Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelancaran sistem pembayaran tetap terjaga. Posisi Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada
Mei 2020 mencapai Rp798,6 triliun, tumbuh negatif sebesar 6,06% (YoY). Hal ini sejalan
dengan dampak menurunnya permintaan uang akibat pelemahan kegiatan ekonomi pada masa
COVID-19 maupun adanya dampak dari penundaan libur idulfitri.
Sistem pembayaran nontunai nilai besar melalui BI Real Time Gross Settlement (RTGS) dan
nilai kecil melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) berjalan lancar.
Transaksi SKNBI (Rerata Harian) dengan RRH Nominal berada pada angka kisaran Rp16-an
triliun dan RRH Volume 700 Ribu Transaksi pada Mei 2020. Transaksi Sistem BI-RTGS
(Rerata Harian) dengan RRH Nominal berada pada angka kisaran Rp600-an Triliun dan RRH
Volume pada angka 40 Ribu Transaksi pada Mei 2020
Transaksi pembayaran ritel menurun kecuali uang elektronik. Sejalan dengan kegiatan
ekonomi yang menurun, transaksi nontunai menggunakan ATM, Kartu Debet, Kartu Kredit,
dan Uang Elektronik (UE) pada April 2020 juga mengalami penurunan dari -4,27% menjadi
-18,96% (YoY). Pertumbuhan Transaksi Kartu Kredit (Rerata Harian) mengalami penurunan
sekitar -40% (YoY) pada April 2020. Dan Pertumbuhan Transaksi ATM/D (Rerata Harian)
mengalami penurunan sekitar -19% (YoY) pada April 2020.
Transaksi UE pada April 2020 tetap mengalami pertumbuhan yang tinggi dengan capaian
64,48% (YoY) dan volume transaksi digital banking pada April 2020 memiliki pertumbuhan
37,35% (YoY). Perkembngan ini memiliki indikasi adanya penguatan kebutuhan akan
transaksi ekonomi dan keuangan digital (EKD), termasuk adanya peningkatan akseptasi
masyarakat terhadap digital payment di tengah penurunan aktivitas ekonomi selama masa
PSBB.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Juni 2020 terdapat bauran kebijakan yang
dijalankan dalam rangka memitigasi dampak COVID-19 :
1. Penurunan Suka Bunga BI7DRR. Suku bunga BI7DRR turun 25 bps menjadi 4,25%;
2. Memberikan jasa giro sebesar 1,5%* per tahun kepada bank yang memenuhi kewajiban
Giro Wajib Minimum (GWM);
3. Melanjutkan pembelian SUN/SBN di pasar perdana untuk keperluan pembiayaan defisit
APBN 2020;
4. Mendorong elektronifikasi jalan tol dengan mendukung penggunaan Uang Elektronik
(UE) model nirsentuh; dan
5. Meningkatkan implementasi QRIS di berbagai sektor dalam rangka penguatan dan
penginklusian sistem pembayaran.
*) dengan bagian yang diperhitungkan untuk mendapat jasa giro sebesar 3% dari DPK bagi
BUK, BUS, dan UUS. Hal ini berlaku mulai 1 Agustus 2020
Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Juni 2020 menghasilkan :
1. BI 7-Day Reverse Repo Rate yang mengalami penurunan 25 bps menjadi 4,25%. Hal ini
mulai berlaku efektif pada tanggal 18 juni 2020 setelah keputusan diumumkan;
2. Suku Bunga Deposit Facility (DF) mengalami penurunan 25 bps menjadi 3,50%; dan
3. Suku Bunga Lending Facility (LF) mengalami penurunan 25 bps menjadi 5,00%.