Anda di halaman 1dari 21

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK BALI UTARA

SEBAGAI DESTINASI MINAT KHUSUS

Dibimbing Oleh:

Dr. Lyly Soemarni, S.E, M.M.

Disusun Oleh:
Sherine Dian Pratiwi (1810103027)
Dewi Thenderan (1810103014)
Siti Rahmawati (1810103047)

Hospitality & Tourism


Pradita University
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunianya, proposal penelitian yang berjudul “Persepsi Wisatawan Terhadap Daya Tarik
Bali Utara Sebagai Wisata Minat Khusus” dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Adapun penyusunan proposal penelitian ini merupakan tugas
akhir sekaligus sebagai proyek Ujian Akhir Semester 4 untuk fakultas Hospitality and
Tourism Universitas Pradita.

Penelitian ini membahas persepsi masyarakat terhadap destinasi wisata yang ada di
Bali Utara. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada para pembacanya
mengenai persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata yang ada di Bali Utara sebagai
wisata minat khusus.

Penelitian ini tentu tidak akan selesai dengan baik dan tepat waktu jika tanpa adanya
dukungan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih pertama-tama
ditujukan kepada kerja sama kelompok yang telah berusaha dengan sebaik mungkin untuk
menyusun proposal ini dan tentunya dosen pembimbing mata pelajaran SIT (Special Interest
Tourism) Ibu Dr. Lyly Soemarni, S.E, M.M. yang telah memberikan masukan dan inspirasi
bagi penulis dalam menyusun penelitian ini. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada
kerabat penulis yang telah memberikan semangat dan doa agar penulisan penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Akhir kata, terima kasih terhadap semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penulisan penelitian ini dan semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dengan tujuan untuk memberi wawasan dan ilmu pengetahuan seputar pariwisata.
Mohon maaf bila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini. Oleh karena itu, penulis
menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk penelitian ini.

Tangerang, 7 Juni 2020

(Penulis)
ABSTRAK

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui
persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata yang ada di Bali Utara sebagai wisata minat
khusus berdasarkan keindahan di setiap destinasi wisata yang ada di Bali Utara.

Obyek dalam penelitian ini adalah beberapa mahasiswa jurusan perhotelan Universitas
Pradita dan beberapa responden yang kuliah dan sebagian besar tinggal di wilayah
Jabodetabek. Untuk teknik analisis data, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk
memberikan gambaran secara umum persepsi responden terhadap daya tarik wisata yang ada
di Bali Utara dengan menggunakan data statistic mean dan standar deviasi. Selain deskriptif,
penelitian ini menggunakan uji reabilitas data dengan menggunakan koefisien Cronbach
Alpha (α), dan uji korelasi dengan menggunakan koefisien Spearman’s Rank Correlation.

Pengumpulan data dan uji penelitian ini belum dilakukan perihal syarat penyusunan tugas
akhir hanya sampai dengan BAB III.

Kata kunci: destinasi wisata, daya tarik, minat berkunjung, persepsi wisatawan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan sebuah sebutan atau istilah yang diberikan kepada wisatawan
ang melakukan sebuah perjalanan jauh dari tempat tinggalnya menuju daerah lain atau bisa
dibilang bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas ketika seseorang melakukan suatu
perjalanan (Hadi, 2004). Pariwisata dapat dilakukan secara individu maupun kelompok
dengan tujuan untuk mendapat kesenangan dan pengalaman melalui lingkungan yang baru
baik dalam segi alam, sosial dan budaya.

Pariwisata di Indonesia di tahun 2017 mengalami kenaikan yang cukup tinggi.


Peningkatan ini melebihi peningkatan pariwisata regional dan global yang membuat
Indonesia masuk ke dalam 20 negara destinasi pariwisata yang memiliki peningkatan yang
cepat, dengan peningkatan sebanyak 15,5% (The Telegraph, 2017). Jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara sebanyak 15 juta kunjungan dan 265 juta perjalanan wisatawan
nusantara.

Wisata minat khusus telah menjadi ekspresi dominan pariwisata saat ini, dimana
wisata minat khusus ini dilakukan sebagai salah satu alternatif pariwisata atau menjadi
pilihan lain selain pariwisata massal. Sebagai penyedia jasa wisata, wisata minat khusus
menjadi tuntutan karena wisata minat khusus ini menjadi fenomena baru di industri
pariwisata. Wisata minat khusus semakin meningkat karena adanya motivasi dan keinginan
wisatawan untuk mencari sesuatu yang baru dan mempunyai pengalaman yang berbeda
(Wayan, 2019). Wisatawan minat khusus memiliki keinginan untuk mengalami sesuatu yang
baru, dapat berupa sejarah, makanan, olahraga, budaya, atau kegiatan diluar ruangan. Banyak
yang ingin menghargai pemandangan, suara, aroma, rasa yang baru dan untuk menemukan
tempat dan orang-orangnya (Wall and Weiler, 1992).

Wisata minat khusus wildlife dapat menjadi suatu aktivitas wisata untuk para
wisatawan yang menyukai tantangan dan dapat melihat kehidupan liar. Di Indonesia wisata
wildlife dapat dilakukan di tempat-tempat seperti taman nasional dan kebun binatang yang
berbagai spesies di dalamnya dapat hidup seperti dihabitatnya. Selain wildlife, wisata minat
khusus juga dapat berupa wisata petualangan atau adventure. Wisata ini menantang adrenalin
dan memiliki hal-hal yang menantang, seperti rafting, trekking, snorkeling, dan lainnya.

Kementerian Pariwisata menetapkan fokus pengembangan produk wisata Indonesia


pada tiga kategori, yaitu alam sebanyak 35% yang di dalamnya terdapat wisata bahari,
ekowisata, dan wisata petualangan. Selanjutnya ada wisata budaya sebanyak 60% yang di
dalamnya terdapat wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan kuliner, wisata kota
dan desa. Fokus wisata yang ketiga yaitu wisata buatan manusia sebanyak 5% seperti wisata
MICE, wisata olahraga, dan kawasan wisata terintegrasi termasuk di dalamnya (Kementerian
Pariwisata, 2018)

Portofolio Produk Wisata

Sumber: Rencana Strategic 2018-1019 (Kemenpar, 2018)

Kawasan yang menjadi tujuan pariwisata biasanya menawarkan keunikan dan


keasliannya baik dalam segi kebiasaan, sosial-budaya, adat istiadat, dan bentuk tata ruang
desa yang dipadukan menjadi suatu komponen pariwisata sebagai atraksi, akomodasi dan
aksesibilitas pendukung (Zakaria & Suprihardjo, 2014). Salah satu provinsi di Indonesia yang
menjadi kawasan pariwisata terbanyak adalah Bali.

Provinsi Bali adalah salah satu tujuan yang paling banyak dikunjungi. Banyak
provinsi lain di Indonesia menggunakan Bali sebagai referensi untuk pengembanan
pariwisata di daerahnya masing-masing. Namun nyatanya, tidak semua wilayah di Bali
menjadi target wisatawan. Data kunjungan wisatawan di Bali menunjukkan bahwa ada
ketidakseimbangan antara wisatawan yang mengunjungi Bali Selatan dan Bali Utara. Pada
saat yang sama, tidak ada banyak perbedaan dalam keragaman daya tarik di kedua daerah.
Masing-masing daerah memiliki fitur unik dan telah menjadi faktor utama dalam menarik
wisatawan. Undang-Undang Republik Indonesia no. 10 tahun 2009 menyatakan bahwa
tempat-tempat wisata ditafsirkan sebagai segala sesuatu dengan keunikan, kenyamanan, dan
nilai dalam bentuk kekayaan alam, budaya dan keragaman produk buatan manusia yang
ditujukan atau dikunjungi oleh wisatawan. Informasi yang perlu disebarluaskan tentang
keanekaragaman dan keunikan tempat wisata yang dimiliki oleh destinasi wisata di Bali
Utara, sehingga wisatawan dapat mengetahui tujuan wisata yang akan dikunjungi dan dapat
memberikan motivasi kepada wisatawan untuk berkunjung. Dengan memahami potensi daya
tarik dari tujuan wisata yang sesuai dengan apa yang wisatawan inginkan dapat membantu
meningkatkan minat wisatawan.

Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kawasan wisata yang lebih dahulu
berkembang dari kawasan-kawasan lainnya yang ada di Bali Utara. Berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya yang mengkaji dan menganalisis secara langsung kondisi potensi
sumber daya alam pesisir dan tingkat kesesuaian kawasan pesisir Buleleng dalam menunjang
aktivitas minat wisata untuk menemukan dan menghasilkan model pengembangan dan
pengelolaan minat wisata yang tepat menyatakan bahwa pesisir Buleleng secara keseluruhan
dikelilingi oleh terumbu karang dari jenis karang tepi secara merata. Menurut hasil penelitian,
keseluruhan persentase tutupan karang hidup di pesisir Buleleng sebesar 55,77 % yaitu dalam
kategori baik. Menurut kriteria dari (Hutabarat et al., 2009), untuk aktivitas wisata bahari
diperlukan syarat kondisi tutupan karang minimal sebesar 25 % sampai dengan lebih dari
75%. Hasil perhitungan penelitian ini menunjukkan bahwa semua titik pengamatan yang ada
di pesisir Buleleng dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata bahari atau dapat disimpulkan
bahwa pesisir Buleleng sangat layak dipergunakan sebagai kegiatan minat wisata bahari.
Kondisi lingkungan di lokasi ini memiliki gelombang dan arus yang cukup kuat, sehingga
perlu perhatian yang lebih.

Untuk kondisi perairan di pesisir Buleleng menurut hasil penelitian sebelumnya


menyatakan bahwa kondisi kualitas air di pesisir Buleleng yang secara umum masih
tergolong baik, walaupun salah satu titik penelitian yang jaraknya tidak begitu jauh dari
tempat tinggal warga lokal menyatakan kondisi perairan lebih rendah dari titik pengamatan
yang lain dan perlu perhatian lebih karena limbah antropogenik yang berasal dari pemukiman
penduduk dapat masuk ke perairan.

Untuk kondisi sosial budaya masyarakat pesisir Buleleng terhadap kegiatan wisata
bahari dari hasil penelitian sebelumnya bisa dibilang bahwa masyarakat pesisir sudah terbiasa
dengan kegiatan pariwisata karena minat wisata bahari ini merupakan pengembangan
aktivitas wisata bahari yang telah ada atau telah eksis sebelumnya seperti aktivitas diving dan
snorkling.

Berikut hasil analisis penelitian sebelumnya terhadap kegiatan wisata bahari terhadap
masyarakat Buleleng dengan penggunaan matriks IFE dan EFE.

Dari

hasil
perhitungan matriks IFE, bahwa potensi alam dan dukungan masyarakat menjadi kekuatan
utama dalam pengembangan wisata bahari di pesisir Buleleng dan yang menjadi faktor
penghambat pembangunan wisata bahari karena kurangnya dana atau modal usaha. Dari hasil
perhitungan matriks EFE, faktor eksternal yang menjadi kekuatan utama dalam
pengembangan wisata bahari yaitu diversifikasi usaha dan adanya kesempatan berusaha.
Sedangkan yang menjadi ancaman tertinggi adalah tumpang tindih kewenangan. Dari hasil
analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar membutuhkan pengembangan
wisata bahari di sekitar tempat tinggal mereka dan masyarakat sekitar harus terlibat dalam
pengelolaan dan pelestarian terhadap sumber daya laut dengan tujuan untuk kesejahteraan
masyarakat yang tinggal di kawasan Buleleng dan meningkatkan minat wisatawan.

Dari kajian diatas, dapat disimpulkan bahwa potensi wisata Bali Utara di sekitar
Buleleng tidak kalah dari obyek wisata yang ada di Bali Selatan yang bisa dibilang
merupakan kawasan wisata utama yang paling banyak didatangi dan dikunjungi oleh
wisatawan terutama turis asing. Hanya saja peran masyarakat sekitar dari segi keterampilan
masih rendah dan kerja sama dan perhatian pemerintah terhadap pengembangan wisata di
Bali Utara masih belum terealisasikan dengan baik.

A. Identifikasi Masalah

Wilayah Bali Utara terutama di kabupaten Buleleng sebenarnya memiliki potensi


yang cukup besar untuk menjadi destinasi wisata minat khusus dilihat dari kondisi perairan di
pesisir Buleleng terutama untuk aktivitas minat khusus seperti snorkling dan diving. Salah
satu contoh obyek wisata yang cukup terkenal di Bali Utara yaitu pantai Lovina yang menjadi
daya tarik utama wisata sekaligus ikon dari Bali Utara. Selain pantai Lovina, sebenarnya
masih banyak destinasi wisata yang juga memiliki potensi dan patut untuk mendapat
perhatian lebih serta dikunjungi oleh wisatawan. Dimana Bali Utara memiliki destinasi alam
yang beragam serta terdapat banyak kebudayaan yang dapat dijadikan daya tarik untuk
menarik wisatawan untuk berkunjung. Sayangnya penelitian terhadap potensi wisata yang
ada di Bali Utara juga masih terbatas sehingga wawasan masyarakat mengenai Bali Utara
tentu masih minim. Oleh karena itu peneliti akan mencari tahu sejauh mana persepsi
wisatawan dan masyarakat mengenai daya tarik yang daya tarik di Bali Utara dan mencari
potensi apalagi yang dapat menjadikan Bali Utara sebagai destinasi wisata minat khusus.
Masalah yang diidentifikasi oleh penulis adalah obyek wisata yang ada di Bali Utara,
potensi wisata minat khusus di Bali Utara, serta apa persepsi wisatawan terhadap daya tarik
wisata yang ada di Bali Utara sebagai wisata minat khusus.

B. Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki 2 (dua) keterbatasan, yaitu


keterbatasan waktu, karena waktu yang digunakan peneliti dapat dibilang cukup singkat dan
keterbatasan untuk berpergian melakukan penelitian, karena saat ini sedang diberlakukan
PSBB sehingga peneliti hanya dapat melakukan penelitian dari rumah dan melakukan
penyebaran kuesioner melalui internet. Sehingga penelitian ini dibatasi pada penyelesaian
masalah sebagai berikut:

a. Obyek wisata yang ada di Bali Utara.


b. Potensi wisata minat khusus yang dapat dilakukan di Bali Utara.
c. Persepsi wisatawan tentang wisata minat khusus yang ada di Bali Utara.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah dalam


penelitian ini sebagai berikut:

a. Apa saja objek wisata yang ada di Bali Utara?


b. Apasaja potensi wisata minat khusus yang dapat dilakukan di Bali Utara?
c. Bagaimanakah persepsi wisatawan tentang wisata minat khusus yang ada di Bali
Utara?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
a. Mengetahui obyek-obyek wisata yang ada di Bali Utara.
b. Mengetahui potensi wisata minat khusus yang dapat dilakukan di Bali Utara.
c. Mengetahui persepsi wisatawan tentang wisata minat khusus yang ada di Bali Utara.
E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat yang secara umum dapat di
klasifikasikan dalam dua kategori yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai pariwisata. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
penelitian-penelitian berikutnya. Dari penelitian ini diharapkan dapat membuka
wawasan mengenai wisata yang ada di Bali Utara.
b. Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbang pemikiran terhadap
pemecahan masalah yang berkaitan dengan persepsi wisatawan terhadap Bali Utara.

c. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) bab. Berikut uraian mengenai penelitian:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang uraian paparan teoritis, hasil penelitian teoritis yang
relevan, rerangka teoritis, dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum obyek penelitian, metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, pengukuran variable, dan metode analisis data
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paparan Teoritis
1. Persepsi Wisatawan
Secara garis besar, persepsi merupakan suatu proses perolehan, penafsiran,
pemilihan dan pengaturan informasi indrawi dengan menggunakan panca indra
(Sarwono, 2009). Apabila persepsi seseorang terhadap lingkungannya menujukan
nilai yang positif, maka dapat memberikan motivasi tatanan perilaku masyarakat
yang positif pula terhadap lingkungannya dan sebaliknya jika persepsi seseorang
terhadap lingkungannya menunjukan lingkungan yang negatif, maka dapat
memberikan hal yang negatif terhadap lingkungannya (Ritohandoyo, 2002).

2. Destinasi Pariwisata
Destinasi pariwisata adalah suatu kawasan yang berada dalam satu atau lebih
wilaya administrative yang didalamnya terdapat daya tarik, fasilitas yang
memadai, akomodasi wisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
membantu mewujudkan kepariwisataan (Anggreani & Baiquni, 2013)

3. Daya Tarik
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009, Daya tarik
merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang
berupa kaya akan kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau kunjungan wisatawan. Daya tarik sebenarnya merupakan kata lain
dari obyek wisata namun sesuai dengan peraturan pemerintah tahun 2009 kata
obyek wisata sudah tidak relevan untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisata
(Herdiana, 2012)
Menurut Cooper dan Wanhil (1995) daerah tujuan wisata harus memiliki empat
komponen utama atau yang dikenal dengan istilah 4A yaitu:
a. Attraction atau atraksi merupakan objek atau daya tarik wisata yang dimiliki
oleh suatu lokasi. Atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga yaitu
wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan manusia.
b. Amenities atau fasilitas merupakan beberapa fasilitas yang menunjang
kegiatan pariwisata selama berada di daerah wisata seperti akomodasi atau
usaha penginapan, restoran, serta fasilitas umum seperti toilet, took souvenir,
dan lainnya.
c. Accessibility atau aksesibilitas merupakan kemudahan untuk bergerak bagi
wisatawan, mulai dari kemudahan jalan menuju objek wisata hingga
kemudahan mencari objek wisata tersebut.
d. Ancillary service atau pelayanan tambahan merupakan pelayanan yang
menunjang kegiatan pariwisata seperti adanya kelompok sadar wisata atau
lembaga swasta yang mengelola pengembangan wisata di suatu daerah tujuan
wisata, seperti TIC (Tourist Information Center) yang memberikan informasi
kepada wisatawan, serta adanya pemandu wisata yang kompeten.

4. Wisata Minat Khusus

5. Minat merupakan
kecenderungan jiwa seseorang
6. kepada sesuatu (biasanya
disertai dengan perasaan
senang), karena
7. merasa ada kepentingan
dengan sesuatu itu (Mulyana,
2013).
8. Minat merupakan
kecenderungan jiwa seseorang
9. kepada sesuatu (biasanya
disertai dengan perasaan
senang), karena
10. merasa ada kepentingan
dengan sesuatu itu (Mulyana,
2013).
11. Minat merupakan
kecenderungan jiwa seseorang
12. kepada sesuatu (biasanya
disertai dengan perasaan
senang), karena
13. merasa ada kepentingan
dengan sesuatu itu (Mulyana,
2013).
14. Minat
15. seseorang timbul dari
dalam diri orang tersebut
tanpa adanya orang lain
16. yang menyuruh
(Nurkhan, 2005).
Minat adalah suatu perhatian yang kuat dan dalam serta perasaan senang
seseorang terhadap suatu kegiatan sehingga mengarahkannya untuk melakukan
kegiatan tersebut atas dasar kemauan sendiri (Zusnani, 2013). Minat seseorang
timbul dari dalam dirinya tanpa adanya suruhan atau arahan dari orang lain
(Nurkhan, 2005)
Wisata minat khusus bertumpu pada dua hal pokok (Weiler dan Colin, 1992):
a. Novelty seeking yaitu wisatawan yang memiliki motivasi untuk mencari objek
dan daya tarik wisata yang unik dan baru. Atau mencari exploitasi terhadap
daerah daerah baru yang menantang untuk jenis wisata yang diamati.
b. Quality seeking yaitu wisatawan yang memiliki motivasi untuk mencari
bentuk obyek dan daya tarik wisata yang mampu memberikan nilai yang
bermanfaat bagi wisatawan, nilai pengembangan diri, nilai tantangan atau
petualangan, serta mendapatkan wawasan baru.

B. Hasil Penelitian Yang Sebelumnya

Penelitian mengenai tourist perception and satisfaction: implication for destination


management atau persepsi dan kepuasan wisatawan terhadap implikasi dalam mengelola
destinasi telah dilakukan oleh peneliti Athula Gnanapala (2015):

Jadi penelitian Athula Ganapala (2015) ini menunjukan bahwa ada korelasi positif
dan hubungan linear antara persepsi wisatawan dan kepuasan wisatawan dinamakan sebagai
DESPER (Destination Perception). Studi ini menyimpulkan bahwa para wisatawan yang
mengunjungi Sri Lanka puas dengan beberapa faktor terkait tujuan, oleh karena itu, otoritas
yang relevan dan bertanggung jawab harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan faktor faktor tersebut.

C. Rerangka Teoritis

Rerangka Teoritis adalah fondasi yang mendasari seluruh proyek penelitian deduktif.
Dikembangkan secara logis, di deskripsikan, dijelaskan jaringan asosiasi antara variabel yang
menarik untuk studi penelitian (Sekaran dan Bougie, 2013).

Jurnal yang digunakan sebagai penunjang penelitian tidak menyebutkan rerangka


teoritis yang digunakan, oleh karena itu tidak ada rerangka teoritis yang digunakan di
penelitian ini.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan hubungan dugaan secara logis antara dua atau lebih variabel yang
dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan
mengkonfirmasi dugaan hubungan, diharapkan dapat menemukan solusi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Sekaran dan Bougie, 2013).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Objek penelitian yang peneliti gunakan adalah Bali Utara. Bali Utara merupakan
salah satu daerah di Bali yang memiliki dataran rendah yang sempit dan kurang landai.
Bali Utara merupakan wilayah yang berada di Kabupaten Buleleng. Bali Utara memiliki
banyak tempat yang berpeluang untuk dikembangkan dan dipromosikan sehingga
berpotensi menjadi tujuan wisata dan rekreasi populer. Kawasan Bali Utara memiliki
lokasi yang cukup jauh dari Bandara Ngurah Rai, sehingga membutuhkan waktu 2,5 jam
dari bandara menuju pusat kota Kabupaten Buleleng. Di Bali Utara terdapat daerah
daerah yang dapat dikunjungi seperti Kabupaten Buleleng, Banjar, Kota Singaraja, dan
Karangasem (Bali Tours Club, 2020).
Beberapa tempat wisata di Bali Utara yang cukup populer yaitu Pantai Lovina, Air
Panas Banjar, Air Terjun Gitgit Buleleng, Danau Beratan Bedugul dan lainnya.

B. Metode Penentuan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling. Nonprobability sampling adalah desain pengambilan sampel dimana elemen
elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang diketahui atau ditentukan
sebelumnya untuk dipilih sebagai subjek sampel (Sekaran dan Bougie, 2013: 252).
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner melalui google form. Dimana dengan
menggunakan google form peneliti memiliki kemudahan untuk menyebarkan kuesioner
dan mengumpulkan semua tanggapan.
Populasi merupakan sekelompok orang, peristiwa, atau hal hal menarik yang ingin
diselidiki peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013: 204).

Aturan untuk menghitung jumlah kuesioner yang perlu di sebarkan memiliki rasio 5:1,
yang berarti bahwa lima pengamatan dilakukan untuk setiap variabel independen dalam
variate (Hair Jr. et al, 2009:196).

C. Metode Pengumpulan Data


1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2015), data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Data primer dapat diperoleh dari melakukan penyebaran
kuesioner. Hal ini untuk mendapatkan informasi dari sampel untuk mengetahui
bagaimana persepsi mereka tentang wisata minat khusus di Bali Utara. Menurut
Sekaran dan Bougie (2013: 147), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
telah dirumuskan sebelumnya dimana responden memberikan jawaban mereka,
biasanya dalam alternative yang dekat. Kuesioner diberikan secara pribadi dan tertutup
sehingga hanya peneliti dan responden yang mengetahui jawabannya. Pertanyaan
tertutup, dimana peneliti meminta responden untuk membuat pilihan di antara
serangkaian alternative yang diberikan (Sekaran dan Bougie, 2013:150). Semua item
dalam kuesioner menggunakan nominal, ordinal, likert, atau rasio yang diskalakan
dianggap ditutup. Kuesioner ini berisi informasi yang secara umum meliputi profil
wisatawan, motivasi berkunjung, persepsi wisatawan terhadap destinasi Bali Utara.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada, seperti buku
dan jurnal (Sekaran dan Bougie, 2013: 113). Data yang digunakan akan dikumpulkan
melalui jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Pengukuran Variabel
Penelitian tentang persepsi wisatawan potensi Bali Utara sebagai wisata minat khusus
memiliki empat variabel. Variabel pertama adalah persepsi kenyamanan wisatawan,
variabel ini menjelaskan kenyamanan dalam berwisata yang diinginkan wisatawan.
Kenyamanan ini ditentukan oleh pelayanan, kelengkapan fasilitas, dan kebersihan.
Variabel kedua adalah persepsi keamanan wisatawan, variabel ini menjelaskan tentang
kemanan menurut wisatawan selama berada di kawasan wisata.
Variabel ketiga adalah persepsi wisata minat khusus di Bali Utara, variabel ini
menjelaskan pemikiran wisatawan tentang Bali Utara yang memiliki potensi menjadi
wisata minat khusus.
Variabel keempat adalah ketersediaan, variabel ini menjelaskan apakah akomodasi dan
akses menuju destinasi tersedia dan dapat di dapatkan dengan mudah dapat
mempengaruhi keputusan berkunjung.

Variabel Persepsi Kenyamanan Wisatawan


1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
TABLE 3.1
Kuesioner Variabel Persepsi Kenyamanan Wisatawan

Persepsi Kenyamanan Wisatawan


Skala
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5
1 Saya merasa nyaman berada di tempat wisata
yang memiliki pelayanan yang ramah
2 ketersediaan fasilitas yang lengkap membuat
saya merasa nyaman di suatu tempat
3 kebersihan merupakan hal yang sangat penting
bagi saya jika mengunjungi suatu tempat

Variabel Persepsi Keamanan Wisatawan


1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
TABLE 3.2
Kuesioner Variabel Persepsi Keamanan Wisatawan

Persepsi Keamanan Wisatawan


Skala
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5
4 Destinasi wisata yang saya kunjungi harus aman
dari tindakan kriminalitas
5 Destinasi yang kunjungi memiliki jaminan
keamanan tim SAR

Variabel Persepsi Wisata Minat Khusus di Bali Utara


1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
TABLE 3.3
Kuesioner Variabel Persepsi Wisata Minat Khusus di Bali Utara

Persepsi Wisata Minat Khusu di Bali Utara


Skala
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5
6 menyaksikan lumba lumba hanya dapat
dilakukan di pantai Lovina
7 Pantai Lovina merupakan salah satu objek wisata
di Bali Utara yang cukup terkenal dan wisatawan
dapat melihat atraksi lumba-lumba disana.
8 Pemandian air panas dan air terjun merupakan
hal yang menarik yang dapat dilakukan
9 Menurut saya aktivitas diving, snorkling dan
berenang menjadi pilihan menarik saat berwisata
ke pantai-pantai di Bali Utara seperti pantai
Lovina.
10 Desa Sambangan merupakan salah satu objek
wisata yang ada di Bali Utara yang memiliki 7 air
terjun yang sangat indah.
11 Selain pantai, Bali Utara juga memiliki tempat
wisata yang indah seperti danau Tamblingan.
12 Menurut saya kegiatan trekking adalah salah satu
aktivitas wisata yang cocok saat tour menuju 7
air terjun di Desa Sambangan.

Variabel Ketersediaan
1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
TABEL 3.4
Kuesioner Variabel Ketersediaan

Ketersediaan
Skala
No. Pertanyaan
1 2 3 4 5
13 Akomodasi wisata yang ada di Bali Utara perlu
dikembangkan demi kenyamanan wisatawan saat
berlibur.
14 Menurut saya akses menuju objek wisata di Bali
Utara masih terbatas dan perlu adanya pembangunan
infrastruktur.
15 Menurut saya, kebersihan di destinasi wisata yang
ada di Bali Utara sudah sangat baik dan perlu adanya
pelestarian lingkungan disetiap destinasi.
16 Menurut saya fasilitas lain yang ada di Bali Utara
seperti Tourist Information Center, F&B, dan
transportasi sudah sangat memadai.

E. Metode Analisa Data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisa Deskriptif
Analisa deskriptif terdiri dari maksimum, minimum, rata-rata, standar deviasi, dan
varian yang diperoleh untuk item skala interval penelitian (Sekaran dan Bougie,
2013).
Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum responden terhadap
variabel kenyamanan wisatawan, keamanan wisatawan, persepsi wisata minat khusus
di Bali Utara, dan ketersediaan. Analisis ini dilakukan menggunakan program SPSS.
Data statistic yang digunakan adalah mean dan standar deviasi.

2. Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif menggunakan pengamatan pengujian hipotesis analisis regresi
yang dimediasi dan belajar bagaimana hasil computer ditafsirkan (Sekaran dan
Bougie, 2013).
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis. Data yang dianalisis merupakan lima
titik skala Likert (1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5
= Sangat Setuju) untuk semua indikator dengan variabel persepsi kenyamanan
wisatawan, persepsi keamanan wisatawan, persepsi wisata minat khusus di Bali Utara,
Ketersediaan. Sama seperti Analisa Deskriptif, Analisis ini juga dilakukan
menggunakan SPSS.

a. Reliability Test
Mengandalkan pengukuran yang menunjukan sejauh mana suatu hal bebas dari
kesalahan dan karenanya memastikan pengukuran yang konsisten sepanjang
waktu dan di berbagai item dalam instrumen (Sekaran dan Bougie, 2013).
Uji reabilitas akan diuji menggunakan Alpha Cronbach. Menggunakan koefisien
alpha cronbach, dapat mengetahui apakan datanya signifikan.

b. Analisis Korelasi
Spearman’s Rank Correlation digunakan untuk menguji hubungan antara dua
variabel ordinal (Sekaran dan Bougie, 2013).

3. Crosstab
Crosstab digunakan untuk melihat hasil dari perhitungan statistik. Crosstab
merupakan table yang terdiri dari bari dan kolom yang digunakan untuk
mengklasifikasikan data pada dua dimensi (Bowerman, O’connel, Murphree, 2014).
Crosstab dapat membantu memeriksa hubungan dalam data yang mungkin tidak
terlihat. Crosstab dapat memberikan data yang lebih detail yang dapat berguna untuk
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai