INST
INST
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh kepemilikan institusional terhadap
kinerja keuangan melalui struktur modal sebagai variabel intervening, dimana penelitian serupa
dengan menggunakan variabel struktur modal sebagai variabel intervening ini, belum ditemui
peneliti pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan 89 perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ( BEI ) selama periode 2011-2015 sebagai
sampel. Data dikumpulkan berdasarkan laporan keuangan tahunan periode 2011-2015 dan
diolah dengan menggunakan software WarpPLS versi 5.0. Berdasarkan data sample, penelitan
ini menunjukkan tingkat rata-rata kepemilikan intitusional pada perusahaan manufaktur di
Indonesia cukup tinggi. Tingginya tingkat kepemilikan oleh pihak institusional akan
meningkatkan kinerja keuangan sehingga dapat menurunkan adanya konflik kepentingan dalam
perusahaan. Selain itu, kepemilikan institusional dapat menurunkan hutang dalam struktur
modal perusahaan karena peranan hutang atau kreditor dalam mengawasi perusahaan dapat
dialihkan pada pengawasan dari pihak institusi. Adanya penggunaan hutang dalam struktur
modal dapat menurunkan kinerja keuangan disebabkan karena semakin meningkatnya resiko
perusahaan.
ABSTRACT
This research aimed to know the influence of institutional ownership towards financial
performance with capital structure as an intervening variable, this kind of research that used
capital structure as intervening variable, was not done before. This research used 89
manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange, during the period of 2011-2015 as
the sample. Data collected from annual reports of the period 2011-2015 and was analyzed by
using WarpPLS software version 5.0. According to the data, this research showed there was a
high level of institutional ownership among the manufacturing companies in Indonesia. This high
level of institutional ownership maximized the financial performance of the firms and minimized
the conflict of interest in the firm. Furthermore, institutional ownership was able to minimize the
debt in capital structure because of the monitoring role of creditor was redirected to institutional
investor. Moreover the use of debt in capital structure was able to decrease the firm’s financial
performance due to the higher risk of the firms.
Keywords : Ownership Structure, Institutional Ownership, Capital Structure, and Financial
Performance
625
626 Business Accounting Review, Vol. 5, No.2, Agustus 2017 (625-636)
pembayaran bunga hutang yang bersifat tax- Sedangkan kepemilikan oleh investor luar
deductible. berguna untuk meningkatkan pengawasan
terhadap kinerja insiders atau manajemen,
LANDASAN TEORI agar dapat mempertahankan kualitas kinerja
Agency Theory manajemen dan mengurangi adanya konflik
Agency theory secara formal terbentuk kepentingan dalam manajemen.
pada awal tahun 1970. Dalam teori ini
menyebutkan bahwa adanya pemisahan Kepemilikan Institusional.
tugas antara pemilik dan manajemen dapat Menurut Wiranata dan Nugrahanti
menyebabkan konflik antar principals dan (2013), kepemilikan saham institusional
agent. Menurut Farrer dan Ramsay (1998), merupakan kepemilikan yang dimiliki oleh
perbedaan kepentingan antara manajer pihak institusi yaitu perusahaan asuransi,
dengan shareholder ini, dapat menimbulkan bank, perusahaan investasi maupun
adanya information asymmetry yang memicu perusahaan swasta. Lembaga institusi
timbulnya agency cost. Menurut Haryono memiliki proporsi kepemilikan yang cukup
(2005) terdapat 3 jenis agency cost yaitu biaya besar terhadap perusahaan. Dengan adanya
monitoring, biaya bonding, dan residual loss. investor institusional kinerja manajemen
Terlibatnya manajer dalam kepemilikan serta keputusan-keputusan yang diambil oleh
atas sebagian saham perusahaan, dapat manajemen dapat dimonitor atau diawasi.
mempengaruhi kinerja manajemen untuk Menurut Haryono (2005), pada umumnya
menyamakan kepentingan dengan pemegang saham institusional memiliki
kepentingan pemegang saham. Perusahaan proporsi kepemilikan yang tinggi.
yang diawasi dan dikendalikan oleh pihak Kepemilikan institusional diukur dengan
pemilik atau shareholder secara aktif pun menggunakan rasio perbandingan antara
dapat mengurangi adanya information jumlah lembar saham yang dimiliki institusi
asymmetry, mengurangi adanya konflik dengan jumlah saham yang beredar.
kepentingan, dan mengurangi struktur
hirarkis dalam organisasi. Dengan demikian, Struktur Modal
perusahaan akan dapat mengurangi adanya Struktur modal merupakan kombinasi
biaya pengawasan ( monitoring ), serta pendanaan antara modal eksternal dengan
pengurangan agency cost. jumlah modal perusahaan sendiri. Struktur
modal merupakan kombinasi antara hutang
Struktur Kepemilikan jangka panjang dan ekuitas ( berupa saham
Struktur kepemilikan atau ownership preferen, modal saham biasa dan laba
structure merupakan bagian dari mekanisme ditahan) dalam struktur keuangan jangka
Corporate Governance yang dapat panjang perusahaan. Menurut Shubita dan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Struktur Alsawalhah (2012) Struktur modal dikatakan
kepemilikan mencerminkan besarnya optimal, apabila dapat memaksimalkan nilai
presentase kepemilikan saham dari seluruh pasar dari perusahaan dengan jumlah saham
saham yang ada dalam perusahaan, serta perusahaan yang beredar. Struktur modal
mencerminkan keputusan yang dibuat oleh dalam penelitian ini diukur dengan
pihak yang memiliki saham perusahaan menggunakan Debt to Asset Ratio (DAR) yang
tersebut. didapat dari perbandingan total debt dengan
Menurut Jensen dan Meckling (1976) total asset. Kemudian, Debt To Equity Ratio
struktur kepemilikan diklasifikasikan (DER) yang berasal dari perbandingan total
sebagai gabungan jumlah kontribusi modal debt terhadap total equity.
antara insider investor ( manager ) dan Terdapat beberapa teori yang mendasari
outsider investor(debtholder dan shareholder). Struktur modal dalam penelitian ini,
Manajer yang merangkap sebagai pemilik ( diantaranya adalah MM Theory, Trade-Off,
kepemilikan manajerial ), akan dapat Pecking Order dan Agency Cost.
mempengaruhi pengambilan keputusan,
sehingga keputusan yang diambil dalam MM Theory
manajemen tidak merugikan kepentingan Dalam teori MM ini terdapat 2 jenis,
pemilik dan manajemen sendiri. Hal ini yaitu MM teori dengan pajak dan tanpa
disebabkan karena phak insiders atau pajak. Teori MM tanpa pajak menemukan
manajemen juga berharap akan mendapat bahwa struktur modal tidak relevan dalam
peningkatan deviden dimasa mendatang. menentukan nilai perusahaan. Dalam MM-
628 Business Accounting Review, Vol. 5, No.2, Agustus 2017 (625-636)
Theory ini disebutkan bahwa tidak adanya tertentu. Struktur modal yang optimal dapat
agency cost, tidak ada pajak, tidak ada biaya dicapai saat tingkat penghematan pajak dari
kebangkrutan, EBIT tidak dipengaruhi oleh tambahan hutang, sama dengan biaya
hutang, investor akan mendapat informasi kesulitan keuangan atau financial distress (
tentang prospek perusahaan yang sama Warner, 1977). Penggunaan hutang yang
dengan pihak manajemen, dan para investor dilakukan secara optimal dan masih sesuai
dianggap sebagai price-maker. Kemudian dengan kapasitas perusahaan.
terjadi information assymetry dimana Fisher et al (1989), menyebutkan bahwa
investor tidak mendapat informasi yang Dynamic Trade Off Theory diperhitungkan
lengkap mengenai perusahaan oleh dimana perusahaan akan mempertahankan
manajemen. Adanya information assymetry pada titik optimal, selama biaya yang
ini mengakibatkan investor tidak dapat dikeluarkan untuk mencapai di titik optimal
melakukan hutang dengan tingkat suku lebih rendah dibanding dengan biaya yang
bunga yang sama. Teori MM tanpa pajak ini dikorbankan bila hutang melewati titik
menimbulkan adanya 2 asumsi. Pertama, optimal.
perusahaan yang berhutang dengan
perusahaan yang tidak berhutang memiliki Pecking Order Theory
nilai yang sama. Kedua, adanya peningkatan Menurut Myers dan Majluf (1984) dalam
biaya modal saham saat perusahaan mencari pecking order theory menjelaskan bahwa
pinjaman dari pihak luar, sehingga akan perusahaan akan lebih memilih
mengakibatkan resiko perusahaan makin menggunakan modal internal berupa laba di
meningkat, dan mempengaruhi peningkatan tahan atau retained earning, daripada
rate of required return of equity dari menggunakan modal eksternal (hutang atau
perusahaan. Kemudian pada tahun 1963, modal eksternal). Perusahaan akan
dilakukan pengujian ulang mengenai melakukan pinjaman hutang apabila modal
hubungan struktur modal dan nilai internal perusahaan tidak mencukupi untuk
perusahaan dengan menggunakan pajak. mendanai kegiatan operasional perusahaan
Pajak adalah aliran kas keluar yang wajib lagi.
dilakukan oleh perusahaan. Namun,
perusahaan cenderung untuk selalu mencoba Agency Cost Theory
meminimalisasi nilai pajak yang dibayarkan. Agency cost muncul pada saat terdapat
Penghematan pembayaran pajak ini konflik kepentingan antara pemilik,
dilakukan perusahaan dengan berhutang. manajemen, serta pemegang saham yang
Sehingga beban bunga yang timbul dari lainnya. Menurut Harris dan Raviv (1991),
hutang, dapat menjadi pengurang pajak. Hal bahwa penggunaan hutang dapat
ini disebabkan karena beban bunga bersifat meningkatkan saham manajer dan
sebagai pengurang pajak pula. Dengan mengurangi kerugian yang timbul akibat
berhutang perusahaan juga telah konflik kepentingan antara pihak manajemen
menggunakan biaya modal saham yang lebih dengan pemegang saham/ shareholder.
murah. Hal ini juga menurunkan biaya modal Penggunaan debt dapat mengurangi agency
rata-rata tertimbang ( Weighted Average Cost cost, yaitu dengan mengurangi free cash flow
Of Capital ) menjadi rendah. yang akan digunakan untuk manajer. Selain
itu, debt dapat menciptakan insentif bagi
Trade-Off Theory manajer untuk bekerja lebih keras,
Menurut Kraus dan Litzenberger (1973) pengurangan bonus, dan dapat membuat
dalam Jansen (2014), Teori Trade-Off dibagi manajer untuk melakukan keputusan
menjadi 2 yaitu Static dan Dynamic Trade Off investasi dengan lebih baik.
Theory. Static Trade Off Theory, menyatakan
bahwa hutang memiliki manfaat dan Kinerja Keuangan
kelemahan. Dimana manfaat dari hutang, Financial performance merupakan
perusahaan dapat menghemat pajak. Karena pengukuran keberhasilan suatu organisasi
beban bunga bersifat sebagai pengurang dalam menghasilkan laba melalui aktivitas
pajak. Namun, hutang juga mempunyai yang dilakukan perusahaan. Hal ini dapat
kelemahan, dimana perusahaan akan bertujuan untuk memprediksi keberhasilan
memiliki resiko kebangkrutan. Menurut Ross perusahaan untuk melihat prospek dan
(2010), trade off theory menyatakan bahwa pertumbuhan melalui sumber daya yang
perusahaan akan berhutang sampai tingkat dimiliki perusahaan. Suatu perusahaan harus
Petta: Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan 629
melaksanakan standar dan tujuan yang institusi yang lebih, dapat membuat
diinginkan, agar memperoleh kinerja wewenang pihak institusional terhadap
keuangan yang baik dalam perusahaan. perusahaan menjadi lebih besar dibanding
dengan pemegang saham lainnya. Hal ini
HIPOTESA menandakan bahwa investor akan cenderung
Pengaruh Kepemilikan Institusional memilih proyek yang beresiko, karena
Terhadap Kinerja Keuangan beranggapan bahwa perusahaan yang
Menurut Jensen dan Meckling (1976), berhutang memiliki kinerja yang baik,
terdapat hubungan positif antara sehingga investor mengharapkan akan
kepemilikan institusional terhadap kinerja mendapat keuntungan yang tinggi pula
keuangan. Kepemilikan institusional dapat kelak. Dengan demikian investor lebih
meminimalisasi adanya konflik kepentingan memilih melakukan pendanaan dengan
antara prinsipal dengan agen. Dengan berhutang karena dengan berhutang,
adanya pengawasan dari institusional dapat perusahaan akan meningkatkan struktur
mengoptimalkan pengawasan kinerja modalnya. Hal ini juga didukung oleh Tarjo
manajemen untuk menghindari adanya dan Jogianto (2003) dan Chu (2005) dalam
perilaku penyelewengan yang dilakukan Nuraina (2012) yang menyatakan bahwa
manajemen. Sehingga dengan adanya kepemilikan institusional yang besar akan
keterlibatan institusi dengan perusahaan membuat leverage ratio perusahaan juga
dapat berpengaruh untuk meningkatkan meningkat. Di sisi lain, Sheiler dan Vishny
kinerja perusahaan yang lebih baik. Namun, (1994) menyatakan adanya hubungan negatif
terdapat juga penelitian yang menyatakan antara kepemilikan institusional terhadap
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh struktur modal. bahwa semakin besar
negatif terhadap kinerja keuangan. Hal ini kepemilikan saham oleh pihak institusi akan
dinyatakan oleh Sujoko dan Soebiantoro dapat mengawasi perilaku manajer untuk
(2017) bahwa pihak pemegang saham tetap melakukan seusai dengan kepentingan
institusi akan bekerja sama mendukung pemegang saham. Pengawasan atau
pihak manajemen dalam pemanfaatan monitoring ini berguna untuk menghindari
sumber daya untuk kepentingan pribadi dan adanya perilaku curang dari pihak
akan mengabaikan kepentingan dari manajemen, dan untuk meningkatkan nilai
pemegang saham minoritas. Adanya dari pemegang saham. Adanya peningkatan
hubungan negatif ini juga dikemukakan oleh pengawasan pihak luar terhadap kinerja
Susanti dan Mildawati (2014), dimana pihak manajemen dapat mengurangi penggunaan
institusi hanya berorientasi pada perusahaan dana dari luar atau hutang dan
yang sedang laba. Dan dapat secara sewaktu- meningkatkan penggunaan dana internal.
waktu menarik kepemilikan saham terhadap Adanya kepemilikan oleh pihak institusi akan
perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan menurunkan debt ratio. Pengawasan dari
penurunan secara drastis terhadap harga institusi yang dilakukan dapat mengurangi
saham perusahaan. Selain itu, banyak juga penggunaan hutang.
perusahaan yang menemukan hasil pengaruh H4 : Terdapat pengaruh antara
tidak signifikan antara kepemilikan kepemilikan institusional dengan
institusional terhadap kinerja keuangan. struktur modal
seperti oleh Nuraina (2002) dan Xavier et al
(2015) Pengaruh Struktur Modal Terhadap
H2: Terdapat pengaruh antara Kinerja Keuangan
kepemilikan institusional dengan Keputusan pendanaan untuk modal
kinerja keuangan perusahaan. perusahaan harus dilakukan dengan hati-hati
karena, dapat berpengaruh langsung
Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap kinerja dan nilai perusahaan.
terhadap Struktur Modal Struktur modal menunjukkan adanya
Pengaruh positif antara kepemilikan perbandingan antara modal eksternal jangka
institusional terhadap struktur modal panjang terhadap modal sendiri yang
dinyatakan oleh Widyawati dan Laksana memiliki pengaruh terhadap kinerja
(2016), bahwa adanya pemegang saham dari perusahaan. Sesuai dengan teori trade off,
pihak luar atau institusional dapat bahwa hutang mempunyai kelebihan dan
meningkatkan struktur modal dalam kelemahan bagi perusahaan. Menurut Jensen
perusahaan. Dengan adanya kepemilikan (1986) hutang dapat dilakukan untuk
630 Business Accounting Review, Vol. 5, No.2, Agustus 2017 (625-636)
and Tests. The Journal of Finance, Vol. Singh, G (2013). Interrelation Between
XLVI, No.1 Capital Structure And Profitability With
Harris, M ., Raviv. A (1991). The Theory of Special Refrence To Manufacturing In India.
Capital Structure. The Journal Of Finance, International Journal of Accounting and
Vol. XLVI, No. 1 Financial Management Research, Vol. 3
Haryono, S (2005). Struktur Kepemilikan Sujoko., Soebiantoro.u ( 2007) Pengaruh
Dalam Bingkai Teori Keagenan. Jurnal Struktur Kepemilikan Shaam, Leverage,
Akuntansi dan Bisnis, Vol.5, No.1, pp. 63- Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap
71. Nilai Perusahaan
Jansen, A ( 2014). Firm Spesific Determinants Susanti, R.m Mildawati, Titik ( 2014).
of Dutch Capital Structure : The Impact of Pengaruh Kepemilikan Manajemen,
The 2008 Financial Crisis. Kepemilikan Institusional Dan Corporate
Jensen, M.C (1986). Agency Cost of Free Cash Social Responsibility Terhadap Nilai
Flow, Corporate Finance, and Takeovers. Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
The American Economic Review, Vol. 76, No. Vol. 3 No. 1
2 Velnampy. T., Niresh, J. Aloy., (2012). The
Jensen, M.C., & Meckling, W.H (1976). Relationship between Capital Structure &
Theory of Firm : Managerial Behavior, Profitability. Global Journal Of
Agency Costs and Ownership Structure. Management and Business Research, Vol. 12
Journal of Financial Economics, Vol. 3, Warner, J. B (1977). Bankcruptcy Costs :
No.4, pp 305-360 Some Evidence. The Journal of Finance, Vol.
Kholis (2014). Analisis Struktur Kepemilikan 32, No. 2, pp 30-35
dan Perannya Terhadap Praktik Wiranata, Y.A ., Nugrahanti, Y.W (2013).
Manajemen Laba Perusahaan. ADDIN, Vol. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
8 , No. 1 Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di
Laksana, I.F., Widyawati,D ( 2016). Pengaruh Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Vol. 15, No 1, hal 15-26
Tangibility,Size,Dan Profitabilitas Terhadap Xavier, M.S., Shukla, J., Mbabazize, M (2015).
Struktur Modal. Jurnal Imu dan Riset Effect of Corporate Governance On The
Moh’d, A.M., Perry, G.L., Rimbey, J.N ( 1998). Financial Performance Of Banking Industry
The Impact of Ownership Structure On In Rwanda : ( A Case Study-Commercial
Corporate Debt Policy: a Time Series Cross- Banks In Rwanda). International Journal of
Sectional Analysis. The Financial Review 33 Small Bussiness and Enterpreneurship
Myers, S.C ., Majluf, N.S (1984). Corporate Research, Vol.3, No. 6
Financing and Investment Desicion When
Firms Have Information That Investors Do
Not Have.
Nuraina, Elva (2012). Pengaruh Kepemilikan
Institusional Dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Vol.19, No. 2
Ross, G.A (2010). The “Dominant Bank
Effect;” How High Lender Reputation
Affects the Information Content and Terms
of Bank Loans. The Oxford University Press
on behalf oh the Society for Financial
Studies.
Shleifer,A ., Vishny. R.W (1986). Large
Corporate adn Corporate Control. The
Journal of Political Economy, Vol.94, No.3,
pp 461-488.
Shubita, M.F., Alsawalhah, J.M ( 2012). The
Relationship between Capital Structure and
Profitability. International Jouenal of
Business and Social Science, Vol. 3, No. 16