Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Judul Percobaan : PEMBUATAN DAN SIFAT KOLOID


Nama : ZATTA LINI
NIM : 1908103010007
Kelompok :2
Asisten : KHOLILATUL AZIZAH

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Pembuatan Dan Sifat Koloid” yang
bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat koloid, mengetahui cara-cara pembuatan
koloid, mengetahui macam-macam koloid, dan mengetahui fungsi gelatin dalam
percobaan. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah analisa kualitatif.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah BaCl2 dan NaCl ditambahkan
dengan AgNO3 terbentuknya endapan berwarna putih serta adanya endapan,
larutan Amilum yang telah ditambahkan air dan dicampurkan dengan I2 terjadi
perubahan warna dari bening menjadi tetap bening, larutan CCl4 yang telah
dicampurkan dengan detergen terjadi dua fasa serta terbentuk endapan dengan
larutan kebiruan, Sirup ditambahkan dengan Norit akan menghasilkan larutan
berwarna hitam, BaCl2 dan Gelatin dan ditambahkan dengan AgNO 3 larutan akan
berwarna hitam kemudian berubah menjadi bening. Adapun kesimpulan yang
dapat diperoleh dari percobaan ini adalah koloid dapat menghasilkan perubahan
tergantung dengan sifat-sifat koloid tersebut, yaitu koagulasi, dispersi, adsospsi,
elusi dan koloid pelindung.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sering kali dakam kehidupan sehari-sehari kita selalu menggunakan berbagai
macam jenis produk-produk atau barang yang biasanya terlihat. Seperti contohnya
produk-produk aerosol, sabun, susu, dan juga misalnya udara yang berdebu, kabut
dan lain sebagainya. Kesemua produk tersebut tentunya pernah kita pakai atau
bahkan sering sekali gunakan. Produk-produk seperti yang tersebut diatas
sejatinya adalah salah satu jenis dari koloid. Koloid sendiri adalah salah satu ilmu
yang dipelajari secara tersendiri dalam kimia, biasa disebut dengan kimia koloid.
Koloid atau sistem koloid adalah salah satu bentuk campuran dimana
keadaanya terletak diantara larutan dn suspensi. Atau dapat kita katakan bahwa
larutan koloid itu larutannya tidak encer dan juga tidak kental sekali. Suspensi
sendiri merupakan jenis dan larutan kasar seperti misalnya obat mag yang cair.
Sistem koloid ini memiliki sifat-sifat khas tersendiri yang berbeda dengan sifat
larutan dan sifat suspensi. Semua jenis zat baik itu cair, padat ataupun gas bisa
dibuat dalam bentuk koloidnya.
Banyaknya zat koloid yang kita gunakan dalam kesaharian kita menuntut kita
untuk bisa mengetahui dan memahami lebih tentang koloid. Untuk mendalami
tentang koloid kita berusaha mengetahui manfaat serta kegunaan lebih dari koloid.
Dalam percobaannya sendiri kita menganalisanya secara kualitatif. Kita
mengamati setiap perubahan atau hasil dari setiap reaksi yang kita terapkan guna
menunjang pemakaian dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu tidak heran jika
percobaan ini memang patut untuk dilakukan.

1.2. Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat koloid,
mengetahui cara-cara pembuatan koloid, mengetahui macam-macam koloid, dan
mengetahui fungsi gelatin dalam percobaan.

1.3. Manfaat Percobaan


Percobaan ini bermanfaat bagi praktikan agar mampu memebedakan koloid,
kristaloid, dan suspensi. Praktikan juga bisa mengetahui dan mampu untuk
membuat koloid dan praktikan juga mengetahui fungsi dari penggunaan gelatin
didalam suatu percobaan.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pada pembahasan tentang campuran, anda telah mengenal campuran


homogeny dan campuran heterogen. Keduan campuran tersebut dapat dikenal dari
ukuran partikel zat-zat penyusunnya. Jika pada campuran terjadi pemisahan yang
jelas hingga dapat dibedakan komponen satu dengan yang lainnya, maka system
dinamakan suspense kasar atau campuran heterogen. Dilain pihak campuran zat
yang dicampurkan dapat terdispersi kedalam cairan menjadi moleku atau ion ,
maka akan terbentuk larutan sejati, dimana komponen campuran tidak lagi dapat
dibedakan satu dengan lainnya (membentuk satu fase). Selain kedua campuran
diatas masih terdapat satu jenis campuran yang tidak dapat dikategorikan kedalam
larutan atau suspense kasar. Jika kanji dilarutkan kedalam air panas akan
terbentuk larutan kanji. Kesamaannya larutan kanji membentuk satu fase dan tidak
dapat dipisahkan sebagaimana larutan sejati. Perbedaannya , pada larutan kanji
lebih kental, tidak transparan terhadap cahaya, dan ukuran zat partikel terlarut
besar (Brady, 1995).
Oleh karena itu, banyak perbedaan antara larutan sejati dan larutan kanji ,
maka perlu didefinisikan satu system larutan seperti larutan kanji. Pakar kimia
menggolongkan larutan kanji kedalam golongan khusus yang disebut system
koloid. Berdasarkan, ukuran partikel zat terlarut, system koloid tedapat pada
system suspense kasar sehingga tidak membentuk fase terpisah, tetapi tidak cukup
kecil dibandingkan larutan sejati. Jika partikel zat terlarut dalam keadaan ini, akan
menunjukan sifat-sifat yang berbeda dari larutan suspense kasar dan larutan
sejati. System koloid sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti, sirup,
obat batuk, es krim, air susu, asap, kabut, dan matrial lainnya. (Sunarya, 2011).
Salah satu materi kimia adalah koloid. Berdasarkan standar kompetensi
koloid yaitu menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar yaitu mengelompokkan sifat-sifat koloid
dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, membuat berbagai sistem koloid
dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya serta menganalisis sifat-sifat dari
sistem koloid yang dibuat. Sesuai kompetensi dasar tersebut, bahwa siswa
diarahkan unutuk membuat sistem koloid dari bahan sekitar dan menganlisis sifat
koloidnya. Hal inilah yang membuat keterkaitan antara model pembelajaran
berbasis proyek dengan materi koloid. Koloid ialah suatu bentuk pencampuran zat
dimana keadaannya berada diantara larutatidak bisa disaring. Walaupun secara
makroskopis kelihatannya koloid ialah homogen, akan tetapi sejatinya koloid
digolongkan ke dalam homogen. Kn dan campuran kasar atau suspensi.
Umumnya campuran koloid itu bersifat stabil dan oloid atau sistem koloid
sesungguhnya terdiri dari medium pendispersi yang didalamnya ada terdispersi
dengan ukuran tertentu. Pada koloid dikenal dua fase, yaitu fase terdispersi dan
ada fase medium dispersi. Fase terdispersi adalah zat yang didispersikan,
sedangkan medium dispersi adalah medium yangg dipakai untuk mendispersikan.
Dispersi sendiri mempunyai arti sebagai proses penyebaran dari suatu zat dengan
menambah zat lain ( Evi, 2017).
Partikel koloid ialah suatu partikel diskrit yang biasanya terdapat pada
suspensi air baku. Sejatinya partikel inilah yang menjadi inilah yang menjadi
penyebab utama dari kekeruhan pada air atau cairan. Kolid memiliki stabilitas
yang bergantung pada ukuran koloid itu sendiri juga muatan elektrik yang bisa
dipengaruhi oleh kandungan kimia pada koloid atau medium pendispersinya.
Kandungan yang dimaksud eperti ion, pH , serta kandungan organik yang terdapat
dalam air. Kestabilan dari koloid dapat dihancurkan dengan melakukan
penambahan koagulan, yaitu zat yang bisa membuat terjadinya koagulasi atau
penggumpalan. Koloid disebut juga dispersi atau suspensikoloid adalah campuran
yang berbeda antara larutan dan suspensi. Misalnya adalah susu segar, yang terdiri
dari butiran halus dan lemak mentega yang terdispersi dalam fase cair yang juga
mengandung kasein dan beberapa zat lain. Dalam koloid seperti susu partikel zat
terlarutnya lebih besar daripada partikel larutan, tetapi lebih kecil dari pada yang
mengapung di suspensi. Oleh karena itu, bentuk dan ukuran koloid dibndingkan
dengan terlarut dan pelarut melainkan fase terdispersi dan medium pedispersi
(Rahayu, 2009).
Efek komposisi dan panjang korelasi kepadatan diperoleh dalam batas dari
tikungan tak tertekuk. Sesuai dengan hasil yang digambarkan. Kelebihan enthalpi
yang disebabkan oleh penyimpangan komposisi campuran dalam sekitaran dari
nilai value, secara signifikan meningkatkan komponen menarik dari interaksi-
mediasi polimer. Pengamatan ini dikaitkan dengan fakta bahwa pengurangan
volume total lapisan penipisan yang terbentuk disekitar koloid berperan dalam
mengurangi energi total. Signifikan relatif dari efek komposisi yang dijelaskan
dan efek kompresibelitas konvesional tergantung pada kerapatan campuran dari
jari-jari koloid. Dalam batas protein, dimana sterik tergantung ukuran koloid dan
kompresibilitas yang disebabkan interaksi menyebabkan ketidakseragaman
komposisi dalam memainkan peran dominan (Barsasella, 2012).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Gelas ukur 10 mL, Tabung
reaksi, Labu Erlenmeyer 250 mL, Pipet tetes, Pipet ukur, Batang pengaduk,
Lumpang dan alu.
Bahan-bahan yang digunakan adalah Larutan NaCl, Larutan BaCl 2, Larutan
AgNO3, Amilum, I2, CCl4, Detergen, Gelatin, Sirup, Norit, Kertas saring,
Aquades.

3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan


Tabel 3.1. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan
Berat
No Titik Didih Titik Leleh Tinjauan
Bahan Molekul
. (oC) (oC) Keamanan
(g/mol)
1. NaCl 58 1465 801 Aman
2. BaCl2 208 -33,5 -78 Racun
3. AgNO3 169,87 440 212 Racun,
korosif
4. Amilum 18,02 410 -101 Aman
5. I2 253,80 184,3 113,7 Racun
6. CCl4 153,82 6,72 -22,92 Racun,
Reaktif
7. Detergen - 100 M Bahaya
8. Gelatin 15000 27,26 35 Bahaya
9. Sirup - 105 - Aman
10. Norit 12 - 3652 Bahaya
11. Aquades 18 100 0 Aman

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Koagulasi

BaCl2
dimasukan 2 ml BaCl2 kedalam tabung reaksi
ditambahkan 2 tetes AgNO3
Hasil

NaCl

dimasukan 2 ml NaCl kedalam tabung reaksi


ditambahkan 2 tetes AgNO3
Hasil

3.3.2. Dispersi

Amilum
ditimbang 1 kg amilum yang telah digerus
ditimbang 1 kg amilum yang tidak digerus
ditambahkan 5 ml aquades kedalam masimg-masing tabung,
dikocok
disaring ditambahkan 2 ml I2 kedalam masing-masing filtrat

Hasil

3.3.3. Adsorpsi

Sirup
dimasukan sirup kedalam Erlenmeyer yang ditambahkan norit
disaring campuran dengan kertas saring
dibandingkan dengan sirup yang tidak diberi norit sebelumnya

Hasil

3.3.4. Emulsi

CCl4
dimasukan CCl4 1 pipet kedalam tabung reaksi
ditambahakan 1 pipet aquades lalu amati
ditambahkan detergen lalu dikocok
Hasil

3.3.5. Koloid Pelindung

BaCl2
dimasukan 2 ml BaCl2 kedalam tabung reaksi
ditambahkan 2-3 tetes gelatin lalu amati
ditambahkan detergen dikocok lalu amati

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Trans Info Media, Jakarta.
Brady, E. James. 1995. Kimia Universitas Jilid 1. Terjemahan dari Chemistry
University, oleh Dra. Sukmariah Maun, Bina Aksara, Jakarta.

Evi, S. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan


Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Koloid. Jurnal Riset Pendidikan
Kimia. Vol 1:25-26.

Rahayu, Imam. 2009. Praktis Belajar Kimia. Departemen Pendidikan Nasional,


Jakarta.

Sunarya, Yayan. 2011. Kimia Dasar 2 Berdasarkan Prinsip Kimia Terkini. CV


Yrama Widya, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai