Pohon Maple Di-WPS Office

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Pohon maple di tengah taman bunga yang indah, jadi saksi bisu atas pertemuan dua insan yang

sedang
berdiri berhadapan, menatap satu sama lain dengan tatapan sendu seperti langit mendung yang sebentar
lagi akan hujan, si perempuan dengan wajah penuh kesedihan dan yang lelaki dengan tatapan seakan
tidak siap untuk melepaskan sesuatu

"Kumohon, jangan pergi terlalu lama hugo" lirih catalina, si perempuan yang sedang menggenggam
tangan dan menatap mata sang lelaki bernama hugo

"Aku janji, aku akan kembali secepatnya, dan segera menemuimu" dua tangan hugo menangkup pipi
catalina, mengusap air mata yang ada dipipi kekasihnya sembari tersenyum. "Aku akan pergi sekarang,
jaga dirimu baik-baik catalina" hugo menaiki mobilnya dan menoleh kembali kearah catalina,
melambaikan tangan terakhir kalinya sebelum ia akhirnya pergi.

Siang hari yang cerah, cukup padat. Termasuk catalina, gadis cantik itu sedang menjual roti panggang
yang dia buat sendiri, menjual roti menggunakan sepeda mengelilingi kota ditemani oleh wendy si kucing
kecil imut yang dapat berbicra. "Catalina, mengapa hari ini tidak ada yang membeli roti kita?" wendy
bertanya, catalina hanya mengedikkan bahunya, dia juga bingung, biasanya banyak orang yang mencari
roti catalina untuk sarapan. Sesi melamunnya berhenti ketika ada pembeli yang memebeli rotinya

"Permisi dik, bibi beli rotinya 3 potong ya" catalina dengan cepat mengemas pesanan si bibi, saat dia
akan memberi rotinya, bibi itu bertanya kepada catalina. "Apakah kamu adik dari lelaki muda penjual roti
keliling tadi pagi? Karena kalian sangat mirip". Catalina mengerutkan keningnya bingung, penjual roti di
area kota kan hanya dirinya

"Ah, bukan bi, saya juga baru tau kalau ada penjual roti keliling disekitar kota selain saya" catalina
menjawab sambil tersenyum. Si pembeli roti mengangguk mengerti, menerima kembalian uang dari
catalina dan segera pergi.

"Wendy, kata bibi tadi ada penjual roti lain yang berjualan disini, apa itu penyebab roti kita sepi pembeli
ya?" Catalina bertanya pada wendy, tapi wendy tidak menjawab, setelah di cek ternyata wendy tertidur,
astaga kucing satu ini, gumam catalina.

Sudah sore, setelah tiga jam menjual roti, dan hanya terjual tiga potong, catalina memutuskan untuk
pulang kembali rumahnya. Rumah catalina sepi, karena memang hanya dia yang menghuninya, ibunya
meninggal saat melahirkannya, ayahnya juga meninggal 9 tahun lalu ketika catalina baru berumur 10
tahun. Catalina mengambil foto kedua orangtuanya, dia berniat mengunjungi makam keduanya, rindu
sudah tak terhankan.

Pukul empat sore, pemakaman belum terlalu gelap. Catalina mengunjungi makam kedua orangtuanya
yang tempatnya bersebelahan. "Ayah, ibu, aku rindu pada kalian, aku takut sendirian terus ayah, aku
rindu masakanmu ibu" Catalina terisak dan menangis di samping makam orangtuanya. Sudah setengah
jam lebih dia duduk di samping makam orangtuanya, dia harus pulang, atau dia akan terjebak sendirian di
jalan saat malam.
"Hei, ini coklat" Catalina terkejut, saat akan mengambil sepedanya, ada laki-laki yang menurutnya aneh
memberinya sebatang coklat. "Coklat? Untukku?" Catalina sambil menujuk dirinya. "Untuk siapa lagi?
Kulihat tadi kau menangis terus di pemakaman,

Anda mungkin juga menyukai