Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

“PENGARUH AIR ASAM TAMBANG PADA TANAH”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“MEKANIKA TANAH”

Dosen Pengampu : Ridho Yovanda, S.T

Disusun Oleh :

Nama : RAHMAT SUHERMAN


NIM : 2020310014
Semester/Ruang : III (Tiga)

TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU TEKNIK
PRABUMULIH
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pertambangan merupakan suatu bidang usaha yang sifatnya selalu
menimbulkan perubahan pada alam lingkungan sekitar. United Nations
Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-dampak
yang timbul dari kegiatan pertambangan antara lain: kerusakan habitat dan
biodiversity di sekitar lokasi pertambangan, limbah tambang dan pembuangan
tailing, buangan air limbah dan air asam tambang, pengelolaan bahan kimia,
keamanan, dan pemaparan bahan kimia ditempat, toksisitas logam berat dan
kesehatan masayarakat dan pemukiman di sekitar tambang.
Tambang batubara di Indonesia umumnya dilakukan dengan cara
tambang terbuka, walaupun ada beberapa yang menggunakan tambang bawah
tanah (underground mining). Sehingga dengan demikian akan berdampak
terhadap perubahan bentang alam, sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Secara
umum menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi, antara lain
terbentuknya air asam tambang.
Batuan yang tersisa umumnya mengandung senyawa sulfida yang
ketika teroksidasi melepaskan sulfat ke lingkungan sehingga pH lingkungan
sangat rendah yang disebut dengan air asam tambang. Kondisi pH yang
sangat rendah menyebabkan unsur hara makro akan terikat oleh logam
sehingga kelarutan logam-logam akan semakin tinggi. Kelarutan logam
tersebut mempunyai dampak negatif terhadap kelangsungan makhluk hidup
terutama pada manusia antara lain logam Pb, Zn, Cu, dan Ni.
Air asam tambang ini akan mengikis tanah dan batuan yang
berakibat pada larutnya berbagai logam seperti besi (Fe), kadmium (Cd),
mangan (Mn), dan seng (Zn). Dengan demikian, selain ditandai oleh pH
yang rendah, air asam tambang juga akan mengandung logam-logam
dengan konsentrasi tinggi, sehingga dapat berakibat buruk pada kesehatan
lingkungan maupun manusia.
Upaya pengelolaan air asam tambang sangat penting dilakukan
untuk meminimalkan risiko negatif terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan air asam tambang yang optimal
selalu menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh industri
pertambangan. Untuk itu, riset dan pengembangan terhadap upaya
pencegahan dan penanggulangan air asam tambang penting dilaksanakan
demi mengoptimalkan kinerja pengelolaan air asam tambang di lapangan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa itu Air Asam Tambang ?
2. Apa Dampak yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang ?
3. Bagaimana Upaya Pengendalian dalam Mengurangi Dampak Negatif yang
ditimbulkan oleh Air Asam Tambang

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Air Asam Tambang
2. Untuk mengetahui Dampak yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang
3. Untuk mengetahui Upaya Pengendalian dalam Mengurangi Dampak
Negatif yang ditimbulkan oleh Air Asam Tambang

D. MANFAAT PENULISAN
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penyusun
mengenai Air Asam Tambang untuk penulis dan pembaca pada umumnya
2. Sebagai Literatur yang dapat digunakan untuk mengenal lebih jauh
mengenai Air Asam Tambang.
3. Proses pembentukannya, dampak yang ditimbulkan serta cara
mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air Asam Tambang


Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage
(AMD)terjadi sebagai akibat proses fisika dan kimia yang cukup kompleks
yang melibatkan beberapa faktor dalam kegiatan pertambangan. Kegiatan
pertambangan ini dapat berupa tambang terbuka maupun tambang dalam
(bawah tanah). Umumnya keadaan ini terjadi karena sulfur yang terjadi dalam
batuan teroksidasi secara alamiah (pada proses pembukaan tambang).
Selanjutnya dengan kondisi kelembaban lingkungan yang cukup tinggi akan
menyebabkan oksida sulfur tersebut berubah menjadi asam.
Air Asam Tambang (AAT) adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada air asam yang timbul akibat kegiatan penambangan, untuk
membedakan dengan air asam yang timbul oleh kegiatan lain seperti:
penggalian untuk pembangunan pondasi bangunan, pembuatan tambak, dan
sebagainya.
Terbentuknya Air Asam Tambang (AAT) ditandai oleh pH yang
rendah (1,5-4) konsentrasi logam terlarut yang tinggi, nilai acidity yang tinggi,
nilai sulfat yang tinggi and konsentrasi O2 yang rendah. Sebagian besar
permasalahan Air Asam Tambang (AAT) berhubungan dengan penambangan
batubara dan bijih primer, karena pada kedua sumber alam ini terkadang
banyak mineral sulfida yang terkandung didalamnya terutama mineral pirit
(FeS2), baik pada badan bijih maupun batuan sampingnya.

B. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang


Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam tambang adalah
terjadinya pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau kandungan air di
daerah yang terkena dampak tersebut akan berubah sehingga dapat
mengurangi kesuburan tanah, mengganggu kesehatan masyarakat sekitarnya,
dan dapat mengakibatkan korosi pada peralatan tambang. Derajat keasaman
tanah yang telah tercemar akibat air asam tambang ini akan semakin
meningkat, sehingga tanaman tidak dapat tumbuh karena derajat keasaman
tanahnya terlalu tinggi. Apabila air asam tersebut mencemari air tanah maupun
aliran air sungai dimana masyarakat memanfaatkan air tersebut maka dapat
mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Salah satu dampak negatif dari proses penambangan batubara adalah
timbulnya air asam tambang. Air tersebut terbentuk sebagai hasil proses
oksidasi dari mineral sulfida tertentu yang terkandung dalam batuan, yang
bereaksi dengan oksigen di udara pada lingkungan berair. Timbulnya air asam
tambang ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja karena dampaknya yang
besar bagi kelestarian lingkungan serta bagi masyarakat sekitar baik secara
langsung maupun tidak langsung, dan ini merupakan tantangan besar bagi
perusahaan tambang yang berwawasan lingkungan
Diantaranya dapat menimbulkan penyakit diare maupun penyakit
lainnya yang berhubungan dengan pencernaan. Akibat dari kegiatan
pemboran, pengolahan batuan penutup dan kegiatan penambangan yang
lainnya serta pengolahan batubara yang dapat menyebabkan senyawa pyrit
yang ada dalam mineral terbentuk dengan oksigen dan bereaksi dengan air
tanah atau air hujan.
Air asam tambang ini dicirikan dengan rendahnya pH dan tingginya
senyawa logam tertentu seperti besi, alumunium, mangan. Bila air yang
bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/kapur akan melarutkan
senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.Selanjutnya senyawa Ca dan Mg
yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak
bisa digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila
dipaksakan akan memboroskan sabun,karena sabun tidak akan berbuih
sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap.
Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi
dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan
dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Beberapa dampak dari Air Asam Tambang, yaitu :
1. Timbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan peningkatan derajat
keasaman pada air buangan tambang, disamping itu juga dapat terjadi
peningkatan Fe dan total metal.
2. Peningkatan konsentrasi TSS (Total Suspended Solid) akibat tingginya
air limpasan yang membawa tanah tererosi akibat pembukaan lahan
tambang yang dapat menganggu penetrasi matahari dalam sungai yang
membawa dampak lanjutan berupa gangguan proses fotosintetis biota
perairan. Proses fotosintetis oleh komunitas pytoplakton juga akan
terganggu, akibat penetrasi cahaya terhambat oleh partikel tersuspensi.
3. Akibat partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar perairan
sehingga menggangu proses respirasi biota dasar.
4. Penurunan kualitas air permukaan sekaligus penurunan kualitas
sanitasi lingkungan dimana tahap selanjutnya derajat kesehatan
penduduk yang memanfaatkan sumber daya air sungai akan terganggu.
5. Kebutuhan sehari-hari akan menurun dan akan berpotensi terjadi
penyakit perut dan, juga akan menimbulkan persepsi yang buruk
darimasyarakat terhadap proyek tersebut.
6. Dampak Lainnya Air asam tambang juga dapat mempercepat proses
pengkaratan pada peralatan tambang, sehingga perlu penanganan agar
pengaruh yang ditimbulkan dari air asam tersebut tidak merusak
peralatan tambang
Sedangkan secara biologi terjadi air asam tambang akibat adanya
bakteri-bakteri tertentu yang sanggup untuk mempercepat proses (katalisator)
dari oksida mineral-mineral sulfida dan oksidasi-oksidasi besi. Tempat-tempat
yang berpotensi menghasilkan AMD adalah tanah yang tertinggal (di bawah
deposit bahan galian), overburden pill (tumpukan lapisan batuan di atas
deposit bahan galian), stock pill(tumpukan bahan galian), fasilitas pemurnian,
tempat pencucian, limbah batubara, lumpur tailling. Berikut reaksi
pembentukan air asam tambang secara kimia dan secara biologi :
1. Secara Kimia Oksidasi mineral-mineral sulfida (dalam bentuk pyrit) yang
menyebabkan keasaman dari air asam tambang dapat digambarkan dengan
tiga reaksi : a. FeS2 + 7/2 O2 + H2O à Fe2+ + 2 SO42- + 2 H+ b. Fe2+ +
¼ O2 + H+ à Fe3+ + ½ H2O c. Fe3+ + 3 H2O à Fe(OH)3 ¯ + 3 H+ + d.
FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O à 2 H2SO4 + Fe(OH)3 ¯
Persamaan a. menunjukkan oksidasi dari kristal pyrit oleh oksigen,
persamaan b. menunjukkan oksidasi dari ferrous iron (Fe2+) menjadi
Ferric iron dan persamaan c. menunjukkan hidrolisis ferric iron dan
pengendapannya menjadi besi hidroksida [Fe(OH)3]. Bila ketiga
persamaan tersebut dijumlahakan memberikan hubungan stokiometri
secara menyeluruh
2. Secara Biologi Kondisi keasaman dari pelapukan ion-ion hidrogen selama
oksidasi dapat pula disebabkan karena adanya aktivitas biologi oleh
bakteri-bakteri. Bakteri tersebut mampu untuk mempercepat proses
oksidasi dari mineral-mineral sulfida dan oksidasi besi serta mendapat
energi hasil pelepasan energi dari proses oksidasi. Bakteri ini termasuk
dalam subgroup strick aerobes, genus trobhasillus, species thiobasillus,
ferroxidans (kadang-kadang dijumpai Ferrobacillus ferroxidans).
Persamaan reaksi terbentuknya air asam tambang berdasarkan
aktivitas biologi sebagai berikut : FeS2 + H2O + 7/2 O2 à Fe2+ + 2 SO42-
Fe2+ + ¼ O2 + 5/2 H2O T.Ferroxidans à Fe(OH)3 + 2 H+ + FeS2 + 7/2
H2O + 15/4 O2 à Fe(OH)3 ¯ + 2 H2SO4
Dari reaksi kimia dan biologi di atas dapat dilihat bagaimana terbentuk
asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat, dengan adanya kadar asam
sulfat ini menyebabkan air yang mengalir pada daerah yang terjadi proses
kimia dan biologi tersebut akan bersifat asam, inilah yang disebut air asam
tambang.
Air asam tambang ini dapat dikenal dari warna jingga atau merah dari
endapan besi hidroksida di dasar aliran atau bau belerang, tetapi ini tidak
selalu terjadi karena ada air asam tambang yang warnanya agak jernih.
Terbentuknya air asam tambang ditandai oleh satu atau lebih
karakteristik kualitas air sbb.: nilai pH yang rendah (1.5 – 4), konsentrasi
logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium,mangan, cadmium,
tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury nilai acidity yang tinggi (50 –
1500 mg/L CaCO3) nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L nilai
salinitas (1 – 20 mS/cm) konsentrasi oksigen terlarut yang rendah.

C. Upaya Pengendalian dalam Mengurangi Dampak Negatif yang


ditimbulkan oleh Air Asam Tambang
Dalam mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan sebelum maupun
setelah terbentuknya air asam tambang Pengendalian air asam tambang secara
umum dapat dilakukan dengan cara :
1. Dalam mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan sebelum maupun
setelah terbentuknya air asam tambang Pengendalian air asam tambang
secara umum dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengisolasi mineral sulfida dengan memisahkan material yang
mengandungmineral sulfida dari air dan udara akan mencegah
terjadinya reaksi oksidasi.
b. Mengendalikan aliran air
 Mencegah aliran air permukaan masuk ke material
 Mencegah penyerapan air hujan pada material asam
 Mencegah aliran air tanah masuk pada lokasi material asam
c. Menutup dan menimbun kembali dengan segera lokasi bekas
penambangan yang telah selesai diambil batubaranya agar jangan
sampai terjadi oksidasi mineral sulfida dengan air dan udara pada
batuan pirit yang terbuka akibat proses penambangan
d. melapisi material yang mengandung sulfida dengan tanah liat(Capsule)
2. Mengendalikan perpindahan air asam yang telah terbentuk. Hal ini dapat
dilakukan dengan : Secara umum terdapat dua cara pengolahan air, yaitu
secara aktif dan pasif. Sebagai contoh,salah satu parameter penting yaitu
pH. Untuk menaikkan nilai pH ke kondisi normal, maka dilakukan
beberapa upaya diantaranya adalah dengan penambahan bahan kimia
seperti kapur.
a. Secara aktif, kapur (berbentuk serbuk/tepung) dicampurkan secara
langsung dengan air asam di saluran air atau wadah khusus, atau di
kolam penampungan air.
b. Secara pasif, air asam dialirkan melalui saluran-saluran dimana
terdapat kapur (dalam bentuk batuan) sebagai “media penetral” air
asam yang melaluinya
c. Pembuatan saluran penirisan di sepanjang daerah sumber air asam
d. Pemasangan sistem pipa penirisan di bawah timbunan penghasil air
asam untuk selanjutnya dialirkan ke dalam kolam pengendapan
e. Menambahkan kapur (hydrated lime) ke dalam air. Hydrated lime
adalah suatu bahan kimia yang sangat umum digunakan untuk
menetralkan air asam tambang.

Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk. Salah satu
proses pengolahan terhadap air asam tambang ini adalah proses netralisasi
asam dengan senyawa alkali, oksida besi (II) menjadi besi (III) yang tidak larut
dan proses sedimentasi untuk menghasilkan endapan yang berbentuk Fe3+. Air
asam yang terjadi ditampung pada kolam pengendapan yang berfungsi sebagai
sarana pemantauan kualitas air sekaligus tempat penetralan air asam sebelum
dilepaskan ke alam. 4.Pencegahan Pembentukan Kembali Air Asam Tambang
Pembentukan air asam tambang dapat diatasi dengan menghilangkan atau
mengurangi satu atau lebih komponen – komponen pembentuk air asam
tambang.

Pencegahan terbentuknya air asam tambang pada kolam bekas


penambangan adalah dengan cara pelapisan. Pelapisan adalah cara
pengendalian terbentuknya air asam tambang dengan membatasi kontak
oksigen dan air terhadap lapisan batubara yang mengandung mineral sulfida.
Pelapisan ini dilakukan dengan cara menutupi lapisan batubara yang berupa
lantai batubara dengan material yang bersifat impermeable misalnya mineral
liat.
BAB II
KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Sektor pertambangan masih dapat diandalkan sebagai tulang punggung
pembangunan di Indonesia untuk beberapa masa mendatang.
Tantangan yang dihadapi Indonesia adalah bagaimana mewujudkan
praktek penambangan yang baik (good mining practices/GMP) yang
meminimalisir dampak lingkungan, sehingga seluruh rakyat Indonesia
dapat menikmati kemakmuran karena sektor pertambangan tanpa takut
kiamat dipercepat akibat keserakahan kita menguras perut bumi.
2. Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan
batuan yangmengalami pengisian/penambahan secara terus
menerusoleh alam..
3. Air asam tambang (AAT) atau (ARD) didefinisikan sebagai air asam
tambang yang telahtercemar / terpengaruh oleh proses oksidasi
mineral- mineral sulfidayang terdapat pada batuan sebagai akibat
kegiatan eksplorasi ataukegiatan eksploitasi bahan tambang sehingga
menghasilkan air dengan kondisi asam (Ph kurang dari 7).
4. Mineral sulfida dapat terbentuk sebagai hasil aktifitas hidrotermal
maupun sebagai hasil proses sedimentasi. Mineral sulfida sering
dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari
karakteristiknya mineral sulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan
industri metalurgi maupun kimia, namun di alam potensial juga
sebagai penghasil air asam yang dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
B. Saran
1. Perlunya kerjasama dan kesiapan pihak pemerintah daerah dan
Perusahaan untuk bersama-sama melakukan pencegahan sesuai
prosedur agar air asam tambang tidak sempat terbentuk.
2. Air asam tambang yang tidak dapat terhindarkan terbentuk di wilayah
tambang, harus dinetralkan agar tidak berdampak buruk terhadap
lingkungan sekitarnya.
3. Lokasi bekas penambangan harus selalu dikontrol agar pembentukan
air asam tambang dapat diantisipasi.
4. Segera lakukan penutupan pada lahan bekas penambangan
menggunakan batuan penutup dan top soil agar terbentuknya air asam
tambang dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai