“MEKANIKA TANAH”
Disusun Oleh :
TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU TEKNIK
PRABUMULIH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang sifatnya selalu
menimbulkan perubahan pada alam lingkungan sekitar. United Nations
Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-dampak
yang timbul dari kegiatan pertambangan antara lain: kerusakan habitat dan
biodiversity di sekitar lokasi pertambangan, limbah tambang dan pembuangan
tailing, buangan air limbah dan air asam tambang, pengelolaan bahan kimia,
keamanan, dan pemaparan bahan kimia ditempat, toksisitas logam berat dan
kesehatan masayarakat dan pemukiman di sekitar tambang.
Tambang batubara di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara
tambang terbuka, walaupun ada beberapa yang menggunakan tambang bawah
tanah (underground mining). Sehingga dengan demikian akan berdampak
terhadap perubahan bentang alam, sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Secara
umum menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi, antara lain
terbentuknya air asam tambang.
Batuan yang tersisa umumnya mengandung senyawa sulfida yang
ketika teroksidasi melepaskan sulfat ke lingkungan sehingga pH lingkungan
sangat rendah yang disebut dengan air asam tambang. Kondisi pH yang
sangat rendah menyebabkan unsur hara makro akan terikat oleh logam
sehingga kelarutan logam-logam akan semakin tinggi. Kelarutan logam
tersebut mempunyai dampak negatif terhadap kelangsungan makhluk hidup
terutama pada manusia antara lain logam Pb, Zn, Cu, dan Ni.
Air asam tambang ini akan mengikis tanah dan batuan yang
berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), kadmium (Cd),
mangan (Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain ditandai oleh pH
yang rendah, air asam tambang juga akan mengandung logam-logam
dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan
lingkungan maupun manusia.
Upaya pengelolaan air asam tambang sangat penting dilakukan
untuk meminimalkan risiko negatif terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan air asam tambang yang optimal
selalu menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri
pertambangan. Untuk itu, riset dan pengembangan terhadap upaya
pencegahan dan penanggulangan air asam tambang penting dilaksanakan
demi mengoptimalkan kinerja pengelolaan air asam tambang di lapangan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa itu Air Asam Tambang ?
2. Apa Dampak yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang ?
3. Bagaimana Upaya Pengendalian dalam Mengurangi Dampak Negatif yang
ditimbulkan oleh Air Asam Tambang
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Air Asam Tambang
2. Untuk mengetahui Dampak yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang
3. Untuk mengetahui Upaya Pengendalian dalam Mengurangi Dampak
Negatif yang ditimbulkan oleh Air Asam Tambang
D. MANFAAT PENULISAN
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penyusun
mengenai Air Asam Tambang untuk penulis dan pembaca pada umumnya
2. Sebagai Literatur yang dapat digunakan untuk mengenal lebih jauh
mengenai Air Asam Tambang.
3. Proses pembentukannya, dampak yang ditimbulkan serta cara
mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk. Salah satu
proses pengolahan terhadap air asam tambang ini adalah proses netralisasi
asam dengan senyawa alkali, oksida besi (II) menjadi besi (III) yang tidak larut
dan proses sedimentasi untuk menghasilkan endapan yang berbentuk Fe3+. Air
asam yang terjadi ditampung pada kolam pengendapan yang berfungsi sebagai
sarana pemantauan kualitas air sekaligus tempat penetralan air asam sebelum
dilepaskan ke alam. 4.Pencegahan Pembentukan Kembali Air Asam Tambang
Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan menghilangkan atau
mengurangi satu atau lebih komponen – komponen pembentuk air asam
tambang.
A. Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Sektor pertambangan masih dapat diandalkan sebagai tulang punggung
pembangunan di Indonesia untuk beberapa masa mendatang.
Tantangan yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana mewujudkan
praktek penambangan yang baik (good mining practices/GMP) yang
meminimalisir dampak lingkungan, sehingga seluruh rakyat Indonesia
dapat menikmati kemakmuran karena sektor pertambangan tanpa takut
kiamat dipercepat akibat keserakahan kita menguras perut bumi.
2. Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan
batuan yangmengalami pengisian/penambahan secara terus
menerusoleh alam..
3. Air asam tambang (AAT) atau (ARD) didefinisikan sebagai air asam
tambang yang telahtercemar / terpengaruh oleh proses oksidasi
mineral- mineral sulfidayang terdapat pada batuan sebagai akibat
kegiatan eksplorasi ataukegiatan eksploitasi bahan tambang sehingga
menghasilkan air dengan kondisi asam (Ph kurang dari 7).
4. Mineral sulfida dapat terbentuk sebagai hasil aktifitas hidrotermal
maupun sebagai hasil proses sedimentasi. Mineral sulfida sering
dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari
karakteristiknya mineral sulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan
industri metalurgi maupun kimia, namun di alam potensial juga
sebagai penghasil air asam yang dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
B. Saran
1. Perlunya kerjasama dan kesiapan pihak pemerintah daerah dan
Perusahaan untuk bersama-sama melakukan pencegahan sesuai
prosedur agar air asam tambang tidak sempat terbentuk.
2. Air asam tambang yang tidak dapat terhindarkan terbentuk di wilayah
tambang, harus dinetralkan agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan sekitarnya.
3. Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar pembentukan
air asam tambang dapat diantisipasi.
4. Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan
menggunakan batuan penutup dan top soil agar terbentuknya air asam
tambang dapat dicegah.