Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI METODOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ABAD 2021

Dosen : Dr. Yusmawati, M.Pd


Disusun oleh :
Bayu Aji Saputra
1601617106

PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah -Nya kepada kami, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Guru Penjas di Abad 21”.
Makalah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata Kami berharap semoga makalah Guru Penjas di Abad 21
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
   

Jakarta, Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3

2.1 Definisi Guru.............................................................................................3


2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Guru...............................................5
2.3 Peran Guru dalam Pendidikan...................................................................6
2.4 Definisi Penjas dan Olahraga....................................................................7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................9

3.1 Kompetensi Guru Abad 21........................................................................14


3.2 Pengembangan Guru Abad 21...................................................................16
BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Abad ke-21 adalah abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad ini,

terutama bidang Information and Communication Technology (ICT) yang serba

sophisticated membuat dunia ini semakin sempit.Karena kecanggihan  teknologi

ICT  ini beragam informasi dari berbagai sudut dunia  mampu diakses dengan

instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun. Komunikasi antar personal

dapat dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja.

Namun demikian, pada abad ke-21 ini permasalahan yang dihadapi manusia

semakin complicated dan ruwet, misalnya krisis ekonomi global, pemanasan

global, terorisme,rasisme, drug abuse, trafficking, masih rendahnya kesadaran

multikultural, kesenjangan mutu pendidikan antar kawasan dan lain sebagainya.

Setiap masalah tersebut membutuhkan pemecahan  yang harus dilakukan

masyarakat secara bersama sama (collaboration). Kompleksitas permasalahan

pada abad ini juga terletak pada tidak berdayanya manusia mencari sumber dan

penyebab permasalahannya secara tepat dan cepat. Di samping itu juga kapan

timbulnya permasalahan sering tidak mampu diprediksi (unpredictable) dan tidak

terduga sebelumnya. Pada akhirnya banyak permasalahan masyarakat tidak

mampu diselesaikan secara efektif dan efisien.

Guru merupakan profesi tertua di dunia seumur dengan keberadaan manusia.

Apabila melihat kehidupan masyarakat yang semakin terdiferensial dan ketika

1
semua orang mempunyai banyak pilihan sebagai ladang kehidupannya, maka citra

profesi guru kian merosot didalam kehidupan sosial. Apalagi masyarakat makin

lama makin terarah kepada kehidupan materialistis, sehingga suatu profesi dinilai

sesuai nilai materinya. Oleh sebab itu tidak heran bila profesi guru termarjinalkan

dan menjadi pilihan terakhir.

1.2. Rumusan Masalah

1) Bagaimana peran guru penjas di abad 21?

1.3. Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui peran guru penjas di abad 21

1.4. Manfaat Penulisan

Memperluas wawasan, pengetahuan, dan informasi mengenai peran seorang

guru penjas di abad 21.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definsi Guru

Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik,

mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta

melakukan evaluasi kepada peserta didik.

Definisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk

mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar

memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut.

Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga

pendidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya.

Dari penjelasan tersebut, maka kita dapat memahami bahwa peran guru sangat

penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara

intelektual maupun akhlaknya.

Ahli berpendapat bahwa guru adalah:

1. Dri Atmaka

Menurut Dri Atmaka (2004:17), pendidik atau guru adalah orang yang

bertanggung jawab untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam

pengembangan baik fisik dan spiritual.

3
2. Husnul Khotimah

Menurut Husnul Chotimah (2008), pengertian guru adalah orang yang

memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta

didik.

3. Ngalim Purwanto

menurut Ngalim Purwanto, pengertian guru adalah orang yang pernah

memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang maupun kepada

sekelompok orang.

4. Mulyasa

Menurut Mulyasa, pengertian guru adalah seseorang yang memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani,

serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

5. Drs. M. Uzer Usman

Menurut Drs. M. Uzer Usman (1996:15), pengertian guru adalah setiap orang

yang berwenang dan bertugas dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada

lembaga pendidikan formal.

6. UU No. 14 Tahun 2005

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, pengertian guru

adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik,

4
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

2.2 Tugas dan Tanggungjawab Seorang Guru

Mengacu pada pengertian guru di atas, seorang pendidik atau guru memiliki tugas

dan tanggungjawab untuk mengajar, mendidik, melatih para peserta didik agar

menjadi individu yang berkualitas, baik dari sisi intelektual maupun akhlaknya.

Adapun beberapa tugas utama guru adalah sebagai berikut:

1. Mengajar Peserta Didik

Seorang guru bertanggungjawab untuk mengajarkan suatu ilmu pengetahuan

kepada para murid. Dalam hal ini, fokus utama kegiatan mengajar adalah dalam

hal intelektual sehingg para murid mengetahui tentang materi dari suatu disiplin

ilmu.

2. Mendidik Para Murid

Mendidik murid merupakan hal yang berbeda dengan mengajarkan suatu ilmu

pengetahuan. Dalam hal ini, kegiatan mendidik adalah bertujuan untuk mengubah

tingkah laku murid menjadi lebih baik.

Proses mendidik murid merupakan hal yang lebih sulit untuk dilakukan ketimbang

mengajarkan suatu ilmu pengetahuan. Selain itu, seorang guru harus dapat

menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya sehingga para murid dapat

memiliki karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

5
3. Melatih Peserta Didik

Seorang guru juga memiliki tugas untuk melatih para muridnya agar memiliki

keterampilan dan kecakapan dasar. Bila di sekolah umum para guru melatih murid

tentang keterampilan dan kecakapan dasar, maka di sekolah kejuruan para guru

memberikan keterampilan dan kecakapan lanjutan.

4. Membimbing dan Mengarahkan

Para peserta didik mungkin saja mengalami kebingungan atau keraguan dalam

proses belajar-mengajar. Seorang guru bertanggungjawab untuk membimbing dan

mengarahkan anak didiknya agar tetap berada pada jalur yang tepat, dalam hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan.

5. Memberikan Dorongan Pada Murid

Poin terakhir dari tugas seorang guru adalah untuk memberikan dorongan kepada

para muridnya agar berusaha keras untuk lebih maju. Bentuk dorongan yang

diberikan seorang guru kepada muridnya bisa dengan berbagai cara, misalnya

memberikan hadiah.

2.3 Peran Guru dalam Pendidikan

Setelah memahami apa saja tugas dan tanggungjawab seorang guru, maka kita

akan mengerti apa saja peran guru bagi para muridnya. Adapun peran guru adalah

sebagai berikut;

1. Sebagai pengajar, yaitu orang yang mengajarkan suatu ilmu pengetahuan

kepada para anak didiknya.

6
2. Sebagai pendidik, yaitu orang yang mendidikan muridnya agar memiliki

tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di

masyarakat.

3. Sebagai pembimbing, yaitu orang yang mengarahkan muridnya agar tetap

berada pada jalur yang tepat sesuai tujuan pendidikan.

4. Sebagai motivator, yaitu orang yang memberikan motivasi dan semangat

kepada muridnya dalam belajar.

5. Sebagai teladan, yaitu orang yang memberikan contoh dan teladan yang

baik kepada murid-muridnya.

6. Sebagai administrator, orang yang mencatat perkembangan para muridnya.

7. Sebagai evaluator, orang yang melakukan evaluasi terhadap proses belajar

anak didiknya.

8. Sebagai inspirator, orang yang menginspirasi para muridnya sehingga

memiliki suatu tujuan di masa depan.

2.4 Definisi Penjas dan Olahraga

Pendidikan jasmani terdiri dari kata pendidikan dan jasmani, pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan sesorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (KBBI, 1989),

jasmani adalah tubuh atau badan (fisik). Namun yang dimaksud jasmani di sini

bukan hanya badan saja tetapi keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara

7
jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan

satu kesatuan yang utuh yang selalu berhubungan dan selalu saling berpengaruah.

2.4.1. Definisi Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasamani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

perseorangan maupun angota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh

peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

pembentukan watak.

2.4.2. Definisi Pendidikan Olahraga

Pengertian olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di

dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

relevansi kemenangan dan prestasi optimal.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan

menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat

berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lapangan

kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali

siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna

sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu

mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan

mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Tuntutan

masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola

hanya dengan melalui pola tradisional. Bill Gates, pendiri perusahaan Microsoft,

dalam Rose dan Nicholl (2002 : 17) menyatakan bahwa “Dalam dunia yang

berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi”.

Hal ini menuntut kemampuan belajar yang lebih cepat untuk dapat menganalisis

setiap situasi secara logis dan memecahkan masalah secara kreatif. Perlu adanya

usaha perbaikan dalam hal pengajaran, misalnya penggunaan metode

pembelajaran yang bervariasi. Selama ini guru dipandang sebagai sumber

informasi utama, namun karena semakin majunya teknologi maka siswa dapat

dengan mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, maka guru

9
seharusnya tanggap dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan

tersebut. Salah satu yang dapat dilakukan adalah menerapkan peran guru sebagai

fasilitator dan katalisator. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gunawan (2006 : 165)

“Agar guru dapat mengikuti perkembangan zaman, guru harus dapat menjadi

fasilitator dan katalisator dalam proses belajar mengajar”.

Peran guru sebagai fasilitator adalah memfasilitasi proses pembelajaran

yang berlangsung di kelas. Guru memilih atau merancang rencana pembelajaran

yang sesuai dengan kondisi kelas dan berusaha mengarahkan siswa untuk

berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap proses serta hasil pembelajaran.

Sedangkan peran guru sebagai katalisator adalah guru membantu siswa dalam

menemukan kekuatan, talenta dan kelebihan mereka. Guru bertindak sebagai

pembimbing yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta siswa

akan proses pembelajaran serta membantu siswa untuk mengerti cara belajar yang

optimal. Dalam proses pembelajaran apabila guru dapat menerapkan kedua peran

tersebut maka segala kegiatan dalam pembelajaran akan terasa lebih

menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa.

Secara umum kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani (penjas)

melibatkan aktivitas fisik, demikian pula halnya dalam belajar smash. Salah satu

faktor keberhasilan guru dalam menyampaikan materi dipengaruhi oleh metode

atau gaya mengajar. Metode mengajar diartikan sebagai cara yang dipilih guru

untuk berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga materi yang

diajarkan dapat dikuasai anak dengan baik. Metode mengajar yang sesuai dalam

pelaksanaan pembelajaran akan membantu anak untuk menguasai materi

10
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil adalah faktor gaya

mengajar guru bidang studi dalam proses pembelajaran, guru menjadi faktor yang

utama untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran khususnya pendidikan

jasmani. Peran guru sangat mendukung dalam proses pembelajaran karena disini

guru sebagai fasilitator, pemberi materi dan sumber ilmu bagi siswa siswi

disekolah.

Sistem pengajaran yang bersifat konvesional yaitu dengan proses

pembelajaran yang berpusat pada guru, dimana guru aktif menjelaskan sedangkan

siswa bersifat pasif, hanya mendengarkan dan mencatat masih banyak diterapkan.

Hal ini tentu saja membosankan bagi siswa itu sendiri sehingga mereka akan sulit

untuk berkonsentrasi dan pikiran mereka pun melayang kemana-mana. Akibatnya

tidak sedikitpun materi yang tersimpan dalam ingatan dan memori siswa. Jika hal

ini berlangsung terus menerus dalam waktu yang lama maka minat, motivasi,

aktivitas, dan hasil belajar siswa yang juga menurun. Padahal guru sebagai tenaga

professional dan fasilitator dalam pembelajaran seharusnya terus mengembangkan

kreatifitasnya dalam proses belajar mengajar. Apalagi sekarang dunia pendidikan

sudah harus mengikuti perkembangan teknologi. Guru harus dapat memanfaatkan

hasil teknologi yang ada untuk kemajuan pendidikan.

Selain faktor gaya mengajar guru yang kurang kreatif, dilihat dari sarana

prasarana juga dapat mempengaruhi hasil belajar servis bawah bola voli. Masalah

sarana prasarana disekolah tersebut memang menjadi kendala yang sangat rentan

untuk kemajuan pendidikan jasmani dan proses pembelajaran kurang maksimal.

11
Fasilitas olahraga yang dimiliki sekolah sangat minim dan sangat kurang

mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

Salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani

adalah faktor lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar sekolah mempunyai

pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembang siswa dan merupakan rangsangan

berpikir yang kuat buat siswa-siswa ketika pembelajaran pendidikan jasmani

Perlu adanya usaha perbaikan dalam hal pengajaran, misalnya penggunaan

metode V.A.K (Visual, Auditory, Kinestetik). Penggunaan Metode V.A.K

merupakan media pembelajaran yang unsur-unsurnya sangat mendukung

peningkatan hasil belajar siswa disekolah. Dikatakan demikian karena media

merupakan alat bantu dan sumber belajar dalam proses belajar mengajar sehingga

dapat melancarkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Media dapat

menambah ketertarikan dan minat belajar siswa serta memperjelas materi

pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagaimana terdapat dalam Undang-

undang No 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, Yaitu

setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh

pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.

Jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga

kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang

diperlukan untuk penyelenggara kegiatan belajar yang bersangkutan. Terlebih

dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada pokok bahasan servis bawah bola

voli yang membutuhkan tehnik-tehnik dalam melakukan gerakannya. Setiap

materi pembelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.

12
Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu,

tetapi dilain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu media

seperti gambar, video dan lain-lain. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran

tentu sukar diproses oleh siswa. Apalagi bagi siswa yang kurang menyukai bahan

pelajaran yang disampaikan itu. Pastilah siswa akan cepat merasa bosan dan lelah.

Mereka hanya akan mengkhayal dan berandai-andai saat melihat papan tulis dan

guru hanya memberikan ceramah kepada mereka. Hal ini sudah dapat pasti

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun, pada kenyataan sekarang ini masih

banyak guru yang belum menggunakan media sebagai alat bantu dan sumber

balajar.

Video dapat merangsang gairah dan motivasi belajar siswa karena adanya

unsur suara dan gambar yang bisa menarik perhatian siswa untuk belajar. Siswa

akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan

stimulus pandang atau hanya stimulus dengar. Siswa juga akan lebih tertantang

untuk mendalami pelajaran dengan menemukan masalah dari materi yang

disajikan melalui media yang ditampilkan. Selain itu dengan melihat dan

mendengar siswa akan lebih mudah menyerap dan mengingat materi pelajaran

yang disajikan karena menurut Dale dalam Arsyad (1995) memperkirakan bahwa

pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar memiliki

perbedaan, yaitu 75 % hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang

sekitar 13 % diperoleh melalui indera dengar,dan sekitar 12 % diperoleh melalui

indera lainnya.

13
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah

motivasi, minat, bakat, semangat, kondisi fisik, sarana atau media pembelajaran,

guru, metode atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, dan lain-lain.

Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam pembelajaran

untuk memungkinkan siswa dapat mempelajari penjas khususnya materi smash

menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif dan menyenangkan,

salah satunya adalah melalui metode V.A.K.

Melalui Metode V.A.K siswa diajarkan untuk memahami “bagaimana cara

belajar” dan “bagaimana cara berfikir”, melakukan pembelajaran berdasarkan

akifitas dan memanfaatkan indra sebanyak mungkin. Metode V.A.K yang

merupakan singkatan dari kata Visual (belajar dengan melihat,mengamati dan

menggambarkan sesuatu), Auditory (belajar berbicara dan mendengar sesuatu),

dan kinestetik (Belajar melalui aktivitas fisik atau bergerak dan berbuat atau

keterlibatan langsung).

3.1. Kompetensi Guru Abad 21

Pada abad 21, manusia mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dalam

segala bidang. Salah satu yang paling menonjol adalah bidang informasi dan

komunikasi. Hal ini seolah membuat dunia semakin sempit karena segala

informasi dari penjuru dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh

siapapun dan dimanapun. Di sisi lain pada abad 21 ini permasalahan yang

dihadapi manusia semakin kompleks, seperti pemanasan global, krisis ekonomi

global, terorisme, rasisme, drug abuse, human trafficking, rendahnya kesadaran

multikultural, kesenjangan mutu pendidikan, dan lain sebagainya. Era ini juga

14
ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di berbagai bidang antar negara dan

antar bangsa. Keseluruhan hal tersebut mengisyaratkan bahwa pada abad 21 ini

dibutuhkan persiapan yang matang dan mantap baik konsep maupun penerapan

untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul. Untuk itu, lembaga

pendidikan dan guru sebagai unsur yang paling dominan memiliki peran yang

tidak ringan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia pada abad 21.

Guru pada abad 21 ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap

perkembangan informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi informasi telah

meningkatkan fleksibelitas dalam pemerolehan ilmu pengetahuan bagi setiap

individu baik guru maupun siswa. Konsekuensinya, guru dituntut mampu

mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan lingkungan. Selain itu, tersedia pula informasi yang melimpah

mengenai pendidikan. Kondisi ini meningkatkan alternatif pilihan pendidikan bagi

orang tua dan masyarakat. Hal ini berimbas pada peningkatan tuntutan mutu

pendidikan oleh masyarakat.

Globalisasi yang telah membuat dunia seolah tanpa batas memicu

perbandingan internasional antar sekolah, kurikulum, metode penilaian, dan

prestasi siswa. Sekolah didesak untuk unggul dan kompetitif serta dihadapkan

pada isu-isu seperti identitas, perbedaan, aturan, hukum, keadilan, modal sosial,

dan kualitas hidup. Berbagai perubahan atau krisis lingkungan yang terjadi

memunculkan kebutuhan pendidikan lingkungan di sekolah untuk meningkatkan

kepekaan, kesadaran, dan tanggung jawab siswa terhadap lingkungan.

15
Pada abad 21 sekolah diperlakukan layaknya perusahaan yang menyediakan

produk (pembelajaran) kepada konsumen (siswa dan orang tua). Sekolah harus

‘menjual diri mereka’, menemukan ‘tempat’ di pasar dan berkompetisi. Sekolah

diperlakukan sebagai perusahaan yang berdiri sendiri, memiliki kewenangan

mengelola secara mandiri dan mempertanggungjawabkan pengelolaan secara

profesional kepada stakeholder. Sekolah dituntut berkompetisi memperoleh

sumber dana terutama dari pemerintah. Sekolah yang menyediakan ‘produk’ yang

laku di pasar dinilai lebih layak untuk berkembang, sedangkan sekolah yang

menyediakan ‘produk’ yang tidak laku akan ditinggalkan. Oleh sebab itu, sekolah

dan guru dituntut selalu memonitor kinerja sekolah untuk mengetahui mutu

layanan pendidikan dan menunjukan nilai tambah yang dicapai siswa-siswanya.

3.2. Pengembangan guru abad 21

Menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya, setiap

guru membutuhkan pengembangan yang efektif. Beberapa tren pengembangan

staf abad 21 yaitu menggunakan pendekatan ‘bottom up’, menekankan kolaborasi

yang berorientasi pada memampukan staf mengatasi setiap permasalahan yang

dihadapi, merupakan program-program yang interaktif dan saling terkait, yang

dilaksanakan secara kontinyu dan direncakana secara sistematik dan komprehensif

(Castetter, 1996). Kompetensi guru abad 21, Menekankan pada keefektifan

pembelajaran, Engstrom & Danielson (2006) mengatakan bahwa bahwa model

pengembangan hendaknya berlandaskan pada konsep kepemimpinan guru dan

menggunakan proses pembelajaran kooperatif yang otentik dan melekat pada

16
pekerjaan guru sehari-hari. Selain itu, menurut Lieberman (1996) strategi-strategi

pengembangan guru yang menekankan pembelajaran dalam konteks sekolah

bermanfaat untuk menghilangkan perasaan terisolasi pada guru ketika ia

belajarsesuatu di luar sekolah dan berusaha membawanya ke dalam sekolah.

Strategi ini juga membantu menguatkan pembelajaran kolektif dengan kompetensi

guru abad 21, yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran profesional

sebagai norma di sekolah.

Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan bahwa program-program

pengembangan guru berbasis sekolah yang berbasis kasus di kelas, bersifat praktis

dan dipraktekkan di tingkat kelas maupun sekolah akan lebih bermakna dan

berguna bagi sekolah, guru, dan staf (Owen, 2003).

17
BAB IV

KESIMPULAN

Di era abad 21 ini seorang guru sangat dituntut kreatifitasnya dalam

mengajar. Dimana teknologi semkin canggih, sistem informasi semakin luas, tentu

hal ini akan mempermudah pengetahuan siswa akan sesuatu hal. Siswa hari ini

akan merasa senang belajar jika konsep belajarnya lebih menyenangkn dari

lingkungan bermainnya.

Apalagi bicara guru penjas. Tentu bukanlah hal mudah untuk seorang guru

penjas di abad 21 ini. Memang dari segi teknologi seperti sarana dan prasarana

belajar hari ini sudah lebih memadai walaupun belum merata, namun ada yang

lebih sulit dari sekedar kelengkapan sarana prasarana. Lingkungan bermain anak-

anak yang berbeda dengan lingkungan bermain zaman dulu, dimana hari ini anak-

anak lebih suka main gadget/android. Ini menjadi tantangan lebih dimana seorang

guru penjas harus mampu membuat daya Tarik agar siswa ingin terus bergerak,

senantiasa melakukan aktifitas fisik dimana hal ini menjadai kesadaran siswa akan

pentingnya menjaga kondisi tubuh.

Seiring berjalanya waktu, mungkin akan ditemukan sebuah formulasi baru

sebagai alternatif pembelajaran Penjas di setiap sekolah. Mulai dari sumber daya

manusia yang harus merata di setiap sekolah dan sarana prasarana yang memadai

pula di sekoklah.

Penulis sangat merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini.

Kami sangat terbuka atas segala saran dan kritiknya.

18
Kurang lebihnya semoga makalah ini ada manfaatnya. Mohon maaf juga

atas segala kekuranganya. Semoga judul makalah ini bisa jadi bahan-bahan kajian

atau diskusi di ruang-ruang lain selain dalam lembaran kertas ini.

Terimakasih.

19
DAFTAR RUJUKAN

Lahamuddin, Basri. 2011. Guru Abad 21, (Online),


(http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/04/guru-abad-21/), diakses 15 Desember
2012.

Sarjanaku. 2010. Tantangan Guru Sebagai Tenaga Profesional, (Online),


(http://www.sarjanaku.com/2010/11/tantangan-guru-sebagai-tenaga.html), diakses
14 Desember 2012.

Sutamto. 2010. Tantangan Guru pada Abad Ke-21, (Online),


(http://sutamto.wordpress.com/2010/04/10/tantangan-guru-pada-abad-ke-21/),
diakses 15 Desember 2012.

Febryani, Yoeyhan. 2012. Guru Abad 21, (Online),


(http://yoeyhanfebryani.blogspot.com/2012/11/guru-abad-21.html), diakses 15
Desember 2012.

20

Anda mungkin juga menyukai