Anda di halaman 1dari 16

MENGURUS

JENAZAH

DISUSUN OLEH :

Ahmad Juni Putra Wijaya S.Ag


NIP: 197206202000031004

KUA KECAMATAN KEDAMAIAN


BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 4

C. Tujuan.............................................................................................................. 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Islam Tentang Pengurusan Jenazah.................................................. 5

B. Memandikan Jenazah..................................................................................... 6

C. Mengkafani Jenazah....................................................................................... 6

D. Mensholatkan Jenazah................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................... 13

B. Saran.............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................. 14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kita ketahui bahwa petunjuk Rasulullah saw. Dalam masalah penanganan jenazah
adalah petunjuk dan bimbingan yang terbaik dan berbeda dengan petunjuk umat-umat
lainnya. Bimbingan beliau dalam hal mengurus jenazah didalamnya mencakup aturan yang
memperhatikan sang mayat. Termasuk memberi tuntunan yaitu bagaimana sebaiknya
keluarga dan kerabatnya memperlakukan jenazah/mayat.
Dengan demikian, petunjuk dan bimbingan Rasulullah saw. Dalam mengurus
jenazah ini merupakan potret aturan yang paling sempurna bagi sang mayat. Aturan yang
sangat sempurna dalam mempersiapkan seorang yang telah meninggal untuk kemudian
bertemu dengan Rabbnya dengan kondisi yang paling baik. Bukan hanya itu, keluarga dan
orang-orang yang terdekat sang mayat pun disiapkan sebagai barisan orang-orang yang
memuji Allah dan memintakan ampunan serta rahmat-Nya bagi yang meninggal.

B. Rumusan Masalah
1. Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah
2. Beberapa Kewajiban Terhadap Jenazah
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi nilai tugas
2. Untuk mengetahui tuntunan dalam mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum islam tentang Pengurusan Jenazah


Setiaip muslim memiliki kewajiban terhadap saudaranya muslim yang meninggal dunia.
Kewajiban ini sifatnya bersifat kolektif karena itu dimasukkan sebagai suatu jenis ibadah
yang hukumnya fardhu kifayah yang artinya kewajiban bagi seluruh umat muslim, namun
apabila sudah ada beberapa orang yang melaksanakannya, maka gugurlah kewajiban itu bagi
seluruh umat muslim.

1.Beberapa Kewajiban Terhadap Jenazah


 Memandikan Jenazah
 Mengkafani Jenazah
 Menshalatkan Jenazah
 Menguburkan Jenazah
B.Memandikan Jenazah
I. Syarat Jenazah yang dimandikan :
a. Beragama Islam
b. Tubuh / anggota badan masih ada
c. Jenazah tersebut bukan mati syahid ( dunia akherat )
II. Yang berhak memandikan jenazah
a. Jenazah laki-laki yang memandikan laki-laki dan sebaliknya kecuali suami
atau istri.
b. Jika tidak ada suami/istri atau mahram maka jenazah ditayamumkan.
c. Jika ada beberapa orang yang berhak maka diutamakan keluarga terdekat
dengan jenazah
III. Syarat – syarat yang memandikan
1. Islam
2. Berakal
3. Amanah
4. ‘Alim
5. Merahasiakan
IV. Cara memandikan jenazah
a. Jenazah ditempatkan di tempat yang layak adan ditempat yang tinggi
b. Diberi basahan
c. Bersihkan kotoran/najis
d. Bersihkan pada kuku, mulut dan gigi
e. Siramkan air ke seluruh tubuh dari atas ke bawah
f. Sabun dan siram kembali
g. Wudhukan, siram dengan air kapur barus
h. Memandikan jenazah disunnahkan tiga kali.
C.Mengkafani Jenazah
1. Hendaknya kain kafan yang digunakan bagi mayit laki-laki sebanyak tiga 3 (lapis).
Sedangkan bagi wanita sebanyak 5 (lima) lapis terdiri dari sarung, ghamis, khimar,
dan dua helai kain.
2. Menggunakan kain yg bersih & baik serta menutupi seluruh tubuh.
3. Menggunakan kain yang berwarna putih.
4. Memberikan wewangian
5. Tidak berlebih-lebihan dalam kain kafan.
6. Menaburi kain kafan dengan kafur.
7. Hendaknya kain kafan yang terbaik diletakkan di bagian atas.
D.Menshalatkan Jenazah
Syarat-syarat shalat jenazah
a. Menutup aurat, suci hadats/najis dan menghadap kiblat
b. Jenazah telah dimandikan
c. Letak jenazah di depan yang menshalatkan kecuali shalat ghaib
Cara shalat:
1. Letakkan jenazah di hadapan imam. Imam berdiri di hadapan kepala mayit jika laki-
laki. Jika mayitnya perempuan, maka imam berdiri di tengah-tengah mayit. Kemudian
makmum berdiri di belakang imam.
 Disunnahkan membuat tiga shaf (barisan).
 Disukai yang menshalatinya jama’ah yang banyak
 Jika mayitnya anak laki-laki & perempuan, maka posisi imam berdiri seperti
pada posisi mayit wanita dewasa.
 Tidak mengapa bagi Imam meberitahukan jenis kelamin mayit kepada
makmum, agar dapat berdo’a sesuai dengan kata gantinya.
Rukun Sholat Jenazah :

1. Niat
2. Berdiri bila mampu
3. Empat kali takbir yang diselingi oleh beberapa bacaan
4. Membaca al-Fatihah secara sirr setelah takbir pertama berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, bahwa: “Menurut sunnah, bahwa dalam shalat
jenazah hendaknya membaca Ummil Quran (al-Fatihah) dengan pelan-pelan dalam
takbir pertama”
5. Membaca shalawat kepada Nabi saw setelah takbir kedua
6. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga
7. Salam

Niat Sholat Jenazah :


Niat untuk jenazah laki-laki
"Ushalli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati
makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (laki-laki) ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah
SWT.

Niat untuk jenazah perempuan :


"Ushalli 'alaa haadzihil maytati arba'a takbiiraatin fardhal kifaayati
makmuuman/imaaman lillaahi ta'aalaa"
Artinya : Saya niat shalat atas mayyit (perempuan) ini empat takbir fardhu kifayah karena
Allah SWT.

Tata Cara Sholat Jenazah :


Takbir Pertama
Setelah takbir dilanjutkan dengan membaca ta'awudz lalu dilanjutkan dengan membaca al
fatihah, tanpa disertai dengan doa iftitah ataupun surat pendek seperti sholat pada umumnya.
ini berdasarkan pendapat banyak ulama bahwa dalam sholat jenazah tidak diwajibkan
membaca doa iftitah.
Bacaan Ta'awwudz :
A'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim
Artinya : Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk

Lalu Dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah.


Takbir kedua
Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. berikut
bacaan doanya . . .
Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita
'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali
muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina
innaka hamiidum majiid.
Artinya :
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah
memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji
dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan
istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Takbir ketiga
Bacaan doa setelah melakukan takbir ketiga adalah sebagai berikut . . .

Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa


wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal
khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan
min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal
qabri wa 'adzaabannaar.

Artinya :
Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya,
muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es
dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan
rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah
istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.

Takbir ke empat
Bacaan doa setelah takbir ke empat yaitu membaca doa di bawah ini . . .
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah
Artinya :
Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri
fitnah pada kami setelah kematiannya.

Salam

Terakhir adalah melakukan salam dengan menengok ke kanan dan kekiri sebagaimana dalam
sholat biasanya . . .
Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh

Artinya :
"Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"

Penjelasan :
Ketika membaca do‘a dalam salat jenazah setelah takbir ke 3 dan ke 4 hendaklah
bacaan dlamir ( kata ganti orang ) disesuaikan dengan jenis jenazah tersebut ( laki – laki atau
permpuan ), misalnya :
1. Apabila jenazahnya wanita maka dlamir ( kata ) hu ( ‫ )هه‬diganti dengan dlamir ha ( ‫) هاا‬
2. Apabila jenazahnya dua orang maka damir(kata )hu( ‫ه‬O‫)ه‬diganti dengan damir huma( ‫ه‬
‫هاما‬
3. Apabila jenazahnya banyak maka dlamir( kata )hu( ‫ه‬O‫)ه‬diganti dengan dlamir hum( ‫م‬O‫ههم‬
)

Mengubur Jenazah
Disunnahkan membawa jenazah dengan usungan jenazah yang di panggul di atas pundak
dari keempat sudut usungan. Untuk mengubur jenazah sebaiknya disegerakan.

Cara mengubur jenazah


1) Membuat liang lahat sedalam 1,5 m, lebar 1m dan panjang 2,25 m
2) Di pemakaman jenazah dimasukkan ke liang lahat dari arah kaki, diletakkan dengan
posisi miring menghadap kiblat
3) Tali-tali pengikat kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki nempel di tanah
4) Menutup lahat dengan papan atau yang sejenis lalu ditimbun dengan tanah
5) Tanah ditinggikan satu jengkal, kemudian diberi nisan ( tanda )
6) Jenazah didoakan untuk diberi ketetapan / kekuatan iman.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
1) Tata cara dalam mengurus jenazah perlu diperhatikan seperti apa dan
bagaimana prosedur yang harus dilakukan, mengingat jenazah tersebut akan
dikubur dan ruhnya akan bertemu dengan Rabbnya, maka sebisa mungkin
kondisi dari jenazah tersebut harus dalam keadaan baik.Hidup dan mati
adalah hak Allah swt. Apabila Allah swt telah menghendaki kematian
seseorang, tidak seorang pun dapat menghindari dan lari dari takdir-Nya.
2) Manusia adalah ciptaan Allah swt yang sempurna diantara ciptaan Allah swt
yang bagus. Allah swt akan memulihkan manusia yang beramal saleh dan
memberi balasan atas apa yang dilakukan di dunia. Yang beramal saleh akan
mendapat balasan dengan kebaikan dan barakah-Nya. Sementara itu, yang
tidak beramal saleh akan menerima azab-Nya.
3) Orang yang mati wajib dihormati karena ia adalah makhluk Allah swt yang
mulia. Oleh sebab itu, sebelum jenazah meninggalkan dunia menuju alam
baru (kubur) hendaklah dihormati dengan cara dimandikan, dikafani,
disholatkan, dan dikuburkan.
4) Hukum mengurus, mengantarkan, dan mendoakan jenazah adalah sunnah.
5) Pengurusan mayat disunnahkan dilakukan dengan kelembutan dan kasih
sayang karena roh jenazah masih menyaksikan keluarga yang ditinggalkan.

b. Saran dan kritik


Semoga setelah membaca makalah ini menjadi bekal dan mencoba membaca artikel
atau buku untuk memperdalamnya lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Ø http://infotercepatku.blogspot.com/2014/02/tata-cara-sholat-jenazah-bacaan-
doa.html#ixzz2zW0ikCpn
Ø Drs. Margiono ,M.Pd dkk . 2007. Pendidikan Agama Islam Smk Kelas XI. Ghalia
Indonesia, Jakarta
Ø M. Nashiruddin Al-Albani. 1999. Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah. Jakarta: Gema
Insani
Ø Syamsuri. 2007.Pendidikan Agama Islam untuk Kelas XI .Jakarta :Erlangga
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ahmad Juni Putra Wijaya, S.Ag NIP. 197206202000031004 lahir di


Tanjungkarang pada tanggal 20 Juni 1972. Ia dilahirkan dari pasangan ibu Hj.
Syarifah (almarhum) dengan Hi.Anwar Umar. Ia menikah dengan Indriyena dan
dikaruniai seorang Perempuan dan 3 anak laki-laki. Penulis menempuh pendidikan di
SDN Inpres Gotong Royong, SMPN V Gotong Royong, PGAN Tanjungkarang,
semua Pendidikan di daerah Bandar Lampung tersebut. Mendapat gelar Sarjana
Agama, di IAIN Raden Intan Lampung Tahun 1996.
IAIN Raden Intan Fakultas Ushuluddin Jurusan Dakwah Tahun 1990, pada
tahun 1996, mendapatkan gelar Sarjana Agama.
Mendapatkan SK Penyuluh Agama Islam Pertama PNS TMT 03 Maret 2000, di
tugaskan di Kabupaten Tanggamus Kecamatan Pagelaran hingga Tahun 2005, Tahun
2005 mutasi ke Bandar lampung KUA Tanjungkarang Barat sejak tahun 2005- 2007,
lalu pindah lagi ke KUA Panjang Tahung 2007-2010, Kemudian Pindah ke KUA
Tanjung Karang Timur sejak Tahun 2010-2012, Kemudian pindah ke KUA Kemiling
sejak 2012-2014, kemudian pindah ke KUA Teluk Betung Barat dan Teluk Betung
Timur sejak 2014-2017, selanjutnya pindah ke KUA Kecamatan Kedamaian sejak
Tahun 2017 hingga sekarang. Perjalanan sebagai Penyuluh Agama Islam sudah
hampir ke semua lini, ditekuni dengan semangat dan tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai