Anda di halaman 1dari 4

Digital Object Identifier ( DOI ) adalah alat pengenal permanen yang digunakan pada suatu

dokumen elektronik, yang tidak berhubungan dengan lokasi benda tersebut sekarang.
Penggunaan khas DOI adalah memberikan catatan ilmiah atau artikel yang mengenali angka-
angka secara unik yang dapat digunakan oleh seseorang untuk menempatkan rincian catatan, dan
mungkin salinan elektronik. Dengan cara sedemikian, benda ini berfungsi seperti permalink.
Berbeda dengan sistem URL yang menggunakan Internet untuk halaman web, DOI tidak
menghabiskan banyak waktu, meskipun untuk menampung artikel (yang disajikan dengan sistem
resolusi DOI yang dimutakhirkan ketika perubahan lokasi dilakukan).
Afiliasi merupakan salah satu cara mengembangkan bisnis dengan cara memanfaatkan sosialisasi
yang secara terarah dilakukan oleh individu, badan usaha atau organisasi dan kedua belah pihak
akan mendapatkan keuntungan seperti yang sudah disepakati bersama. Pembentukan kontak
sosial ini menghasilkan sebuah pertalian. Istilah ini disebut juga dengan istilah motif yang
artinya adalah tenaga pendorong atau penggerak kebutuhan yang ada pada manusia dan bersifat
universal. Dalam perkembangannya, manusia membentuk afiliasi didasari oleh alasan formal
dan rasional. Manusia memiliki alasan logis kenapa dia ingin membentuk afiliasi. Akan tetapi,
tanpa ada dorongan ini pun mesti diakui bahwa manusia membutuhkan orang lain dan secara
alami membangun kontak sosial. Alasannya adalah manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhannya tanpa ada campur tangan dari orang lain. Bidang ilmu yang banyak meneliti
mengenai dorongan seseorang untuk selalu membangun kontak sosial adalah psikologi.
Penelitian menunjukkan bahwa afiiliasi seseorang erat hubungannya dengan kebutuhan akan
ketergantungan dengan orang lain. Psikologi juga meneliti kaitan antara afiliasi dengan
kebutuhan seseorang untuk diakui dan diterima oleh lingkungannya. Penelitian psikologis dalam
bidang kepribadian menunjukkan bahwa tingkat afiliasi setiap orang berbeda-beda derajatnya.
Digital Object Identifier atau DOI dapat diterjemahkan secara bebas sebagai Pengenal Objek
Digital, dan memang merupakan tanda pengenal atau identitas bagi kandungan intelektual dalam
dunia digital yang bersifat unik dan tetap (persistent). Sebagai sebuah identitas, DOI membantu
pengelolaan sumberdaya digital, terutama dalam kaitannya dengan hak cipta dan hak kekayaan
intelektual. Dalam dunia bisnis dan komersial, DOI menjadi sebuah protokol bagi pertukaran
informasi dan penjualan produk melalui e-commerce. Dalam konteks perpustakaan digital, DOI
juga dipakai sebagai bagian dari metadata untuk pengelolaan sumberdaya digital, misalnya
artikel jurnal elektronik. Koordinator yang mengurus pemberian identitas digital ini adalah
International DOI Foundation atau IDF (http://www.doi.org/) , yang memiliki kantor registrasi
atau pendaftaran nomor DOI di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.

Sistem DOI dikembangkan dengan memperhatikan beberapa standar dan saat ini sudah pula
menjadi bagian dari ISO (ISO TC46/SC9). Komponen sistem DOI adalah:

• Aturan tentang pembuatan nomor DOI.


• Layanan resolusi (resolution service) yang didasarkan pada Handle System[1].
• Model data yang tercakup dalam sebuah data dictionary
• Mekanisme penerapan, berupa kebijakan dan prosedur pemakaian DOI.

Sebagaimana dijelaskan di buku panduannya[2], setiap DOI merupakan sebuah nomor unik
(dikenal juga sebagai DOI name) yang hanya berlaku untuk satu entitas. Sistem DOI
memberikan nomor ini sekali saja, tetapi untuk terus menjamin keunikannya, badan yang
mendaftarkan (Registrant) DOI ini harus memastikan bahwa nomor yang sama tidak dipakai dua
kali terhadap dua entitas yang berbeda. Sistem identitas lain, misalnya ISBN (International
Standard Book Number) boleh digunakan bersama DOI untuk satu entitas, atau juga dapat
dipakai sebagai bagian dari DOI itu sendiri. Cara penomorannya mengikuti sintaks yang
terstandar sesuai ANSI/NISO Z39.84-2000. Selain itu, penomoran ini juga memperhatikan
aturan tentang URI (Universal Resource Identifier) atau penanda universal untuk sumberdaya
digital.

Rangkaian angka yang terdapat di DOI sama sekali tidak bermakna apa-apa selain sebagai
penanda, sehingga dikenal juga sebagai rentetan buram (opaque string) atau nomor tak bermakna
(dumb number). Satu-satunya cara untuk mengetahui segala sesuatu tentang entitas yang dirujuk
oleh sebuah nomor DOI adalah dengan memeriksa metadata yang ikut didaftarkan ketika sebuah
badan meminta nomor DOI tersebut. Nomor DOI itu sendiri tidak akan pernah berubah,
walaupun mungkin kepemilikan entitasnya sudah bertukar tangan. Itu sebabnya, DOI disebut
juga “persistent identifier” atau penanda abadi.
Ada dua komponen yang membentuk DOI, disebut sebagai prefix dan suffix yang dipisahkan
oleh garis miring. Contoh:

10.1000/123456

Di contoh di atas “10.1000” adalah prefix dan “123456” adalah suffix. Secara teknis, tidak ada
batasan panjang angka yang dipakai, sehingga secara teoritis jumlah DOI yang akan tercipta
adalah tak terbatas. Contoh-contoh berikut juga sudah mengikuti aturan DOI: 10.1234/NP5678
10.5678/ISBN-0-7645-4889-4 10.2224/2004-10-ISO-DOI Semua DOI dimulai dengan angka 10
supaya berbeda dari nomor lain yang termasuk dalam Handle System. Di dunia jaringan
komputer dan Internet, Handle System adalah sebuah sistem dan standardisasi penamaan untuk
berbagai keperluan komunikasi dan penggunaan data. Sebagai sebuah sistem, Handle System
terdiri dari sebuah protokol, sebuah rangkaian penamaan (namespace), dan sebuah implementasi
perujukan. Protokol memungkinkan sebuah sistem komputer menyimpan nama (atau handles)
dari sumberdaya digital, dan lalu menggunakan nama itu untuk menenukan lokasi, mengambil,
dan mengolah sumberdaya digital yang bersangkutan.

Penerapan DOI dilakukan dalam sebuah proses yang disebut DOI name resolution. Kata
“resolusi” di sini dimaksudkan sebagai proses pemasukan sebuah penanda (identifier) ke sebuah
sistem sebagai sebuah permintaan (request) untuk mendapat jawaban atau luaran berupa
informasi tentang entitas tertentu, misalnya tentang lokasi entitas itu (dalam bentuk URL).
Sebagaimana dijelaskan di atas, DOI selalu bersifat unik dan kekal, menunjuk atau
mengidentifikasi sebuah entitas digital tertentu. Sedangkan URL mengidentifikasi lokasi atau
alamat entitas tersebut. Analoginya adalah ISBN sebagai nomor yang mengidentifikasi sebuah
buku, dan nomor rak yang mengidentifikasi di lokasi mana buku tersebut dapat ditemukan.
Proses resolusi DOI, dengan demikian, adalah proses mengaitkan atau menghubungkan antara
identitas sebuah entitas dan alamat entitas itu. Resolusi sederhana ini disebut juga sebagai single
point resolution.

Pada kenyataannya, DOI seringkali dipakai justu untuk resolusi yang lebih rumit, melibatkan
berbagai proses identifikasi, atau dikenal juga dengan multiple resolution. Dalam resolusi ini,
satu entitas dikaitkan dengan berbagai entitas lainnya, misalnya dalam kasus ketika satu entitas
memiliki lebih dari satu alamat URL, atau satu DOI berkaitan dengan beberapa DOI lain, Tentu
saja, proses resolusi ini dapat dilakukan secara otomatis oleh komputer, agar pengguna tidak
harus melakukan langkah-langkah secara hastawi (manual). Dalam hal ini, peran DOI sangat
penting, sebab ketika menelusur informasi di Internet, kita seringkali mendapat pesan “Error
404” yang menyatakan bahwa halaman atau situs yang kita inginkan tidak ditemukan karena
alamatnya (URL) tidak ditemukan. Ini sama artinya dengan: tidak ada resolusi untuk URL
tersebut.

Untuk dapat menjalankan proses resolusi tersebut, Sistem DOI dilengkapi dengan sebuah daftar
data (data dictionary) dan kerangka kerja (framework) untuk penggunaan daftar tersebut. Kedua
komponen ini menjadi alat bagi Sistem DOI untuk mengidentifikasi entitas yang dirujuk sebuah
DOI (sistem memeriksa isi data dictionary), dan memahami bagaimana berbagai DOI saling
mengait (sistem melakukan pengelompokan dan pemilahan). Ini dapat dilakukan karena Sistem
DOI menggunakan apa yang disebut interoperable data dictionary yang dibuat berdasarkan
sebuah ontologi. Dalam sistem komputer, data dictionary pada dasarnya merupakan daftar
istilah, lengkap dengan definisinya. Sebuah ontologi memungkinkan sebuah data dictionary
memiliki semacam model berpikir atau logika yang dapat digunakan komputer untuk menarik
kesimpulan yang sistematis. Sebuah data dictionary bersifat interoperable jika istilah-istilah yang
dikandungnya datang dari berbagai sistem komputer atau dari skema-skema metadata yang
berbeda.

Anda mungkin juga menyukai