Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI TEORI PERMINTAAN DANPENAWARAN

Makalah Ekonomi Mikro

Dosen pembimbing
Dwi Nila Andriani, S.Pd., M.pd

Di susun oleh:
1. Ahmad syahrir (200804501024)
2. Novita Achmy Puspa Sari (K.2018.1.34620)
3. Marda Hardianti N.W (2002107010)
4. Aprilia Tama Fidiawati (2002107015)

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
Jl. Setia Budi No.85, Kanigoro, Kec. Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur
63118

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Aplikasi Teori Permintaan dan Penawaran “ pembuatan makalah
dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan berangkai salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah Pengantar Ekonomi Mikro yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami, serta pada anggota tim yang selalu kompak dan konsisten dalam
penyelesaian tugas ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Oktober 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar belakang.....................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................1
C. Tujuan penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

A. Masalah jangka panjang sektor petanian............................................3


B. Masalah jangka pendek sector pertanian............................................6
C. Menstabilkan harga.............................................................................8
D. Kebijakan harga maksimum............................................................................... 11
E. Efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan
jumlah barang..................................................................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................14

A. Kesimpulan......................................................................................14

ii
B. Saran.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aplikasi teori permintaan dan penawaran adalah penerapan tentang
teori-teori permintaan dan penawaran dalam realitas sehari-hari.
Pembahasan dalamaplikasi teori permintaan dan penawaran dalam literatur
karangan Sadono Sukirno (dalam Mikro ekonomi) lebih terhadap efek dari
teori permintaan dan penawaran dalam sektor pertanian yang
dibandingkan dengan sektor Industri. Pertanian punya peranan yang
sangat penting dalam produksi nasional di negaradengan perekonomian
belum berkembang dan semakin maju suatu negara peranan pertanian
dalam perekonomiaan semakin sedikit.
Permaslahan di sektor pertanian sangat kompleks sehingga perlu
adanyan penyelesaian. Permasalahan di sektor pertanian ada yang
permasalahan dalam jangka panjang dan permasalahan dalam jangka
pendek. Setiap permaslahan punya solusi tersendiri. Proses penyelesaian
permaslahan perlu campur tangan pemerintah dengan penerapan kebijakan
yang baik. Pembuatan makalah oleh penulis ditujukan untuk pemaparan
aplikasi teori permintaan disektor pertanian beserta beberapa penyelesaian
dalam pengetasan permaslahan di bidang pertanian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi masalah jangka panjang sektor pertanian ?
2. Apa yang menjadi masalah jangka Pendek sektor pertanian
3. Bagaimana cara menstabilkan harga dan pendapatan pertanian ?
4. Apa dampak dari kebijakan harga maksimum?
5. Apa efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga dan jumlah
barang yang dijual.?

C. Tujuan Penulisan

1
1. Untuk mengetahui masalah jangka panjang sektor pertanian.
2. Untuk mengetahui masalah jangka panjang sektor pertanian.
3. Untuk mengetahui cara menstabilakn harga dan pendapatan pertanian.
4. Untuk mengetahui dampak dari kebijakan maksimum
5. Untuk mengetahui efek pajak penjualan dan subsidi terhadap harga
dan jumlah barang yang dijual.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masalah Jangka Panjang Sektor Pertanian


Teori Permintaan dan penawaran permintaan dan penawaran dan
penawaran sangat berguna dalam pengulasan interaksi antara penjual dan
pembeli terutama pada pasar persaingan sempurna Pasar persaingan
dikutip dari Sadono Sukirno(dalam Mikro Ekonomi 2005 : 125) adalah
pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Sektor pertanian apabila
diamati secara karakteristik termasuk dalam pasar persaingan sempurna
karna terdapat banyak penjual dan konsumen dalam pasar hasil-hasil
pertanian.
Sektor Pertanian apabila disebuah kawasan bisa berupa negara
yang belum berkembang akan menjadi sektor yang sangat krusial sebab
merupakan kontribuitor terbesar dalam produksi nasional. Fakta di sisi lain
apabila dilihat semakin maju suatu negara maka peranan sektor pertanian
semakin kecil. Kecenderungan peranan sektor pertanian yang semkain
kecil di negara yang lebih maju dan modern bisa disebabkan karna
kemajuan yang pesat disektor industri modern sehingga terjadi pergesaran
mata pencaharian pada masyarakat yang berpindah dari sektor pertanian ke
sektor industri.
Kemunduran peranan sektor pertanian dalam perekonomian di era
modern dan maju dikutip dari Sadono Sukirno(dalam Mikro ekonomi
2005 : 126) disebabkan oleh dua faktor yaitu sebgai berikut :
1. Pertambahan permintaan barang pertanian lambat
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan pendapatan rumah tangga
terus-menerus bertambah.Corak permintaan masyarakat mengalami
perubahan yang sngat drastis dalam perekonomian yang semakin
maju. Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai
macam barang, baik barang industri maupun barang pertanian. Tapi
kenaikan itu tidaklah berbanding lurus dengan kenaikan
pendapatan.Pertambahan konsumsi barang-barang bukan pertanian

3
seperti barang pakaian, perumahan, barang tahan lama, hibunran dan
pelancongan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat darripada
pertambahan pendapatan.Ini berarti barang-barang seperti itu
mempunyai elastisitas permintaan pendapatan yang tinggi.Sebaliknya,
permintaan terhadap hasil-hasil pertanian bertambah lebih lambat
daripada pertambahan kenaikan pendapatan, yang berarti ilastisitas
per4mintaan pendapatanya rendah.Akibat dari sifat permintaan yang
demikian, seperti telah dinyatakan sebelum ini, pada tingkat
pendapatan yang tinggi hanya sebagian kecil daripaada pendapatan
rumah tangga digunakan untuk membeli barang pertanian.
Dengan demikian, dari sudut permintaan, wujud kecenderungan
yang melebarkan jurang antara harga barang pertanian dan barang
industri.Tingkat kenaikan permintaan barang industri adalah lebih
cepat. Maka kenaikan harganya akan mengalami pertambahan yang
lebih cepat pula kalau dibanding dengan kenaikan harga barang
pertanian. Akibatnya, dalam jangka panjang perbedaan harga antara
harga barang industri dengan harga barang pertanian cenderung
semakin melebar.

2. Kemajuan teknologi yang pesat


Telah dijelaskan diatas bahwa negara-negara maju hanya sebagian
kecil penduduknya yang bekerja pada sektor pertanian. Hal ini di
mungkinkan oleh perkembangan teknologi yang cepat disektor
tersebut sehingga memungkinkan kenaikan produksivitas yang sangat
tinggi. Sebagai contoh, dalam tahun 1929 di Amerika serikat sebanyak
12,8 juta orang bekerja di sektor pertanian. Produksi yang mereka
ciptakan pada tahun 1929, kalau dihasilkan pada masa sekarang, yaitu
kurang lebih sesudah tujuh dekade, hanya memerlukan pekerja
sebanyak 1,7 juta orang saja. Gambaran ini menunjukan betapa besar
kenaikan produktivitas per orang yang berlaku dalam masa lebih dari
70 tahun yang lalu di Amerika serikat.Sebagai akibat dari kenaikan
produktivitas yang seperti itu, yang dialami oleh Amerika serikat dan

4
negara-negara maju lainnya, produksi pertanian dapat dinaikkan
dengan cepat apabila terdapat cukup banyak perrmintaan.Tetapi
ternyata permintaan terhadap barang pertanian mengalami
perkembangan yang jauh lebih lambat daripada kemampuannya untuk
menambah produksi pertanian
Keadaan tersebut menimbulkan dua implikasi penting kepada
sektor pertanian di negar-negara maju.Yang pertama, hal itu
mendorong kepada perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor industri. Tetapi umumnya perpindahan semacam itu tidak
secepat seperti yang diperlukan dan ini terutama disebabakan oleh
karena kekurangan kesempatan kerja di sektor lain. Yang kedua,
kemajuan teknologi yang cepat telah menimbulkan masalah kelebihan
produksi pertanian.Jumlah yang dapat diproduksi oleh para petani
adalah lebih daripada yang diperlukan oleh masyarakat.Keadaan ini
menyebabkan harga barang pertanian cenderung untuk tetap berada di
tingkat yang sangat rendah.
Masalah jangka panjang sektor pertanian dapat juga di terangkan
dengan menggunakan perubahan terhadap kurva permintaan dan
penawaran.Ini ditunjukkan pada gambar di bawah. Pada mulanya,
dalam perekonomian yang belum berkembang permintaan terhadap
barang pertanian adalah seperti yang ditunjukkan oleh kurva DD dan
penawaran adalah seperti yang di tunjukkan oleh kurva SS. Maka
harga barang pertanian adalah P dan jumlah hasil pertanian yang di
perjual belikan adalah Q.
Kenaikan pendapatan dan pertambahan penduduk dalam jangka
panjang akan menambah permintaan. Tetapi karena elastisitas
permintaan pendapatan untuk barang pertanian adalah rendah.Maka
pertamabahan permintaan hasil pertanian tidak begitu besar.
Katakanlah pertambahan permintaan tersebut adalah dari DD menjadi
D1D1 .

5
Analisis dari gambar ialah pada perekonomian yang masih belum
berkembang disimbolkan dengan garis D untuk permintaan dan S
untuk penawaran. Titik persilangan ekluibrium disimbolak dengan
garis E yang bisa dilihat bahwa harga barang dan hasil barang dalam
pasar adalah titik P dan Q. Saat perekonomian semakin maju dan
pendapatan masyarakat terjadi peningkatan permintaan barang adalah
garis D1. Perlu diketahui bahwa peningkatan pendapatan masyarakat
hanya berdampak sedikit pada pertambahan permintaan. Fakta lain
penawaran terjadi peningkatan yang cenderung lebih besar dari
permintaan karena kecanggihan teknologi berdampak pada
keefisienan produksi sehingga penawaran meningkat yang
disimbolkan dengan garis S1. Analisis yang dapat dilihat karna
perubahan permintaan dan penawaran berakibat pada perubahan harga
yang drastis.

B. Masalah Jangka Pendek Sektor Pertanian


Dalam jangka pendek harga barang-barang hasil pertanian
mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya boleh mencapai ke
tingkat yang lebih tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami
kemrosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Ketidakstabilan
harga tersebut dapat disebabkan oleh permintaan dan penawaran terhadap
barang pertanian yang sifatnya tidak elastis.Sifat ini menyebabkan
perubahan yang sangat besar terhadap tingkat harga apabila permintaan
atau penawaran mengalami perubahan. Ada dua faktor yang menimbulkan
ketidakstabilan harga pertanian dalam jangka pendek yaitu:
1. Ketidakstabilan yang bersumber dari perubahan penawaran

6
Tingkat produksi sektor pertanian sangat di pengaruhi oleh faktor-
faktor yang berada diluar kemampuan para petani untuk
mengendalikannya.Produksi pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor
alamiah.Pada umumnya, produksi hasil pertanian selalu berubah-ubah dari
satu musim ke musim lainnya. Perubahan musiman ini terutama di
pengaruhi oleh keadaan cuaca, iklim dan faktor alamiah yang lain seperti
banjir, hujan yang terlalu banyak, atau kemarau yang terlalu panjang.
Disamping itu serangan hama tanaman dan binatang pengganggu,
misalnya serangan tikusa dan burung ke tanaman padi juga dapat
menimbulkan pengaruh yang penting terhadap perubahan produksi hasil
pertanian. Faktor ini menyebabkan tingkat produksi pertanian cenderung
mengalami perubahan yang relatif besar kalau dibandingkan dengan
perubahan produksi barang-barang industri.
Dalam jangka panjang maupun jangka pendek permintaan terhadap barang
bersifat tidak elastis. Dalam jangka panjang ini di sebabkan karena
elastisitas permintaan terhadap barang-barang pertanian adalah rendah,
yaitu kenaikan dalam pendapatan hanya menimbulkan kenaikan yang kecil
saja terhadap permintaan. Dalam jangka pendek, ia tidak elastis karena
kebanyakan hasilhasil pertanian merupakan barang kebutuhan pokok
harian, yaitu digunskan tiap-tiap hari. Walaupun harganya sangat
meningkat  namun jumlah yang sama masih tetap harus dikonsumsi.
Sebaliknya pada waktu harga sangat merosot konsumsi tidak akan banyak
bertambah karena kebutuhan konsumsi yang relatif tetap.

Perbandingan keadaan di  pasar barang pertanian dan barang industri1


1

7
Informasi dari perbandingan gambar B dan C bisa
diamati.Perubahan harga karena pergeseran penawaran pada sektor pertanian
lebih bersifat drastis apabila dibanding sektor industri yang perubahan harga
tidak terlalu besar. Perubahan harga yang drastis karena perubahan
permintaan disektor pertanian disebabkan karena penawaran hasil produksi
yang tidak tentu. Penawaran hasil pertanian dipengaruhi faktor alamiah yang
terkadang jadi pendorong hasil pertanian jadi maksimal dan terkadang jadi
faktor penghambat karena ada hal yang tidak diinginkan. Sedangkan
Permintaan terhadap barang bersifat tidak elastis. Konsumsi yang dibutuhkan
masyarakat adalah dengan besaran yang tetap sekalipu harga terjadi
penurunan.
2. Ketidakstabilan yang di timbulkan oleh perubahan permintaan
Setiap perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kegiatan yang
tinggi. Adakalanya mengalami resesi atau kemunduran dan adakalanya
tenaga kerja dan barang-barang modal hapir sepenuhnya  digunakan
(berarti  kegiatan ekonomi negara mencapai tingkat kegiatan yang sangat
tinggi). Perubahan tingkat kegiatan ekonomi ini akan mempengaruhi
permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa, termasuk terhadap hasil
pertanian. Perubahan permintaan yang disebabkan oleh naik turunnya
kegiatan ekonomi ini akan menimbulkan perubahan harga. Akan tetapi sifat

C. Menstabilkan Harga
Menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian,
berbagai negara banyak yang melakukan campur tangan dalam penentuan
produksi dan harga. Campur tangan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara.
a. Membatasi (menentukan kuota) pada tingkat produksi yang dapat
dilakukan tiap-tiap produsen.
b. Melakukan pembelian barang yang ingin distabilkan harganya di
pasaran bebas.
c. Memberikan subsidi kepada para produsen apabila harga pasar adalah
lebih rendah daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah

8
d. Campur tangan dalam jual beli

1. Membatasi Jumlah Produksi


Untuk menjaga agar produksi tidak mencapai tingkat yang
berlebihan sehingga menimbulkan masalah yang meyebabkan
kemerosotan pendapatan produsen hasil pertanian, pemerintah dapat
membatasi jumlah produksi yang dibenarkan dicapai para produsen.
Kebijakan membatasi produksi, kalau dibandingkan dengan penetuan
produksi secara pasar bebas menimbulkan dua macam perubahan
berikut:
a. Harga barang naik, tetapi
b. Jumlah yang boleh diproduksi dan dijual para petani berkurang.
Apabila permintaan bersifat tidak elastic, maka kebijakan
membatasi produksi akan menaikkan pendapatan para petani. Maka
dapatlah dibuat kesimpulah, bahwa kebijakan membatasi jumlah
produksi dengan tuuan untuk menaikkan pendapatan para petani akan
memcapai sasaran apabila permintaan terhadap barang yang dibatasi
produksinya adalah bersifat tidak elastic (Sadono Sukirno;132-133).

2. Campur Tangan Dalam Jual Beli


Cara lain yang dapat dilakukan pemerintah untuk menstabilkan
harga dan menjaga agar petani menerima harga dengan wajar. Untuk
melakukan jual beli hasil pertanian terutama kedelai yang harganya
akan distabilkan. Untuk melakukan campur tangan ini pemerintah
perlu mendirikan badan yang akan melakukan jual beli barang dan
menyimpan stok barang yang akan diperjualbelikan. Dalam persoalan
ini akan dianalisis dua keadaan sebagai berikut:
a. pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan oleh
pasar bebas.
b. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih
unggul/tinggi dari harga keseimbangan pasar bebas.

9
3. Menstabilkan Harga Pada Keseimbangan Pasar Bebas
Dalam kebijakan ini yang diusahakan pemerintah adalah”didalam
jangka panjang, tingkat harga adalah sama denagn harga keseimbangan
yang ditentukan olrh pasar bebas”. Jadi, pada hakekatnya pemerintah
berpendapat bahwa harga yang ditentukan oleh pasar bebas sudah
wajar dan tidakn perlu diubah. Yang diusahakan pemerintah adalah
agar dalam jangka panjang harga yang tetap dapat dipertahankan.
Bagaimana kebijakan ini kepada pendapatan para petani? adakah
akan stabil?ternyata tidak. Kebijakan ini hanya menstabilkan harga,
sedangkan pendapatan para petani menjadi tidak stabil. Pada waktu
produksi tinggi, pendapatan petani juga tinggi dan pada waktu
produksi rendah, maka pendapatan petani juga rendah.
Untuk menstabilkan pendapatan para petani, maka kebijakan jual
beli pemerintah haruslah membuat perubahan terhadap harga pada
presentasi yang sama dengan perubahan produksi. Sekiranya produksi
naik 10% maka harga harus diturunkan 10% juga dan sekiranya
produksi turun 10% maka pemerintah juga harus menaikkan harga
sebesar 10%. Dengan demikian, sesudah pemerintah melakukan
campur tangan, elastisitas permintaan yang dihadapi petani kedelai
haruslah bersifat uniter. Untuk mencapai tujuan ini maka tingkat harga
perlu disesuaikan dengan perubahan produksi.
Kebijakan menstabilkan harga tidaklah harus dilakukan secara
kaku, tetapi perlu dibuat secara lebih fleksibel sampai batas – batas
tertentu, perlu terdapat kebebasan perubahan harga. Hal ini
menghindari pihak – pihak swasta/lain yang akan mengambil
keuntungan dari kesulitan – kesulitan yang di alami oleh para petani
kedelai.

4. Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi dari Harga Keseimbangan


Kebijakan yang lebih sering dilakukan pemerintah adalah
menetaapkan harga pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang
ditentukan pasar bebas. Kebijakan harga yang demikian ini dikenal

10
sebagai kebijakan harga minimum atau kebijakan harga terendah. Satu
masalah penting yang akan timbul dalam menjalakan penetapan harga
di atas harga keseimbangan adalah masalah stok surplus produksi yang
terus menerus bertambah tinggi. Sekiranya setiap tahun pemerintah
perlu membeli kelebihan penawaran, maka dari tahun ke tahun stok
surplus produksi akan bertambah banyak. Kalau barang ini ditawarkan
ke pasar, maka harganya akan bertambah turun atau menurunkan
harga. Cara yabg dapt dilakukan agar harga tetap pada tingkat yang
ditentukan adalah dengan melakukan kebijakan membuang atau
menghancurkan kelebihan produksi yang dibeli pemerintah ataupun
dengan cara mengeksport kelebihan produksi.

5. Menstabilkan Pendapatan dengan Subsidi


Masalah stok kelebihan produksi yang terus menerus bertambah
akibat dari pembelian pemerintah diatas harga keseimbangan, dapat
dihindari dengan cara member subsidi pendapatn terhadap para petani.
Dengan kebijakan ini, pemerintah tidak menentukan harga pasar tetapi
menetapkan harga jaminan yang akan diterima petani untuk setiap
produksinya. Harga jaminan adalah lebih tinggi dari harga
kesimbangan dipasar. Jumlah subsidi yang akan diberikan oleh
pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar perbedaan antara
harga jaminan dan harga keseimbangan.

D. Kebijakan Harga Maksimum


Dalam pasar bebas, timbul keadaan di mana penawaran adalah
terbatas sedangkan permintaan jauh lebih besar. Keadaan seperti itu akan
menyebabkan harga keseimbangan mencapai tingkat yang jauh lebih
tinggi dari harganya yang wajar. Kebijakan harga maksimum bertujuan
untuk mengendalikan harga pada tingkat yang lebih rendah daripada harga
keseimbangan dalam pasar bebas.
Kebijakan ini dilakukan pemerintah apabila harga di pasar bebas di
anggap terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang

11
tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi dan juga mempengaruhi pada
kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, jumlah permintaan (Qd) lebih
besar dari jumlah penawaran (Qs).Kondisi inilah yang kemudian dikenal
dengan shortage dimana terjadi kekurangan pasokan barang.Pada keadaan
seperti ini produsen berlomba-lomba untuk menjualkan barang
dagangannya dengan harga yang lebih tinggi, sehingga peran
pemerintahlah yang mengeluarkan kebijakan ini.Kemudian ada batasan
harga tertinggi yang bisa dilakukan oleh produsen untuk menjual
barangnya yang berada di bawah harga pasar.Hal ini dilakukan untuk
melindungi konsumen. Berikut ini adalh kurva yang menunjukkan
terjadinya kebijakan harga maksimum dimana PC (Price Ceiling) berada
di bawah PE (Price Equilibrium) atau dengan kata lain PC lebih kecil
dibanding PE.
Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan
harta maksimum mempengaruhi:
1. Harga
2. Menciptakan kelebihan permintaan
3. Berkurangnya penawaran
4. Menurunnya kuantitas yang diperjual belikan (shortage)

F. Efek Pajak Penjualan Dan Subsidi Terhadap Harga Dan


Jumlah Barang            
Pajak penjualan adalah pajak yang dikenakan oleh pemerintah dan dibayar
pada waktu jual beli ke atas barang-barang yang dikenakan pajak
penjualan itu dilakukan. Pada umumnya pajak penjualan
dikenakan dalam bentuk suatu persentasi tertentu dari hasil
penjualan. Misalnya pajak penjualan adalah 10 persen dari harga
atau hasil penjualan. Pungutan pajak penjualan akan
menyebabkan para pembali harus membayar lebih tinggi untuk
memperoleh barang-barang yang dikenakan pajak tersebut.
Dalam analisis dapat ditunjukkan tersebut tidak seluruhnya
dibayar oleh pembeli. Sebagian dari pajak penjualan yang

12
dikenakan akan dipikul oleh para penjual. Pembagian beban pajak
diantara pembelidan penjual dinamakan insiden pajak atau tax
incidence. Analisis mengenai insiden pajak akan ditanggung oleh
pembeli dan penjual. Untuk menganalisis insiden pajak perlu
dilihat proporsi beban pajak di antara pembelli dan penjual pada
masing-masing keadaan berikut:
 Akibat elastisitas permintaan yang berbeda ke atas beban yang
ditanggung pembeli dan penjual
 Akibat elastisitas penawaran yang berbeda ke atas beban pajak yang
ditanggung pembeli dan penjual
1. Insiden pajak dan elastisitas permintaan:
 Semakin elastis kurva permintaan semakin sedikit beban pajak
yang akan ditanggung oleh para pembeli. Apabila kurva
permintaan adalah elastis sempurna maka seluruh pajak
penjualan dibayar oleh penjual. Apabila kurva permintaan tidak
elastis sempurna maka seluruh pajak penjualan ditanggung
pembeli.
 Semakin elastis kurva permintaan semakin banyak penurunan
jumlah barang yang diperjualbelikan sebagai akibat dari
pemungutan pajak penjualan oleh pemerintah.
2. Insiden pajak dan elastisitas penawaran:
 Semakin elastis kurva penawaran, semakin banyak beban pajak
penjualan yang akan ditanggung pembeli. Seluruh beban pajak
akan ditanggung pembeli apabila kurva penawaran bersifat
elastis sempurna. Sebaliknya sleuruh beban pajak akan
ditanggung penjual apabila kurva penawaran bersifat tidak
elastis sempurna.
 pajak penjualan akan mengurangi jumlah barang yang
diperjualbelikan. Semakin elastis kurva penawaran, semakin
banyak pengurangan jumlah barang yang diperjualbelikan.
Efek Subsidi Pemerintah

13
Untuk melihat bagaimana subsidi dapat memberi manfaat kepada
pembeli dan penjual akan digunakan cara yang sama seperti melihat akibat
pajak penjualan terhadap mereka. Tentu saja bentuk analisis harus
disesuaikan dengan bentuk perubahan yang terjadi. Subsidi adalah
pemberian pemerintah tehadap produsen untuk mengurangi biaya produksi
yang ditanggung produsen. Artinya, ia dapat dipandang sebagai kebalikan
dari pajak penjualan karena subsidi dapat menurunkan harga. Sampai di
mana besarnya keuntungan yang diperoleh pembeli dengan adanya subsidi
adalah bergantung kepada besarnya penurunan harga yang akan berlaku.

1. Subsidi dan elastisitas permintaan:


 Semakin elastis permintaan, semakin besar bagian dari
subsidi yang akan diperoleh penjual.
 Semakin elastis permintaan, semakin banyak pertambahan
jumlah barang yang diperjualbelikan.
2. Subsidi dan elastisitas penawaran:
 Semain elastis penawaran, semakin kecil bagian dari subsidi
yang akan diperoleh penjual.
 Semakin elastis penawaran, semakin banyak pertambahan
jumlah barang yang diperjualbelikan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Di dalam perekonomian yang belum berkembang, sektor pertanian
penting sekali artinya.Sebagian besar dari produksi nasional
merupakan hasil pertanian dan sebagian besar pendapatan rumah
tangga di belanjakan untuk membeli hasil-hasil pertanian.
Perkembangan ekonomi sedikit demi sedikit akan mengurangi peranan
sektor pertanian yang besar tersebut.
2. Dalam jangka pendek harga barang-barang hasil pertanian mengalami
naik turun yang relatif besar. Harganya boleh mencapai ke tingkat
yang lebih tinggi pada suatu masa, sebaliknya mengalami kemrosotan
yang sangat buruk pada masa berikutnya.
3. Menstabilkan harga dan pendapatan produsen hasil pertanian, berbagai
negara banyak yang melakukan campur tangan dalam penentuan
produksi dan harga.
4. Kebijakan ini dilakukan pemerintah apabila harga di pasar bebas di
anggap terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan membawa dampak yang
tidak diinginkan seperti terjadinya inflasi dan juga mempengaruhi pada
kesejahteraan masyarakat.

B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini
masih sangat banyak kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun menyarankan kepada semua pembaca makalah
ini untuk memberikan saran-saran yang membangun, untuk kebaikan bagi
kita semua

15
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2009.Mikro Ekonomi.Jakarta; Rajawali Pers.


Soeharno. 2007.Ekonomi Manajerial.Yogyakarta; Andi.
Rosyidi, Suheran 2010.Pengantar Teori Ekonomi.Jakarta: Rajawali Pers.
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Reksoprajitno, Soedijono. 2013.Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku Harga Pasar
dan Konsumen. Jakarta: Penerbit Gunadarma.
Raharja,Pratama. 2010.Teori Ekonomi Mikro.edisi keempat. Jakarta: Lembaga
Penerbit FEUI,
Suherman, Rosyidi. 2006.Pengantar Teori Ekonomi. (Jakarta : PT. Raja Grafindo 
persada.
https://www.academia.edu/28936944/MIKROEKONOMI_Aplikasi_Teori_Permi
ntaan_dan_Penawaran

16

Anda mungkin juga menyukai