WARTA FARMASI
https://poltek-binahusada.e-journal.id/wartafarmasi
Volume 8 | Nomor 2 | Oktober | 2019
ISSN: 2089-712X
The Level Of Adherence To Taking Medication For Hypertensive Patients In The Public
Hospital In Kendari City
ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat
dikontrol dan membutuhkan pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup,
ketidakpatuhan terhadap terapi hipertensi merupakan faktor yang menghambat pengontrolan
tekanan darah pasien sehingga membutuhkan intervensi untuk meningkatkan kepatuhan
terapi. Kepatuhan dalam pengobatan dapat diartikan sebagai perilaku pasien mentaati semua
nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh tenaga medis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis tingkat kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan sampel
menggunakan teknik consecutive sampling, dimana semua populasi yang datang dan
memenuhi kriteria inklusi dimasukkan sebagai sampel dalam penelitian. Pengumpulan data
dilakukan dengan pengisian lembar kuesioner Medication Taking Scale (MTS). Penelitian
dilakukan pada periode Juni–Juli 2019. Analisis data menggunakan SPSS 20. Hasil analisis
penelitian menunjukkan bahwa dari 43 pasien tingkat tingkat Kepatuhan minum obat pasien
hipertensi dengan kategori “tinggi” lebih banyak dibandingkan dengan tingkat kepatuhan
dengan kategori “sedang” dan kategori “rendah”. Kepatuhan dengan kategori “tinggi” sebesar
44,2%, kategori “sedang” sebesar 37,2% dan kategori “rendah” sebesar 18,6%.
ABSTRACT
Hypertension is one of the chronic diseases that can not be cured, but can only be in control
for a long time even a lifetime, noncompliance to the treatment of hypertension is a factor that
inhibits control blood pressure patients that needs to increase adherence to therapy.
Naskah diterima : 05 September 2019, diterima untuk diterbitkan 20 September 2019, diterbitkan 10 Oktober 2019 63
Warta Farmasi Vol. 8(2), 2019
Analisis Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Minum Obat Di RSUD Kota Kendari
Yulianti Fauziah, dkk, 2019, Hal. 63 – 70
Compliance in treatment can be interpreted as the patients behavior to obey all the advice
and instructions recommended by medical personnel. The purpose of this research was to
analyze the level of adherence to taking medication for hypertensive patients in The Public
Hospital in Kendari City.This research used an observational method with sampling was
using consecutive sampling technique, where all populations came and fulfilling the inclusion
criteria were included as samples in the study. Data collection was carried out by filling out a
questionnaire of compliance Medication Taking Scale (MTS). The research was carried out in
the period of June-July 2019. The results of the questionnaires obtained were then collected
and processed data using SPSS 20. The results of research analysis showed that from 43
people's the level of adherence to taking medication with the category "high " is more than
the level of adherence with the category "medium" and the level of adherence with the
category level "low". category "high" of 44,2% category "medium" of 37,2% and the category
"low" by 18,6%.
Naskah diterima : 05 September 2019, diterima untuk diterbitkan 20 September 2019, diterbitkan 10 Oktober 2019 65
Warta Farmasi Vol. 8(2), 2019
Analisis Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Minum Obat Di RSUD Kota Kendari
Yulianti Fauziah, dkk, 2019, Hal. 63 – 70
sebanyak 9 orang (20,9%). Banyaknya sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
jumlah perempuan dipengaruhi oleh kondisi Ariyani dan Lestari (2018) dimana pasien
hormonal perempuan yang lebih kompleks ˂45 tahun lebih sedikit yaitu sebanyak 4
dibanding laki-laki. Faktor hormonal inilah orang (13,33%) sedangkan pasien dengan
yang menyebabkan peningkatan lemak dalam umur >45 tahun berjumlah 26 responden
tubuh atau obesitas yang juga dapat (86,67%).
menyebabkan hipertensi (Agrina, 2011). Berdasarkan lama pengobatan
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitaian diketahui bahwa dari 43 responden, jumlah
yang dilakukan oleh Ayucheria, dkk (2018) tertinggi berada pada kurun waktu ≤2 tahun
yang menyatakan bahwa jumlah perempuan sebanyak 18 responden (58,1%) sedangkan
legih banyak menderita hipertensi dibanding responden dengan riwayat hipertensi
dengan laki-laki. terendah berada dalam kurun waktu ≥2 tahun
Tabel 1 menunjukkan dari 43 sebanyak 25 responden (41,9%). Hasil ini
responden, tidak terdapat responden pada sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
umur 18-32 tahun, sebanyak 9 responden Pramana (2019) dimana pasien dengan lama
(20,9%) yang berada pada rentang umur 33- pengobatan ≥2 tahun lebih banyak dibanding
46 tahun dan sebanyak 34 responden (79,1%) dengan pasien dengan lama pengobatan ≤2
yang berada pada rentang umur 47-60 tahun. tahun.
Tidak adanya responden pada kelompok Tabel 1. juga menunjukkan bahwa
umur 18-32 tahun disebabkan karena pada berdasarkan pekerjaan dari 43 responden
kelompok umur tersebut masih dalam usia jumlah terbanyak berprofesi sebagai Ibu
produktif dimana fungsi organ relatif masih Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 25
baik. Adapun jumlah responden tertinggi orang (58,1%), yang berprofesi sebagai PNS
berada pada kelompok usia 47-60 tahun sebanyak 9 orang (20,9%), wiraswasta
(79%) dikarenakan pada usia tersebut daya sebanyak 8 orang (18,6%) dan jumlah
tahan dan fungsi organ tubuh mulai menurun terendah berporofesi sebagai sebanyak 1
(Ayucheria, dkk, 2018). Selain itu terjadi orang (2,3%). Hal tersebut disebabkan karena
perubahan struktur pada pembuluh darah IRT cenderung kurang melakukan aktivitas
besar, yang menyebabkan lumen dan dinding sehingga menyebabkan obesitas yang
pembuluh darah menjadi kaku sehingga disebabkan karena penumpukan lemak pada
mengakibatkan terjadinya peningkatan tubuh dan menyebabkan terjadinya
tekanan darah sistolik (Linda, 2017). Hal ini penyumbatan pada pembuluh darah dan
Naskah diterima : 05 September 2019, diterima untuk diterbitkan 20 September 2019, diterbitkan 10 Oktober 2019 66
Warta Farmasi Vol. 8(2), 2019
Analisis Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Minum Obat Di RSUD Kota Kendari
Yulianti Fauziah, dkk, 2019, Hal. 63 – 70
meningkatkan tekanan darah secara bertahap bagi pasien yang tidak patuh adalah karena
(Situmorang, 2015) . Hasil tersebut juga kurangnya motivasi yang disebabkan dari
sama dengan penelitian yang diperoleh fakta bahwa pasien hipertensi harus
Ariyani (2018) dimana jumlah responden mengkonsumsi obat dalam jangka waktu
tertinggi yang menderita hipertensi yang lama (Savoldelli V. K., dkk., 2012).
berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) Kepatuhan minum obat pasien
sebanyak 43,3%. berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan
1. Tingkat Kepatuhan Responden terapi (Gwadry-Sridhar, dkk, 2013; Puspita,
Tabel 2. Tingkat kepatuhan responden dkk, 2017), sehingga dibutuhkan kesadaran
pasien dalam menjalankan pengobatan untuk
Tingkat Kepatuhan Jumlah %
menunjang keberhasilan terapi dan dapat
Tinggi 19 44,2
mencegah terjadinya efek yang tidak
Sedang 8 18,6
Rendah 16 37,2 diinginkan. Penyakit hipertensi tidak dapat
Total 43 100 disembuhkan, akan tetapi dapat dilakukan
kepatuhan dengan persentase tertinggi yaitu dengan cara mengatur pola hidup dan patuh
berada pada kategori “Tinggi” sebanyak 19 dalam meminum obat sesuai dengan yang
responden (44,2%), persentase sedang berada dianjurkan sehingga tekanan darah tetap
pada kategori “Rendah” sebanyak 16 berada dalam kondisi normal dan tidak
sebanyak 8 responden (18,6%). Hal ini yang dilakukan oleh Savoldeli dkk (2012)
menunjukkan bahwa cukup banyak pasien menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
hipertensi yang telah patuh untuk meminum tingkat kepatuhan dengan tekanan darah
obat dapat disebabkan beberapa faktor. Analisis univariat ini digunakan untuk
karena responden sudah merasa membaik variabel baik variabel bebas maupun variabel
Lama Pengobatan
Naskah diterima : 05 September 2019, diterima untuk diterbitkan 20 September 2019, diterbitkan 10 Oktober 2019 68
Warta Farmasi Vol. 8(2), 2019
Analisis Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Minum Obat Di RSUD Kota Kendari
Yulianti Fauziah, dkk, 2019, Hal. 63 – 70
patuh dibandingkan dengan pasien hipertensi lebih banyak dibanding dengan kategori
yang menderita hipertensi ≥2 tahun, hal ini “sedang dan kategori “rendah”. Kepatuhan
disebabkan karena pasien yang semakin lama kategori “tinggi” sebesar 44,2%, kategori
menderita hipertensi akan merasa bosan “sedang” sebesar 37,2%, dan kategori
untuk berobat sehingga tingkat kepatuhannya “rendah” sebesar 18,6%.
pun menurun (Wahyudi, 2017). Hasil
tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan oleh Puspita (2016) yang Ariyani, H. Hartanto D. dan Lestari A. 2018.
Kepatuhan Pasien Hipertensi Setelah
menunjukan terdapat hubungan antara lama
Pemberian Pill Card di RS X
menderita hipertensi dengan kepatuhan Banjarmasin. Journal of Current
Pharmaceutical Science, 2 : 81-88.
dalam menjalani pengobatan hipertensi
Agrina, Rini S. S., dan Hairitama R. 2011,
dimana diperoleh nilai p value = 0,005 Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi
dalam Pemenuhan Diet Hipertensi,
(p<0,05).
Jurnal Keperawatan UNRI, 6 : 4653.
Berdasarkan data pada tabel 4. dapat Ayucheria, N. Khairah, S. N., Feteriyani, R.
diketahui bahwa responden yang memiliki 2018. Tingkat kepatuhan pasien
hipertensi dipuskesmas pekauman
tingkat kepatuhan tertinggi adalah Ibu
banjarmasin. Jurnal Insan Farmasi
Rumah Tangga (IRT) yaitu dari 25 Indonesia, 1 : 234-242.
responden terdapat 10 orang yang memiliki Ceral, J. dkk., 2011, Diffucult to Control
Arterial Hypertension or
tingkat kepatuhan “Tinggi”. Hal ini
Uncooperative Patients? The
disebabkan responden yang masih aktif Assesment of Serum Antihypertensive
bekerja melewatkan jadwal minum obat lebih Drugs Level to Differentiate Non-
Responsiveness from Non-Adherence
tinggi dibandingkan dengan responden yang
to Recommended Therapy.
sudah tidak aktif bekerja. Hal ini sesuai Hypertension Research, 34 : 87-90.
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Sultra, 2018, Profil
Weber, dkk, (2014) yang menyatakan bahwa Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun
2017, Kendari, Dinas Kesehatan
pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan Sulawesi Tenggara.
pasien hipertensi dalam meminum obat. Gwadry-Sridhar, F. H., Manias, E., Lal, L.,
KESIMPULAN Salas, M., Hughes, D. A., Ratzki-
Leewing, A., & Grubisic, M. dkk.,
Berdasarkan hasil analisis penelitian
2013, Impact of interventions on
dari 43 responden yang dilakukan di RSUD medication adherence and blood
Kota Kendari dapat disimpulkan bahwa pressure control in patients with
essential hypertension, A systematic
tingkat kepatuhan pasien hipertensi dalam
review by the ISPOR medication
meminum obat dengan kategori “tinggi” adherence and persistence special
Naskah diterima : 05 September 2019, diterima untuk diterbitkan 20 September 2019, diterbitkan 10 Oktober 2019 69
Warta Farmasi Vol. 8(2), 2019
Analisis Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Dalam Minum Obat Di RSUD Kota Kendari
Yulianti Fauziah, dkk, 2019, Hal. 63 – 70
interest group. Value in Health, 16 (5), Savoldelli V. K., dkk., 2012. Validation of a
863–871. French Version of the 8-Item Morisky
Katherine, T. M. dkk., 2016. Global Medication Adherence Scale in
Disparities of Hhypertension Hipertensive Adults. Jurnal of the
Prevalence and Control a Systematic American Society of Hypertension, Inc.
Analysis of Population-Based Studies
14: 429-434.
From 90 Countries. American Heart
Association, Original Research Article, Sharifirad G, Najimi A, Hassanzadeh A,
134 : 441-450. Azadbakht L. 2013, Does Nutritional
Linda, 2017, Faktor Resiko Terjadinya Education Improve The Risk Factors
Penyakit Hipertensi, Jurnal Kesehatan For Cardiovascular Diseases Among
Prima, 11: 150-157. Elderly Patients With Type 2 Diabetes?
Musdalipah, Tee, S. A. (2018). Analisis A Randomized Controlled Trial Based
Efektivitas Biaya Obat Alprazolam dan On An Educational Model, Jurnal
Diazepam Pada Pasien Depresi di Diabetes, 25 : 157‑62.
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Saepudin dkk, 2011, Kepatuhan Penggunaan
Tenggara. Jurnal IImiah Ibnu Sina, Obat pada Pasien Hipertensi di
3(2), 252–260. Retrieved from Puskesmas, Jurnal Farmasi Indonesia,
http://jiis.akfar- 6 : 246-253.
isfibjm.ac.id/index.php/JIIS/article/vie Wahyudi C. T., 2017, Pengaruh Demografi,
w/175 Psikososial dan Lama Menderita
Puspita, E., Oktaviarini, E., Dyah, Y., Santik, Hipertensi Primer Terhadap Kepatuhan
P., Ilmu, A., Masyarakat, K., Minum Obat Antihepertensi, Jurnal
Pengobatan, K. 2017, the Role of JKTF, 2 : 14-28
Family and Health Officers in Weber M. A., dkk., 2014. Clinical practice
Compliance Treatment of Hypertension guidlines for the management
Patients, Jurnal Kesehatan Masyarakat hypertension in the community a
Iindonesia, 12 : 25–32. statement by the american of
PERKI, 2015, Pedoman Tatalaksana hypertension and the international
Hipertensi pada Penyakit society of Hypertenstion. Journal of
Kardiovaskular, edisi 1., Perhimpunan Clinical Hypertension. 16:14-26.
Dokter Spesialis Kardiovaskular James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L.,
Indonesia, Jakarta. Cushman,W.C., Dennison-Himelfarb,
Pudiastuti, R. D. 2013, Penyakit-Penyakit C., Handler, J., Lackland, D.T.,
Mematikan, Nuha Medika, Yogyakarta. LeFevre, M.L., MacKenzie, T.D.,
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari, Ogedegbe, O., Smith Jr, S.C., Svetkey,
2019, Profil Rumah Sakit Umum L.P., Taler, S.J., Townsend, R.R.,
Daerah (RSUD) Kota Kendari. Wright Jr, J.T., Narva, A.S. dan Ortiz,
Situmorang, P. R. 2015, Faktor-faktor yang E., dkk., 2014, EvidenceBased
berhubungan dengan kejadian Guideline for the Management of High
hipertensi pada penderita rawat inap di Blood Pressure in Adults Report From
Rumah Sakit Umum Sari Mutiara the Panel Members Appointed to the
Medan Tahun 2014, Jurnal Ilmiah Eighth Joint National Committee (JNC
Keperawatan, 1 : 67-72. 8), JAMA, 311: 507-520.
Naskah diterima : 05 September 2019, diterima untuk diterbitkan 20 September 2019, diterbitkan 10 Oktober 2019 70
Warta Farmasi Vol. 8(2), 2019