KELAS: A
NAMA/NIM:
NUR PRANGAWAYU / 122180017
IPMS adalah sistem baru pengukuran kinerja yang dikembangkan di centre for
strategic manufacturing, university of strathclyqe, glasow (bititci et al, 1997; Suwigyo
et al, 1998). Model ini menggambarkan struktur dan komponen dari sistem pengukuran
kinerja yang terintegtrasi dan disusun berdasarkan hasil kerja masa lalu dan sekarang
serta berdasarkan pada praktek industri terbaik. IPMS sebagai suatu model dapat
digunakan sebagai acuan sistem pengukuran kinerja yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Menyusun seluruh tugas dan aktivitas dalam organisasi sesuai tujuan krisis level
atas
Memberikan kendali bisnis pada semua bagian didalamnya searah dengan
strategi bisnis yang dimiliki
Memberikan program perbaikan searah dengan strategi bisnisnya
Memaksimalkan efek usaha perbaikan
a). Struktur IPMS
Model IPMS membagi level bisnis suatu perusahaan ke dalam 4 level, yaitu
business (corporate), business unit, business process dan activity. Proses unit bisnis
terdiri dari sejumlah proses bisnis. Proses dapat dikelompokkan menjadi:
Proses Inti, merupakan proses bisnis yang menunjukkan alasan dasar tentang
keberadaan organisasi
Proses Pendukung, sebagai tambahan pada proses bisnis inti dimana terdapat
sejumlah proses lain yang mendukung proses bisnis inti
b). Element Tiap Level
Stakeholder Requirement, untuk mengetahui siapa saja stakeholder atau pihak-
pihak yang berkepentingan pada bisnis dan selanjutnya mengidentifikasi
permintaan mereka
External Monitor, memonitor posisinya terhadap pesaing dan kinerja kelas
dunia untuk mengetahui perkembangan kebutuhan dan bisnis
Objective, didasarkan pada keterlibatan dan kekritisan perkembangan kebutuhan
bersama dengan target dan skala waktu yang tepat
Measure, harus memiliki ukuran kinerja yang benar-benar menunjukkan tingkat
kinerja bisnis yang dicapai dan dapat menunjukkan seberapa hasil pencapaian
tujuan pada tiap level ukuran kinerja untuk masing-masing bisnis berbeda, serta
diperlukan ketelitian dan pemahaman yang baik agar diperoleh ukuran kinerja
yang benar. Ukuran kinerja dibedakan menjadi 2, yaitu:
o Direct Measures, ukuran kinerja yang langsung dapat digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan dari suatu tujuan.
o Pseudo Measures, ukuran kinerja pendukung yang tidak langsung dapat
digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan suatu tujuan.
c). Tahapan IPMS
Mengidentifikasi dan membuat daftar stakeholder bisnis dan requirement dari
masing-masing stakeholder
Membandingkan kemampuan bisnis dalam memenuhi requrement stakeholder
dengan bisnis lain yang sejenis dalam memenuhi requirement dari
stakeholdernya
Menetapkan objek bisnis
Mendefinisikan measures yang digunakan untuk mengukur pencapaian objective
Check apakah ada measures yang konflik, validasi
Spesifikasikan masing-masing measures
d). Karakteristik IPMS
Framework, langkah-langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi indikator-
indikator kinerja yang diperlukan
Strating point, level tertinggi sebagai unit dasr menentukan indikator-indikator
kinerja yang diperlukan
Control/improvement, ukuran yang digunakan sebagai indikator pengendalian,
indikator perbaikan atau keduanya
Prioritisation, menentukan bobot tiap indikator kinerja
Relate to strategy/objective, model secara langsung menunjukan hubungan
indikator kinerja dengan strategi/tujuan
Deployment, proses menterjemahkan indikator level yang labeh tingi ke level
dibawahnya
Levels of organisation, mengidentifikasi perbedaan level dalam organisasi
Started specific objective, tujuan spesifik dari model
Review, model memberikan aturan bahwa indikator harus direview secara
periodik
External monitor, modek dibuat dengan melakukan external monitor
Timely feed back, model memberikan timely feed back
Integration, model menghasilkan indikator yang terintegrasi dan coherent
Interaction, model dapat berinteraksi antara faktor yang mempengaruhi kinerja
Performance Prism
1. Definisi
Menurut Rampersad (2005:10) Total Performance Scorecard (TPS) meliputi
penggabungan dan pengembangan konsep Balanced Scorecard, TQM dan Competence
Management. Total Performance Scorecard (TPS) didefinisikan sebagai proses
sistematis, pengembangan, dan pembelajaran yang bersifat berkesinambungan,
bertahap, dan rutin, yang terpusat kepada perbaikan kinerja pribadi dan organisasi
secara berkelanjutan. Perbaikan, pembelajaran, dan pengembangan merupakan tiga
kekuatan mendasar dalam konsep manajemen terpadu. TPS mencakup seluruh kesatuan
misi dan visi organisasi, peran kunci, nilai inti, faktor penentu keberhasilan, tujuan,
tolok ukur kinerja, target, serta tindakan perbaikan, dan juga proses hasil perbaikan,
pengembangan, dan pemelajaran yang bersinambung. Konsep terpadu dari Scorecard
(TPS) menurut Rampersad (2005:10) terdiri atas 5 unsur:
The Personal Balanced Scorecard (PBSC) mencakup misi, visi, peran kunci dan
tujuan. Pengelolaan diri dan pelatihan diri merupakan inti PBSC dan terfokus
kepada manajer sekaligus karyawan di dalam keseluruhan organisasi.
The Organizational Balanced Scorecard (OBSC). Disini misi, visi dan peran kunci
pribadi disebut ambisi organisasi.
Total Quality Management (TQM). Adalah cara hidup disiplin didalam keseluruhan
organisasi dimana perbaikan bersinambung sangat penting.
Competence Management (CM). Meliputi proses pengembangan bersinambung
dari potensi manusia di dalam organisasi.
Kolb’s Learning Cycle ( Siklus belajar Kolb). Proses pemelajaran nalurian, belajar
melalui pengalaman.
Enam Prinsip TPS menurut Rampersad (2005:19) :
a. Fokus pada kepuasan pelangggan.
b. Tujuan Pribadi dan Organisasi yang Konsisten.
c. Hasrat dan Kenikmatan.
d. Etika dan Prilaku Berdasarkan Fakta.
e. Orientasi Proses.
f. Fokus pada Perbaikan, Perkembangan, dan Pemelajaran Tahan Lama
TPS didefinisikan sebagai proses sistematis perbaikan, dan rutin, yang terpusat
kepada perbaikan, pengembangan dan pembelajaran yang bersifat bersinambung,
bertahap dan rutin, yang terpusat pada perbaikan kinerja pribadi dan organisasi secara
berkelanjutan. TPS = PROSES BERSINAMBUNG [(PERBAIKAN) +
(PENGEMBANGAN) + (PEMBELAJARAN)]. TPS mencakup seluruh kesatuan misi
dan visi organisasi, peran kunci, nilai inti, faktor penentu keberhasilan, tujuan, tolak
ukur kinerja, target, serta tindakan perbaikan, dan juga proses hasil perbaikan,
pengembangan, dan pembelajaran yang bersinambung. Konsep TPS berawal dengan
mempelajari dan merumuskan ambisi pribadi owner, kemudian menyeimbangkannya
dengan perilaku pribadi dan ambisi bersama organisasi.
2. Karakteristik
Terdapat 2 karakteristik Total Performance Scorecard (TPS) adalah:
TPS mengacu kepada pengembangan pribadi maksimal dari seluruh rekan kerja
dalam perusahaan dan penggunaan optimal kemampuan mereka untuk mewujudkan
kinerja organisasi.
Konsep TPS berawal dengan mempelajari dan merumuskan ambisi pribadi tiap
karyawan, kemudian menyeimbangkannya dengan perilaku pribadi dan ambisi
peribadi.
3. Kelebihan & kelemahan
Berikut kelebihan TPS:
Metode TPS mempertimbangkan pentingnya merumuskan ambisi perorangan dan
menyeimbangkannya dengan perilaku pribadi serta ambisi organisasi untuk
mencapai pengembangan organisasi dan strategi yang permanen.
Metode TPS tidak hanya mengulas tentang perencanaan strategi saja tetapi juga
tentang bagaimana pelaksanaan strategi tersebut dan bagaimana memperbaiki,
mengembangkan dan mempelajari untuk mencapai kinerja organisasi
yangberkelanjutan.
Mencakup misi dan visi personal maupun organisasi, peran kunci, nilai inti, faktor
penentu keberhasilan, tujuan, tolak ukur kinerja, target, serta tindakan perbaikan,
dan juga proses hasil perbaikan, pengembangan, dan pembelajaran yang
bersinambung
Berikut kelemahan TPS:
Tahap 1 yaitu merumuskan, diawali dengan perumusan PBSC dilanjutkan
perumusan OBSC tidak sesuai untuk prusahaan yang baru berdiri dan perusahaan
yang mengubah strategi bisnisnya. Dengan kata lain, metode TPS ini hanya berlaku
untuk perbaikan, pengembangan dan pembelajaran kinerja perusahaan yang
memiliki kemampuan karyawan sama dengan strategi bisnis perusahaan atau
perusahaan yang telah berinvestasi dalam jumlah besar pada sumber daya manusia.
Perspektif yang merupakan kategori hasil usaha terpenting dalam OBSC hanya
terdiri dari empat perspektif (keuangan, pelanggan, proses internal, dan
pengetahuan dan pembelajaran).
Organizational Balance Scorecard (OBSC) diambil dari Balance
Scorecardmenurut (Mc. Adam dan O’neill, 1999) bahwa BSC tidak
mengindikasikan bagaimana pelanggan dan pasar baru dapat mengidentifikasikan.
Pada tahap 2 dari metode TPS yaitu mengomunikasikan dan menghubungkan, tidak
menjelaskan kategori-kategori penting dan hal-hal yang perlu diukur di dalam
menghubungkan korporasi dan level-level dibawahnya.
4. Tahapan
Ada tahapan Total Prformance Scorecard terdiri dari 5 tahap yaitu:
a. Tahap merumuskan yaitu meliputi Personal Balance Scorecard (PBSC) dan
Organizational Balance Scorecard (OBSC).
Tahap merumuskan diambil dari BSC yang dibagi menjadi Personal Balance
Scorecard dan Organizational Balance Scorecard.
Pengembangan
Pengembangan metode Total Performance Scorecard merupakan metode Total
Performance Scorecard yang telah diperbaiki kelemahannya. Pada pengembangan
ini, juga melibatkan beberapa metode lain yaitu Performance Scorecard (PSC).
Hubungan Perfomance Scorecard Management Cycle (PSC) dan Total Perfomance
Scorecard (TPS).
Hubungan Perfomance Scorecard Management Cycle (PSC) dan Total
Perfomance Scorecard (TPS)
Menurut (Chang dan morgan, 2000), PSC mendefinisikan jumlah dan
memberikan nama kategori-kategori hasil (Perspective) disesuaikan dengan
Strategi-strategi organisasi pada masa sekarang dan yang akan datang.
Sedangkan OBSC hanya menggunakan 4 perspective (keuangan, pelanggan,
bisnis internal, pengetahuan dan pembelajaran) yang diambil dari Balance
Scorecard.
Performance Scorecard dihubungkan secara vertical dan horizontal kepada
Scorecard lain dalam organisasi. Dengan harapan agar setiap organisasi
mengetahui kategori-kategori penting dan hal-hal yang diukur.
Perfomance Scorecard Management Cycle (PSC)
Metode Performance Scorecard Management Cycle (PSC) diperkenalkan
pertama kali oleh Richard Y. Chang dan Mark W. Morgn, PSC membantu
perusahaan utuk berfokus kepada ukuran-ukuran yang menjadi masalah atau
perhatian perusahaan kepda pelanggan, tenaga kerja dan Stakeholder serta
mengimplementasikan ukuran-ukuran yang benar pada tempat serta waktu
yangtepat. (Chang dan Morgan, 2000).
Organizational Balance Scorecard (OBSC)
Organizational Balance Scorecard (OBSC) merupakan instrument manajemen
dari atas kebawah yang digunakan untuk membuat terlaksanannya visi strategi
organisasi di semua tingkat organisasi OBSC adalah pendekatan partisipatif yang
memberikan kerangka untuk pengembangan sistematis visi organisasi (Rampersad,
2006). Perumusan Organizational Balance Scorecard terdiri dari 9 bagian yaitu:
a. Misi organisasi
b. Visi organisasi
c. Proses pengembangan-visi
d. Nilai inti (Core Value)
e. Menghubungkan ambisi bersama dengan etika
f. Menyeimbangkan ambisi pribadi dan ambisi bersama
g. Mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan organisasi
h. Menetapkan tolak ukur kinerja dan target organisasi
i. Tindakan perbaikan organisasi
j. Prioritas tindakan perbaikan organisasi
Menyeimbangkan Ambisi Pribadi Dengan Ambisi Bersama
Proses penyeimbangan ini berkaitan dengan upaya mencapai tingkat
kesesuaian tinggi antara tujuan pribadi dan organisasi serta peningkatan
nilai. Beberapa pertanyaan penting didalam menyesuaikan ambisi pribadi
dengan ambisi organisasi akan dijabarkan pada metodologi penelitian.
Keselarasan ambisi pribadi dengan ambisi organisasi juga harus terjadi di
semua tingkat organisasi karena itu, perlu diketahui kebutuhaan batin
khusus mana yang mendasari perilaku karyawan dan apa motivasi mereka
untuk tetap menjadi karyawan perusahaan atau berhenti (Rampershad
2006).
Personal Balance Scorecard (PBSC)
PBSC adalah sebuah catatan pribadi tentang diri sendiri yang ditujukan untuk
mengilhami didalam bertindak dan mengacu keterlibatan batin anda. Fungsi dari
PBSC adalah sebagai sarana perbaikan pribadi dan pelatihan diri perorangan, yang
terfokus kepada kehidupan, kesejahteraan dan perilaku pribadi mereka dalam
masyarakat (juga dirumah dan sebagainnya). Perumusan PBSC ialah sebagai
berikut.
a. Misi pribadi, perumusannya berdasarkan pencarian jati diri pribadi (pengetahuan
pribadi). Pernyataan misi pribadi mencakup filosofi hidup dan tujuan hidup
keseluruhaan individu.
b. Visi pribadi, menggambarkan dimana pribadi ingin pergi. Perumusan misi dan
visi pribadi bertujuan untuk memperbaiki kemampuan belajar individu sehingga
dapat memperbaiki perilaku individu.
c. Peran kunci pribadi, berhubungan dengan cara mengisi berbagai peran dalam
hidup untuk mewujudkan misi dan visi pribadi.
d. Faktor penentu keberhasilan, diambil dari misi, visi dan peran kunci pribadi.
Pada penelitian ini, faktor penentu keberhsilan tidak hanya dihubungkan dengan
keempat perspective BSC: (keuangan, eksternal, internal, dan pengetahuan serta
pembelajaran).
e. Objektif pribadi, menggambarkan hasil pribadi yang ingin dicapai dalam rangka
mewujudkan visi dan misi pribadi. Objektif pribadi merupakan hasil penilaian
terhadap kelebihan dan kelemahaan diri, yang diambil dari faktor penentu
keberhasilan.
f. Tolak ukur kinerja pribadi adalah alat ukur yang akan membantu meniali fungsi
diri sendiri dalam kaitannya dengan faktor penentu kebehasilan dan tujuan
pribadi. Tolak ukur kinerja pribadi membuat visi dan tujuan pribadi terukur.
g. Target pribadi adalah tujuan kuantitatif tolak ukur kinerja pribadi. Target pribadi
merupakan nilai yang harus diupayakan penmencapainya kemudian dinilai
melalui tolak ukur kinerja pribadi. Tolak ukur dan target kinerja harus
memenuhi criteria SMART.
h. Tindakan perbaikan pribadi adalah strategi yang digunakan untuk mewujudkan
misi, visi, tujuan pribadi. Tindakan itu digunakan untuk memperbaiki kompetisi,
kemampuan, dan perilaku pribadi, dengan demikian juga memperbaiki kinerja
pribadi.
i. Prioritas tindakan perbaikan pribadi. Perbaikan tertinggi diberikan pada
tindakan-tindakan perbaikan yangmemberikan sumbangan terbesar kepada
faktor penentu keberhasilan terpenting.
b. Tahap komunikasi dan menghubungkan
Tahapan ini terfokus pada cara mengkomunikasikan isi Organizational Balance
Scorecard (OBSC) semua orang terlibat di dalamnya dan cara menghubungkan
Scorecard koprasi dengan Scorecard unit bisnis dan tim serta rencana kinerja masing-
masing karyawan.
Mengkomunikasikan OBSC
Mengkomunikasikan rumusan OBSC kepada semua pihak yang berkepentingan
secara jelas dan menarik sangat diperlukan untuk menciptakan keyakinan
organisasi dan membankitkan komitmen seluruh anggota organisasi. Hal ini
hanyan dapat dicapai apabila semua pihak yang brkepentingan memahami
OBSC dan mengetahui periluka apa yang diperlukan untuk mewujudkan visi
organisasi.
OBSC harus dikomunikasikan baik secara internal maupun eksternal. Proses ini
harus koheren, selalu informatif, dan ditangani secara sistemantis serta
terstruktur. Semua tujuan komunikasi, pesan inti, dan mediu untuk setiap pihak
yang berkepentingan harus didefinisikan secara jelas sebelumnya.
Menghubungkan OBSC
Untuk menerapkan visi strategi, perusahaan perlu menghubungkan Scorecard
korporasi dengan Scorecard unit bisnis dan tim, juga rencana kinerja perorangan
masing-masing karyawan. Kerangka kinerja scorecard yang telah terhubung yang
terdiri atas 4 tingkat berikut:
Strategis: Rumusan PBSC tim manajemen puncak (termasuk CEO pimpinan
perusahaan) danscorecard perusahaan.
Taktis: rumusan PBSC manajemen menengah danscorecard unit bisnis sesuai
dengan Scorecard perusahaan.
Oprasional: rumusan PBSC ketua tim danscorecard tim sesuai dengan scorecard
unit bisnis masing-masing.
Individual: rumusan PBSC anggota tim dan tujuan berorientasi pekerjaan, tolak
ukur kinerja, dan target karyawan perorangan sesuai dengan scorecard tim
masing-masing.
Membangun Metode Perfomance Scorecard (PSC)
Proses membangun PSC melalui 6 tahap tetapi pada penelitian ini tahap keenam
(confirm) tidak disertakan. Adapun kelima tahap membangun PSC sebagai berikut :
1. Tahap Collect (mengumpulkan)
2. Tahap Create (Menciptakan)
3. Tahap Cultivate (Memperkuat)
4. Tahap Cascade (menurunkan atau menerapkan)
5. Tahap Connect ( Menghubungkan)
c. Tahap Perbaikan
Tahap ini menitikberatkan pelaksanaan sistematis semua rumusan tindakan
perbaikan organisasi dan perilaku perorangan kedua tindakan ini merupakan tahap
terpenting didasarkan pada proses pembelajaran PDCA. Pembelajaran PDCA adalah
cara memperbaiki kesalahan, meningkatkan yang sudah ada, dan melakukan sesuatu
yang benar pada upaya pertama. Tahapan ini dilakukan dengan memperbaiki siklus
proses perbaikan masalah yaitu:
1. Tahap seleksi dan definisi proses yaitu proses perbaikan continue ditentukan
a. pada pemilihan proses yang perlu diperbaiki dan pendefinisian proses yang
b. dipilih.
c. 2. Tahap evaluasi dan pembakuan proses yaitu proses yang dipilih
digambarkandan diuraikan secara terperinci, dan dibuktikan apakah proses telah
dimengrti.
d. 3.Tahap perbaikan proses yaitu proses yang terpilih diperbaiki secara
berkesinambungan, dievaluasi menurut siklus PDCA (merencanakan,
mengumpulkan, memeriksa , dan bertindak).
e. Tahap perbaikan pribadi yaitu sebuah proses belajar bersiklus, yaitu setelah
pelaksanaan perbaikan, individu memilih tindakan perbaikan baru (berdasarkan
prioritas) dari PBSCnya dan mulai menjalani prosesnya. (Rampershad,2006).
d. Tahap Pengembangan
Siklus pengembangan ditekankan pada pengembangan kompetensi berorientasi
pekerjaan karyawan dan manajer perorangan untuk meningkatkan mutu kinerja dan
kemampuannyauntuk menghasilkan kinerja organisasi secara maksimal. Sebelumnya
perusahaan telah mempersiapkan aktivitas dan kebijakan-kebijakan SDM organisasi.