Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER

LABORATORIUM AUDIT
NAMA : NANDA ‘AINURROHMAH
NPM : 19630045
KELAS : B (EXECUTIVE)
SEMESTER : 5 (LIMA)
PRODI : S1 AKUNTANSI
DOSEN PENGAMPU : ANA SEPTIANI, S.E., M.Si

1. Seorang auditor harus memiliki sikap independensi! Jelaskan yang dimaksud dengan
independensi auditor?
Jawaban :
Secara umum independensi sendiri artinya adalah sikap tidak memihak. Dalam
pengertiannya secara luas independensi auditor adalah sikap tidak memihak kepada
kepentingan siapapun dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh
pihak manajemen.
Auditor memiliki tujuan utama untuk memberi pendapat atau opini atas wajar tidaknya
laporan keuangan yang disajikan oleh klien agar bisa dijadikan sebagai acuan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan untuk melakukan keputusan ekonomi. Dalam melakukan
audit untuk menjaga dan meningkatkan profesinya, seorang akuntan publik diharuskan
untuk selalu bersikap independen dalam arti dalam menjalankan tugasnya seorang
akuntan publik tidak boleh memihak kepada siapapun, bersikap obyektif dan jujur.
Auditor mempunyai kewajiban untuk bersikap jujur tidak hanya kepada pihak manajemen
saja, tetapi juga terhadap pihak ketiga sebagai pemakai laporan keuangan, seperti
kreditor, pemilik maupun calon pemilik. Karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas auditor.

2. Siapakah klien dalam pelaksanaan audit!


Jawaban:
 Klien Baru
Pemahaman klien baru terbagi dua
1. Klien tersebut merupakan klien lama yang memperpanjang masa
penugasan untuk kantor akuntan publik apabila disepakati antara kelua
pihak.
2. Klien yang betul-betul baru diperiksa oleh kantor akuntan publik tersebut.
 Klien Lama
Akuntan publik dapat melakukan penelaahan kembali berdasarkan pada
pengalamannya dalam menilai integritas manajemen. Auditor perlu menyelidiki
apakah ada kekeliruan dan ketidakberesan dan pelanggaran hukum yang
ditemukan dalam audit sebelumnya.
Auditor juga dapat mengajukan pertanyaan kepada pihak ketiga untuk menilai
integritas manajemen pada saat itu.
Akuntan publik mengevaluasi klien yang sudah ada setiap tahun untuk
memutuskan apakah ada alasan untuk tidak melanjutkan audit atau tetap akan
menerima penugasan, seperti :
1. Pertimbangan auditor tidak melanjutkan hubungan atau penugasan untuk
klien lama.
2. Mengidentifikasi kondisi khusus.
3. Membangun pemahan dengan klien

3. Jelaskan terkait Management letter dan client representation letter!


Jawaban :
Management letter
Menurut Whittington, dkk (dalam Agoes S, 2006 : 150), management letter adalah
suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah mempelajari dan
mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping untuk menyampaikan
informasi-informasi yang bermanfaat kepada manajemen, management letter juga
membantu membatasi tanggung jawab akuntan publik seandainya dikemudian hari
kelemahan dalam pengendalian intern mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Manajemen letter adalah surat yang dibuat KAP untuk manajemen perusahaan
yang diaudit, mengenai pemberitahuan kelemahan pengendalian internal perusahaan
(material atau immaterial weaknesses) yang ditemukan selama pengauditan.
Manajemen letter untuk mengetahui ada/tidaknya kelemahan pengendalian
internal perusahaan auditor harus memahaminya dengan mempelajaridan mengevaluasi
pengendalian internal perusahaan melalui:
1. Internal Control Questionnaire (ICQ)
2. Flowchart (bagan alur dokumen) yang menggambarkan alur dokumen dalam
memproses suatu transaksi, dari awal sampai akhir dengan mengunakan symbol
3. Narrative memo (penjelasan/uraian tertulis dari sistem dan prosedur akuntansi
4. Melakukan pembuktian/pengujian melalui Compliance Test/tes ketaatan (untuk
memastikan bahwa transaksi perusahaan diproses sesuai dengan sistem dan
prosedur akuntansi)
Client representation letter
Client representation letter yaitu surat yang dibuat oleh perusahaan client yang ditujukan
kepada KAP yang berisi kesediaan atas saran-saran yang diajukan KAP sebagai perbaikan
atas Kelemahan SPI perusahaan tersebut, yang sebelumnya telah didiskusikan dengan
pihak KAP.
Representation letter adalah surat yang dibuat client yang ditujukan KAP, yang
berisi pernyataan dari manajemen perusahaan mengenai:
1. Tanggungjawab manajemen terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan
perusahaan sesuai dengan PSAK.
2. Kelengkapan data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang saham
serta informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, telah diperlihatkan
kepada akuntan public tidak ada yang disembunyikan.
3. Penjelasan pos laporan keuangan, misalnya:
 piutang yang disajikan dineraca semuanya bisa tertagih dan dibuatkan
penyisihan yang cukup (untuk piutang yang diragukan bisa tertagih)
 aktiva tetap yang tercatum di neraca semuanya merupakan milik
perusahaan dan dicatat berdasarkan harga perolehannya
 hutang yang tercantum di neraca betul-betul merupakan kewajiban
perusahaan dan tidak ada hutang atau kewajiban kepada pihak ketiga yang
belum dicantumkan di neraca
Manfaat representation letter: Jika ternyata clien tidak mencatat transaksi
perusahaan secara keseluruhan atau ada bukti-bukti yang disembunyikan /tidak
diperlihatkan kepada kantor akuntan, sehingga ada pihak yang menggunakan laporan
keuangan klien dan merasa dirugikan lalu mengajukan tuntutan kepada akuntan public di
pengadilan. Dalam hal ini akuntan public dapat menunjukakkan surat pernyataan
langganan tersebut sebagai bukti di pengadilan, sehingga tidak bisa disalahkan.
Kaitannya dengan audit: Dalam paragraph 05 SPAP seksi 333 (PSA No 17) diatur
bahwa representasi tertulis dari manajemen harus diperoleh untuk semua laporan
keuangan dan periode yang dicakup oleh laporan audit.Paragraph 13 SPAP seksi 333 (PSA
No 17) menjelaskan bahwa penolakan manajemen untuk melengkapi representasi tertulis
merupakan pembatasan terhadap lingkup audit yang menghalangi auditor untuk
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dan biasanya cukup menyebabka
auditor tidak memberikan pendapat atau menarik diri dari perikatan.Jadi, jika auditor
tidak bisa memperoleh surat representasi klien dari manajemen perusahaan maka
dengan mempertimbangkan sifat representasi ataupun keadaan penolakan dari
manajemen, auditor minimal harus memberikan opini wajar dengan pengecualian.
4. Apa perbedaan tugas antara auditor junior dan auditor senior dalam proses audit!
Jawaban:
Perbedaan tugas antara auditor junior dan auditor senior dalam proses audit sebsgsi
berikut:
Auditor Junior
 Sebagai petugas yang terjun ke lapangan (ke kantor perusahaan) setiap hari,
bertugas mengumpulkan data dan informasi yang terdapat dalam pengendalian
intern perusahaan, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan pengendalian
intern.
 Mendokumentasikan data dan informasi tersebut beserta photocopy bukti
pendukung dalam kertas kerja pemeriksaan, untuk ditelaah lebih lanjut oleh
senior auditornya.

Auditor Senior
 Menelaah kertas kerja pemeriksaan yang dibuat asisten audotor, khususnya yang
berkaitan dengan informasi mengenai kelemahan pengendalian intern
perusahaan.
 Mengumpulkan hal-hal yang bisa dimasukkan dalam management letter,
sekaligus menyusun konsep management letter.
 Mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan begian pajak dan
bagian management service dari kantor akuntan publik, untuk mendapatkan
komentar mereka dari segi perpajakan dan sistem akuntansi.
 Menyerahkan konsep management letter kepada audit supervisor/manager
untuk ditelaah.
 Setelah ditelaah oleh atasan, melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

5. Menjelaskan secara ringkas:


a) Audit siklus penjualan dan penagihan
Siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart (2005 : 5) adalah
rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus
berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih
kas sebagai pembayaran dari penjualan – penjualan tersebut.
Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan adalah :
1. Penjualan Kredit (penjualan yang dilakukan dengan hutang)
2. Penerimaan Kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian Penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan
harga, serta piutang tak tertagih(penyisihan dan penghapusan)
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang diperoleh dari siklus disajikan secara wajar
sesuai dengan SAK. Sifat dari akun ini bisa bervariasi tergantung dari industri dan
kliennya. Dalam siklus penjualan dan penagihan terdapat 5 klasifikasi transaksi
yaitu:
1. Penjualan (tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Beban piutang tak tertagih
Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlahyang dihasilkan pada akhirnya
akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaituakun piutang usaha
atau penyisihan untuk pitang tak tertagih. Untuk mudahnya, kitamengasumsikan
bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun
penjualan kredit.
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang
dibutuhkan untuk transfer kepemilikan dari barang dan jasa kepada pelanggan
setelah barang-barang tersebut tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan
permintaan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi
bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas .

b) Audit siklus penggajian dan kepegawaian


Siklus ini dimulai dengan adanya perekrutan calon karyawan baru yang
kemudian berakhir dengan pembayaran gaji/upah atas jasa yang telah dilakukan
dan pembayaran pajak penghasilan kepada pemerintah.
Siklus ini sangat penting, karena :
1. Beban tenaga kerja (labor) adalah pertimbangan penting dalam penilaian
persediaan dalam perusahaan manufaktur dan konstruksi, yang bahwa
klasifikasi dan alokasi beban upah yang tidak pantas dapat menyebabkan
salah saji laba bersih secara material.
2. Gaji, upah dan pajak penghasilan pegawai, dan beban pegawai lainnya
adalah komponen utama yang biasanya ada dalam setiap perusahaan.
3. Penggajian merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah
sumber daya perusahaan karena in-efisiensi atau pencurian melalui
kecurangan.
Tujuan audit dalam siklus ini adalah untuk mengevaluasi apakah saldo
akun yang terkait sudah benar dan dinyatakan wajar sesuai prinsip akuntansu
yang berlaku umum. Akun-akun yang biasanya terkait dalam siklus ini antara
lain:
1. Kas bank
2. Potongan PPh dan potongan lainnya
3. Gaji, Upah, Bonus dan Komisi yang masih harus dibayar
4. Biaya tenaga kerja langsung (BTKL)
5. Biaya pajak daftar gaji
6. Beban gaji yang masih harus dibayar

c) Audit saldo kas


Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif 5 siklus transaksi yaitu siklus
pendapatan, siklus pengeluaran, siklus pendanaan, siklus investasi, dan siklus jasa
personalia.
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-
masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan
audit ditentukan berdasarkan atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang
dinyatakan oleh manajemen, yaitu :
1. Asersi keberadaan dan keterjadian - Saldo kas tercatat benar-benar ada
pada tanggal neraca.
2. Asersi kelengakapan - Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua
transaksi kas yang telah terjadi - Transfer kas antar bank pada akhir tahun,
telah dicatt pada periode yang tepat.
3. Asersi hak dan kewajiban - Klien mempunyai hak legal atas seluruh saldo
kas yang tampak pada tanggal neraca.
4. Asersi penilaian dan pengalokasian - Saldo kas tercatat dapat direalisasi
pada jumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai dengan skedul
pendukungnya.
5. Asersi pelaporan dan pengungkapan - Saldo kas telah diidentifikasi dan
dikelompokkan dengan tepat dalam neraca - Identifikasi dan
pengungkapan yang tepat dan memadai telah dilakukan sehubungan
dengan adanya pembatasan penggunaan kas tertentu - Kewajiban
kontinjensi, compensating balances, dan lines of credit dengan bank telah
diungkapkan secara memadai.
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi
rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi
bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh
transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun.
6. Jelaskan perbedaan Jasa assurance dan jasa non assurance, Berikan contohnya!
Jawaban:
Jasa Assurance
Jasa Assurance adalah jasa seorang profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi
yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karen itu
mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan kualitas informasi yang akan
dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Profesional yang
menyediakan jasa assurance harus memiliki kompetensi dan independensi berkaitan
dengan informasi yang diperiksanya. Salah satu jasa assurance yang diberikan oleh
profesi akuntan publik atau auditor independen adalah jasa atestasi.
 Jasa Atestasi
Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan
tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi
lima, yaitu:
a. Audit atas Laporan Keuangan Historis
Dalam audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa
laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan
oleh KAP.
b. Atestasi Mengenai Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan
Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan
diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.
c. Review atas Laporan Keuangan Historis
Review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa
laporan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat
kepastian yang moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika
dibandingkan dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih
sedikit bukti yang diperlukan.
d. Jasa Atestasi Mengenai Teknologi Informasi
Atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai
asersi tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan
teknologi Internet dan perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan
permintaan akan jenis-jenis assurance ini.
e. Jasa Atestasi Lain
Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan
merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena
pemakai menginginkan kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi
lainnya. Dalam setiap kasus, organisasi yang diaudit harus menyediakan sebuah
asersi sebelum akuntan dapat memberikan atestasi.

Jasa non Assurance


Jasa Non Assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau
bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non assurance yang dihasilkan olah akuntan publik
adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Dalam jasa kompilasi, akuntan publik melaksanakan berbagai jasa akuntansi
kliennya, seperti pencatatan transaksi akuntansi sampai dengan penyusunan laporan
keungan. Jasa perpajakan meliputi bantuan yang diberikan oleh akuntan publik kepada
kliennya dalam pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) pajak penghasilan,
perencanaan pajak, dan bertidak mewakili kliennya dalam menghadapi masalah
perpajakan. Jasa konsultasi diatur dalam Standar Jasa Konsultasi. Jasa konsultasi dapat
meliputi jasa-jasa berikut ini:
a. Konsultation (consultations)
b. Jasa pemberian saran profesional (advisory service)
c. Jasa Implementasi
d. Jasa Transaksi
e. Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainya
f. Jasa produk

7. Jelaskan perbedaan antara Internal auditor, auditor operasional dan auditor keuangan
pemerintah.
Jawaban:
 Internal Auditor
Internal Auditor adalah auditor yang melakukan pemeriksaan yang dikerjakan
oleh mereka yang berasal dari bagian internal audit perusahaan untuk memeriksa
catatan akuntansi dan keuangan perusahaan, termasuk ketaatan perusahaan
dalam menjalankan manajemen yang berlaku. Mereka juga akan memeriksa
ketaatan perusahaan terhadap peraturan pemerintah serta kebijakan lain dari
ikatan profesi yang sedang berlaku.
Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu
semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai
kegiatan yang diperiksanya.
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai
efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan,
kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai
tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil keputusan
atau tindak selanjutnya.
Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai
serta efektifitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam
melaksanakan tanggungjawab yang dibebankan.
Wewenang dan tanggung Jawab Auditor Internal:
 Memberikan informasi dan saran-saran kepada manajemen atas
kelemahan-kelemahan yang ditemukannya.
 Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan audit dan tujuan organisasi atau perusahaan.

 Auditor Operasional
Auditor Operasional adalah Auditor yang melakukan proses yang sistematis untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas kegiatan suatu organisasi dalam prosesnya
untuk mencapai tujuan organisasi tersebut, dan keekonomisan operasi organisasi
yang berada dalam pengendalian manjemen serta melaporkan kepada orang-
orang yang tepat atas hasil-hasil evaluasi tersebut beserta rekomendasi untuk
perbaikan.
Tujuan audit operasional dapat bervariasi tergantung pada jenis perusahaan dan
KPI-nya, atau apakah audit dilakukan untuk menjawab masalah khusus di berbagai
bidang seperti sumber daya manusia, hubungan pelanggan, atau penurunan
produksi. Mungkin juga ada masalah kepatuhan pemerintah yang perlu
dipertimbangkan seperti keselamatan konsumen.
Ruang lingkup audit operasional ditujukan pada seluruh pengendalian yang
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi, sedangkan ruang lingkup evaluasi
pengendalian internal untuk audit keuangan dibatasi pada efektivitas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan dampaknya atas kewajaran
penyajian jenis-jenis laporan keuangan.
Jenis-jenis audit operasional:
 Audit fungsional
 Audit organisasional
 Penugasan khusus
 Auditor Keuangan Pemerintah
Auditor keuangan pemerintah atau auditor sektor publik adalah auditor yang
melakukan pemeriksaan terhadap pemerintah yang dilakukan untuk mengetahui
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas pengelolaan dana masyarakat
(publicmoney) yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program,
fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Audit Keuangan dan Persyaratan Pelaporan- Yellow Book sebagai berikut:
a. Materialitas dan signifikan
b. Pengendalian kualitas
Kantor akuntan publik dan organisasi lain yang mengaudit entitas
pemerintah sesuai Yellow Book harus memiliki sistem pengendalian
kualitas internal memadai dan berpartisipasi dalam program kaji ulang
pengendalian kualitas eksternal.
c. Audit ketaatan
Audit dirancang untuk memberikan keyakinan memadai akibat
salah saji karena ketidaktaatan terhadap provisi atau kontrak yang
berdampak material dan langsung terhadap laporan keuangan.
d. Pelaporan
Laporan audit sesuai dengan standar audit pemerintah yang
diterimat secara umum.

Anda mungkin juga menyukai