589 882 1 SM
589 882 1 SM
Diskursus mengenai gagasan perlunya mereaktualisasi Pancasila di harian Kompas menunjukan adanya
keberagaman perspektif dan ideologi dalam menfsirkan Pancasila dan sila-silanya baik dari sudut pandang harian
Kompas maupun para kontributornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui pandangan Harian
Kompas mengenai realitas sosial, politik dan budaya dalam sudut pandang implementasi sila-sila Pancasila (2)
Mengetahui konsepsi diskursus ke-Pancasila-an yang terjadi di masyarakat yang termediasi pada Harian Kompas
(3)Mengetahui konsepsi ideologi Pancasila yang di anut oleh Harian Kompas. Tipe penelitian yang digunakan yaitu
deskriptif kualitatif dengan perspektif analisa wacana kritis. Sumber data berupa dokumentasi teks berita berupa
artikel berita, opini, tajuk rencana dan kolom analisis pada tanggal 15 mei sampai dengan 15 Juni tahun 2011, 2012
dan 2013 serta hasil wawancara dengan redaktur harian Kompas. Data dikoding berdasarkan tema yaitu ke-
Pancasila-an yang kemudian dianalisa menggunakan analisa wacana kritis model Norman Fairclough dan teori
ideologi. Hasil penelitian menunjukkan gagasan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh harian kompas didasari pada
kesimpulan bahwa sila-sila Pancasila telah terabaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Diskursus ke-
Pancasila-an dalam harian kompas menunjukan multi interpretasi dan perspektif dalam mengemukakan gagasan
mengenai reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dan ideologi Pancasila yang direpresentasikan oleh harian Kompas
adalah ideologi Pancasila yang terbuka, dinamis dan komprehensif namun tetap berpegang teguh pada kelima
prinsip yang tertera dalam setiap sila dari Pancasila tersebut yakni nasionalisme atau persatuan, internasionalisme
atau prikemanusiaan (penghargaan terhadap hak asasi manusia), mufakat (demokrasi), kesejahteraan sosial atau
demokrasi ekonomi untuk seluruh rakyat Indonesia, dan ketuhanan yang dibingkai dalam slogan “Bhineka Tunggal
Eka”
Abstract
Discourse about the idea of the importance in reactualizing Pancasila in Kompas Daily Newspaper shows a
perspective and ideology in interpreting Pancasila and its principles from Kompas viewpoints. The objective of the
study are (1) to describe the Harian Kompas opinion of social reality, politics and culture through the perspective of
Pancasila values implementation (2) to describe the conception of Ke-Pancasila-an discourse in society mediated by
Harian Kompas (3) to describe conception of Pancasila ideology represented by harian Kompas. The study is a
qualitative description with critical discourse analysis. The data are the text documentations such as news article,
opinion, editorial and analysis column of May 15to June 15, 2011, 2012 and 2013. The data were collected based
on Ke-Pancasila-an themes and analyzed with Norman Fairclough critical discourse analysis and ideology theory.
The results of studyi indicated that the idea of Kompas Daily Newspaper on reactualization of Pancasila values is
based on the conclusion that the principles of Pancasila have been ignored in practice of life, state, and nation.
Pancasila discourse in Kompas shows multi interpretations and perspectives on reactualization of Pancasila values.
Furthermore, Pancasila ideology represented by Kompas is opened, dynamic and comprehensive but still sticks to
193
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
every principle in Pancasila namely nationalism or unity, internationalism or humanitarianism (respect for human
rights), deliberative consensus (democracy), social welfare or economic democracy for all Indonesian people, and
oneness of God framed in a motto “Bhineka Tunggal Ika”.
194
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
sampai 2013 serta transkrip wawancara mengenai Pancasila termasuk sila-sila yang
dengan redaktur pelaksana harian Kompas. terkandungnya yang diambil di Harian
Kompas dimulai pada tanggal 15 Mei
Tipe Penelitian sampai dengan 15 Juli dari tahun 2011
Tipe penelitian yang digunakan sampai 2013. Dalam penentuan sampel
dalam penelitian ini yaitu deskriptif penulis juga menggunakan search engine
kualitatif dengan perspektif analisa wacana pada website harian kompas yaitu
kritis. Analisa wacana kritis merupakan http://pik.kompas.co.id bagian arsip dengan
metode analisa wacana dengan menekankan mengimput kata kunci Pancasila dan sila-
wacana kedalam tiga dimensi, yaitu; teks, silanya. Dari prose pengimputan maka akan
praktik kewacanaan dan praktik sosial tersaji artikel-artikel mengenai ke-Pancasila-
budaya (Eriyanto, 2008). an.
195
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
teks itu dengan praktik sosio-kultural di 2011 ada 14 pernyataan, 2012 dan 2013
mana suatu media itu ada. masing-masing 9. Berdasarkan analisa
implementasi sila-sila Pancasila, harian ini
HASIL PENELITIAN berfokus atau memiliki kecenderungan
menekankan pada sila ke-empat atau dalam
Pancasila dalam implementasi menurut dimensi politik yakni 45 (30,2%)
harian Kompas pernyataan, isu yang sering diungkap yakni
Harian Kompas menegaskan mengacu pada kinerja pemerintah atau elit
bahwasannya Pancasila telah mengalami yaitu 23 Pernyataan yang mengambarkan
dekadensi dan terjadinya pengabaian sila- prilaku elit yang tidak Pancasilais, yang
silanya pada kehidupan berbangsa dan kemudian disusul oleh pergeseran demokrasi
bernegara sebagaimana tercermin dalam Pancasila yaitu 12 kalimat. Isu kedua yang
tajuk rencana dan beritanya. ditekankan oleh harian Kompas adalah sila
Dalam tajuk rencana tanggal 1 Juni kelima, yaitu permasalahan keadilan sosial
tahun 2011 tertulis judul “Stop sandera bagi seluruh rakyat Indonesia yakni 29
Pancasila”. Secara tematik, judul ini (19,5%) dimana persoalan paradigma dan
mengisyaratkan suatu kesimpulan dari kebijakan di bidang perekonomian menjadi
harian Kompas mengenai situasi atau sorotan terbesarnya. Sila pertama juga
keadaan terhadap status Pancasila, yakni menjadi sosrotan dalam pemberitaan harian
suatu situasi yang bermakna bahwa Kompas yakni 28 frekuensi pernyataan (18,
Pancasila telah mengalami suatu 8%) yang kemudian diikuti oleh sila kedua
pembekuan, pengkrangkengan, stigmatisasi yakni 9(6%) dan sila ketiga yakni 6 (4%).
terhadap suatu definisi maupun kondisi pada Pelanggaran sila pertama tercermin
rezim yang melakukan penyalah artian pada munculnya banyak persoalan-persoalan
terhadap Pancasila. Pada 1 Juni tahun 2012, atau kasus-kasus yang melanggar sila
harian kompas memuat kembali mengenai pertama ini seperti konflik horizontal antar
Pancasila. Dalam tajuk rencana tersebut agama (Kompas, 27 Juni 2011), munculnya
tertulis suatu tema yakni “Pancasila Masuk paham paham radikal yang berupaya
Kotak” dimana menunjukan bahwa kondisi menggatikan Pancasila sebagai ideologi
Pancasila mengalami eksploitasi hanya demi bangsa (Kompas, 25 Mei 2011 dan Kompas
melanggengkan suatu kekuasaan serta 27 mei 2011). Mengenai sila kedua
adanya penghilangan Pancasila dalam pelanggaran terwujud dalam kondisi
kurikulum pendidikan merupakan salah satu penerapan Pancasila dalam bidang hukum,
faktor dari kondisi tersebut. Tajuk Rencana persoalan yang ditekankan bagaimana
di tahun berikutnya 1 Juni 2013, harian implementasi hukum yang pada kenyataan
Kompas memuat artikel yang bertema terjadi pelabrakan nilai-nilai Pancasila
“Sakti dan Tidaknya Pancasila”. Dari tema dalam hukum termanifestasi dengan
ini pula dapat dilihat, bahwa tajuk ini hilangnya rasa keadilan atas perlakuan
berupaya melakukan interpretasi mengenai hukum. Hukum hanya tajam kebawah dan
bagamana kondisi yang mesti tercipta dalam tumpul keatas atau begitu mudah dan
memenuhi sakti dan tidaknya Pancasila. beratnya keputusan hukum terhadap rakyat
Berdasarkan tabel 1 yang menunjukan kecil, namun begitu ringanya keputusan
kesimpulan mengenai terpinggirnya atau hukum terhadap para elit yang melanggar
terabainya Pancasila dalam realitas hukum (kompas 23 Mei 2012). Hilangnya
berbangsa dan bernegara yaitu 32 prinsip rasa keadilan dan pengakuan akan
pernyataan (21,5) dengan rincian pada tahun hak kemanusian dikarena prilaku para
196
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
penegak hukum yang terjebak dengan Pandangan pada berita harian kompas
prilaku koruptif dan hanya mementingkan juga diperteguh dengan pernyataan dari
dirinya ataupun kelompoknya (20 Mei redaktur harian Kompas, dikatakan bahwa
2012). Demikian halnya dengan upaya baik itu pemerintah, masyarakat.telah
pengungkapan kasus pelanggaran HAM, mengalami penyimpangan dari nilai
dimana proses hukumnya mengalami Pancasila yang semestinya di terapkan
kebuntuan (Kompas, 2 Juni 2012). Begitu dalam kehidupan sehari-hari (Wawancara,
pula dengan produk-produk hukum seperti 13 sepetemer 2013).
Undang-undang, menurut harian Kompas
banyak undang-undang yang melabrak dari Gagasan harian Kompas mengenai
prinsip Pancasila seperti munculnya revitalisasi nilai-nilai Pancasila
peraturan daerah (perda) syariah. Berbagai Gagasan revitalisasi, menurut harian
kebijakan mencapai 189 kebijakan ditingkat Kompas mengacu pada bagaimana sikap
nasional pada akhir 2010, 70 undang undang kita dalam memahami Pancasila sebagai
bertentangan dengan Pancasila (Kompas, 27 ideologi dan langkah-langkah yang mesti
Mei 2011). Terkait dengan sila ke-empat, ditempuh dalam menerapkan nilai-nilai
menurut harian Kompas, penyimpangan Pancasila tersebut.
nilai nilai Pancasila tercermin dari Tabel 2 menunjukan gagasan mengenai
perubahan paradigma politik tersebut suatu pandangan yang dikemukan pada
menjadi politik pragmatis atau transaksional harian Kompas mengenai, bagaimana
(Kompas, 1 Juni 2012) dan politik dinasti langkah-langkah atau metode dalam
(Kompas 23 Mei 2012). Paradigma ini mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila.
menyebabkan maraknya politik uang pernyataan mengenai perlunya revitalisasi
menjadi dasar prilaku politik, sehingga elit nilai-nilai pancasila banyak ditemukan pada
politik yang tercipta bukan didasari kualitas sampel 23 (19.6%). Sementara itu, 41,6%
individu melainkan berdasarkan kemampuan atau 49 frekuensi pernyataan teks tentang
finansialnya (23 Mei 2012). Rendahnya reinterpretasi dan reformulasi nilai-nilai
kualitas elit politik tercermin dari produk Pancasila. Gagasan reaktualisasi menurut
undang-undang yang di buatnya, dimana Kompas, tentunya diarahkan ke aparat atau
banyak undang-undang tidak mencerminkan elit pemerintahan seperti pentingnya
nilai-nilai Pancasila (Kompas, 1 Juni 2012). Pancasila menjadi dasar dari kinerja para elit
Sementara itu, menurut harian Kompas pemerintahan (6,7%), Pancasila sebagai
hilangnya sila kelima bergesernya dasar kebijakan (8,7%) dan perlunya
paradigma ekonomi bangsa yang cenderung pemimpin yang kuat (6,7). Gagasan lain
ke liberal (Kompas 27 Mei 2012 dan 4 Juni yang dikemukan oleh harian Kompas adala
2014) atau lebih mengakomodasi perlunya usaha bersama segenap elemen
kepentingan asing (Kompas, 23 Mei 2011). masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai
Efek dari sistem ini adalah: masih tingginya Pancasila (10, 2%) dan perlunya pendidikan
angka kemiskinan yakni sekitar 11, 37% dan kebudayaan sebagai media untuk
(Kompas, 21 Mei 2013) tingginya merevitalisasi Pancasila dalam kehidupan
ketimpangan antara yang miskin dan yang berbangsa dan bernegara. Gagasan
kaya dengan koifisien gini 0,41% (Kompas, penafsiran Pancasila, menurut harian
21 Mei 2013) dan kesenjangan Kompas setidaknya berangkat dari analisa
pembangunan antar daerah disetiap historis, filosofis dan aktualitasnya.
Indonesia (Kompas, 2 Juni 2012). Perspektif historis diperlukan untuk
menemukan spirit ketika Pancasila digagas
197
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
oleh para founding father negara ini esensi nilai yang mesti menjadi “ruh”
(Kompas, 27 Mei 2011 dan 4 Juni 2013). penafsiran Pancasila, dimana menurut harian
Dalam perspektif filosofnya, penafsiran kompas nilai atau prinsip sebenarnya telah
Pancasila setidaknya berangkat dari dan dikemukakan oleh soekarno dalam sidang
berdasarkan hakekat Pancasila yang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 yaitu
tercermin dalam setiap sila-silanya nasionalisme atau persatuan,
(Kompas, 1 Juni 2011). internasionalisme atau prikemanusiaan
Gagasan revitalisasi menurut harian (penghargaan terhadap hak asasi manusia),
Kompas, memang mutlak diperlukan, mufakat (demokrasi), kesejahteraan sosial
namun yang lebih penting adalah bagaimana atau demokrasi ekonomi untuk seluruh
agar penerapan nilai-nilai Pancasila tak rakyat Indonesia, dan ketuhanan. Konsep ini
sekadar wacana. Nilai-nilai Pancasila harus merupakan perwujudan Pancasila yang
diaktualisasi (Kompas, 03 Juni 2013). memiliki dimensi nilai historisitas,
Bentuk-bentuk pengaktualisasian Pancasila rasionalitas dan aktualitasnya (Latief, 2011).
seperti penggunaan pancasila sebagai Konsep ideologi Pancasila menurut
pandangan hidup serta pedoman bertingkah Kompas tersebut, dapat dilihat dari gagasan
laku oleh pemimpin bangsa (06 Juni 2013), yang dikemukan dalam wacana reaktualisasi
pengambilan keputusan serta perencanaan nilai-nilai pancasila. Dalam wacana tersebut,
program pemerintahan dalam berbagai harian Kompas menyimpulkan bahwa
bidang harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila telah terabaikan dalam realitas
Pancasila itu (Kompas, 03 Juni 2013). kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
Menjadikan Pancasila sebagai parameter karenanya Kompas berkesimpulan bahwa
dalam mengambil setiap kebijakan- perlu suatu usaha baik upaya pewacanaan
kebijakan politik (Kompas, 1 Juni 2012) atau usaha praktis untuk menerapkan
atau kebijakan ekonominya (Kompas, 4 Juni kembali Pancasila sebagai ideologi bangsa.
2013). Mengembangkan wacana penafsiran Menurut Kompas gagasan reaktualisasi
Pancasila di ruang publik yang distumulus Pancasila menurut Kompas diawali dengan
dengan insentif oleh pemerintah terhadap manafsirkan ulang atau menformulasikan
para penulis; dan mengembalikan Pancasila ulang Pancasila. Dalam aspek ini
sebagai kurikulum pendidikan (Kompas, 24 mengandung pemaknaan berupa perlunya
Mei 2011). menjadikan Pancasila sebagai “Ideologi
terbuka”. Sebagai ideologi terbuka maka
PEMBAHASAN akan muncul suatu dialektika penfasiran
yang melibatkan elemen masyarakat
Berdasarkan analisa teks berita, tajuk sehingga memungkinkan lahirnya
rencana dan wawancara ditemukan bahwa pemahaman Pancasila yang subtansial,
gagasan pewacanaan tema ke-Pancasila-an efektif dan solutif pada konteks tersebut.
“reaktualisasi nilai-nilai Pancasila” pada Memahami Pancasila sebagai ideologi
harian Kompas menunjukan suatu terbuka, bermakna ideologi Pancasila adalah
pandangan ideologis mengenai Pancasila itu bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan
sendiri. Gagasan Harian Kompas mengenai mampu menyesuaikan dengan
Pancasila adalah ideologi Pancasila yang perkembangan zaman, ilmu pengetahuan
terbuka, dinamis dan komperehensif namun serta dinamika perkembangan aspirasi
tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan, masyarakat (Kaelan, 2010).
kedaulatan rakyat dan kebinekaan atau Disamping itu diperlukan langkah-
menurut harian Kompas, Pancasila memiliki langkah konkret yang melibatkan segenap
198
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
elemen masyarakat dalam menegakkan harian Kompas tersebut dimana secara
Pancasila seperti bagaimana para elit historis haluan dari harian ini mengarah
pemerintah menjadikan Pancasila sebagai kepada media Pancasila. Hal ini dipertegas
pedoman dalam prilaku maupun dalam dengan pernyataan salah satu pendiri
pengambilan kebijakannya, masyarakat Kompas, P.K OJong pada tulisannya ditajuk
berprilaku Pancasilais yang menunjukan harian Kompas pada tanggal tanggal 28 Juni
sikap penghargaan terhadap kemajemukan 1965 mengemukakan bahwa Kompas
sebagaimana tertuang dalam slogan yang merupakan pers Pancasila (Sularto, 2011).
tercengkram pada kaki garuda yakni Karakter pers atau media pancasila tersebut
“Bhineka Tungga Eka”. Gagasan ini memiliki nilai yang berorientasi, bersikap
menunjukan bahwa meski Kompas dan bertingkah laku berdasarkan nilai-nilai
memandang dan menegaskan kalangan elit Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945
pemerintah sebagai pihak yang mesti (Alfian, 1992) atau media dalam perspektif
menegakkan Pancasila, namun Kompas juga ini adalah media yang memiliki orientasi
memandang perlunya usaha pula bagi pemberitaan dalam upaya membangun dan
masyarakat secara umum untuk memiliki menjaga masyarakat, institusi berjalan
kesadaran dalam menegakkan Pancasila. sesuai dengan nilai yang dianut masyarakat
Langkah lain yang dikemukan Kompas tersebut, terutama keadilan dan kepentingan
adalah menjadikan bidang pendidikan dan publik (McQuail, 2011).
kebudayaan sebagai bidang yang mesti Demikian halnya dengan visi dan
dimaksimalkan dalam mensosialisasikan misi Kompas yang menunjukan
nilai-nilai Pancasila, sehingga akan tercipta penghargaan terhadap kemajemukan atau
pribadi-pribadi dana masyarakat pancasilais. pluralitas, namun memiliki satu tujuan
Dalam dimensi ini gagasan harian Kompas sebagaimana tertera dalam kalimat
menunjukkan komprehensifitasnya dalam taglinenya “Amanat Hati Nurani Rakyat”.
mengagas upaya-upaya mereaktualisasikan menurut Hasrullah dalam Simarmata (2014),
nilai-nilai Pancasila. tagline ini bermakan bahwa kompas
Konsep ideologi Pancasila Kompas mengemban misi pemberitaan dengan selalu
merupakan pengejewantahan suatu gagasan mengarah pada kepentingan umum, dan
yang telah dibangun oleh institusi tersebut bukan pada kepentingan golongan atau
(redaktur harian Kompas) atau secara penguasa. Dengan demikian karakter
teoritis sebagai perwujudan dari agenda pluralitas dan memiliki suatu tujuan yang
setting dimana menurut Cohen dalam mengarah pada satu kepentingan bersama
Morrison (2010), media massa mungkin memiliki kolerasi dengan gagasan ke-
tidak berhasil mengatakan kepada kita apa Pancasila-an yang diidealkan diterapkan
yang harus dipikirkan, tetapi mereka sangat dalam konteks kehidupan berbangsa dan
berhasil untuk mengatakan kepada kita hal- bernegara.
hal apa saja yang harus kita pikirkan.
Penentuan agenda setting ini ditentukan oleh KESIMPULAN DAN SARAN
pandangan atau ideologi yang dianut oleh
harian Kompas tersebut dimana menurut Gagasan pewacanan reaktualisasi
William dalam Fiske (2010), ideologi nilai-nilai Pancasila pada harian Kompas,
sebagai suatu sistem keyakinan yang merupakan pengejewantahan dari analisa
menandai kelompok atau kelas tertentu. mendalam terhadap persoalan kebangsaan
Hal yang mendasar jadi pewacanaa yang dibingkai dalam perspektif ideologi
Ke-pancasila-an adalah identitas ideologi Pancasila. Strategi pewacanaan ini,
199
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
terimplementasi dalam konfigurasi teks apek kehidupan masyarakat, sehingga isu ini
dengan tema atau judul berita yang tidak hanya sekedar menjadi wacana semata.
mengkorelasikan suatu peristiwa dengan
nilia-nila Pancasila dan termanifestasi dalam DAFTAR PUSTAKA
berbagai fitur dari harian berupa artikel
berita dan tajuk rencana. Harian Kompas Alfian. (1992), Pemikiran dan Perubahan
juga memformulasikan suatu gagasan atau Politik Indonesia. Jakarta. PT.
tafsiran mengenai ideologi Pancasila itu Gramedia.
sendiri, sebagai perwujudan dari identitas Eriyanto. (2008). Analisis Wacana,
harian tersebut sebagai media Pancasila. Pengantar Analisis Teks Media.
Harian kompas menafsirkan Pancasila dalam Yogyakarta: LKIS.
sudut pandang ideologi yang terbuka dan Eriyanto.(2011). Analisis Isi :pengantar
dinamis yakni ideologi yang memiliki nilai metodologi untuk penelitian ilmu
keilmiahan yang perlu ditafsirkan komunikasi dan ilmu-ilmu sosial
berdasarkan kebutuhan zamannya serta lainnya. Jakarta. Kencana.
memiliki nilai-nilai yang esensial yang tidak Fiske, John. (2010). Cultural And
berubah dan mesti menjadi paradigma dalam Communikasion Studies.
menafsirkan Pancasila.dengan kata lain Terjemahan oleh Yosal Iriantara
Ideologi Pancasila Kompas menekankan dan Idi Subandy Ibrahim. 2006.
pada prinsip kemanusia atau humanisme Yogyakarta: Jalasutra.
transedental, keadilan, kedaulat rakyat dan Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila.
kebhinekaan dan dalam implementasinya, Yogyakarta. Paradigma.
harian Kompas mengusulkan peran serta Morrison. (2010). Teori Komunikasi
semua elemen bangsa untuk menegakakan Massa. Bogor. Ghalia Indonesia.
kembali nilai-nilai Pancasila dalam McQuaill. (2011). Teori Komunikasi
kehidupan berbangsa dan bernegara.adapun Massa McQuail. Jakarta: Salemba
saran dari penelitian ini adalah terkait Humanika.
dengan wacana ke-Pancasila-an ini, media Latief, Yudi. (2011). Negara
diharapkan selain lebih membuka ruang Paripurna:Historisitas,
publik seluas-luasnya bagi berbagai elemen Rasionalitas dan aktualitas
masyarakat untuk berpartisipasi, namun Pancasila. Jakarta. PT. Gramedia
diperlukan suatu strategi atau langkah dalam Pustaka Utama.
memformulasikan wacana ke-Pancasila-an Simarmata, Salvatore. (2014). Media &
yang berasal dari kalangan masyarakat itu Politik: Sikap pers terhadap
sendiri atau grass root (metode bottom-up) pemerinthan koalisi di
dan diperlukan langkah yang konkret dan Indonesia.Jakarta. Pustaka obor.
efektif yang mesti diambil oleh semua pihak Sularto, St. (2011). Syukur Tiada
terutama pemangku jabatan dalam akhir:jejak langkah Jakob
mengimplementasikan Pancasila disemua Oetama. Jakarta Kompas.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk
Penelitian. Bandung. Alfabeta.
200
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
LAMPIRAN
201
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 3, No. 3 Juli – September 2014
Tabel 2, kategorisasi teks berdasarkan bentuk gagasan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila oleh
harian Kompas
202