 )
h = tinggi timbunan
FK = faktor keamanan
Hasil dari perhitungan dalam penelitian ini menunjukan nilai Nc dipengaruhi oleh
kemiringan lereng timbunan dan kuat geser undrained, bahkan setiap nilai kuat geser
undrained memiliki nilai Nc yang berbeda. Namun untuk penyederhanaan penggunaannya,
dalam penelitian ini membagi nilai Nc berdasarkan klasifikasi tanah yaitu yang kuat geser
undrainednya kurang dari 12.5 kPa sebagai tanah sangat lunak dan yang memiliki kuat geser
undrained berkisar 12.5 kPa- 25 kPa sebagai tanah lunak. Nilai Nc ditetapkan berdasarkan
nilai kuat geser tertinggi pada klasifikasinya, pada kenytaannya semakin kecil kuat geser
undrained makan nilai Nc semakin besar, dengan begitu penentuan Nc cukup konservatif.
Berikut resume nilai Nc hasil perhitungan.
Tabel 1. Resume Nilai Nc
· · - - - - - · - - -·-· ··-
Nc --
Slope Su:::; 12.5 kPa 12.5 kPa < Su:::; 25 kPa
IV: IH 5 4.5 --
IV: 2H 5.5 5 ---
IV:3H 6 5.5
Untuk kondisi lereng dengan geometri dan lapisan pondasi yang rumit disarankan
menggunakan analisis stabilitas lereng dibandingkan menggunakan analisis simplifikasi
seperti diatas, metode simplifikasi tersebut sebaiknya hanya digunakan sebagai penilaian
awal saja.
21
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Hasil perhitungan tinggi kritis dengan menggunakan nilai Nc diatas dengan asumsi
nilai y timbunan adalah 18 kN/m 3 dan faktor keamanan 1.3 dapat dilihat pada tabel
dibawah.Berdasarkan nilai Nc diatas apabila dicoba sensitivitas tinggi timbunan kritis
terhadap parameter kuat geser undrained diketahui bahwa dengan Su = 7.5 kPa dan
kemiringan lereng adalah 1v:1h tinggi timbunan kritis adalah 1.6 m, dan apabila Su = 17.5
kPa dengan kemiringan lereng adalah 1v:1h maka timbunan kritis adalah 3.3 m. Standar
deviasi kuat geser undrained gambut dapat berkisar ± 5 kPa, sehingga dari perhitungan
diatas diketahui bahwa selisih antara penentuan tinggi kritis berdasarkan interpretasi nilai
kuat geser terendah dan tertinggi dapat berkisar 1. 7 m. Meskipun begitu prediksi tinggi
timbunan kritis untuk timbunan pertama di tanah gambut tidak begitu signifikan
berpengaruh terhadap ekonomi disebabkan permeabilitas tanah gambut cukup tinggi
sehingga jarak antara penimbunan pertama dengan penimbunan selanjutnya dapat hanya
berselang beberapa hari saja.
label 2. Resume Tinggi Kritis Penimbunan Pertama
He (m)
~ e
lV: lH
7.5
1.6
12.5
2.7
25
4.8
1V:2H 1.8 2.9 5.9
1V:3H 1.9 3.2 6.4
....... ...
23
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
-I9-9'! IOpo ~
rio''~~>I
50.00
~75.000
450.000
10.00 125.000
100.000
375.000
)0.00 350.000
32S.OOO
·---------.. JOO.OOO
275.000
···-.. 250.000
~ -......., : 225.000
I
200.000
! I75.000
I50.000
125.000
IOO.OOO
75.000
___
50.000
25.000
... 0.000
-25.000
rio''~~>J
50.00
150.000
110.000
10.00
IJO.OOO
120.000
30.00
110.000
100.000
YJ.OOO
50.000
0.00
10.000
JO.OOO
20.000
10.000
0.000
-·--...
ExtrerM shMr strain increment t16.u·to, %
-10.000
24
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
o,op IO,ll!l ~
(%)
1.200
) .000
2.800
2.000
2.400
2.200
2.000
····· _.....---------.......__ ·· ...... uoo
~
1.000
'
L400
1.200
1.000
0.00
o.aoo
0.000
·10.00
0.400
0.200
0.000
-<>.200
(%)
50.00
a500
8.000
40.00
7.500
7.000
]().00 6.500
6.000
5.500
20.00
5.000
4.500
4.000
10.00
) .500
).000
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
-o.soo
25
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
6.400
<0.00 6.000
5.600
5.200
30.00
<.1100
<.400
20.00 <.000
3.600
3.200
2.1100
2.400
2.000
1.600
1.200
0.1100
0.400
0.000
.0.400
[%]
14.000
13.000
u.ooo
11.000
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
<.000
3.000
2.000
1.000
0.000
· LOOO
26
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
FKvs H
2,9
2,8 ... I i I i
2,7 i\
2,6 \ i - -+---1---------j
. \ I I I
2,5
11.0
c 2,4
\ I
\ I
' - _
....
Q)
2,3
Q)
...J 2,2 I
~ ......
~
II)
111 2,1
2
.... ......... .....
I
I
' ,.
....111 1,8 I
::..:: 1,7 ~
Vl ......_ $=39
I -~
~ ~ ""'-..,.
•, ,
LL I
1,6 i
....._ $=53
1,5 r---·
~I
II~---4
1,4
1,3 I 1--L... I
I
I I
f--.---+-
1,2 I ' I
i
I
I I I i
--1
1,1
1 I I I I I i
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi Timbunan, H (m)
4.2.4. Penurunan
Desain pondasi di tanah gambut yang tebal sangat bergantung pada kriteria
penurunan, untuk struktur dengan kriteria yang relatif longgar penggunaan floating pondasi
masih merupakan solusi yang murah, tetapi untuk struktur dengan kriteria penurunan yang
ketat tidak ada pilihan lain selain menggunakan pondasi dalam dengan konsekuensi biaya
yang mahal.
Penggunaan eerueuk panjang 4 m pada tanah gambut yang tebal (lebih dari 5 m)
sudah terbukti tidak effektif untuk mengantisipasi penurunan yang besar. Hasil analisis
numerik menunjukan pengaruh penggunaan eerueuk dengan panjang 4 m pada dasar
tanggul tinggi 3 m dengan kedalaman gam but lebih dari 9 m hanya berkontribusi keeil untuk
mengurangi penurunan tanggul, tanpa cerueuk penurunan tanggul ± 31 em dan dengan
eerueuk penurunan tanggul hanya menjadi ± 29 em.
Performa cerueuk untuk mengendalikan penurunan tanggul sangat dipengaruhi
kapasitas daya dukung eerueuk, eerueuk menjadi efektif apabila memiliki daya dukung yang
cukup. Apabila eerueuk paling tidak memiliki daya dukung sebesar 2.5 ton per eerueuk maka
akan mengurangi penurunan tanggul setinggi 3 m sebesar ± 50 % dari penurunan tanpa
eerueuk, penurunan menjadi ± 16 em.
27
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
(m]
0.3<0
0.320
0.300
0.2!10
0~
D.210
0.220
0.200
0.180
0.160
0.110
0.120
0.100
o.oeo
O.D60
0.010
0.020
0.000
.0.020
Totoi~(UIDt)
&lremt Utot 319.73"10"3 m
Floating pondasi seperti galar kayu berdasarkan hasil numerik menunjukan performa
yang lebih baik dibandingkan dengan cerucuk yang tidak mencapai tanah keras, penurunan
dengan pondasi galar kayu adalah ± 18 em. Penggunaan galar kayu menjadi effektif dengan
syarat galar kayu dapat mendistribusikan tegangan akibat timbunan lebih merata, sehingga
tegangan tidak terkonsentrasi pada tengah tanggul. Untuk dapat mendistribusikan tegangan
lebih merata galar kayu harus memiliki kekakuan dan kapasitas tarik yang cukup, yang
menjadi masalah pada pondasi galar kayu adalah panjang kayu dolken umumnya hanya 4 m
dimana Iebar dasar tanggul adalah lebih dari itu sehingga kayu dolken perlu adanya
sambungan. Titik sambungan ini yang akan menjadi titik kritis dari performa galar kayu, agar
pondasi ini tetap baik performanya maka perlu dipastikan bahwa pada sambungan ini
memiliki kekakuan yang minimalnya sama dengan batang kayu dolken dan kapasitas tarik
sambungannya paling tidak cukup untuk mengantisipasi beban tarik yang nanti bekerja.
28
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
('10 "3m]
190.000
180.000
170.000
160.000
150.000
140.000
130.000
120.000
110.000
100.000
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
.c.ooo
· 10.000
T_1..,....._(._)
Ex!J-.ne Utct 187.25" 10 3 m
....
I
....
I
.... I I s, I l ee • I eel • I 11 I ' II' ' !11!!11'!0!1! " 11'
....
I
.....
I
.... I
29
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
dalam penurunan sekunder dapat mengakibatkan gaya yang bekerja pada tiang semakin
besar seiring waktu.
Pondasi dalam seperti cerucuk, seperti yang telah disebutkan sebelumnya
performanya sangat bergantung pada kapasitas daya dukungnya, oleh karena itu
penggunaan pondasi dalam sebagai pondasi tanggul harus dipastikan memiliki kedalaman
yang cukup untuk mentransfer beban tanggul ke tanah keras. Seberapa keras lapisan tanah
yang harus dicapai pertiang sangat terkait dengan jarak pertiang dan diameter tiang.
Semakin besar jarak dan semakin kecil diameter maka kebutuhan kuat geser tanah dasar
semakin tinggi konsekuensinya panjang tiang semakin dalam. Sebaiknya kombinasi jarak,
diameter tiang dan kedalaman tiang ditentukan berdasarkan perhitungan teknik dan
ekonomik sehingga didapat kombinasi yang optimal.
Penggunaan pondasi dalam pada struktur yang memiliki persyaratan deformasi yang
ketat adalah tidak ada pilihan, yang masih dapat menjadi pilihan adalah tipe material
pondasi dalam.Penggunaan tiang pancang bisa jadi menjadi solusi mahal dan terlalu
konservatif, sedangkan gaya dalam yang bekerja per tiangnya relatif kecil dibandingkan
kapasitas gaya dalamnya. Oleh karena itu pencarian alternatif pondasi mengerucut pada
efisiensi desain struktur pondasi dan metode pelaksanaan.
Dari segi biaya produksi, material struktur termurah adalah beton. Harga per m 3
beton lebih rendah dari kayu. Struktur beton menjadi mahal karena adanya baja tulangan
untuk mengantisipasi kekurang dari sifat beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah. Usaha
untuk mengurangi biaya struktur beton adalah dapat dengan menggantikan baja tulangan
dengan material lain seperti kayu atau bambu, tetapi aplikasinya masih dalam penelitian.
Alternatif lain penggunaan material beton sebagai bahan yang murah adalah dengan
meminimalkan penggunaan beton pada bagian yang membutuhkan kapasitas tarik yang
besar, sebagai contoh, sangat tidak disarankan material beton polostipis digunakan sebagai
balok atau pelat dibawah dasar tanggul. Alternatif efisiensi adalah dapat dengan
menggantikan tiang precast dengan cast-in-place dengan mutu beton yang disesuaikan
kebutuhan dan bisa jadi tanpa tulangan, hal ini sangat memungkinkan karena hasil
perhitungan numerik menunjukan gaya dalam momen {Gambar 29) dan geser (Gambar 30)
yang bekerja relatif sangat kecil dibandingkan gaya aksialnya (Gambar 31). Oleh karena itu
untuk tinggi timbunan 3m dengan jarak antar tiang 1m dan diameter 25 em cukup dengan
mutu beton K100 dimana umumnya tiang pancang precast memiliki mutu lebih dari K350.
Meskipun momen dan geser kecil disarankan untuk tetap menggunakan tulangan minimum
1 buah diameter 8 mm pertiang. Untuk kedalaman tanah keras yang sangat dalam, desain
penampang tiang perlu memerhatikan efek kelangsingan tiang sehingga perlu batasan
diameter minimum untuk menghindari pengaruh P-Delta pada struktur tiang atau dengan
menambahkan tulangan pada tiang.
30
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
JO.OO 90.000
85.000
80.000
75.000
10.000
20.00
65.000
60.000
55.000
50.000
10.00 45.000
40.000
35.000
JO.OOO
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
-<!.000
·5.000
T-~ta(._)
I e d!l!!!l!l!ll!!!!!! ' I " !!f " ! ! ' I ! ! O ! ! ! ! ! ! " ! ! I ! t ' " ! ! ! ! ! , , , ! ! ! ! ) !! " ' ,
....
,! , e! !! el " l!'!!!!!,
31
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
'· "' ,.,, ... . I I I ......... I. ' · , ,, I I ... " ' '"" ""
...
I I q le 11 ' 11 " !.
Gam bar 30. Gaya Geser yang Bekerja Pada Pondasi Dalam
,, , I I , 1 , I l e
....
1 ,, -
I
....,, ....
I e!e !11 e1 I ee ' l ! l l l
....
"
Salah satu input penting dari model SSe adalah time step, apabila waktu tahapan
konstruksi tidak dimasukan (zero time step) maka akan menyulitkan perhitungan numerik
dalam program finite elemen. Hasil perhitungan sangat sensitif terhadap time step, apabila
tahapan konstruksi hasilnya sudah salah sudah tentu kesalahannya akan merambat
ketahapan berikutnya.
Penurunan seketika hasil perhitungan menggunakan model sse menunjukan
penurunan yang luar biasa, dengan tinggi timbunan 3 m didapat hasil penurunan 1.72 m
untuk time step sebesar 1 hari. Artinya volume timbunan yang dibutuhkan dapat lebih dari
2 kali volume rencana. Jarak sekitar 1.5 m dari kaki tanggul permukaan tanah mengalami
kenaikan hingga 70 em, kenaikan tanah ini pada jarak 15 m dari kaki tanggul masih 10 em.
Meskipun begitu harus diingat bahwa deformasi ini adalah deformasi undrained, deformasi
undrained dihitung dengan asumsi tidak terjadi perubahan volume akibat beban.
Perhitungan ini benar jika kondisi material pada saat pemebebanan adalah fully undrained,
pada kenyataannya sulit mengevaluasi apakah perilaku dilapangan akan fully undraned atau
tidak. Kondisi fully undrained adalah kondisi dimana seluruh tegangan tambahan akan
diterima oleh air pori. Oleh karena itu interpretasi deformasi pada tanah gam but sebaiknya
tidak dilakukan pada tahapan undrained, tetapi dilakukan pada tahap drained atau melalui
proses konsolidasi setelah tahapan undrained. Pada saat melakukan perhitungan konsolidasi
hasil deformasi tahapan undrained sebaiknya diabaikan. Dengan begitu didapat deformasi
setelah konsolidasi selesai deformasi adalah 2.5 m, atau tanggul hanya tersisa 50 em diatas
muka tanah. Dimana proses konsolidasi hanya berlangsung kurang dari 1 minggu.
Setelah penurunan konsolidasi primer selesai, penurunan ditanah gambut masih
berlangsung melalui proses penurunan sekunder. Berdasarkan perhitungan sampai 10 tahun
kemudian setelah penimbunan, diketahui tanggul masih akan turun sebesar 1m dengan pola
perubahan kecepatan penurunan secara logaritmik.
Berdasarkan pemodelan tersebut juga diketahui jarak boundary condition agar tidak
mempengaruhi tanggul untuk pemodelan undrained, yaitu diambil jarak terpendek dari kaki
lereng antara sebesar 6 kali tinggi tanggul atau 2 kali ketebalan tanah sangat lunak.Untuk
pemodelan drained cukup diambil jarak terpendek dari kaki lereng antara sebesar 4 kali
tinggi tanggul atau 1.5 kali ketebalan tanah sangat lunak. Jarak boundary pada model
undrained lebah jauh dari model drained dimaksudkan untuk mengakomodasi undrained
deformasi yang relatif luas pengaruhnya dibandingkan drained deformasi.
33
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Opl
10.00
5.00
0.00
--
--~l . nm
(~ICINOscolo)
Opl
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Toto!..,.._ (Utot)
fxrrtmt utoc: 1.72 m
34
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
2.000
0.000
-2.000
-4.000
-6.000
-8.000
-10.000
-12.000
· 14.000
-16.000
-18.000
-20.000
-22.000
-:M.OOO
-26.000
-28.000
-30.000
-32.000
-34.000
-36.000
-38.000
~ ..... ...-
Edrwne a:cess pen pre:san -36.91 lcNim 2
y....... • ._;,.)
Gam bar 34. Kontur Tekanan Air Pori Eksess Setelah Penimbunan
35
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Uy [m]
0,00 I
~a hun)
I
1 5 6 7 8 9 10 111 12
-0,50 I
I
I I
.--1,00
E
';;' -1,50 I :-r~
co
§ -2,00 ~
--!-----'
....
~ -2,50
-·-·....--.-..
Q)
a. -3,00
-3,50
-4,00
I I '
-~.-.------ .. _j_
I
36
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
JumlahHarga Peralatan
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A+ 8 +C) 132975
37
Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gam but
B. Bahan I
I I
4. Tukang las Iistrik L.l4 OH 0.025 I 60000 1500
Jumlah Tenaga Kerja . -
5625
B. Bahan
I. Tiang paneang M.98 m 1.01 500000 505000
bajadiameter 30 em I
M.80 kg 0.15 ! 24750 3712
2. Kawat las Iistrik I
40
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
41
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Ide metode konstruksi Tiang Pancang Beton Cast-in place hampir serupa dengan tiang
bor pile, diawali dengan pembuatan lubang bar kemudian pengecoran. Perbedaannya
adalah lubang dibuat dengan proses pemancangan casing baja sementara, berikut tahapan
konstruksi tiang pancang beton Cast-in place:
1. Pemancangan casing yang telah dilengkapi sepatu agar tanah gambut tidak masuk
kedalam casing, casing dimasukan sampai kedalaman rencana atau mencapai
kapasitas daya dukung yang direncanakan.
2. Pemasanganan tulangan dilengkapi dengan centralizer untuk memastikan tulangan
tetap berada ditengah.
3. Pengecoran dengan beton K100.
4. Penarikan casing setelah 1 jam pengecoran.
5. Pengecoran Pile cap.
Detail gambar konstruksi tiang pancang beton Cast-in place adalah sebagai berikut:
~---------------------24.00----------------------~
42
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but
- '--
43
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
r-100
44
Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gambut
7.1. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: Perlu
ada modifikasi pengujian insitu standar agar dapat mengakomodasi sifat spesifik dari tanah
gambut. Untuk pengambilan sampel tidak terganggu di tanah gambut perlu peralatan
khusus seperti tabung sampel diameter besar untuk menghindari mulut tabung tersumbat
akar atau batang tanaman. Sifat mekanik tanah gam but sangat dipengaruhi oleh kadar serat
sehingga perlu mempertimbangkan anisotropik sifat mekanik dari tanah gambut.
Pemodelan numerik pada kondisi terdapat pertemuan 2 material yang memiliki perbedaan
modulus yang jauh, perlu model tanah yang baik dalam memodelkan kondisi plastik. Perlu
adanya model fisik untuk menguji performa tiang pancang beton Cast-in place, dengan
dilengkapi pemantaunan instrumentasi.
45
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut
Daftar Pustaka
Bujang B.K. Huat, 2014, Geotechnics of Organic Soil and Peat, CRC Press.
H. A. Gruen, Jr, 1983, Use Of Peats As Embankment Foundations, Purdue University.
Pusat litbang Sarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 1,
Pusat Litbang Sarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 2
Pusat Litbang Sarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 3
Pusat Litbang Saran a Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 4
46
.. . : .'\.
4' . ·.:
I I
'
.-:~ ----
't;j
., -~-
':
..
•:;;>-~
. . ~.. }
••• 1
..
I ~
I I