Anda di halaman 1dari 2

NAMA : AHMAD FADELSYAH

NIM : 0502192130
KELAS : AKUNTANSI SYARI’AH 4A
UAS TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI

1. Pada hakikatnya ekonomi Islam merupakan suatu ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-
nilai islam
Adapun Ekonomi Islam dalam bahasa arab disebut al Iqtishad al Islami, Surah An-
Nahl ayat 9 yang artinya Allahlah yang menerangkan jalan yang lurus dan di
antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi
petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar). Tafsir Jalalain (Dan hak bagi Allah
menerangkan jalan yang lurus) hak bagi Allah menjelaskannya (dan di antara jalan-
jalan) tersebut (ada yang bengkok) menyimpang dari jalan yang lurus. (Dan jika Dia
menghendaki) untuk memberi petunjuk kepada kalian (niscaya Dia memberi petunjuk
kepada kalian) ke jalan yang lurus (semuanya) sehingga kalian semua mendapat
petunjuk ke jalan yang lurus itu atas kehendak kalian sendiri.

2. Kita tidak boleh mengikuti langkah setan maknanya manusia tidak boleh mengikuti
langkah-langkah setan yg buruk dan keji karena setan adalah musuh yang nyata
bagi kita karena dalam aktivitas ekonomi sering kali manusia dibuat dosa oleh
hasutan setan contohnya dipasar sering terjadi praktek riba Allah berfirman dalam
surat Al-Baqarah ayat 275, “dan Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan
riba”. dan dalam salah satu hadits dikatakan bahwa “Tempat yang paling dicintai
Allah adalah masjid, dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar”. Dalam
Surah Al-Baqarah ayat 168, “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal
dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” Dalam tafsir jalalain
menjelaskan ayat ini turun tentang orang-orang yang mengharamkan sebagian jenis
unta/sawaib yang dihalalkan, (Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dari apa-
apa yang terdapat di muka bumi) halal menjadi 'hal' (lagi baik) sifat yang
memperkuat, yang berarti enak atau lezat, (dan janganlah kamu ikuti langkah-
langkah) atau jalan-jalan (setan) dan rayuannya (sesungguhnya ia menjadi musuh
yang nyata bagimu) artinya jelas dan terang permusuhannya itu. Para ulama
berpendapat Mengikuti langkah-langkah setan menjadi pangkal dari kesengsaraan
dan penderitaan.

3. Surah Al-Baqarah ayat 282 :


‫هّٰللا‬ ٓ ‫ٰ ٓيا َ ُّيها الَّ ِذيْن ٰام ُن ْٓوا ا َِذا َتدَ اي ْن ُتم بدَ ي‬
ُ ‫ب َك َما َعلَّ َم ُه‬ َ ‫ب َكا ِتبٌ اَنْ َّي ْك ُت‬ َ ْ‫ْن ا ِٰلى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمى َفا ْك ُتب ُْو ۗهُ َو ْل َي ْك ُتبْ َّب ْي َن ُك ْم َكا ِت ۢبٌ ِب ْال َع ْد ِۖل َواَل َيأ‬ ٍ ِ ْ َ َ َ َ
ْ ۗ ‫هّٰللا‬ ْ ْ ْ ۚ
‫ض ِع ْي ًفا اَ ْو اَل َيسْ َتطِ ْي ُع‬ َ ‫و‬ْ َ ‫ا‬ ‫ًا‬‫ه‬ ْ
‫ي‬ ‫ف‬
ِ ‫س‬
َ َ ‫ق‬ُّ ‫ح‬ ‫ال‬ ‫ه‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َ ْ‫ِي‬
‫ذ‬ َّ ‫ل‬‫ا‬ ‫ان‬
َ ‫ك‬ َ ْ‫ِن‬‫ا‬ َ
‫ف‬ ‫ا‬ p
ًًٔ ‫ٔـ‬ ‫ي‬ ْ َ
‫ش‬ ‫ه‬
ُ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ْ‫س‬ َ
‫ْخ‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫اَل‬‫و‬ ٗ
‫َّه‬‫ب‬‫ر‬
َ َ َ َ ِ َ َ َ ‫ق‬ َّ
‫ت‬ ‫ي‬‫ل‬ ‫و‬ ُّ
‫ق‬ ‫ح‬‫ال‬ ‫ه‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ْ‫ِي‬‫ذ‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِل‬
ِ ‫ل‬ ‫م‬ْ ‫ي‬
ُ ‫ل‬ ‫و‬َ ‫َف ْل َي ْك ُت‬
ْ‫ب‬
‫ض ْو َن م َِن‬ ٰ
َ ْ‫ْن َف َر ُج ٌل َّوا ْم َراَت ِن ِممَّنْ َتر‬ ۚ
ِ ‫ْن مِنْ رِّ َجالِ ُك ْم َفاِنْ لَّ ْم َي ُك ْو َنا َر ُجلَي‬ ْ ْ
ِ ‫اَنْ ُّي ِم َّل ه َُو َفليُمْ لِ ْل َولِي ُّٗه ِبال َع ْد ۗ ِل َواسْ َت ْش ِهد ُْوا َش ِهيْدَ ي‬
ٓ ٰ ۤ ْ
َ َ
‫ص ِغيْرً ا ا ْو ك ِبيْرً ا اِلى‬ ُ ْ َ َ ٓ َ ‫اَل‬
َ ُ‫م ُْوا انْ تكتب ُْوه‬pََٔ‫ب الش َهدَ ا ُء اِذا َما ُدع ُْوا ۗ َو تسْ ٔـ‬ َ ُّ َ ‫ َف ُت َذ ِّك َر اِحْ ٰدى ُه َما ااْل ُ ْخ ٰر ۗى َواَل َيأ‬p‫ال ُّش َه ۤدَ ا ِء اَنْ َتضِ َّل اِحْ ٰدى ُه َما‬
‫هّٰللا‬ ُ ‫اَ َجل ۗ ِٖه ٰذلِ ُك ْم اَ ْق َس‬
‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُج َنا ٌح اَاَّل‬ َ ‫ار ًة َحاضِ َر ًة ُت ِد ْير ُْو َن َها َب ْي َن ُك ْم َفلَي‬ َ ‫ط عِ ْندَ ِ َواَ ْق َو ُم لِل َّش َهادَ ِة َواَ ْد ٰن ٓى اَاَّل َترْ َتاب ُْٓوا ِآاَّل اَنْ َت ُك ْو َن ت َِج‬
‫ُض ۤارَّ َكا ِتبٌ وَّ اَل َش ِه ْي ٌد ەۗ َواِنْ َت ْف َعلُ ْوا َف ِا َّن ٗه فُس ُْو ۢ ٌق ِب ُك ْم ۗ َوا َّتقُوا هّٰللا َ ۗ َو ُي َعلِّ ُم ُك ُم هّٰللا ُ ۗ َوهّٰللا ُ ِب ُك ِّل‬ َ ‫َت ْك ُتب ُْو َه ۗا َواَ ْش ِهد ُْٓوا ا َِذا َت َبا َيعْ ُت ْم ۖ َواَل ي‬
‫ َشيْ ٍء َعلِ ْي ٌم‬.
 Tafsir klasik
Ibnu Katsir
Ayat ini merupakan ayat yang paling panjang di dalam al-Qur’an. Ayat ini
merupakan nasihat dan bimbingan dari Allah bagi hamba-hambaNya yang
beriman jika mereka melakukan muamalah secara tidak tunai, hendaklah
mereka menulisnya supaya lebih dapat menjaga jumlah dan batas muamalah
tersebut, serta lebih menguatkan bagi saksi. Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya, Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia mengatakan, ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan
pemberian hutang salam , dalam batas waktu yang ditentukan
Faktubuh Hendaklah kamu menuliskannya. Ini merupakan perintah dari Allah
SWT supaya dilakukan penulisan untuk memperkuat dan menjaganya.
 Tafsir kontemporer
Tafsir Kemenag RI
Dengan adanya perintah membelanjakan harta di jalan Allah, anjuran
bersedekah dan larangan melakukan riba, maka manusia harus berusaha
memelihara dan mengembangkan hartanya, tidak menyia-nyiakannya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa harta itu
bukan sesuatu yang dibenci Allah dan dicela agama Islam. Bahkan Allah di
samping memberi perintah untuk itu, juga memberi petunjuk dan menetapkan
ketentuan-ketentuan umum serta hukum-hukum yang mengatur cara-cara
mencari, memelihara, menggunakan dan menafkahkan harta di jalan Allah.
Harta yang diperoleh sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah adalah harta
yang paling baik, sesuai dengan sabda Rasulullah saw:
"Harta yang paling baik ialah harta kepunyaan orang saleh." (Riwayat Ahmad
dan ath-thabrani dari 'Amr bin 'Ash).

4. Isi kandungan surah Al-juma’ah dalam perspektif ekonomi


Ayat ini berisi seruan Allah terhadap orang-orang beriman atau umat Islam yang
telah memenuhi syarat-syarat sebagai mukallaf untuk untuk menerapkan salat
jumu’at umat Islam diwajibkan untuk meninggalkan segala pekerjaannya, seperti
menuntut ilmu dan jual beli maupun pekerjaan lainnya, apabila adzan jum’at sudah
Sberkumandang segerelah ke masjid.

5. Pendapat saya Menurut pandangan Al-Qur'an tentang semangat kapitalisme,


manusia tidak hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Allah SWT, tetapi juga
harus memperhatikan kebutuhan dunia, berusaha sebaik-baiknya, dan ingin
memperoleh kekayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, bahwa ayat-
ayat spiritual Al-Qur'an mengajarkan semangat kapitalisme. Namun, Islam merespon
kapitalisme dengan merumuskan sistem ekonomi berdasarkan Al-Qur'an.

Anda mungkin juga menyukai