Anda di halaman 1dari 64

DSMIIK.03.01/02.

31La-BHGK/2014
PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR

TEKNOLOGI

FONDASI BANGUNAN AIR Dl TANAH GAMBUT

OUTPUT KEGIATAN
REVITALISASI BANGUNAN AIR UTAMA

DESEMBER, 2014
DSM/IK. 03 01/02-3/La-BHGK/2014
PUSUTBANG SUMBER DAYAAIR

TEKNOLOGI
FONDASI BANGUNAN AIR 01 TANAH GAMBUT
OUTPUT KEGIATAN
REVITALISASI BANGUNAN AIR UTAMA

Desember, 2014

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Jalan lr . H . Juanda 193, Bandung 40135 , Telp . (022) 2501083 , 2504053 , 2501554,2500507
t:.:.........-.:== Faks . (022) 2500163 , PO Box 841 , E-m ail : pusa1@pusa ir- pu . go . id , Hl1p : // www . pusa ir - pu . go . id
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diberikan pengesahan penyelesaian penyusunan Laporan Output "Tekno/ogi

Fondasi Bangunan Air di Tanah gambut", dibawah pembinaan Balai Bangunan Hidraulik

dan Geoteknik Keairan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan

Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum.

Bandung, Desember 2014

Mengetahui/Menyetu jui

Penanggungjawab Kegiatan Ketua Tim

lr. Dwi Kristianto, M.Eng Nuryanto Sasmito Slamet, ST. M.Eng


NIP.: 196510161993031002 NIP.: 19810610200604100 6

Pusat Litbang Sumber Daya Air


Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN


(Peneliti)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nuryanto Sasmito Slamet, ST, M.Eng

Jabatan : Ketua Tim Kegiatan Revitalisasi Bangunan Air Utama

lnstansi : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Litbang

Kementerian Pekerjaan Umum

Ala mat : Jl. lr. H. Juanda No. 193 Bandung

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa teknologi yang kami buat dengan judul "

Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut" adalah hasil penelitian Tim Kegiatan

Revitalisasi Bangunan Air Utama dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik

secara individu maupun kelompok.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Bandung,Desember 2014

Penanggungjawab Kegiatan Ketua Tim

lr. Dwi Kristianto, M.Eng Nuryanto Sasmito Slamet, ST. M.Eng


NIP.:196510161993031002 NIP.:198106102006041006

Pusat Litbang Sumber Daya Air ii


Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN


(Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :Dr. lr. Suprapto, M. Eng

Jabatan : Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air

lnstansi : Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Litbang

Kementerian Pekerjaan Umum

Ala mat : Jl. lr. H. Juanda No. 193 Bandung

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa teknologi yang kami buat dengan judul "

Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut" adalah hasil penelitian Tim Kegiatan

Revitalisasi Bangunan Air Utama dan bukan milik atau hasil karya cipta pihak lain baik

secara individu maupun kelompok.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Bandung, Desember 2014

Kepala,

Pusat Litbang Sumber Daya Air

~-:-
Dr. lr. Suprapto, M. Eng
NIP.: 195705071983011001

Pus at Litbang Sumber Daya Air iii


Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

SAM BUTAN

MENTER! PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Diiringi dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, saya menyambut baik buku "Teknologi

Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut". Melalui buku ini dapat diperoleh informasi cara

untuk mengevaluasi tingkat keamanan bendungan pada saat proses pelaksanaan,

pengisian waduk maupun pada masa operasi. Bahaya dan resiko kegagalan bendungan

saat ini semakin meningkat akibat dari perencanaan yang kurang baik, bertambahnya

umur prasarana bendungan, kurangnya pemeliharaan dan bertambahnya penduduk di

hilir bendungan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengevaluasi apakah bendungan

tidak akan mengalami keruntuhan pada proses pelaksanaan, pengisian waduk dan pada

masa operasi akibat pembebanan yang terjadi.

Pemerintah Indonesia sudah menyusun rencana jangka panjang untuk mengembangkan

manajemen pengelolaan bendungan dan waduk, meningkatkan kinerja dan keamanan

bendungan dan memulai peningkatan pembiayaan yang berkelanjutan.

Saya berharap kiranya buku ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat

pemakai dan pihak-pihak terkait lainnya, dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur

SDA khususnya bendungan sehingga diharapkan masyarakat pemakai dapat ikut berperan

serta dalam upaya-upaya pengoperasian dan pemeliharaan bangunan keairan yang dapat

meningkatkan manfaat sumber daya air untuk kesejahteraan rakyat.

Jakarta, Desember 2014

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Dr. lr. Basuki Hadimuljono, M.Sc

Pus at Litbang Sumber Daya Air iv


Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

SAM BUTAN

KEPALA BADAN LITBANG

Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, telah diterbitkan buku "Teknologi Fondasi

Bangunan Air di Tanah Gambut". Buku ini memberikan informasi tentang alternatif

teknologi fondasi bangunan air di tanah gambut mulai dari investigasi geoteknik,

pemodelan numerik, biaya, dan metode konstruksi. Dengan adanya informasi ini

diharapkan sebagai masukan untuk dapat mengurangi tingkat kegagalan konstruksi

bangunan air di tanah gambut.

Penelitian ini bertujuan Mendapatkan suatu pengembangan teknologi fondasi bangunan

air di lahan gambut yang mampu mengatasi deformasi berlebih dan lebih ekonomis, untuk

memperbaiki, memperpanjang umur layan, dan meningkatkan kekuatan struktur

bangunan air di tanah gambut.

Kegiatan ini termasuk dalam kelompok Ketahanan Pangan dan Air dan sangat penting

untuk mendukung terselenggaranya sarana dan prasarana ke-PU-an sehingga dapat

mendukung rencana strategis BALITBANG.

Semoga dengan terbit dan disebarluaskannya buku " Teknologi Fondasi Bangunan Air di

Tanah Gambut" ini, dapat memberikan gambaran kepada praktisi sumber daya air dalam

merencanakan bangunan air di tanah gambut. Kepada Pusat Litbang Sumber Daya Air,

kami sampaikan ucapan terima kasih atas upaya penelitian ini sehingga menjadi buku yang

dapat dimanfaatkan secara luas demi kesejahteraan rakyat dan pembangunan bangsa dan

negara Indonesia.

Jakarta, Desember 2014

Kepala,
Badan Litbang Pekerjaan Umum,

lr. Waskito Pandu M.Sc.


NIP.: 195601131985031001

Pusat Litbang Sumber Daya Air v


Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

KATA PENGANTAR

Pembangunan bidang sumber daya air, merupakan salah satu bidang tugas
Kementerian Pekerjaan Umum, termasuk di dalamnya pengelolaan dan pengembangan
sumber daya air sebagai salah satu komponen yang hakiki. Pembangunan bangunan air
utama yang merupakan salah satu bagian dari sistem pengelolaan sumber daya air,
sebaiknya dituangkan dalam suatu konsep program pengembangan wilayah yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Dalam rangka menunjang program pemerintah dalam bidang ilmu dan teknologi,
maka Pusat Litbang Sumber Daya Air, Balitbang PU, Kementerian Pekerjaan Umum melalui
Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan (BHGK), berpartisipasi dalam salah satu
kegiatan penelitian dengan judul utama: Revitalisasi Bangunan Air Utama.

Kegiatan ini dimaksudkan mendapatkan suatu pengembangan teknologi fondasi


bangunan air di lahan gambut yang mampu mengatasi deformasi berlebih dan lebih
ekonomis, untuk memperbaiki, memperpanjang umur layan, dan meningkatkan kekuatan
struktur bangunan air di tanah gambut.

Laporan Output ini disusun oleh Tim Revitalisasi Bangunan Air Utama. Kritik,
saran dan masukan dari semua pihak terhadap isi laporan penelitian ini, sangat kami
harapkan demi kesempurnaan laporan dan kelancaran pelaksanaan penelitian selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pengelola bendungan dan pihak-pihak
terkait dalam melakukan evaluasi tingkat keamanan bendungan. Atas segala bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak, diucapkan banyak terima kasih.

Bandung, Desember 2014

Kepala,

Pusat Litbang Sumber Daya Air

Dr. lr. Suprapto, M. Eng


NIP.: 195705071983011001

Pusat Litbang Sumber Daya Air vi


Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

RINGKASAN

Banyak bangunan air di Indonesia berdiri diatas tanah gam but, dimana tanah Gam but
banyak tersebar di wilayah Indonesia terutama di pulau-pulau besar seperti Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Tanah Gambut memiliki karakteristik geoteknik yang buruk untuk
fondasi bangunan, kuat gesernya rendah, potensi penurunannya besar dan memiliki potensi
penurunan jangka panjang. Karakteristik geoteknik yang buruk ini mengakibatkan banyak
potensi masalah yang muncul pada bangunan air diatas tanah gambut.
Teknologi pondasi yang dibangun dengan biaya tinggi sudah banyak diketahui untuk
mengatasi permasalahan geoteknik di tanah gambut, salah satunya adalah pondasi tiang.
Tetapi teknologi ini dinilai masih terlalu mahal untuk kebanyakan tipe bangunan di atas
tanah gambut, dimana sebagian besar struktur yang ada merupakan struktur yang kecil
seperti shiplock, dan tanggul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka dalam kegiatan
ini dilakukan penelitian teknologi pondasi bangunan air di tanah gam but yang efektif dan
relatif murah.
Ketika melakukan analisis dan mengembangkan teknologi fondasi bangunan air di
tanah gam but, ada beberapa persyaratan penting dan batasan yang harus dipertimbangkan,
yaitu meliputi: fungsi bangunan air, umur rencana, dan kriteria performa. Prosedur
pembuatan teknologi pondasi bangunan air di tanah gambut meliputi investigasi geoteknik
dan pemodelan numerik.
Pondasi apung seperti galar kayu berdasarkan hasil numerik menunjukan performa
yang lebih baik dibandingkan dengan cerucuk yang tidak mencapai tanah keras. Penggunaan
galar kayu menjadi effektif dengan syarat galar kayu dapat mendistribusikan tegangan akibat
timbunan lebih merata, sehingga tegangan tidak terkonsentrasi pada tengah tanggul.
Penggunaan pondasi dalam pada struktur yang memiliki persyaratan deformasi yang
ketat adalah tidak ada pilihan, yang masih dapat menjadi pilihan adalah tipe material
pondasi dalam.Penggunaan tiang pancang bisa jadi menjadi solusi mahal dan terlalu
konservatif, sedangkan gaya dalam yang bekerja per tiangnya relatif kecil dibandingkan
kapasitas gaya dalamnya. Oleh karena itu pencarian alternatif pondasi mengerucut pada
efisiensi desain struktur pondasi dan metode pelaksanaan.
Dari segi biaya produksi, material struktur termurah adalah beton. Harga per m 3
beton lebih rendah dari kayu. Struktur beton menjadi mahal karena adanya baja tulangan
untuk mengantisipasi kekurang dari sifat beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah.
Alternatif efisiensi adalah dapat dengan menggantikan tiang precast dengan cast-in-place
dengan mutu beton yang disesuaikan kebutuhan dan bisa jadi tanpa tulangan, hal ini sangat
memungkinkan karena hasil perhitungan numerik menunjukan gaya dalam momen dan
geser yang bekerja relatif sangat kecil dibandingkan gaya aksialnya. Oleh karena itu untuk
tinggi timbunan 3 m dengan jarak antar tiang 1 m dan diameter 25 em cukup dengan mutu
beton KlOO dimana umumnya tiang pancang precast memiliki mutu lebih dari K350.
Berdasarkan analisis harga satuan pekerjaan diketahui bahwa alternatif pondasi tiang
termurah untuk kasus timbunan rendah pada tanah gambut adalah pondasi tiang beton
Cast-in place. Tetapi karena tiang pancang beton Cast-in place membutuhkan pile cap
sehingga akan lebih ekonomis dibanding pondasi tiang kayu apabila kedalamannya lebih dari
5.

Pusot Litbang Sumber Oaya Air vii


Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Daftar lsi

Lembar Pengesahan ...................................................................................................i


Surat Pernyataan Keaslian (Peneliti) .......................................................................... ii
Surat Pernyataan Keaslian (Kepala Pusatlitbang Sumber Daya Air) ........................... iii
Sambutan Menteri Pekerjaan Umum ....................................................................... iv
Sambutan Kepala Badan Litbang ...............................................................................v
Kat a Pengantar ........................................................................................................ vi
RINGKASAN ............................................................................................................. vii
Daftar lsi ................................................................................................................ viii
Daftar Gam bar ......................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..............................................................................................................x
Bab 1 Pendahuluan .................................................................................................. 1
1.1. Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 1
1.3. Manfaat dan ruang lingkup ........................................................................ 1
Bab 2 Kajian Literatur ............................................................................................... 3
Bab 3 Rancangan Teknologi Fondasi Bangunan Air Di Tanah Gambut ....................... 8
Bab 4 Prosedur Pembuatan Teknologi. ................................................................... 10
4.1. lnvestigasi Geoteknik ............................................................................... 10
4.2. Analisis Numerik ...................................................................................... 19
4.2.1. Tipe Analisis dan Model Parameter ................................................. 19
4.2.2. Tinggi kritis penimbunan pertama ................................................... 20
4.2.3. Tinggi Maksimum Penimbunan ....................................................... 22
4.2.4. Penurunan ...................................................................................... 27
4.2.5. Penurunan Sekunder ....................................................................... 32
Bab 5 Pertimbangan Biaya ..................................................................................... 37
Bab 6 Metode Konstruksi Pondasi Tiang Pancang Beton Cast-in place .................... 42
Bab 7 Kesimpulan dan Saran .................................................................................. 45
7.1. Kesimpulan .............................................................................................. 45
7.1. Saran ....................................................................................................... 45
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 46

Pus at Litbang Sumber Daya Air


viii
Teknologi Fondosi Bongunon Air di Tanah Gambut

Daftar Gam bar

Gambar 1. Pengaruh pH terhadap kuat geser undrained ( Asadi et al., 2011) ...................... 3
Gam bar 2. Sudut geser efektif vs kandungan organik (Edil, 2003) ....................................... 4
Gambar 3. Koefisien konsolidasi sekunder (Ca) vs Kadar air awal (Farrell et al. 1994) ......... 5
Gambar 4. Batas cair vs angka pori (after AI-Raziqi et al, 2003) ........................................... 5
Gam bar 5. Pengaruh pH pad a permeabilitas (Asadi et. al., 2011) ........................................ 6
Gambar 6. Alur Penentuan Alternatif Fondasi Di Tanah Gambut ......................................... 9
Gambar 7. Lokasi Kegiatan (Google Earth) ........................................................................ 10
Gam bar 8. Denah Pengujian Lapangan .............................................................................. 11
Gambar 9 Dokumentasi Uji Lapangan ............................................................................... 13
Gambar 10. Potongan Hasil Sondir HS.1, HS.6, HS.7, HS.12, dan HS.13 .............................. 14
Gambar 11. Potongan Hasil Sondir HS.2, HS.S, HS.8, HS.ll, dan HS.14 .............................. 15
Gambar 12. Potongan Hasil Sondir HS.3, HS.4, HS.9, HS.10, dan HS.15 .............................. 15
Gambar 13. Perfoma Piston Sampler. ................................................................................ 16
Gambar 14. Tipikal Grafik Penurunan Terhadap Waktu Hasil Uji Konsolidasi Tanah Gambut
.............................................................................................................................. 18
Gambar 15. Variasi Kadar Air dan Berat Volume Kering Terhadap Kedalaman ................... 18
Gambar 16. Variasi Angka Pori dan Cc Terhadap Kedalaman ............................................. 19
Gambar 17. Geometri Simulasi Tinggi Timbunan Maksimum ............................................ 23
Gambar 18. Simulasi Tinggi Timbunan 1 m ........................................................................ 24
Gambar 19. Simulasi Tinggi Timbunan 2 m ........................................................................ 24
Gambar 20. Simulasi Tinggi Timbunan 3 m ........................................................................ 25
Gam bar 21. Simulasi Tinggi Timbunan 5 m ........................................................................ 25
Gam bar 22. Simulasi Tinggi Timbunan 7 m ........................................................................ 26
Gam bar 23. Simulasi Tinggi Timbunan 9 m ........................................................................ 26
Gambar 24. Faktor Kemanan vs Tinggi Timbunan .............................................................. 27
Gambar 25. Total Dispacement Timbunan Tanpa Perkuatan Pondasi ................................ 28
Gambar 26. Total Displacement Timbunan Dengan Pondasi Galar Kayu ............................ 29
Gambar 27. Gaya Tarik Pada Pondasi Galar Kayu .............................................................. 29
Gambar 28. Total Displacements Timbunan Dengan Pondasi Dalam ................................. 31
Gambar 29. Gay a Aksial yang Bekerja Pad a Pondasi Dalam ............................................... 31
Gambar 30. Gay a Geser yang Bekerja Pad a Pondasi Dalam ............................................... 32
Gambar 31. Momen yang Bekerja Pada Pondasi Dalam .................................................... 32
Gambar 32. Deformasi Mesh Setelah Penimbunan Dengan Skala 1:1 ................................ 34
Gambar 33. Arah Deformasi Setelah Penimbunan ............................................................. 34
Gambar 34. Kontur Tekanan Air Pori Eksess Setelah Penimbunan ..................................... 35
Gambar 35. Penurunan dan Tekanan Air Pori Eksess ......................................................... 35
Gambar 36. Penurunan vs Tahun ...................................................................................... 36
Gambar 37. Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Tiang .................................... 41
Gam bar 38. Potongan Melintang ...................................................................................... 42
Gambar 39. Tampak Atas .................................................................................................. 43
Gambar 40. Tiang Pancang Beton Cast-in place ................................................................. 43
Gambar 41. Denah Pile Cap ............................................................................................... 44

Pus at Lit bang Sumber Daya Air ix


Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

Daftar Tabel
Tabell. Jenis Perbaikan Tanah yang Sering diterapkan Pada Lahan Gambut.. .......... 6
Tabel2. Kriteria Faktor Keamanan Stabilitas Lereng ................................................. 8
Tabel 3. Kategori Sensitifitas .................................................................................. 17

Pusat Litbang Sumber Daya Air X


Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar belakang


UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air mengamanatkan bahwa negara
menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok sehari-hari guna
memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih dan produktif, selaras dengan target
Millennium Development Goals (MDGs) untuk mengurangi jumlah penduduk tanpa akses
terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar pada 2015.
Selain mempunyai manfaat yang tidak ternilai bagi kehidupan manusia, air juga
mempunyai daya rusak yang dapat mengurangi maupun menghilangkan fungsi dari
bangunan air, infrastruktur lain yang ada di ruas sungai. Kerusakan bendung, bendungan,
jembatan yang ada di ruas sungai secara ekonomi dan sosial mempunyai dampak yang
sangat besar dan panjang terhadap masyarakat sekitar bangunan tersebut maupun
masyarakat lain yang secara geografis, sosial, ekonomi berhubungan langsung maupun tidak
langsung dengan keberadaan bangunan infrastruktur yang ada.
Banyak bangunan air di Indonesia berdiri diatas tanah gambut, dirnana tanah Gam but
banyak tersebar di wilayah Indonesia terutama di pulau-pulau besar seperti Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Tanah Gambut memiliki karakteristik geoteknik yang buruk untuk
fondasi bangunan, kuat gesernya rendah, potensi penurunannya besar dan memiliki potensi
penurunan jangka panjang. Karakteristik geoteknik yang buruk ini mengakibatkan banyak
potensi masalah yang muncul pada bangunan air diatas tanah gam but.
Teknologi pondasi yang dibangun dengan biaya tinggi sudah banyak diketahui untuk
mengatasi permasalahan geoteknik di tanah gambut, salah satunya adalah pondasi tiang.
Tetapi teknologi ini dinilai masih terlalu mahal untuk kebanyakan tipe bangunan di atas
tanah gambut, dimana sebagian besar struktur yang ada merupakan struktur yang kecil
seperti shiplock, dan tanggul. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka dalam kegiatan
ini dilakukan penelitian teknologi pondasi bangunan air di tanah gambut yang efektif dan
relatif murah.
Untuk memecahkan permasalahan diatas, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan
Umum telah melaksanakan tugas untuk penelitian dan pengembangan di bidang Pekerjaan
Umum dan memenuhi fungsinya sebagai perumus kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan, layanan teknologi terapan dan keahlian
bidang SDA. Melalui Pusat Litbang SDA, dilakukan suatu pengkajian penerapan teknologi
fondasi bangunan air di tanah gambut.

1.2. Tujuan
Mendapatkan suatu pengembangan teknologi fondasi bangunan air di lahan gambut
yang mampu mengatasi deformasi berlebih dan lebih ekonomis, untuk memperbaiki,
memperpanjang umur layan, dan meningkatkan kekuatan struktur bangunan air di tanah
gam but.

1.3. Manfaat dan ruang lingkup


Hasil kegiatan teknologi fondasi bangunan air di tanah gambut diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai masukan untuk saran cara praktis untuk penanggulangan, dan

1
Teknologi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gam but

perencanaan bangunan air di tanah gambut agar dapat mengurangi potensi kerusakan
bangunan air di tanah gambut. Teknologi yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi
teknologi alternatif untuk mengamankan bangunan air di tanah gambut.
Lingkup kegiatan teknologi fondasi bangunan air di tanah gambut adalah
pengembangan teknologi pondasi di lahan gambut yang lebih efektif dan ekonomis, melalui
proses investigasi geoteknik, pemodelan numerik dan pertimbangan biaya.

2
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 2 Kajian Literatur

Gambut adalah material alam yang memiliki kompresibilitas tinggi dan kuat geser
yang rendah. Material tersebut terdiri dari jaringan nabati yang memiliki tingkatan
dekomposi bervariasi. Umumnya memiliki warna coklat tua sampai dengan hitam dan
memiliki bau yang khas karena berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami
pembusukan. Konsistensinya lunak tanpa memperlihatkan plastisitas yang nyata dan
memiliki tekstur mulai dari berserat sampai dengan amort. Di sekitar area gambut,
ditemukan tanah-tanah organik dengan kandungan organik yang bervariasi.
Gambut bisa ditemui di pegunungan, dataran-dataran tinggi dan rendah. Gambut
terbentuk pada kondisi iklim yang berbeda-beda: tropis, sedang dan dingin. Jika
diklasifikasikan berdasarkan topografi, gambut bisa berupa gambut dataran tinggi, gambut
dicekungan atau gambut pantai.
Kuat geser tanah gambut termasuk rendah, nilainya berkisar 5 - 18 kPa. Hasil
penelitian Asadi tahun 2011, kuat geser tanah gam but selain dipengaruhi oleh jenis gam but
juga dipengaruhi oleh pH (Gambar 1). Meskipun kuat geser tanah gam but termasuk rendah,
pada kenyataanya hasil penilitian Edil tahun 2003 menghasilkan nilai kuat geser efektif
gam but termasuk tinggi yaitu berkisar 39°- 67° dengan nilai rata-rata 53° (Gambar 2).

600 --<>-- Fibrous


'0
Gl
181
16
14
() ... .......
_"'()
550
. 500
peat,Su
- t r - Sapri c peat,
c
...
'iii
12 , 450 Su
'0
Ccg 400 ~ - ·<>· - Fibrous
:::Ja.. 10 j
... .x;
Gl ;
! ll.. 350 ~ peat, we
Ill 8 -1
...
&(I) j
":6,..... 300 -·A·- Sapric peat,
... 6 - .... "A ... <...
250 111 we
~
111
::::J
4 J '0
200 ~111
2 ~ 150
j
0 ·----·-.--r·-·---,---···-· :-·-- · ..,._c,"''J <
100
1 3 5 7 9 11 13
pH
Gambar 1. Pengaruh pH terhadap kuat geser undrained ( Asadi et al., 2011)

3
Teknologi Fondosi Bongunan Air di Tanah Gambut

70
-:;::;- a
I

Ill

'•
'ii
,_
C1J 60 - ••
f' a at u -
~ t'
ot~
=53 0
• 0
dt
:::::1
u 50 ,_ 0 @JiO 0

• ••• •
g -
-
rga nlc Soil
5' :- {)' =41°
'iii
.&. evg
....
A
• • -

--
Ill 40 :-A
:J:
·.;::; ~· .
~
C1J
30 - -
w
,_
C1J
- -
20

..
Ill UW ·FibroltS Peal
C1J
\!:1
:II 10 ....
•.. UW -Amorphous Peat
UW-Organtc Soli
-
"0 0 Literalure-Fibrc>us Peal
:II
II) r t:l Literature-Amorphous Peal
I
0
0 20 40 60 80 100

Kadar Oreanik f%1


Gam bar 2. Sudut geser efektif vs kandungan organik (Edil, 2003)

lndeks kompresi pada tanah gambut relatif besar dibandingkan tanah lunak lainnya,
penggunaan persamaan empirik untuk tanah lunak akan menghasilkan nilai yang tidak
konservatif, nilai Cc tanah gambut lebih besar dari rumus empirik untuk tanah lunak biasa.
Nilai Cc gambut dapat mencapai 5 - 10 dimana pada lempung hanya berkisar 0.2 - 0.8.
Azzouzet al (1976) memberikan hubungan indeks kompresi terhadap kadar air dalam persen
untuk tanah organik dan gambut adalah sebagai berikut.
Cc =0.0115 w
Farrell et al. (1994) mengindikasikan hubungan antara koefisien konsolidasi sekunder
(ca) hasillaboratorium dan kadar air awal (wn) dapat dilihat pada Gambar 3, secara umum
dekat dengan hubungan empirik sebagai berikut.
Ca =0.00018 wn

4
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

u" 0.05
....
CIJ
't:l Ca =0.00018 W;
c:: 0.04
:J
..:.:
CIJ
Vl
·;:;; 0.03
111
~
0
Ill 0.02
c::
0
:iii::
c::
CIJ 0.01
·;:;;
;;::::
CIJ
0
:iii::
tOO 200 300 400
Kadar Air Awal W; (%)

Gam bar 3. Koefisien konsolidasi sekunder (Ca) vs Kadar air awal (Farrell et al. 1994)

Angka pori gambut dapat berkisar 9 untuk gambut amorphous sampai 25 untuk
gambut fibrous. Dengan angka pori tinggi berdampak dengan tingginya kadar air. Sebagai
perbandingan, lempung marine di malaysia memiliki angka pori berkisar 1.5- 2.5. Tingginya
angka pori alami gambut menunjukan tingginya kapasitas kompresi.

10 1 - - Miyakawa (1960)
9
8 2 . • • • • . Skemoton & Petley
7 (1970)

...
0 6
c;l
3 - Tropical Peat
a: 5
"C 4

~ 3
2
1
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Liquid Limit %
Gam bar 4. Batas cair vs angka pori (after AI-Raziqi et al, 2003)

Susunan partikel seperti serat dan butiran kasar, pada tanah gambut sangat berpengaruh
besar terhadap ukuran dan kemenerusan pori, hal ini mengakibatkan permeabilitas gambut
memiliki rentang yang besar. Gambut amorpous dengan sifat koloid yang tinggi cenderung
memiliki permeabilitas yang rendah dibanding gam but fibrous. Faktor dominan, selain faktor
yang telah disebutkan sebelumnya adalah tingkat kepadatan (derajat konsolidasi) dan
tingkat pembusukan. Faktor ini dapat berubah seiring waktu dan menghasilkan perubahan
terhadap permeabilitas. Pada kondisi alami, gambut dapat memiliki permebailitas setinggi
5
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

pasir yaitu berkisar 10· 3 sampai 10· 2 cm/s. Permeabilitas turun drastis ketika diberi beban,
turun hingga ke levellanau atau lempung yaitu 10-6 - 10·7 cm/s atau bahkan lebih rendah.
Pada umumnya, khususnya gambut fibrous, permeabilitas horizontal lebih besar dari arah
vertikal dalam 1 orde atau lebih (Dhowian dan Edil, 1980).
Asadi et al. (2011) investigasi pengaruh pH terhadap permebilitas pada tanah gambut tropis
dalam kondisi laboratorium. Hasil penelitiannya menemukan bahwa baik pada gambut
amorphous dan fibrous, permeabilitas meningkat berbanding terbalik dengan pH (Gambar
5).

1.20E-03

l.OOE-03
fll

'; l S.OOE-O.J

6.00E-O.f

.J.OOE-0-1 ·
--l!r Amorphous Peat
2.00E-O.J
-a- Flbric Peat
O.OOE-HJO +----.,.-----r----.--- ----.----,..------,
0 2 6 8 10 1Z

pH
Gam bar 5. Pengaruh pH pada permeabilitas (Asadi et. al., 2011)

Lima metode solusi fondasi pada gambut yang telah diterima dan diterapkan di
Indonesia adalah:
a) Penggantian Material (Replacement)
b) Bahu Beban Kontra (Counterweight Berms)
c) Pembebanan (Surcharging)
d) Konstruksi Berta hap (Staged Construction)
e) Penggunaan Material Ringan (Use of Light Material)
Keunggulan dari masing-masing metode dicantumkan pada tabel berikut:
Tabel 1. Jenis Perbaikan Tanah yang Sering diterapkan Pada Lahan Gambut
Meningkatkan MengurangiPenurunan
Metode Solusi
Stabilitas Pasca Konstruksi
Penggantian Material Ok Ok
Bahu Beban Kontra Ok
Penambahan Beban Ok
Konstruksi Bertahap Ok
Penggunaan Material Ringan Ok Ok

6
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

Solusi yang telah disebutkan di atas dapat kombinasikan dengan metode perbaikan
tanah seperti:
a) Fondasi Tiang (Tiang Beton, Cerucuk, dll).
b) Matras (Geotekstil, Matras Bambu, stabilisasi dangkal, dll}, dengan atau
tanpa tiang.
c) Kolom semen atau kapur.

7
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 3 Rancangan Teknologi Fondasi Bangunan Air Di Tanah


Gam but

Ketika melakukan analisis dan mengembangkan teknologi fondasi bangunan air di


tanah gambut, ada beberapa persyaratan penting dan batasan yang harus dipertimbangkan,
yaitu meliputi:
a) Fungsi bangunan air.
b) Umur rencana.
c) Kriteria performa.
Banyak tipe bangunan air yang mungkin dibangun di tanah gam but, seperti bangunan
sadap, tanggul banjir, tembok penahan, dll. Dari sekian banyak tipe bangunan air, terkait
risikonya yang tinggi, bendungan merupakan satu-satunya yang tidak diperbolehkan berdiri
diatas tanah organik atau gam but. Umur rencana bangunan air selain bendungan umumnya
berkisar 20 tahun- 50 tahun, bangunan air dengan met ode desain yang umum kemungkinan
akan sulit untuk mencapai umur terse but terkait sifat gam but yang viscous dan sisi ekonomik
dari bangunan tersebut. Oleh karena itu perlu bertemu antara persyaratan teknis dan
ekonomik. Pertemuan tersebut dapat diterjemahkan dalam kriteria performa, kriteria
performa seperti faktor keamanan, dan deformasi. Berikut persyaratan faktor keamanan
stabilitas tanggul yang umum digunakan:
label 2. Kriteria Faktor Keamanan Stabilitas Lereng
Kriteria Stabilitas lereng Batasan Kriteria
Statik FK 2: 1.5 - Stabilitas jangka panjang dalam
kondisi operasi
FK 2: 1.2- Kondisi muka air ekstrim
FK 2: I .2 - Stabilitas jangka pendek,
tahapan konstruksi.
Seismik FK 2: I. I - dengan gempa periode ulang
IOO tahun.

Persyaratan deformasi sangat bergantung kepada tipe struktur, untuk tanggul kriteria
perbedaan penurunan tidak seketat struktur. Agar pintu tetap dapat beroperasi dengan baik
maka perbedaan penurunan dibatasi hanya 0.1 % dari tinggi pintu, sedangkan perbedaan
penurunan pada tanggul dibatasi agar tidak terjadi retak, terutama yang berbahaya adalah
retak melintang tanggul. Persyaratan perbedaan penurunan pada tanggul sangat
dipengaruhi oleh sifat material timbunan, material yang kurang plastis perlu persyaratan
perbedaan deformasi yang lebih ketat dibandingkan yang plastis. Sedangkan persyaratan
total penurunan untuk bangunan air dibatasi oleh tinggi jagaan, oleh karena itu agar
bangunan air dapat mencapai umur rencana maka pada tanah gambut perlu adanya
perbaikan fondasi agar kecepatan penurunan perlu dibatasi. Proses penentuan alternatif
perbaikan fondasi bangunan air di tanah gam but dapat dilihat pada Gambar 6.

8
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

/ ,--·· ········------- -·..\


• Mulai )
''-... ./
.

_f
Tentukan Kriteria Performa
(Faktor Keamanan dan deformasi) j

. . ) '-,
Perbaikan fondasi dapat /~ Teballapisa
dengan mengganti tanah I
~Ya
Gambut < 2 m dan lapisan
gambut, stabilisasi tanah, tanah keras kurang dari 4
atau dengan cerucuk. f . m?

Tidak

k"'"' -mmk;
kriteria deformasi
ketat?
yang
I
Dapat menggunakan floating
Tidak.J fondasi seperti galar kayu,

L ~~~~:~~~~~~~~-~~:~:...-~-
Ya

IPertimbangkan Kesanggupan
'----------1~~ Metode Konstruksi dan
I Biaya dari Alternatif fondasi
(------ \
Selesai '
\__ _ _)

Gambar 6. Alur Penentuan Alternatif Fondasi Di Tanah Gambut

9
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 4 Prosedur Pembuatan Teknologi

Prosedur pembuatan teknologi pondasi bangunan air di tanah gambut meliputi


investigasi geoteknik dan pemodelan numerik, berikut penjelasan setiap tahapan yang telah
dilakukan.

4.l.lnvestigasi Geoteknik.
Kegiatan Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut melakukan investigasi
geoteknik lapangan di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang
Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah. Lokasi tepatnya berada pada koordinat S 2.376289°, E
114.1225°, ± 30 km dari Palangkaraya menuju Banjarmasin, lokasi penelitian berjarak 2.7 km
dariSungaiKahayan.

Gambar 7. Lokasi Kegiatan (Google Earth)

Jumlah pengujian dalam investigasi geoteknik lapangan adalah sebagai berikut:


a) 15 titik sondir tangan (HS) masing- masing sedalam 9 m, jarak antar titik berkisar
10m.
b) 2 titik piston sampler (PS) masing- masing 11 m.
c) 1 titik test pit( TP) sedalam 1 m
d) 2 titik permeabilitas
e) 2 titik pengujian pH meter
Denah pengujian dan dokumentasi pada saat pelaksanaan investigasi lapangan
sebagai berikut:

10
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

Sketsa titik :

HS .2

HS .7 HS .6
HS = Sondir tangan
PS = Piston sampler
TP =Test pit
Gam bar 8. Denah Pengujian Lapangan

(a) Dokumentasi Pengujian Sondir (b) Ujung Konus Mencapai Lapisan


Tangan Lempung dengan Plastisitas
Tinggi

11
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

(c) Contoh Tanah Gambut yang {d) Pengujian PH dengan Kertas


Berhasil Terambil Piston Sampler Lakmus (PH± 4)

(e) Ujung Piston Sampler Mencapai (f) Proses Pengambilan Contoh


Lapisan Lempung Plastisitas Tanah Tidak Terganggu
Tinggi

12
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

(g) Proses Pengujian Permeabilitas Lapangan

Gam bar 9 Dokumentasi Uji lapangan


Contoh tanah yang diperoleh dari piston sampler dan test pit saat ini masih dalam
proses uji laboratorium. Uji laboratorium yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Beratjenis tanah (SNI1964: 2008}.
b) Batas-batas Atterberg.
c) Kadar air, kadar abu dan bahan organik (SNI13-6793-2002).
d) Kadar serat (SNI13-6794-2002).
e) Konsolidasi tanah satu dimensi (SNI 03-2812-1992).
f) Permeabilitas dengan tinggi tekan tetap (SNI13-6800-2002).
g) Vane Shear Laboratorium.

Dari interpretasi sondir perkiraan kedalaman gam but adalah 6.4 - 9 m, semakin dekat
jalan semakin tebal. Tidak semua titik mencapai lapisan lempung di bawah gambut karena
terhalang oleh akar/kayu dalam tanah. Penentuan kedalaman gambut berdasarkan sondir
merupakan hal yang sulit terutama apabila jumlah titiknya terbatas, berdasarkan
pengalaman dilapangan ujung sondir lebih sering terhalang oleh akar atau batang tanaman
dibandingkan lolos sampai lapisan tanah berikutnya. Oleh karena itu dalam menentukan
kedalaman gambut dalam penelitian ini interpretasi sondir tangan dikombinasikan dengan
piston sampler log. Apabila akar atau batang tanaman tidak terlalu besar dan keras maka
ujung konus masih dapat menembus dengan bacaan konus kurang dari 11 kg/cm 2, bacaan
lebih dari itu dengan menggunakan sondirtangan akan sulit menembus halangan pada tanah
gam but.
13
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bacaan ujung konus pada lapisan gambut dengan manometer kapasitas 15 kg/cm 2
hampir tidak terbaca, butuh manometer yang lebih sensitif atau menggunakan tranduser
tekanan. Bacaan yang terbaca lebih dari 2 kg/cm 2 umumya hanya gejala lokal yang
dipengaruhi oleh serat organik, oleh karena itu untuk menentukan batasan lapisan gambut
dengan lapisan tanah lainnya dalam penelitian ini adalah jika bacaan konus lebih dari 2
kg/cm 2 dengan bacaan konsisten relatif meningkat secara perlahan. Bacaan konus
mengalami peningkatan secara tiba-tiba melebihi 11 kg/cm 2 perlu dicurigai bahwa ujung
konus terhalang oleh akar atau batang tanaman keras. Lompatan-lompatan bacaan konus
yang terhalang oleh serat organik umumnya hanya memiliki tebal ± 20 em, setelah itu bacaan
kembali mengecil bahkan kadang hampir tidak terbaca. Kondisi seperti ini konsisten terlihat
pada seluruh titik sondir tangan.
HS. 1 HS. 6 HS. 7 HS. 12 HS. 13
02468101214 0 2 4 6 8 1012 14 0 2 4 6 81012 14 02 4 681012 14 02468101214
0 ~
0 0 0 0

~ ~c: l h a ~ :1 r Kon us )
I t!. 1
~ 1
If..
~,.o->
- ~i:oo

~
2
k
2
) ~

:::> ... It ~
b> "" ~ f
,... 3 3
~ ~ .....
E
~
;
E
C1l
iii s
4

...
4
' ~
P'e 4
I
I
s 1.,.
4

"C
s if
Q)
::.::
6 6 6 6
... >
6

~ ~
- ... 7
-- 1:~
-... .....
--
7 7 7
...

8 8
I gh r> :c
.
'-II v crdl'1
L
8
?
9 9 9 9
~

10 10 10 10 10

Gambar 10. Potongan Hasil Sondir HS.1, HS.6, HS.7, HS.12, dan HS.13

14
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

HS. 2 HS. 5 HS. 8 HS. 11 HS. 14

0 2 4 6 8 10 12 14 0 2 4 6 8 101214 0 2 4 6 8 10 1214 0 2 4 6 8 10 12 14 0 2 4 6 8 1 0 1214


0
0
f".
0
0 I> 0

r•lh~r n Konu sl>


II I\.
1 1
I K~. [T) ~ /
lr"r>
I» li 1\
2 2
IJ I~
~ 3
If' I>
~ 3
"r> >
1- ~
k I< p ~ ~
4 4 4
I\
lr" I' :: ~
II
s 1,1 5
1\ s 't

~
I~
~~ il 12
6 6 6 ~ 6

R ,.~
<). :,.... ~ ... >
7 ~ 7 < 7
.... .... 7

~.... I
"~
8 "' 8 8
....
1--
8
1. 8

r.. .... .... ~


I" ~
'
-- hP 'lei~ '
9
1--
-il~ I I Cia1\1
10 -- 10 10 10 10

Gambar 11. Potongan Hasil Sondir HS.2, HS.S, HS.8, HS.ll, dan HS.14

HS. 3 HS. 4 HS. 9 HS. 10 HS. 15


0 2 4 6 810 1214 0 2 4 6 8 101214 0 2 4 6 8 101214 02 4 6810 12 " 0 24 68 10 12 "
0 0 0 0 0

~ ,. n~ 1 Konus ,... ;:.

1 1
> ,....~
)
2 < '~--
< ..
2 2
c
.
~
3
. 3
t ..... ..... ~::-
E ,E 4
-4 4 4
c: I
"'E
..!!!5
I~
5 "
I 5 " 5
I'-

}
"'C1l
I~
"0
r"l
~6 6 6 6
6
I" I~
~
1- ~[)
7
lr
7 7
1- ·1-
--7

~
,.. f-
- -8
1- 1- -- 8
. I~ 1- 1- ...
8 8
IC:I-
~-~

"'r-.
9 9
I gh r:> h i<~~~ crc:1,
10 10 10 10 10

Gambar 12. Potongan Hasil Sondir HS.3, HS.4, HS.9, HS.10, dan HS.15

15
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Kegagalan pengambilan contoh tanah dengan piston sampler dapat diakibatkan akar
kecil yang keras atau batang tanaman yang tebal. Pada saat mulut tabung terlebih dahulu
terhalang akar atau batang hampir pasti tabung tidak akan terisi oleh contoh tanah, pada
kondisi seperti itu pada saat tabung ditekan lapisan organik dibawah tabung bukannya
masuk kedalam tabung tetapi malah tersingkir kesisi tabung dan mampat, pad a saat tabung
diangkat bisa jadi isinya didominasi oleh air yang terperangkap dalam tabung. Pengalaman
ini sangat berarti bahwa dalam pengambilan contoh tanah gambut dengan diametertabung
standar adalah sangat sulit, keberhasilan pengambilan contoh tanah gambut dengan
diameter tabung standar adalah sebuah kebetulan .
,.........~--

(a) Contoh akar yang

(c) Contoh Kegagalan Dalam Pengambilan Contoh Tanah Dengan Piston Sampler
Gam bar 13. Perfoma Piston Sampler
Pengambilan contoh tanah dengan blok sampling lebih mudah dilakukan karena akar
dan batang kayu dapat dipotong secara hati-hati. Tetapi metode ini sangat terbatas oleh
kedalaman, kedalaman lebih dari 1 m akan sulit mengingat kondisi tanah yang sangat lunak
dan muka air yang dangkal. Lubang blok sampling yang kedalamannya berada dibawah muka
air sangat cepat terisi oleh air, hal ini sejalan dengan hasil uji permeabilitas lapangan dimana
didapat nilai permeabilitas adalah k:::: 3-6x10-3 cm/s. Dengan nilai permeabilitas sebesar itu
maka tanah gambut akan lebih berperilaku seperti pasir (Drained) dibandingkan lempung
(Undrained) untuk pembebanan seketika.
Hasil uji Vane Shear laboratorium menunjukan kuat geser undrained rata-rata tanah
gambut yang diuji adalah 7.67 kPa, pada nilai regangan 18.33 %. Kuat geser residual hanya
1 kPa, pad a nilai regangan 2. 78%. Hal ini menunjukan tanah gam but tergolong tanah sensitif

16
Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gam but

dimana rasio kuat geser undrained puncak dengan kuat geser residual 4-8. Kategori
sensitifitas tanah adalah sebagai berikut:
label 3. Kategori Sensitifitas

Sensitifitas Kategori
::::1 Tidak Sensitif
1-2 Sensitif rendah
2-4 Sensitif Sedang
4-8 Sensitif
8-16 Quick

Melihat nilai kuat geser residual yang sangat kecil ini artinya apabila tanah gambut sudah
terganggu dan mengalami regangan yang besar seperti mengalami masalah stabilitas lereng
maka tanah gambut ini hampir tidak memiliki kekuatan geser. Nilai regangan pada kondisi
residual lebih terpengaruh oleh keberadaan serat organik dibandingkan regangan pada
kondisi kuat geser undrained puncak.
Parameter penurunan tanah gambut sangat tidak umum untuk tanah material lunak,
hasil uji laboratorium parameter Cc dapat mencapai 4.49, sedangkan untuk tanah material
maksimum nilai Cc adalah hanya berkisar 1.4. lni menunjukan bahwa kemampuan mampat
tanah gambut lebih dari 3 kali dari tanah material. Ditambah lagi hasil laboratorium
menunjukan tanah gambut memiliki koefisien kompresi sekunder (Ca) yang cukup besar
yaitu ± 0.2, dengan nilai koefisien kompresi sekunder sebesar itu sudah dipastikan struktur
yang berada langsung diatas tanah gambut akan mengalami masalah penurunan jangka
panjang yang cukup signifikan.
Koefisien konsolidasi tanah gambut luar biasa besar dibandingkan tanah material
lunak, hasil uji laboratorium parameter Cv dapat mencapai 3.7 x 10·5 m 2/s, sedangkan untuk
tanah material maksimum hanya berkisar ± 1 x 10·6 m 2 /s. lni menunjukan perilaku
konsolidasi tanah gam but sangat cepat bahkan berperilaku seperti material nonplastik.
Hasil uji properties menunjukan pola terhadap kedalaman, semakin dalam nilai kadar
air, angka pori dan koefisien kemampatan (Cc) semakin kecil, sedangkan be rat volume kering
menunjukan hubunganyang terbalik. Kadar air lapisan sampai kedalaman 4.5 m adalah
berkisar 1000 %, dan kedalaman setelahnya adalah berkisar 600 %. Nilai angka pori pada
kedalaman 2m adalah berkisar 10, dan pada kedalaman 8.5 turun menjadi 2.8. Nilai Cc pada
kedalmanan 2m adalah lebih 3.5 dan pada kedalaman 8.5 turun menjadi sekitar 0.86. Variasi
parameter ini sebaiknya dipertimbangkan untuk mendapatkan perhitungan yang lebih
efisien.

17
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Pressure (Tekanan) 0.250 kg/cm 2


5000
''
4800 '
~ '',,
4600 ' '

~'
' '
''
g 4400 ' '
' '
..,.
§
~ 4200
' '
' '
' '
"-
'-·---~ I Akhir Primary Compression r
a 4ooo
~
c
e 3soo
- ~-- - - ·r', '
~--,---r---

..!!
I

iI ',,, ~ I1 Mulai Secondary Compression I


~ 3600 ''

3400
I
I
''
' ~
/ ..··-·~
I ''
''
3200 I ' ~-

'_,.,.. ____ ~'!,. _~


I
_ _____ ____ :~::::,
'
3000
T
' '
0.1 1.0 ~ 100.0 ' 1000.0 100ll0.0
~ t (minute)

Gam bar 14. Tipikal Grafik Penurun an Terhadap Waktu Hasil Uji Konsolidasi Tanah
Gam but

- - - - - - - - - - - - - - - - -- -1~--- -------- --- -- ---- --- -1


Kadar Air(%) I Dry Density (gr/cml)
1

I o 5oo 10oo 15oo . o,oo o,o5 o,1o o,15 o,2o 1I


0,00 i i II 0,00 ! I i
1,00 -, I --j I, 1,00 --~-- I

E
::: ~-±=:+---I
t-~
E
II :::: --~~~-T --:
i
~ 4,00 1--·--. ; i 4,00 ---~-1 --+--
! I I

"'
E II _,. I
I ~ I
I
• ___j
l
~ 5,00 I I iii 5,00 I I

i 6,00 ; -~ ~ 6,00 ---+ i i ~


7,00 t - - - - - + -·
r

i ;
1

7,00
j

--1--l--- ·~-
j
--: 1

8,00 I

I• l I
;
I 8,00
9,oo
-r··
-~---'
~ ~
___j_ _

9,00

Gam bar 15. Variasi Kadar Air dan Berat Volume Kering Terhadap Kedalaman
18
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

Angka Pori, eO Koefisien Kemampatan,


0 5 10 15 cc
0 0 1 2 3 4
0 I
1
I 1
I

2 .. •• J I
. 1 I
I ..···· (···· ~
2

-E
~4
3
i/
i:"
;

I
-3
.§.
I
I ..i
...···

/I•
;4
"'E E I •• l
"' 5 "'
iii
"C
cu
::.::: 6 I
ra5
"C
cu
::.:::6 ..
I

n
7 1---£ 7

8 8 - ----.--

9
• I L_ 9
• : I j

Gambar 16. Variasi Angka Pori dan Koefisiean Kemampatan Terhadap Kedalaman

4.2. Analisis Numerik


4.2.1. Tipe Analisis dan Model Parameter
Bagian tersulit dalam pemodelan numerik terlepas dari sulitnya menentukan
parameter dan keterbatasan kemampuan numerik perangkat lunak yang digunakan adalah
menentukan tipe analisis dan model parameter yang sesuai. Suatu kasus dapat dimodel
dengan berbagai cara tetapi tentunya akan menghasilkan hasil perhitungan yang berbeda
dan perlu cara interpretasi yang berbeda juga. Terkadang dalam kondisi ketidakpastian yang
tinggi, beberapa teknik pemodelan perlu dicoba agar dapat memastikan bahwa analisis yang
telah dilakukan adalah sudah cukup konservatif. Sebuah kesalahan apabila suatu analisis
tidak melalui proses pemeriksaan ulang, pemeriksaan ulang dapat dilakukan dengan metode
simplifikasi atau dengan melakukan analisis numerik dengan teknik yang berbeda. Untuk
menghindari kesalahan dalam melakukan analisis numerik sangat disarankan untuk
didampingi ahli yang memilki pengalaman dilapangan yang cukup agar dapat mengarahkan
analisis yang lebih akurat. Harus diingat bahwa perangkat lunak dalam analisis numerik
hanyalah sebuah alat analisis, sehingga "Finished" pada akhir running bukan berarti
perhitungan sudah benar, dan "error" dalam perhitungan bukan berarti input datanya salah.
Banyak kemungkinan error dalam pemodelan numerik, mulai dari input data yang salah,
teknik pemodelan yang salah, sampai terbatasnya kemampuan perangkat lunak yang
digunakan untuk mengakomodasi kerumitan numerik dari kasus yang dianalisis.
Tahapan pertama dalam melakukan analisis numerik geoteknik adalah menentukan
tipe analisis, ada 2 tipe analisis yaitu analisis tegangan total, dan analisis tegangan efektif.

19
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

Keduanya dapat digunakan untuk kasus yang sama. Meskipun pada umumnya pada kasus
timbunan, tegangantotalumum digunakan pada saat jangka pendek, dan tegangan efektif
digunakan untuk jangka panjang, hal ini bisa terbalik pada kasus galian. Penentuan tipe
analisis total dan efektif juga sering dikaitkan dengan tipe material, material dengan
permeabilitas tinggi seperti material butir kasar sering disebut sebagai drained material, dan
material dengan permeabilitas rendah seperti butir halus disebut sebagai undrained
material. Bagaimana dengan gambut, apakah tergolong undrained material atau drained
material, dimana gam but secara permeabilitas lebih mirip dengan material butir kasar tetapi
modulusnya lebih mirip tanah sangat lunak. Oleh karena itu anal isis kedua tipe kondisi perlu
dilakukan. Kedua tipe analisis ini memiliki kesulitan yang berbeda, analisis tegangan total
memiliki kesulitan dalam menentukan kuat geser undrained dan fungsi spatial kuat geser
undrained, dan untuk analisis drained memiliki kesulitan dalam terbatasnya uji parameter
effektif dan besarnya tekanan air pori.
Setelah menentukan tipe analisis, tahap berikutnya adalah menentukan model
konstitutif material yang sesuai. Dalam analisis geoteknik model material yang sering
digunakan adalah mohr-coloumb, hardening soil, hardening soil small strain, soft soil, soft
soil creep,dan cam clay. Diantara model material tersebut yang paling sering digunakan
adalah mohr-coloumb. Meskipun mohr-coloumb dalam dunia geoteknik dianggap sebagai
model "kindergarten" dan terlepas dari kekurangannya untuk dapat menghasilkan analisis
yang akurat, mohr-coloumb merupakan model paling mudah dan sederhana sehingga dapat
mengurangi kesalahan dalam penentuan parameter dan banyak kasus masih cukup untuk
digunakan. Analisis pola deformasi dengan persyaratan yang ketat sudah tentu model
"kindergarten" tidak dapat digunakan, perlu model tingkat lanjut. Berbeda model parameter
bukan saja memberikan pola deformasi yang berbeda, respon tekanan air pori hasil analisis
juga berbeda sehingga saat menghasilkan interpretasi strength berbeda juga. Setiap model
parameter dibuat dengan dasar yang berbeda, oleh karena itu dalam penentuan model
parameter yang digunakan perlu disesuaikan dengan maksud dari analisisnya. Sebagai
contoh untuk analisis penurunan sekunder sudah tentu model yang sesuai adalah soft soil
creep, menggunakan model lain akan tidak menghasilkan hasil yang diharapkan.
Setelah mendapatkan nilai parameter dari hasil uji laboratorium bukan berarti bahwa
nilai parameter tersebut dapat langsung digunakan sebagai input dalam pemodelan
numerik. Terlepas salah benarnya dalam pengujian ada baiknya dibandindingkan dengan
korelasi yang ada, kemudian nilai parameter tersebut harus dikalibrasi dengan pemodelan
uji laboratorium secara numerik. Bisa jadi pemilihan tipe model tanah yang telah ditentukan
tidak sesuai sehingga menghasilkan pola grafik yang jauh berbeda dengan hasil uji
laboratorium, atau hasillaboratorium diinterpretasi pada kondisi tegangan yang tidak sesuai
dengan kondisi tegangan yang penting dalam analisis. Oleh karena itu parameter hasil uji
laboratorium sebaiknya diinterpretasi kembali sesuai pada kondisi tegangan yang penting
agar input parameter dalam analisis numerik sesuai dengan perhitungan dalam analisis
numerik.

4.2.2. Tinggi kritis penimbunan pertama


Penentuan tinggi kritis penimbunan pertama umumnya berdasarkan analisis
tegangan total dengan menggunakan kuat geser undrained, meskipun dapat juga
berdasarkan analisis tegangan efektif menggunakan kuat geser efektif dan prediksi tekanan
air pori. Penentuan tinggi kritis penimbunan pertama dibatasi oleh faktor keamanan, faktor
keamanan pada saat penimbunan minimal1.3. Kondisi di lapangan dengan faktor keamanan

20
Teknologi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gambut

1.3 bukan berarti apabila ditambah tinggi timbunannya maka akan mengakibatkan masalah
stabilitas, faktor keamanan hanya usaha untuk memberikan jaminan bahwa apabila
ditimbun setinggi tertentu sehingga tercapai faktor keamanan sebesar 1.3 maka timbunan
tersebut tidak akan mengalami stabilitas. Untuk jangka panjang perlu diambil faktor
keamanan yang lebih tinggi yaitu minimal 1.5, agar memberikan jaminan yang lebih tinggi
bahwa tidak akan terjadi masalah stabilitas selama umur rencana. Pada kenyataannya bisa
jadi faktor keamanan yang terjadi dilapangan lebih atau kurang dari perhitungan teoritis,
dimana faktor keamanan sebesar 1 hasil perhitungan teoritis bukan berarti dilapangan
terjadi longsor, oleh karena itulah perlu adanya instrumentasi. Dengan adanya
instrumentasi, designer dapat mengkalibrasi perhitungan teoritisnya berdasarkan performa
dilapangan sehingga penentuan tinggi timbunan dilapangan dapat berubah dari perhitungan
awal.
Untuk penilaian awal, perhitungan sederhana tinggi kritis berdasarkan tegangan total
dapat serupa dengan perhitungan kapasitas daya dukung, menggunakan persamaan
dibawah:

FK = Nc·Su
r·h
Dimana,
Nc = koefisien kekuatan
Su = kuat geser undrained (kPa)
v =berat volume timbunan (kN/m 3 )
h = tinggi timbunan
FK = faktor keamanan

Hasil dari perhitungan dalam penelitian ini menunjukan nilai Nc dipengaruhi oleh
kemiringan lereng timbunan dan kuat geser undrained, bahkan setiap nilai kuat geser
undrained memiliki nilai Nc yang berbeda. Namun untuk penyederhanaan penggunaannya,
dalam penelitian ini membagi nilai Nc berdasarkan klasifikasi tanah yaitu yang kuat geser
undrainednya kurang dari 12.5 kPa sebagai tanah sangat lunak dan yang memiliki kuat geser
undrained berkisar 12.5 kPa- 25 kPa sebagai tanah lunak. Nilai Nc ditetapkan berdasarkan
nilai kuat geser tertinggi pada klasifikasinya, pada kenytaannya semakin kecil kuat geser
undrained makan nilai Nc semakin besar, dengan begitu penentuan Nc cukup konservatif.
Berikut resume nilai Nc hasil perhitungan.
Tabel 1. Resume Nilai Nc
· · - - - - - · - - -·-· ··-

Nc --
Slope Su:::; 12.5 kPa 12.5 kPa < Su:::; 25 kPa
IV: IH 5 4.5 --
IV: 2H 5.5 5 ---
IV:3H 6 5.5

Untuk kondisi lereng dengan geometri dan lapisan pondasi yang rumit disarankan
menggunakan analisis stabilitas lereng dibandingkan menggunakan analisis simplifikasi
seperti diatas, metode simplifikasi tersebut sebaiknya hanya digunakan sebagai penilaian
awal saja.

21
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Hasil perhitungan tinggi kritis dengan menggunakan nilai Nc diatas dengan asumsi
nilai y timbunan adalah 18 kN/m 3 dan faktor keamanan 1.3 dapat dilihat pada tabel
dibawah.Berdasarkan nilai Nc diatas apabila dicoba sensitivitas tinggi timbunan kritis
terhadap parameter kuat geser undrained diketahui bahwa dengan Su = 7.5 kPa dan
kemiringan lereng adalah 1v:1h tinggi timbunan kritis adalah 1.6 m, dan apabila Su = 17.5
kPa dengan kemiringan lereng adalah 1v:1h maka timbunan kritis adalah 3.3 m. Standar
deviasi kuat geser undrained gambut dapat berkisar ± 5 kPa, sehingga dari perhitungan
diatas diketahui bahwa selisih antara penentuan tinggi kritis berdasarkan interpretasi nilai
kuat geser terendah dan tertinggi dapat berkisar 1. 7 m. Meskipun begitu prediksi tinggi
timbunan kritis untuk timbunan pertama di tanah gambut tidak begitu signifikan
berpengaruh terhadap ekonomi disebabkan permeabilitas tanah gambut cukup tinggi
sehingga jarak antara penimbunan pertama dengan penimbunan selanjutnya dapat hanya
berselang beberapa hari saja.
label 2. Resume Tinggi Kritis Penimbunan Pertama

He (m)

~ e
lV: lH
7.5

1.6
12.5

2.7
25

4.8
1V:2H 1.8 2.9 5.9
1V:3H 1.9 3.2 6.4

Penggunaan analisis tegangan total pada saat penimbunan pertama kemudian


dilanjutkan anal isis tegangan efektif pada penimbunan berikutnya dan untuk kondisi jangka
panjang dapat memberikan hasil yang membingungkan. Bisa jadi pad a sa at analisis tegangan
efektif didapat tinggi timbunan kritis yang lebih rendah dari analisis awal menggunakan
analisis total. Perlu akurasi parameter yang tinggi dan prediksi tekanan air pori agar analisis
tegangan total dan tegangan efektif dapat sinkron. Untuk menghindari kebingungan,
metode analisis dapat dilakukan sama antara penimbunan pertama dengan selanjutnya.
Apabila menggunakan analisis tegangan total harus memperhitungkan pertambahan kuat
geser akibat timbunan sebelumnya, dan untuk analisis tegangan efektif perlu keakuratan
dalam penentuan tekanan air pori eksess setiap tahap timbunan.

4.2.3. Tinggi Maksimum Penimbunan


Penentuan tinggi maksimum timbunan harus berdasarkan faktor keamanan bukan
berdasarkan apakah tinggi timbunan akan mengakibatkan keruntuhan atau tidak. Bisa jadi
penimbunan dilapangan dapat melampaui tinggi yang diperhitungkan memenuhi
persyaratan faktor keamanan tanpa mengalami keruntuhan seperti yang ditunjukan hasil
perhitungan pada Gambar 18-Gambar 23. Oleh karena itu timbunan harus dapat
mengantisipasi ketidakpastian kapasitas dalam jangka panjang dan ketidakpastian beban
yang dapat terjadi. Dengan demikian tinggi timbunan perlu dibatasi sehingga memenuhi
faktor keamanan yang dipersayaratkan, faktor keamanan untuk timbunan jangka panjang
kondisi statik yang umum digunakan adalah sebesar l.S.Berdasarkan perhitungan diketahui
apabila simulasi menggunakan parameter effektif dengan cf> = 33 • saja tinggi timbunan untuk
mendapatkan faktor keamanan 1.5 hanya setinggi 2m. Meskipun begitu hasil penelitian Edil
tahun 2003 menunjukan bahwa gambut dapat memiliki sudut geser effektif berkisar 39 •
22
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

sampai 67 • dengan nilai rata-rata sebesar 53 •. Apabila perhitungan menggunakan sudut


geser 39 • akan didapat tinggi timbunan yang memenuhi persyaratan faktor keamanan
adalah setinggi 5 m, artinya dengan perbedaan sudut geser sebesar 1 • pada rentang sudut
geser antara 33 • - 39 • penentuan tinggi maksimum timbunan dapat berbeda 0.5 m.
Sedangkan standar deviasisudut geser hasil uji laboratorium gambut adalah berkisar ± s·,
artinya prediksi tinggi timbunan maksimum antara prediksi nilai sudut geser terendah dan
tertinggi dapat berbeda ± 5 m. Hal ini menunjukan pentingnya akurasi penentuan kuat geser,
meskipun selisih prediksi sudut geser masih dalam rentang yang wajar tetapi akan
berpengaruh terhadap ekonomi yang cukup signifikan .

....... ...

Gambar 17. Geometri Simulasi Tinggi Timbunan Maksimum

Tabel 3. Parameter Simulasi Tinggi Timbunan Maksimum


Name Type y_unsat y_sat n E_ref c ref phi
[kN/mA31 [kN/mA31 [- 1 [kPa1 [kPa1 [0 1
Deep Clay Drained 16 18 0.35 10000 5 25
Fill Drained 18 18 0.3 8000 1 30
Peat Drained 8 11 0.33 640 1 33

23
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

-I9-9'! IOpo ~

rio''~~>I
50.00
~75.000

450.000

10.00 125.000
100.000
375.000
)0.00 350.000
32S.OOO
·---------.. JOO.OOO
275.000
···-.. 250.000
~ -......., : 225.000
I
200.000
! I75.000
I50.000
125.000
IOO.OOO
75.000

___
50.000
25.000

... 0.000
-25.000

Extreme sheer strain~ 152.42.10)%

Gam bar 18. Simulasi Tinggi Timbunan 1 m


-I9-9'! Opo IOpo Yl{Y:J

rio''~~>J
50.00

150.000

110.000
10.00
IJO.OOO

120.000
30.00
110.000

100.000

20.00 ..--·· ·-.. 90.000


__ ..... -·· ---- ·---~-
··--. ··----
110.000
. . . . _ , ,- ·· - I
70.000
10.00 I

YJ.OOO

50.000
0.00
10.000

JO.OOO

20.000

10.000

0.000

-·--...
ExtrerM shMr strain increment t16.u·to, %
-10.000

Gam bar 19. Simulasi Tinggi Timbunan 2 m

24
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

o,op IO,ll!l ~

(%)

1.200

) .000

2.800

2.000

2.400

2.200

2.000
····· _.....---------.......__ ·· ...... uoo

~
1.000
'
L400

1.200

1.000
0.00
o.aoo
0.000
·10.00
0.400

0.200

0.000

-<>.200

Gambar 20. Simulasi nnggi Timbunan 3 m

·lq.«lC! IO,ll!l f':l,OO

(%)
50.00
a500

8.000
40.00
7.500

7.000

]().00 6.500

6.000

5.500
20.00
5.000

4.500

4.000
10.00
) .500

).000

2.500

2.000

1.500

1.000

0.500

0.000

-o.soo

Gambar 21. Simulasi Tinggi nmbunan 5 m

25
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

II¥'!! 5Ml fllfY!J


[%]
50.00
6.1100

6.400
<0.00 6.000

5.600

5.200
30.00
<.1100

<.400
20.00 <.000

3.600

3.200

2.1100

2.400

2.000

1.600

1.200

0.1100

0.400

0.000

.0.400

Gam bar 22. Simulasi Tinggi Timbunan 7 m


Oflll IOf\0 sopo ~00

[%]

14.000

13.000

u.ooo
11.000

10.000

9.000

8.000

7.000

6.000

5.000

<.000

3.000

2.000

1.000

0.000

· LOOO

Gam bar 23. Simulasi Tinggi Timbunan 9 m

26
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

FKvs H
2,9
2,8 ... I i I i
2,7 i\
2,6 \ i - -+---1---------j
. \ I I I
2,5
11.0
c 2,4
\ I

\ I

' - _
....
Q)
2,3
Q)
...J 2,2 I
~ ......
~
II)
111 2,1
2
.... ......... .....
I
I

:0 1,9 '\. .,........_i I ......_ $= 33

' ,.
....111 1,8 I
::..:: 1,7 ~
Vl ......_ $=39
I -~
~ ~ ""'-..,.
•, ,
LL I
1,6 i
....._ $=53
1,5 r---·
~I
II~---4
1,4
1,3 I 1--L... I
I
I I

f--.---+-
1,2 I ' I
i
I
I I I i
--1
1,1
1 I I I I I i
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tinggi Timbunan, H (m)

Gam bar 24. Faktor Kemanan vs Tinggi Timbunan

4.2.4. Penurunan
Desain pondasi di tanah gambut yang tebal sangat bergantung pada kriteria
penurunan, untuk struktur dengan kriteria yang relatif longgar penggunaan floating pondasi
masih merupakan solusi yang murah, tetapi untuk struktur dengan kriteria penurunan yang
ketat tidak ada pilihan lain selain menggunakan pondasi dalam dengan konsekuensi biaya
yang mahal.
Penggunaan eerueuk panjang 4 m pada tanah gambut yang tebal (lebih dari 5 m)
sudah terbukti tidak effektif untuk mengantisipasi penurunan yang besar. Hasil analisis
numerik menunjukan pengaruh penggunaan eerueuk dengan panjang 4 m pada dasar
tanggul tinggi 3 m dengan kedalaman gam but lebih dari 9 m hanya berkontribusi keeil untuk
mengurangi penurunan tanggul, tanpa cerueuk penurunan tanggul ± 31 em dan dengan
eerueuk penurunan tanggul hanya menjadi ± 29 em.
Performa cerueuk untuk mengendalikan penurunan tanggul sangat dipengaruhi
kapasitas daya dukung eerueuk, eerueuk menjadi efektif apabila memiliki daya dukung yang
cukup. Apabila eerueuk paling tidak memiliki daya dukung sebesar 2.5 ton per eerueuk maka
akan mengurangi penurunan tanggul setinggi 3 m sebesar ± 50 % dari penurunan tanpa
eerueuk, penurunan menjadi ± 16 em.

27
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

(m]

0.3<0

0.320

0.300
0.2!10

0~

D.210

0.220
0.200

0.180

0.160

0.110

0.120

0.100

o.oeo
O.D60

0.010

0.020

0.000

.0.020

Totoi~(UIDt)
&lremt Utot 319.73"10"3 m

Gam bar 25. Total Dispacement Timbunan Tanpa Perkuatan Pondasi

Floating pondasi seperti galar kayu berdasarkan hasil numerik menunjukan performa
yang lebih baik dibandingkan dengan cerucuk yang tidak mencapai tanah keras, penurunan
dengan pondasi galar kayu adalah ± 18 em. Penggunaan galar kayu menjadi effektif dengan
syarat galar kayu dapat mendistribusikan tegangan akibat timbunan lebih merata, sehingga
tegangan tidak terkonsentrasi pada tengah tanggul. Untuk dapat mendistribusikan tegangan
lebih merata galar kayu harus memiliki kekakuan dan kapasitas tarik yang cukup, yang
menjadi masalah pada pondasi galar kayu adalah panjang kayu dolken umumnya hanya 4 m
dimana Iebar dasar tanggul adalah lebih dari itu sehingga kayu dolken perlu adanya
sambungan. Titik sambungan ini yang akan menjadi titik kritis dari performa galar kayu, agar
pondasi ini tetap baik performanya maka perlu dipastikan bahwa pada sambungan ini
memiliki kekakuan yang minimalnya sama dengan batang kayu dolken dan kapasitas tarik
sambungannya paling tidak cukup untuk mengantisipasi beban tarik yang nanti bekerja.

28
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

· 1q.o9 10,llC! YJ,OO

('10 "3m]

190.000

180.000
170.000
160.000
150.000
140.000
130.000
120.000
110.000
100.000

90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
.c.ooo
· 10.000

T_1..,....._(._)
Ex!J-.ne Utct 187.25" 10 3 m

Gambar 26. Total Displacement Timbunan Dengan Pondasi Galar Kayu

....
I
....
I
.... I I s, I l ee • I eel • I 11 I ' II' ' !11!!11'!0!1! " 11'
....
I
.....
I
.... I

Gambar 27. Gaya Tarik Pada Pondasi Galar Kayu

Penggunaan floating pondasi memiliki konsekuensi jangka panjang, dimana meskipun


penurunan primer ditanah gambut selesai dalam waktu yang relatif singkat berkisar hanya 3
hari bardasarkan perhitungan numerik, tetapi penurunan sekunder akan terus berlangsung.
Penurunan sekunder ini relatif besar dalam 1 tahun penurunan bisa mencapai ± 12 em, pola
penurunan ini bersifat logaritmik dimana semakin bertambahnya waktu kecepatan
penurunannya semakin lambat. Pada kondisi dimana dasar tanggul ditopang oleh pondasi

29
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

dalam penurunan sekunder dapat mengakibatkan gaya yang bekerja pada tiang semakin
besar seiring waktu.
Pondasi dalam seperti cerucuk, seperti yang telah disebutkan sebelumnya
performanya sangat bergantung pada kapasitas daya dukungnya, oleh karena itu
penggunaan pondasi dalam sebagai pondasi tanggul harus dipastikan memiliki kedalaman
yang cukup untuk mentransfer beban tanggul ke tanah keras. Seberapa keras lapisan tanah
yang harus dicapai pertiang sangat terkait dengan jarak pertiang dan diameter tiang.
Semakin besar jarak dan semakin kecil diameter maka kebutuhan kuat geser tanah dasar
semakin tinggi konsekuensinya panjang tiang semakin dalam. Sebaiknya kombinasi jarak,
diameter tiang dan kedalaman tiang ditentukan berdasarkan perhitungan teknik dan
ekonomik sehingga didapat kombinasi yang optimal.
Penggunaan pondasi dalam pada struktur yang memiliki persyaratan deformasi yang
ketat adalah tidak ada pilihan, yang masih dapat menjadi pilihan adalah tipe material
pondasi dalam.Penggunaan tiang pancang bisa jadi menjadi solusi mahal dan terlalu
konservatif, sedangkan gaya dalam yang bekerja per tiangnya relatif kecil dibandingkan
kapasitas gaya dalamnya. Oleh karena itu pencarian alternatif pondasi mengerucut pada
efisiensi desain struktur pondasi dan metode pelaksanaan.
Dari segi biaya produksi, material struktur termurah adalah beton. Harga per m 3
beton lebih rendah dari kayu. Struktur beton menjadi mahal karena adanya baja tulangan
untuk mengantisipasi kekurang dari sifat beton yaitu memiliki kuat tarik yang rendah. Usaha
untuk mengurangi biaya struktur beton adalah dapat dengan menggantikan baja tulangan
dengan material lain seperti kayu atau bambu, tetapi aplikasinya masih dalam penelitian.
Alternatif lain penggunaan material beton sebagai bahan yang murah adalah dengan
meminimalkan penggunaan beton pada bagian yang membutuhkan kapasitas tarik yang
besar, sebagai contoh, sangat tidak disarankan material beton polostipis digunakan sebagai
balok atau pelat dibawah dasar tanggul. Alternatif efisiensi adalah dapat dengan
menggantikan tiang precast dengan cast-in-place dengan mutu beton yang disesuaikan
kebutuhan dan bisa jadi tanpa tulangan, hal ini sangat memungkinkan karena hasil
perhitungan numerik menunjukan gaya dalam momen {Gambar 29) dan geser (Gambar 30)
yang bekerja relatif sangat kecil dibandingkan gaya aksialnya (Gambar 31). Oleh karena itu
untuk tinggi timbunan 3m dengan jarak antar tiang 1m dan diameter 25 em cukup dengan
mutu beton K100 dimana umumnya tiang pancang precast memiliki mutu lebih dari K350.
Meskipun momen dan geser kecil disarankan untuk tetap menggunakan tulangan minimum
1 buah diameter 8 mm pertiang. Untuk kedalaman tanah keras yang sangat dalam, desain
penampang tiang perlu memerhatikan efek kelangsingan tiang sehingga perlu batasan
diameter minimum untuk menghindari pengaruh P-Delta pada struktur tiang atau dengan
menambahkan tulangan pada tiang.

30
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

·2q.OO o,oq 20,QC! JO,oq


rto•1 m]

JO.OO 90.000

85.000

80.000
75.000

10.000
20.00
65.000
60.000

55.000

50.000
10.00 45.000

40.000

35.000
JO.OOO
25.000

20.000
15.000

10.000

5.000
-<!.000

·5.000

T-~ta(._)

fxlreme Utct 89.02. 10 3 m

Gambar 28. Total Displacements Timbunan Dengan Pondasi Dalam

I e d!l!!!l!l!ll!!!!!! ' I " !!f " ! ! ' I ! ! O ! ! ! ! ! ! " ! ! I ! t ' " ! ! ! ! ! , , , ! ! ! ! ) !! " ' ,
....
,! , e! !! el " l!'!!!!!,

Gambar 29. Gaya Aksial yang Bekerja Pada Pondasi Dalam

31
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

'· "' ,.,, ... . I I I ......... I. ' · , ,, I I ... " ' '"" ""
...
I I q le 11 ' 11 " !.

Gam bar 30. Gaya Geser yang Bekerja Pada Pondasi Dalam

,, , I I , 1 , I l e
....
1 ,, -
I
....,, ....
I e!e !11 e1 I ee ' l ! l l l
....
"

Gam bar 31. Momen yang Bekerja Pada Pondasi Dalam

4.2.5. Penurunan Sekunder


Pemodelan numerik dengan tujuan menghitung penurunan jangka panjang pada
tanah gambut harus mempertimbangkan penurunan sekunder, oleh karena itu perlu model
material yang dapat memperhitungkan penurunan sekunder seperti model soft soil creep
(SSC). Parameter yang dibutuhkan dalam pemodelan terse but dapat diinterpretasi dari hasil
uji konsolidasi, input material untuk lapisan tanah gambut dalam pemodelan ini adalah
sebagai berikut.
Tabel 4. Parameter Pemodelan Penurunan Sekunder
Type Satuan Undrained
y_unsat [kN/m"3] 8
y_sat [kN/m"3] 11.5
32
Teknologi Fondosi Bongunon Air di Tanah Gambut

y_x [m/day] 8.64


y_y [m/day] 8.64
lambda* [-l 0.195
kappa* [-l 0.0243
mu [- l 0.00861
n ur [- l 0.15
KOnc [-l 0.6
m [-l 1.3353
c_ref [kN/mA2] 5
phi [ 0 l 33

Salah satu input penting dari model SSe adalah time step, apabila waktu tahapan
konstruksi tidak dimasukan (zero time step) maka akan menyulitkan perhitungan numerik
dalam program finite elemen. Hasil perhitungan sangat sensitif terhadap time step, apabila
tahapan konstruksi hasilnya sudah salah sudah tentu kesalahannya akan merambat
ketahapan berikutnya.
Penurunan seketika hasil perhitungan menggunakan model sse menunjukan
penurunan yang luar biasa, dengan tinggi timbunan 3 m didapat hasil penurunan 1.72 m
untuk time step sebesar 1 hari. Artinya volume timbunan yang dibutuhkan dapat lebih dari
2 kali volume rencana. Jarak sekitar 1.5 m dari kaki tanggul permukaan tanah mengalami
kenaikan hingga 70 em, kenaikan tanah ini pada jarak 15 m dari kaki tanggul masih 10 em.
Meskipun begitu harus diingat bahwa deformasi ini adalah deformasi undrained, deformasi
undrained dihitung dengan asumsi tidak terjadi perubahan volume akibat beban.
Perhitungan ini benar jika kondisi material pada saat pemebebanan adalah fully undrained,
pada kenyataannya sulit mengevaluasi apakah perilaku dilapangan akan fully undraned atau
tidak. Kondisi fully undrained adalah kondisi dimana seluruh tegangan tambahan akan
diterima oleh air pori. Oleh karena itu interpretasi deformasi pada tanah gam but sebaiknya
tidak dilakukan pada tahapan undrained, tetapi dilakukan pada tahap drained atau melalui
proses konsolidasi setelah tahapan undrained. Pada saat melakukan perhitungan konsolidasi
hasil deformasi tahapan undrained sebaiknya diabaikan. Dengan begitu didapat deformasi
setelah konsolidasi selesai deformasi adalah 2.5 m, atau tanggul hanya tersisa 50 em diatas
muka tanah. Dimana proses konsolidasi hanya berlangsung kurang dari 1 minggu.
Setelah penurunan konsolidasi primer selesai, penurunan ditanah gambut masih
berlangsung melalui proses penurunan sekunder. Berdasarkan perhitungan sampai 10 tahun
kemudian setelah penimbunan, diketahui tanggul masih akan turun sebesar 1m dengan pola
perubahan kecepatan penurunan secara logaritmik.
Berdasarkan pemodelan tersebut juga diketahui jarak boundary condition agar tidak
mempengaruhi tanggul untuk pemodelan undrained, yaitu diambil jarak terpendek dari kaki
lereng antara sebesar 6 kali tinggi tanggul atau 2 kali ketebalan tanah sangat lunak.Untuk
pemodelan drained cukup diambil jarak terpendek dari kaki lereng antara sebesar 4 kali
tinggi tanggul atau 1.5 kali ketebalan tanah sangat lunak. Jarak boundary pada model
undrained lebah jauh dari model drained dimaksudkan untuk mengakomodasi undrained
deformasi yang relatif luas pengaruhnya dibandingkan drained deformasi.

33
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Opl

10.00

5.00

0.00

--
--~l . nm
(~ICINOscolo)

Gambar 32. Deformasi Mesh Setelah Penimbunan Dengan Skala 1:1

Opl

30.00

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

Toto!..,.._ (Utot)
fxrrtmt utoc: 1.72 m

Gambar 33. Arah Deformasi Setelah Penimbunan

34
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

-1!\1)\l lOp!! lOfll!


[I<Him' l

2.000
0.000
-2.000
-4.000
-6.000
-8.000
-10.000
-12.000
· 14.000
-16.000
-18.000
-20.000
-22.000
-:M.OOO
-26.000
-28.000
-30.000
-32.000
-34.000
-36.000
-38.000

~ ..... ...-
Edrwne a:cess pen pre:san -36.91 lcNim 2
y....... • ._;,.)

Gam bar 34. Kontur Tekanan Air Pori Eksess Setelah Penimbunan

• Uy [m] • Excess PP [kN/m2]


Waktu (Hari)

Gambar 35. Penurunan dan Tekanan Air Pori Eksess

35
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Uy [m]
0,00 I
~a hun)
I
1 5 6 7 8 9 10 111 12
-0,50 I
I
I I
.--1,00
E
';;' -1,50 I :-r~
co
§ -2,00 ~
--!-----'
....
~ -2,50

-·-·....--.-..
Q)

a. -3,00
-3,50
-4,00
I I '

-~.-.------ .. _j_
I

Gam bar 36. Penurunan vs Tahun

36
Tekno/ogi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 5 Pertimbangan Biaya

Penentuan alternatif pondasi tentunya perlu mempertimbangkan biaya, selain


pertimbangan kondisi lapisan pondasi, performa, dan pertimbangan metode konstruksi.
Untuk itu dalam penelitian ini dieoba dihitung harga satuan alternatif pondasi berdasarkan
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerja (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum tahun 2012, dalam
perhitungan tersebut tereakup perhitungan harga bahan, harga tenaga kerja, dan harga alat.
Sebagai eatatan harga satuan yang digunakan masih pad a saat harga bensin premium subsidi
Rp. 4500 dimana harga saat ini adalah Rp. 6500, untuk mengetahui perkiraan harga sekarang
dapat dengan harga satuan yang digunakan dibawah dikalikan faktor 1.3. Berikut
perhitungan harga satuan pekerjaan untuk pondasi galar kayu, pondasi pipa baja diameter
30 em, pondasi beton 30 x 30, pondasi kayu diameter 30 em, dan pondasi beton Cast-in
place.
a) Galar Kayu
Analisis harga satuan untuk pekerjaan pondasi galar kayu 1m 2 dengan menggunakan
dolken diameter 10 em.
Harga Jumlah
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A. TENAGA
1. Pekerja L.OI OH 0.25 50000 12500
2. Mandor L.l5 OH 0.012 75000 900
3. Kepala Tukang L.05 OH 0.06 70000 4200
4. Tukang Kayu L.06 OH 0.6 60000 36000
Jumlah Tenaga Keria 53600
B. Bahan
I. Kayudolken diameter 10 em Satang 3 25000 75000
2. Paku 7 em M.77 Kg 0.35 12500 4375
Jumlah Harga Bahan 79375
c. Peralatan

JumlahHarga Peralatan
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A+ 8 +C) 132975

b) Beton Mutu KlOO


Analisis harga satuan untuk pekerjaan 1m 3 beton mutu, f'e = 7.4 Mpa (K100), slump
(12±2) em, w/e = 0.87.
Harga Jumlah
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A. TENAGA Manual Molen
I. Pekeria L.OI OH 1.650 1.320 50000 66000
2. Tukang Batu L.04 OH 0.275 0.205 70000 14350
3. Kepala Tukang L.03 OH 0.028 0.020 70000 1400
4. Mandor L.l5 OH 0.083 0.060 75000 4500
Jumlah Tenaga Keria 86250

37
Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gam but

B. Bahan I

I. Pc M.18 Kg 247 1240


3069~
2. Pb M.09 Kg 869 0.621 m3 *) 140000 86940
3. Kr Kg 999 0.740 m3 *) 140000 103600 !
4. Air M.OI L 215 3075 661 I

Jumlah Harga Bahan 497481 :


c. Peralatan I
I. Molen 0.35 m3 E.8 Hari I 0.200 400000 80000
JumlahHarga Peralatan 80000
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A + B + C) 663731
Catatan : *) perbandingan volume
Berat isi pb (pasir beton) = 1.4 ton/m 3 ; Berat isi kr (kerikil/split) =1.35 ton/m 3 .

c) Tiang Pancang Kayu Gelondongan


Analisis harga satuan untuk pekerjaan per-m panjang tiang pancang kayu
gelondongan diameter 30 em.
Harga Jumlah
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A. TENAGA
I. Pekerja L.01 OH 0.016 50000 800
2. Mandor L.l5 OH 0.008 75000 600
3. Operator Crane L.18 OH 0.016 85000 1360
Jumlah Tenaga Kerja 2760
B. Bahan
I. Tiang pancang M.65 m 1.05 18750 19687
kayudiameter 30 em
Jumlah Harga Bahan 19687
c. Peralatan
I. Tripod tinggi 5 m E.39 Hari-sewa 0.020 325000 6500
2. Alat Pancang E.40 Hari-sewa 0.020 442000 8840
Hammer2 ton
3. Alat penyambung E.48 bh 0.250 200000 50000
tiangpancang
JumlahHarga Peralatan 65340
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A+ B +C) 87787 -

d) Tiang Pancang Pipa Baja


Analisis harga satuan untuk pekerjaan per-m panjang tiang pancang pipa baja
diameter 30 em.
Harga Jumlah
No. Uraian Kode Satuan Koefis;en I Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A. TENAGA I
I. Pekerja L.01 OH 0.025 l 50000 1?50
2. Mandor L.15 OH 0.01 I 75000 750
3. Operator Crane L.l8 OH 0.025 I 85000 2125
38
Teknologi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gambut

I I
4. Tukang las Iistrik L.l4 OH 0.025 I 60000 1500
Jumlah Tenaga Kerja . -
5625
B. Bahan
I. Tiang paneang M.98 m 1.01 500000 505000
bajadiameter 30 em I
M.80 kg 0.15 ! 24750 3712
2. Kawat las Iistrik I

Jumlah Har a Bahan 508712.5


C. Peralatan
I. Crane Keeil E.42 Hari-sewa 0.025 730000 18250
2. Alat Paneang Hammer E.40 Hari-sewa 0.025 442000 11050
2 ton
3. Las Iistrik diesel E.44 Hari-sewa 0.025 235000 5875
JumlahHarga Peralatan 35175
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A + B + C) 549512

e) liang Beton Bertulang (30 x 30 em)


Analisis harga satuan untuk pekerjaan per-m panjang tiang pancang beton bertulang
ukuran 30 x 30 em.
Harga Jumlah
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan Harga
{Rp) (Rp)
A. TENAGA
I. Pekerja L.OI OH 0.035 50000 1750
2. Mandor L.l5 OH 0.005 75000 375
3. Operator Crane L.l8 OH 0.035 85000 2975
Jumlah Tenaga Kerja 5100
B. Bahan
I. Tiang Paneang Beton M.28 m 1.03 290000 154500
Tulangan 30x30 em
Jumlah Harga Bahan 154500
c. Peralatan
I. Crane Keeil E.42 Hari-sewa 0.035 730000 25550
2. Alat Paneang E.40 Hari-sewa 0.035 442000 15470
Hammer2 ton
3. Alat Penyambung E.48 Bh 0.25 200000 50000
Tiang Paneang
JumlahHarga Peralatan 91020
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A+ B +C) 250620

f) liang Beton Cast-in placeD= 30 em


Analisis harga satuan untuk pekerjaan per-m panjang tiang beton Cast-in place
diameter 30 em.
Harga Jumlah
No. Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) {Rp)
A. TENAGA
I. Pekerja L.Ol OH 0.032 50000 1600
39
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

2. Mandor L.15 OH 0.016 75000 1200


3. Operator Crane L.18 OH 0.032 85000 2720
Jumlah Tenaga Kerja 5520
B. Bahan
I. BetonK 100 M.65 m 1.05 12684 12316
2. Besi Beton M.70 Kg 0.095 10000 950
diameter 8 em
Jumlah Harga Bahan 13266
c. Peralatan
I. Tripod tinggi 5 m E.39 Hari-sewa 0.04 325000 13000
2. Alat Paneang E.40 Hari-sewa 0.04 442000 17680
Hammer2 ton
3. Pipa Casing M.98 m O.oi 500000 5000
JumlahHarga Peralatan 35680
Jumlah harga tenaga, bahan, dan peralatan (A+ B + C) 54466

Berikut resume Harga Satuan Pondasi Tiang.


Pondasi Tiang Barga Satuan /m
Pipa Baja D = 30 em 549,513
Beton 30x30 250,620
KayuD=30 em 87,788
Beton Cast-in place D = 30 em 54,466

PERBANDINGAN HARGA SATUAN


PONDASI DALAM
600.000
~
.........
ii:" 500.000
-
a::
400.000
300.000
200.000
100.000
0
E 0 E II
ty')
u X u Cl
0 0 0 Q)
ty') ty') ty') u
II c: II IV
Cl .....0Q) Cl a.E
IV
"iij' co :::s
> -=..!.ou
co IV
::..:: :gm
IV
a. u
c:
0::
.....0Q)
co

40
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

Gambar 37. Perbandingan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi Tiang


Berdasarkan tabel diatas maka diketahui bahwa alternatif pondasi tiang termurah
untuk kasus timbunan rendah pada tanah gambut adalah pondasi tiang beton Cast-in place.
Tetapi karena tiang pancang beton Cast-in place membutuhkan pile cap sehingga akan lebih
ekonomis dibanding pondasi tiang kayu apabila kedalamannya lebih dari 5.

41
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 6 Metode Konstruksi Pondasi Tiang Pancang Beton Cast-


in place

Ide metode konstruksi Tiang Pancang Beton Cast-in place hampir serupa dengan tiang
bor pile, diawali dengan pembuatan lubang bar kemudian pengecoran. Perbedaannya
adalah lubang dibuat dengan proses pemancangan casing baja sementara, berikut tahapan
konstruksi tiang pancang beton Cast-in place:
1. Pemancangan casing yang telah dilengkapi sepatu agar tanah gambut tidak masuk
kedalam casing, casing dimasukan sampai kedalaman rencana atau mencapai
kapasitas daya dukung yang direncanakan.
2. Pemasanganan tulangan dilengkapi dengan centralizer untuk memastikan tulangan
tetap berada ditengah.
3. Pengecoran dengan beton K100.
4. Penarikan casing setelah 1 jam pengecoran.
5. Pengecoran Pile cap.
Detail gambar konstruksi tiang pancang beton Cast-in place adalah sebagai berikut:

~---------------------24.00----------------------~

1-~'- L- - - 9 . oo -------+----6. oo ------;;f---------9. oo ------,11/

Gambar 38. Potongan Melintang

42
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gam but

- '--

Gam bar 40. Tiang Pancang Beton Cast-in place

43
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

r-100

Gambar 41. Denah Pile Cap

44
Tekno/ogi Fondosi Bangunan Air di Tanah Gambut

Bab 7 Kesimpulan dan Saran


7.1. Kesimpulan
Setelah melalui tahapan kegiatan penelitian ini didapat beberapa kesimpulan sebagai
berikut: Tanah gam but memiliki nilai tahanan konus yang hampir tidak terbaca, peningkatan
dalam bacaan konus merupakan hanya gejala lokal pengaruh dari serat organik yang pada
umumnya tebalnya ± 20 em. Selain itu pengambilan contoh tanah gam but dengan diameter
standar sangat tidak disarankan, diameter standar sangat dipengaruhi oleh akar dan batang
tanaman yang terkandung dalam lapisan organik.
Semakin dalam tanah gambut, kadar air, angka pori, dan Cc semakin kecil, dengan begitu
kuat geser tanah gambut juga akan meningkat dengan fungsi kedalaman, dan Kemampu
mampatan tanah gambut sangat tinggi sehingga kebutuhan material timbunan akan sulit
diprediksi tepat di awal.
Permeabilitas tanah gambut relatif besar sehingga proses konsolidasi akan sangat cepat
dalam hitungan beberapa hari. Selain itu Kecepatan penurunan sekunder tanah gambut
cukup besar sehingga penting diperhitungkan dalam desain umur rencana tanggul.
Penggunaan cerucuk dengan kapasitas daya dukung rendah tidak efektif untuk mengurangi
penurunan, dan pondasi galar kayu masih dapat digunakan untuk struktur dengan
persyaratan deformasi tidak ketat. Untuk struktur pada lapisan tanah gambut yang sangat
tebal dengan persyaratan deformasi yang ketat tidak ada alternatif pondasi lain selain
menggunakan pondasi tiang. Untuk kedalaman pondasi lebih dari 5 m tipe pondasi tiang
pancang beton cast in-place lebih ekonomis dibanding tiang pancang pipa baja, beton, dan
kayu, dengan demikian kegiatan penelitian ini memperoleh alternatif fondasi yang relatif
murah dan efektif dalam menanggulangi masalah penurunan.

7.1. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: Perlu
ada modifikasi pengujian insitu standar agar dapat mengakomodasi sifat spesifik dari tanah
gambut. Untuk pengambilan sampel tidak terganggu di tanah gambut perlu peralatan
khusus seperti tabung sampel diameter besar untuk menghindari mulut tabung tersumbat
akar atau batang tanaman. Sifat mekanik tanah gam but sangat dipengaruhi oleh kadar serat
sehingga perlu mempertimbangkan anisotropik sifat mekanik dari tanah gambut.
Pemodelan numerik pada kondisi terdapat pertemuan 2 material yang memiliki perbedaan
modulus yang jauh, perlu model tanah yang baik dalam memodelkan kondisi plastik. Perlu
adanya model fisik untuk menguji performa tiang pancang beton Cast-in place, dengan
dilengkapi pemantaunan instrumentasi.

45
Teknologi Fondasi Bangunan Air di Tanah Gambut

Daftar Pustaka

Bujang B.K. Huat, 2014, Geotechnics of Organic Soil and Peat, CRC Press.
H. A. Gruen, Jr, 1983, Use Of Peats As Embankment Foundations, Purdue University.
Pusat litbang Sarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 1,
Pusat Litbang Sarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 2
Pusat Litbang Sarana Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 3
Pusat Litbang Saran a Transportasi, 2001, Panduan Geoteknik 4

46
.. . : .'\.
4' . ·.:
I I
'
.-:~ ----
't;j
., -~-

':
..
•:;;>-~
. . ~.. }
••• 1
..
I ~

I I

Anda mungkin juga menyukai