Anda di halaman 1dari 7

DEFINISI

Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan
berat kurang dari 1000 gr atau kehamilan kurang dri 28 minggu (Chandranita, 2016). Abortuas
ialah berakhirnya suatu kehamilan yang diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu pada atau
sebelum kehamilan atau keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu
(Manuamba, 2016)

Berdasarkan kejadiannya abortus dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut:

1) Abortus spontan terjadi secara alamiah tanpa interfensi luar (buatan) untuk mengakhiri
kehamilan tersebut. Berdasarkan gambaran kliniknya abortus dapat dibagi menjadi
(Prawirohardjo, 2015):
a. Abortus completus (keguguran lengkap) adalah pengeluaran semua hasil konsepsi
dengan umur kehamilan > 20 minggukehamilan lengkap
b. Abortus insipiens adalah perdarahan intrauterinsebelum kehamilan lengkap 20
minggu dengan dilatasi serviks berlanjut tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi atau
terjadi pengeluaran sebagaian atau seluruhnya.
c. Abortus incomplit adalah pengeluaran sebagian tetapi tidka semua hasil konspsi pada
umur >20 minggu kehamilan lengkap
d. Abortus imminens adalah perdarahan intrauteri pada umur <20 minggu kehamilan
lengkap dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa
pengeluaran hasil konsepsi. Hasil kehamilan yang belum viabel berada dalam bahaya
tetapi kehamilannya terus berlanjut.
e. Missed aborction (keguguran tertunda) adalah kematian embrio atau janin berumur
<20 minggu kehamilan lengkap tetapi hasil konsepsi tertahan dalam rahim selama > 8
minggu
f. Abortus habitualis adalah kehilangan 3 atau lebih hasil kehamilan secara spontan
yang belum viabel secara berturut-turut.
g. Abortus infeksiosus adalah abortus yang disertai infeksi genitalia interna sedangkan
abortus sepsis adalah abortusterinfeksi dengan penyebaran bakteri melalui sirkulasi
ibu.
2) Abortus provocatus, adalah tindakan abortus yang disegaja dilakukan untuk
menghilankan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin 500 gram. Abortus
ini dibagi lagi menjadi sebagai berikut (Manuaba, 2016):
a. Abortus medisinalis adalah abortus yang dilakukan atas dasar indikasi vital ibu hamil
jia diteruskan kehamilannya akan lebih membahayakan jiwa sehingga terpaksa
dilakukan abortus buatan. Tindakan ini harus disetujui oleh paling sedikit tiga orang
dokter.
b. Abortus kriminalis adalah abortus yang dilakukan pada kehamilan yang tidak
diinginkan, diantaranya akibat perbuatan yang tidak bertanggung jawab, sebagian
besar dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih sehingga menimbulkan komplikasi.

ETIOLOGI

Penyebab keguguran sebagian besra tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor
sebagai berikut (Nanny, 2016):

1. Umur
Resiko abortus semakin tinggi dengan semakin bertambahnya usia ibu. Insiden abortus
dengan trisomi meningkat dengan bertambahnya usia ibu. Resiko ibu mengalami
aneuploidi yaitu diatas 35 tahun karena kromosom akan meningkat pada usia diatas 35
tahun.
2. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin dat catat
bawahan yang menyebabkan hasil konsepsi dapat terjadi seperti:
a. Faktor kromosom, gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk
kromosom seks
b. Faktor lingkungan endometrium
c. Endometrium yang belum siapa untuk menerima implantasi hasil konsepsi
d. Gizi ibu kurang karena anemia atau jarak kehamilan terlalu pendek
3. Pengaruh luar
a. Infeksi enometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil
konsepsi terganggu.
4. Kelainan pada plasenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi
b. Gangguan pada pembuluh darah plasenta yang diantaranya pada penderita diabetes
melitus
c. Hipertensi menyebabkan gangguan pendarahn darah plasenta sehingga menimbulkan
keguguran.
5. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis, anemia dan
penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, dan penyakit
diabetesmilitus. Kelainan yang terdapat dalam rahim. Rahim merupakan tempat tumbuh
kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus
arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks
(konisasi, amputasi serviks ), robekan serviks postpartum (Manuaba, 2016).
6. Riwayat Abortus
Riwayat abortus pada penderitaabortus merupakan predisposisi terjadinya abortus
berulang. Kejadian ini sekitar 3-5% jumlah kejadian abortus. Data menunjukan bahwa
setelah 1 kali abortus pasangan akan beresiko mengalami abortus sebesar 15%
(Soeparda, 2015).
7. Faktor anatomi
Faktor anatomi dapat memicu terjadinya abortus pada 10-15% kejadian yang ditemukan.
Kejaian abortus dapat diesabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah sebgai
berikut:
a) Lesi anatomi kongenital yaitu kelainan duktus mullerian (uterus bersepta) kelainan
pada duktus ini biasanya terjadi abortus padakehamilan trimester kedua
b) Kelianan kongenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah endometrium

c) Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin (synechia), leimioma dan


endometritis.
8. Faktor Infeksi
Infeksi termasuk yang diakibatkan oleh TORC (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus)
dan malaria. Infeksi intrauterin sering dihubungkan dengan abortus.
9. Obat-obatan rekreasional dan toksin lingkungan
Peranaan penggunaan obat-obatan rekreasional tertentu yang dianggap teratogenik harus
dicari dari anamnesa seperti tembakau dan alkohol, yang berperan karena jika ada
mungkin hal ini merupakan salah satu yang berperan terjadinya abortus.

MANIFESTASI KLINIS
Klinis abortus spontan
1. Abortus immines ( threatened abortion )
Keguguran tingkat permulaan. Keguguran belum terjadi sehingga kehamilan dapat
dipertahankan dengan cara : tirah baring, gunakan preparat progesteron, tidak
berhubungan badan, evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat
perkembangan janin.
2. Abortus insipien adalah proses keguguran yang berlangsung sebelumkehamilan
berusia 20 minggu dan konsepsi masih didalam uterus. Ditandai dengan adanya rasa
sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan hasil konsepsi. Ostium
bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan.
3. Abortus inkompletus (keguguran bersisa )
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua
atau plasenta. Gejala; amenorea,sakit perut, mulas-mulas, perdarahan sedikit/banyak,
dan biasa berupa stolsel (darah beku), sudah ada fetus atau jaringanyang keluar,
teetapi jka perdarahan belum berhenti karena konsepsi belum keluar semua akan
menyebabkan syok. Ini terjadi sebelum kehamilan berusia 20 minggu.
4. Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua fetus ), sehingga rahim kosong
5. Missed abortion
Adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada didalam rahim sebelum
berusia 20 minggu tetapi hasil konsepsi masih tertahan dalam kandungan selama 6
minggu atau lebih. Dapat diketahuindengan USG.

PATOFISIOLOGI

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabilapada
kehamilan kurang dari 8 minggu, villi khorialis belum menembus desidua serta mendalam
sehingga hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya. Apabila kehamilan 8-14 minggu villi khorialis

sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta. Apabila mudigah yang mati tidak
dikeluarkan dalam waktu singkat, maka dia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Pada janin
yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses modifikasi janin mengering dan
karena cairan amion menjadi kurang oleh sebab diserap dan menjadi agak gepeng. Dalam tingkat
lebih lanjut menjadi tipis. Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
terjadinya maserasi, kulit terkelupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terasa
cairan dan seluruh janin bewarna kemerah-merahan (Prawiroharjo, 2015).

KOMPLIKASI

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan, perforasi, infeksi dan syok, sebagai
berikut (Walsh, 2015):

1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
petolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperrentrofleksi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya
didapatkan pada abortus inkomplit yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak
aman.
4. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi
berat.
PENGOBATAN
1. Abortus imminens
a. Tirah baring total
b. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
c. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan
penilainan jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung , nilai
kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Jika perdarahan berlanjut, khususnya jika
ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan
kehamilan ganda atau mola.
2. Abortus insipen
a. Jika kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi vakum
manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera berikan ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila peru). Kemudian segera
lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus
b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsilalu
evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam
500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau larutan ringer laktat) edngan
kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi
3. Abortus inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi
dapat dilakukan secara digitial ataud enagn cunam ovum untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri
ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per oral
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan aspirasi vakum manual. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergomeyrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bilang perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu)
c. Jika kekehamilan lebih 16 minggu, berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml
cairan intravena ( garam fisiologik atau ringer laktat ) dengan kecepatan 40 tetes
permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Jika perlu berikan misoprostol
200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
(maksimal 800 mcg). Evaluasi sisa hasil konsepsi yangb tertinggal dalam uterus.
d. Abortus komplit
a) Tidak perlu evaluasi lagi
b) Observasi untuk melihat adanya perdarahan
c) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg perhari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah. (Rustan Mochtar)
e. Abortus terapeutik
Menurut sastrawinata (2016), abotus terapeutik dapat dilakukan dengan cara:
a) Kimiawi; pemberian secara ekstrauterin atau intrauterin obat abortus, seperti:
prostaglandin, anti progesteron,atau oksitosin.
b) Mekanis;
- Pemasangan batang laminaria atau dilapan akan membuka serviks secara
perlahan dan tidak secara perlahan traumatis sebelum kemudian dilakukan
evakuasi dengan kuret tajam atau vakum
- dilatasi serviks dilanjutkan dengan evakuasi, dipakai dilator hegar
dilanjutkan dengan kuretasi
- Histerotomi/histerektomi

Dapus :

Manuamba, 2016 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1.


KEHAMILAN a. pengertian PDFrepository.ump.ac.id.>… diakses pada hari kamis
31 januari 2019 pukul 15.52

Prawirohardjo, 2015 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1.


KEHAMILAN a. pengertian PDFrepository.ump.ac.id.>… diakses pada hari kamis
31 januari 2019 pukul 15.59

Nanny, 2016 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. KEHAMILAN


a. pengertian PDFrepository.ump.ac.id.>… diakses pada hari kamis 31 januari 2019
pukul 16.13

Soeparda, 2015 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1.


KEHAMILAN a. pengertian PDFrepository.ump.ac.id.>… diakses pada hari kamis
31 januari 2019 pukul 16.16

Walsh, 2015 BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. KEHAMILAN


a. pengertian PDFrepository.ump.ac.id.>… diakses pada hari kamis 31 januari 2019
pukul 16.21
Amin huda, 2015 BUKU APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA .>…oleh sastrawinata 2016 diakses pada hari kamis 31 januari
2019 pukul 16.25

Anda mungkin juga menyukai