Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan PAPDI Webinar Awam:

“Refleksi Akhir Tahun: Covid-19, Vaksin dan Varian Baru Omicron”


Narasumber: dr. Robert Sinto, SpPD, K-PTI, FINASIM
Moderator: dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, K-HOM, FINASIM
Jakarta, 11 Desember 2021
Penyusun: Pungky Sumadi

1. Varian Omicron memang belum terlaporkan di Indonesia hingga saat ini. Varian Omicron
masih dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan antigen dan PCR yang ada
sekarang dengan berbagai pertimbangan. Kita masih terus memperluas perbaikan
kualitas laboratorium kita untuk bisa mendeteksi virus varian Omicron dengan metode
Whole Genome Sequencing.

2. Hingga saat ini gejala pasien yang kena Omicron memang ringan, tapi kita tetap harus
berhati-hati karena pada populasi tertentu (terutama yang memiliki komorbid) belum
tentu dampaknya ringan.

3. Kekebalan tubuh terhadap C19 akan turun dalam 6 bulan setelah vaksinasi lengkap, dan
secara umum dokter akan menganjurkan booster setelah bulan ke enam dari tanggal
vaksinasi lengkap.

4. Penelitian di AS tentang booster: kombinasi 2 dosis vaksin lengkap dari merk yang sama
dengan booster dari vaksin merk berbeda memberi dampak peningkatan daya tahan
tubuh yang berbeda dibandingkan dengan booster dari vaksin merk yang sama dengan 2
vaksin lengkap sebelumnya (lihat lampiran Perbandingan Kombinasi Vaksin Untuk
Booster). Penelitian di Asia menunjukkan 2 vaksin lengkap Sinovac dengan booster
Sinovac meningkatkan kekebalan tubuh dari 54% ke 74%.

5. Jika diantara kita sudah ada yang dapat booster dengan vaksin berbeda, sebaiknya
jangan langsung mendaftar untuk vaksin ke 4 pada saat Pemerintah mulai menerapkan
program booster awal tahun depan. Sebaiknya kita tunggu hasil penelitian internasional
tentang dosis ke 4 karena kita perlu tahu dampak dosis ke 4 terhadap tubuh kita.

6. Untuk tujuan pelayanan kesehatan sehari-hari, kita tidak perlu memeriksakan kadar
antibody dalam tubuh secara rutin sebelum dan setelah vaksinasi C-19. Para dokter di
luar negeri hingga saat ini juga tidak menganjurkan pemeriksaan ini.

7. Walapun kita sudah lengkap vaksinasinya, PROKES harus tetap kita lakukan. Intinya:
jangan pernah lengah, walaupun kita menggunakan masker (lihat lampiran PROKES).

8. Perkembangan mutasi virus lebih cepat dari perkembangan penelitian penemuan /


pembuatan vaksin baru, karena menyangkut uji klinis yang memakan waktu panjang.
Tetapi vaksin yang ada sekarang (Pfizer 2 dosis) dilaporkan masih dapat memberi
perlindungan untuk mencegah penyakit berat, walaupun terjadi penurunan kemampuan
untuk menetralkan virus.

1
9. Jika anda memiliki alergi banyak obat / comorbid sehingga mencegah anda untuk tidak
divaksin, sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli penyakit dalam sesuai kekhususan:
alergi, dokter primer / pribadi anda untuk mengetahui apakah anda sudah boleh divaksin
atau belum. Pada pasien dengan banyak alergi obat lain, setelah konsultasi dan anda
ingin memperoleh vaksinasi, sebaiknya lakukan vaksinasi di RS sehingga jika ada efek
samping yang berat bisa segera ditangani.

Lampiran: Perbandingan Kombinasi Vaksin Untuk Booster

Sumber: https://www.witn.com/2021/10/21/is-mixing-matching-covid-19-vaccines-safe-experts-weigh / disitasi 11 Desember 2021.

Lampiran: PROKES

Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai