Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jamila

Kelas : PGMI-A/VII
Dosen Pengampu : Indani Damayanti, M.Pd.

Latihan
Setelah mengkaji materi yang dipaparkan dalam bahan ajar ini, selanjutnya untuk
memantapkan pemahaman Saudara, kerjakan latihan berikut!
1. Jelaskan secara singkat hubungan geografi dan studi fertilitas!
2. Apakah terdapat kaitan antara penurunan fertilitas dan modernisasi? Jelaskan pendapat
saudara!
3. Jelaskan dengan singkat pertumbuhan dan dinamika fertilitas dalam skala nasional regional
dan internasional!
4. Jelaskan variasi fertilitas di beberapa negara terpilih!

JAWABAN

1. Hubungan geografi dan studi fertilitas


Terkait dengan kontribusi terhadap studi fertilitas belum ada respon yang berkelanjutan dari
para ahli geografi dalam menyikapi fertilitas tidak seperti mengaitkan geografi dengan bidang
lain, misalnya dengan bidang medis pada mortalitas morbiditas dan akses terhadap perawatan
kesehatan. Hal ini mungkin disebabkan pengaruh perilaku geografi dalam merespon fertilitas
sehingga mendapat perhatian dalam geografi dibandingkan dengan mengaitkan unsur-unsur
geografi dalam memengaruhi kesehatan. Kepentingan utamanya adalah menganalisis,
menggambarkan, dan mengelusidasi variasi spesial mengenai fertilitas pada semua tingkatan
dari skala rumah tangga hingga nasional.
2. Menurut pendapat saya ada terkaitan antara penurunan fertilitas dengan modernisasi,
penurunan fertilitas banyak digembor-gemborkan di Negara-negara maju namun banyak yang
tidak sepihak. Penyebab dari penurunan fertilas yaitu dari meningkatnya penggunaan
kontrasepsi. Peningkatan penggunaan kontrasepsi dengan pertumbuhan yang lambat
merupakan kontribusi dari modernisasi. Penolakan atau ketidak ikut sertaan dalam keluarga
berencana. Penurunan fertilitas pada berbagai masyarakat berkaitan dengan peralihan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri yang berarti mengalami perbaikan dalam taraf
hidup, perubahan pola kerja penduduk bertambahnya proporsi penduduk perkotaan,
transportasi membaik pengaruh media massa perbaikan kesehatan dan modernisasi di segala
bidang. Nag (1968) menjelaskan lebih jauh mengenai pengaruh modernisasi terhadap
fertilitas. Dasar pemikirannya bahwa industrialisasi, modernisasi, pada umumnya dapat
menyebabkan turunnya fertilitas melalui tindakan pengadilan kelahiran (seperti kontrasepsi
dan pengangguran) serta meningkatkan usia kawin. Di negara-negara sedang berkembang
menunjukkan adanya pengaruh modernisasi terhadap fertilitas.
3. Pertumbuhan dan dinamika fertilitas dalam skala nasional regional
Sesuai dengan model transisi demografi, fertilitas sudah menurun dalam sejumlah Negara titik
ini juga terjadi di negara-negara yang mempunyai tingkat pembangunan yang terbatas serta
penduduk yang amat miskin dan kebanyakan tinggal di pedesaan. Sebab-sebab penurunan
fertilitas sangat rumit. Menurunnya fertilitas bukan hanya disebabkan oleh suatu bagian kecil
dari perubahan struktur sosial atau ide-ide baru yang ditimbulkan sistem komunikasi tetapi
sangat mungkin karena adanya faktor pendorong dan faktor penghambat yang tergantung
pada konteks kebudayaannya. Misalnya, pada masyarakat yang wanitanya mempunyai status
dan pendidikan rendah serta sangat disisihkan akan terhambat untuk mendapatkan manfaat
yang objektif dan ide-ide baru yang menuju pada penurunan fertilitas sehingga wanita lebih
banyak berurusan dengan masalah reproduksi. Hal ini dapat membantu Menjelaskan mengapa
fertilitas tetap tinggi di negara-negara cara dimana wanita hidupnya tersisih dan kurang
pendidikan. Mereka sulit menerima ide-ide baru dan inilah Salah satu alasan mengapa negara-
negara terbelakang cenderung ketinggalan dan penurunan fertilitas walaupun setelah
dirancangkan program Keluarga Berencana.
Pertumbuhan dan dinamika fertilitas dalam skala nasional regional
Pembangunan di negara-negara yang lebih berkembang dan maju lebih berhasil
menghantarkan tingkat fertilitas nya yang menurun, sangat rendah dan kemudian sagnan pada
tingkat yang rendah tersebut. Dinegara maju posisi wanita sangat strategis, mereka aktif
dalam angkatan kerja, melibatkan diri dalam masalah ekonomi dan sosial dan tidak berselisih
walaupun orang tua lebih mementingkan anak laki-laki.

4. Variasi Fertilitas Beberapa Negara


-India
Penggunaan kontrasepsi dan tingkat kelahiran antara wilayah Selatan dan Utara yang diamati
sejak tahun 1970-an masih terus ada. Tanpa program Keluarga Berencana kesenjangan dalam
penggunaan kontrasepsi antara wilayah di utara dan selatan akan menjadi lebih luas. Data
menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi di wilayah negara bagian utara telah meningkat
selama tiga dekade terakhir. Rata-rata tingkat kelahiran di India di masa depan akan
tergantung pada apa yang terjadi di 4 wilayah; Bihar, Madhya, Pradesh, Rajasthan, dan Uttar
Pradesh yang menurut sensus 2001 terdiri dari 366 juta atau sekitar 36% dari seluruh
Penduduk India. Tingkat fertilitas telah menurun di semua wilayah ini namun masih tetap
tinggi, yaitu sekitar 3,7 di Madhya, Pradesh dan Rajasthan, dan 4,3 di Bihar dan Uttar
Pradesh. Wilayah-wilayah ini mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir yang
ditunjukkan dengan meningkatnya pendidikan perempuan dan penurunan angka kematian
bayi.
2. Indonesia
Kebijakan pemerintah Indonesia hingga saat ini adalah menurunkan ke angka pertumbuhan
penduduk sekaligus mengendalikan pertambahan penduduk (antinatalis). Kebijakan ini
dilaksanakan karena dengan jumlah penduduk yang besar dan ditambah pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi serta kualitas penduduk yang relatif masih rendah, sebagaimana
dilaporkan oleh BPS, UNDP, dan dan BAPPENAS dapat membebani pelaksanaan
pembangunan. Sejak Indonesia merdeka hingga tahun 1972 menganut paradigma kebijakan
kependudukan pronatalis. Artinya jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap
mengutamakan dalam pelaksanaan pembangunan. Fakta menunjukkan dengan jumlah dan
pertumbuhan penduduk yang tinggi justru menambah beban dalam pembangunan titik
keberhasilan pembangunan yang disertai dengan pertambahan penduduk yang besar
menjadikan peningkatan kesejahteraan menjadi semakin lambat. Kemiskinan kelaparan, dan
ketidakberdayaan pemenuhan kebutuhan dasar sulit diatasi. Program penurunan laju
pertumbuhan penduduk atau jumlah penduduk dapat dikendalikan atau diperlambat menjadi
program kependudukan nasional. Program penurunan laju pertumbuhan penduduk agar
jumlah penduduk dapat dikendalikan atau diperlambat menjadi program kependudukan
nasional. Penurunan pertumbuhan penduduk dengan menekan angka kelahiran dilakukan
melalui penggunaan kontrasepsi yang menjadi prioritas. Selain itu, pendewasaan usia kawin
pertama dan peningkatan pendidikan perempuan merupakan hal yang paling populer dan
upaya penurunan fertilitas. Melalui peningkatan pendidikan nya, kaum perempuan diharapkan
lebih rasional dalam menentukan jumlah anakyang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai