PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkansetiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta nomor 278
tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan. Suku Dinas
karena itu, Kepala Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Institut Sains dan
Tekologi Nasional melakukan kerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota
TINJAUAN PUSTAKA
Bidang Sumber Daya Kesehatan merupakan unit kerja lini Suku Dinas
daya kesehatan. Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Suku Dinas Kesehatan, bidang sumber
1. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Suku
kesehatan
kesehatan
PIRT
17. Mengelola obat program, vaksin dan makanan tambahan program gizi
dan reagensia
dan PIRT
Program Farmasi Makanan Makanan dan Minuman dalam bidang sumber daya
kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Kota Madya yang berada di Provinsi DKI
berikut :
1. Menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Bidang
minuman.
rumah tangga;
malaria, HIV AIDS, diare, kusta, kesehatan ibu dan anak, vitamin A dan
SKPD/UKPD dan
dan minuman;
provinsi;
11. Melaksanakan pengelolaan logistik obat dan perbekalan kesehatan buffer
Jakarta.
adalah:
Salah satu tugas dari bidang sumber daya kesehatan adalah melakukan
farmasi, makanan dan minuman. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 233 Tahun
2014, kegiatan Binwasdal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan yang
didasari atas laporan dari masyarakat, kunjungan rutin dan rekomendasi dari Balai
Besar POM.
Pembinaan merupakan kegiatan untuk menyiapkan, mengembangkan
pengawasan berupa suatu laporan yang meliputi supervisi, audit mutu serta
monitoring dan evaluasi program, dan pengendalian adalah bagian dari kegiatan
DKI Jakarta. Tujuan khusus dari kegiatan Binwasdal yaitu tersedianya pedoman
DKI Jakarta (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2005). Batas kewenangan
teknis untuk izin yang diterbitkan oleh Sudinkes, pencabutan dan pembekuan izin
untuk izin yang ditertibkan oleh Sudinkes. Metode – metode dalam pelaksanaan
2. Observasi ke lapangan
berdasarkan:
(SPP-IRT)
3. Penindak lanjutan atas pelaporan atau keluhan dari masyarakat atas sarana
Minuman idealnya dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan
secara acak atau berdasarkan riwayat dari sarana tersebut bila sebelumnya pernah
berlaku.
Oleh sebab itu, bila pengelola atau pemilik sarana kesehatan tersebut tidak
menjalankan seperti apa yang telah ditentukan dalam peraturan, maka akan
diberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggran yang dilakukan. Sanksi yang
dalam mengelola saran kesehatan farmasi, makanan dan minuman dapat dibagi
atasnya (supra system) dan ke unit yang dibina sebagai umpan balik. Hasil
harus mencatat hasil kegiatan dan membuat rekapitulasi sebagai dasar untuk
sarana Farmakmin terdiri dari Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit Klinik,
Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM), Toko Obat, Usaha Mikro Obat Tradisional
(UMOT), Cabang Penyalur Alat Kesehatan (CPAK) dan Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT).
1. Apotek
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan informasi obat.
(2) Pelaku Usaha perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
apoteker.
a. STRA;
c. denah bangunan;
dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set komputer. Ruang
penerimaan Resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat,
lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label
obat,ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup,
4. Ruang Konseling
Ruang Konseling sekurang – kurangnya memiliki satu set meja dan kursi
konseling, lemari buku, buku – buku referensi, leaflet, poster, alat bantu
5. Ruang penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
petugas. Ruang penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/ lemari Obat, pallet,
6. Ruang Arsip
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
(1) Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu oleh
undangan.
adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan
kefarmasian yang memilki surat tanda registrasi, surat izin praktek atau surat izin
a. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
atau mandiri.
4. Toko Obat
izin untuk menyimpan obat – obat bebas dan obat – obat bebas terbatas untuk
menjual secara eceran. Pendirian toko obat harus memiliki izin usaha melalui
memperoleh izin usaha toko obat diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1331/ MENKES/ SK/ X/ 2002 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 167/ Kab/ B. VII/ 72 tentang Pedagang Eceran
Obat.
Pedagang eceran obat dipimpin oleh seorang asisten apoteker sebagai
menjual obat bebas dan obat bebas terbatas dalam kemasan pabrik dan
menjualnya secara eceran, dilarang menerima dan melayani resep dokter, dilarang
membuat atau mengemas obat kembali, dan menyimpan obat bebas terbatas di
lemari khusus.
etalase), papan nama yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Persyaratan lain
yang harus dipenuhi pedagang eceran obat untuk mendirikan toko obat, antara
lain:
4. Fotocopy ijazah, surat penugasan, dan surat izin kerja asisten apoteker
jawab teknis.
membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan,
1. Surat permohonan
2. Fotokopi akta pendirian badan usaha perorangan yang sah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
komisaris/badan pengawas
di bidang farmasi.
perseorangan
perseorangan
Cabang penyalur alat kesehatan adalah unit usaha dari penyalur alat
penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai dengan
pendidikan paling rendah asisten apoteker atau tenaga lain yang sederajat
sesuai bidangnya.
yang memadai untuk kantor administrasi dan gudang dengan status milik
5. Melaksanakan CDAKB
sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga adalah perusahaan pangan yang
memiliki tempat usaha satu tempat tinggal dengan peralatan pengolahan manual
hingga semi otomatis yang kemudian untuk keperluan operasional disebut Industri
Rumah Tangga Pangan (IRTP), P-IRT adalah pangan olahan hasil produksi
industri rumah tangga yang yang diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel
keamanan maka ditetapkan cara produksi pangan yang baik untuk industri rumah
tangga (CPPB/IRTP)
lingkungan produksi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi, suplai air dan
sarana penyedia air fasilitas dan kegiatan sanitasi higienis, kesehatan dan higieni
pencatatan dan dokumentasi, serta pelatihan karyawan. Jika kondisi saran IRT
dengan kriteria yang ditetapkan CPPB-IRT yakni minor,mayor, srius dan kritis.
Tugas khusus dibuat selama Praktek Kerja Profesi Apoteker di suku Dinas
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur Seksi Sumber Daya Kesehatan Pada
B. Metode Pelaksanaan
Data yang dianalisis diperoleh dari berkas langsung Suku Dinas Kesehatan
Kota Administrasi Jakarta Timur Subseksi Farmasi, Makanan dan Minuman yang
berasal dari hasil kunjungan ke lapangan dan observasi ke lapangan dalam hal
C. Pengolahan Data
Data Binwasdal yang sudah diperoleh, dikumpulkan dan rekapuitasi dalam
tabel yang berisi tanggal pelaksana, nama petugas penanggung jawab, alamat,
hasil – hasil temuan, dan rekomendasi atau pembinaan oleh Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Timur.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
pokok serta fungsi Seksi Sumber daya Kesehatan khusunya program farmasi
makanan dan minuman. Tugas pokok farmasi, makanan dan minuman adalah
Makanan dan Minuman antara lain apotek, toko obat, P-IRT, Cabang Penyalur
Alat Kesehatan, Industri Kecil , Obat Tradisional, usaha Mikro Obat Tradisional,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas, Binwasdal dalam tindak lanjut
temuan Balai Besar Pengelolaan Obat dan Makanan, Binwasdal rutin yang
2019 yang dilakukan oleh Program Farmasi Seksi Sumber Daya Kesehatan di
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur 2019 dapat dilihat dari
Tabel 4.1 Sarana kegiatan Binwasdal Periode Bulan Januari – Oktober 2019.
an
1 Apotek 7 27 23 57
2 Toko Obat 29 29
3 Puskemas 1 19 20
4 P-IRT 2 7 23 32
/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
Kelengkapan Surat Izin Apotek (SIA), keberadaan tenaga kefarmasian mulai dari
kesehatan (TTK), pencatatan mutasi obat kadaluarsa, stok buku penerima, laporan
suhu kulkas, catatan pemusnahan lembar resep, ada tidaknya buku standar
(Farmakope Indonesia, ISO,MIMS,FORNAS, Peraturan Perundang-undangan),
lemari es, terdapat termometer dilemari es, timbangan telah ditera (rutin satu
ruang tunggu pasien,papan nama apotek dalam ruang tunggu, tempat sampah
Kegiatan Binwasdal Tindak Lanjut Balai POM pada sarana apotek yang
berada di suku dinas kesehatan Jakarta Timur berdasarkan hasil temuan yang
dilakukan Balai Pom Memberi Sanksi terhadap apotek ada yang berupa
psikotropika generic dalam lemari tidak terkunci, terdapat selisih antara kartu
stock dengan fisik barang, obat keras dijual tanpa resep dokter, faktur pemesanan
obat dilakukan oleh TTK, tidak ada Kartu Stok untuk pencatatan obat narkotika
dilakukan monitoring suhu dan laporan narkotika dan psikotropika dilaporkan via
sipnap tetapi tidak diarsipkan. Selain itu sanksi “Peringatan Keras” diberikan
kepada sarana apotek yang melakukan pelanggan Mayor dan Minor. Pelanggaran
Mayor yang di temukan antara lain Lemari Psikotropik tidak menjamin keamanan
penyaluran obat psikotropika ke saran lain dan bentuk Pelanggaran Minor seperti;
Surat Pesanan dan faktur diarsipkan menjadi satu, resep narkotika psikotropik
diarsipkan dengan obat yang lain dan arsip laporan bulanan psikotropik mengenai
pada dasarnya hampir sama dengan apotek. Binwasdal ini merupakan kegiatan
yang rutin dilakukan dan sudah terjadwalkan tiap bulannya. Dasar pelaksanaan
besar yaitu belum terlaksananya kegiatan pelayanan farmasi klinik dengan optimal
seperti PIO dan Konseling, timbangan belum tersedia, penyimpanan alkes tidak
SOP nya sudah ada, belum tersedianya lampu emergency dan tidak ada ruangan
keamanan obat (PAK), surat izin P-IRT, catatan produksi, tanggal kadaluarsa
pada produk, nomor bets produksi, ruang produksi, kelengkapan ruang produksi,
tempat, penyimpanan, tata cara penyimpanan, lokasi dan bangunan produksi, tata
ada.
obat harus memenuhi persyaratan antara lain SIKTTK Asisten Apoteker (AA)
kadaluarsa, kartu stok obat, pembelian harus PBF resmi, catatan pemusnahan
obat, terdapat lemari atau penyimpanan obat, penyusunan obat sesuai alfabet,
tidak boleh ada obat keras, injeksi, dan obat narkotik psikotropik, pemilik
bangunan serta berada dilingkungan pasar atau tidak. Untuk Binwasdal yang
dilakukan di toko obat ditemukan beberapa temuan antara lain Tenaga Teknis
Kefarmasian tidak standby, kartu stok obat belum ada, pembelian obat masih
melalui atau antar toko obat dipasar, pencatatan mutasi barang dan pencatatan
mutasi obat kadaluarsa belum tersedia dan belum dilakukannya penyusunan obat
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur sudah tidak lagi
mengurus perizinan secara langsung, baik untuk Apotek, Toko Obat, PIRT, dan
yang ada dan diberikan waktu untuk memperbaiki temuan tersebut kemudian
A. Kesimpulan
8 P-IRT .
kepada 7 sarana apotek yang ada di jakarta timur yaitu Apotek Mitra
Medika.
B. Saran
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, Adapun Saran yang dapat diberikan:
Perlu menambah fasilitas sarana seperti Komputer dan jaringan penunjang lain
dan Minuman.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA