14-File Utama Naskah-27-1-10-20150707
14-File Utama Naskah-27-1-10-20150707
ABSTRAK
Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Pengembangan
kontruksi tahan gempa yang murah dan mudah diaplikasikan sangat diperlukan oleh
masyarakat dalam kondisi saat ini. Penulangan bambu pada dinding masonry dapat
memberikan kekuatan yang lebih besar sehingga menghasilkan bangunan yang tahan
gempa. Tujuan utama ditulisnya tesis ini adalah untuk mengetahui perilaku keruntuhan
geser masonry bertulang dengan penulangan bambu. Untuk itu dilakukan pengujian berupa
pengujian beban lateral pada dinding masonry. Hasil pengujian yang diperoleh dianalisa
dengan mengunakan analisa varian dua arah menggunakan metode rancangan acak lengkap
dan analisa varian satu arah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian
perkuatan bambu pada dinding masonry dapat meningkatkan kuat geser dinding masonry.
Persentase peningkatan P maksimum yang dapat ditahan oleh dinding masonry normal
dibandingkan dengan dinding masonry dengan penambahan penulangan bambu adalah
609,99% untuk penambahan penulangan 7 bambu/m, 226,70% untuk penambahan
penulangan 2,3 dan 4 bambu/m dengan bendrat dan 286,32% untuk penambahan
penulangan 2,3 dan 4 bambu/m tanpa bendrat.
3.2.DIAGRAM PELAKSANAAN
PENELITIAN
3.3. PENGUJIAN BAHAN DASAR 3.4 TEKNIK ANALISA DATA
Langkah pertama sebelum memulai Untuk mengetahui apakah ada
penelitian ini dilakukan pengujian perbedaan nilai kuat tekan masonry
terhadap bahan-bahan dasarnya terlebih antara masing-masing perlakuan
dahulu. digunakan analisis varian dua arah
1. Agregat halus (pasir) dengan menggunakan rancangan acak
2. Mortar lengkap (RAL) dan juga analisis varian
3. Bata satu arah.
4. Bambu Tulangan
4. HASIL PENELITIAN DAN Setelah dilakukan uji lentur
PEMBAHASAN terhadap mortar, maka didapatkan hasil
4.1. HASIL PENGUJIAN BAHAN- rata-rata 12,5 KN
BAHAN DASAR
4.1.1. Agregat Halus (Pasir) 4.1.3. Bata Merah
Pengujian yang dilakukan pada Pengujian yang dilakukan pada
agregat harus ada uji analisa saring dan bata adalah pengujian sifat fisis dan sifat
uji sifat fisis. Uji analisa saring mekanis. Pengujian sifat fisis adalah
digunakan untuk mengetahui gradasi pengujian terhadap warna, bentuk, berat
agregat halus. Sedangkan uji sifat fisis dan pengujian ukuran yang meliputi
dilakukan untuk mengetahui berat jenis panjang, lebar dan tebal bata. Sedangkan
dan penyerapannya. Dari hasil pengujian, pengujian sifat mekanis adalah pengujian
didapat bahwa : kuat tekan bata. Pada penelitian ini
Modulus kehalusan pasir : 4,63698 dilakukan uji kuat tekan pada umur 28
Dari grafik, masuk pada zona gradasi : 2 hari. Bata yang akan diuji sifat fisis dan
Berat jenis curah : 2,58 mekanis diperoleh dengan cara
Berat jenis kering permukaan jenuh : 2,60 mengambil secara acak 5 buah bata dari
Berat jenis semu : 2,65 tumpukan.
Penyerapan : 1,112 Didapatkan kuat tekan bata rata-rata =
138,722/3 = 46,2407 kg/cm2
4.1.2. Mortar
4.1.2.1. Kuat Tekan Mortar 4.1.4. Bambu Tulangan
Pengujian yang akan dilakukan Setelah dilakukan uji tarik bambu,
pada mortar adalah uji tekan. Campuran maka data yang diperoleh adalah sebagai
mortar yang digunakan adalah 1 : 5. berikut:
Benda uji mortar adalah kubus yang Tabel 4.1. Kuat Tarik Bambu
memiliki sisi 5 cm. Pengujian dilakukan
ketika benda uji berumur 28 hari
didapatkan kuat tekan mortar rata-rata =
298,33/6 = 49,7215 kg/cm2.
2500 1.000,00
2000
1500 500,00
1000
-
500
Lobang
Normal
3 Bambu tanpa…
3 Bambu tanpa…
4 Bambu tanpa…
4 Bambu tanpa…
7 Bambu tanpa…
7 Bambu tanpa…
Lobang 2
Normal 1
Normal 3
2 Bambu + bendrat 2
3 Bambu + bendrat 2
4 Bambu + bendrat 2
= 42,55
Tabel 4.8. Analisa Ragam 1 arah untuk 2 perlakuan dengan membandingkan normal dan
lobang
Tabel 4.9. Analisis varian satu arah untuk 2 perlakuan dengan membandingkan normal dan
lobang
= 0,18
Tabel 4.10. Analisa Ragam 1 arah untuk 2 perlakuan dengan membandingkan normal dan
7 bambu
Tabel 4.11. Analisis varian satu arah untuk 2 perlakuan dengan membandingkan normal
dan lobang
Jadi Fhitung > Ftabel acak lengkap dan analisis interaksi kedua
faktor dan Analisis ragam satu arah.
4.4. PEMBAHASAN
Titik pengamatan 2 mengalami 4.4.1. Analisis Ragam
dibandingkan titik pengamatan yang lain Dalam Rancangan Acak Lengkap dan
bambu. menjadi :
Sumber keragaman pengaruh utama
yaitu bendrat dan bambu.
Sumber keragaman pengaruh Dari uji F yang dilakukan nampak
interaksi dua faktor yaitu bendrat + adanya perbedaan yang nyata. Hal ini
bambu. berarti bahwa perlakuan yang diberikan
Dari hasil uji F didapatkan hasil pada dinding bata memberikan pengaruh
tidak nyata. Hal ini berarti bahwa : pada kekuatan lateral yang dapat ditahan.
Apabila faktor bendrat diabaikan Pada analisis ragam yang dapat kita
maka kuat lateral antara bambu 2, lihat pada tabel 4.12, dimana dilakukan
bambu 3 dan bambu 4 tidak analisis ragam untuk dua perlakuan yaitu
berbeda. normal dan lobang, didapatkan hasil uji F
Apabila faktor bambu diabaikan yang tidak nyata. Hal ini menunjukkan
maka kuat lateral untuk bahwa perlakuan pemberian lobang pada
penggunaan bendrat dan tanpa bata pasangan dinding tidak berdampak
bendrat tidak berbeda. pada kekuatan lateral yang dapat ditahan
bambu tidak nyata. Hal ini berarti Pada tabel 4.14, kita dapat melihat
bahwa tidak ada yang berbeda baik analisis ragam yang dilakukan untuk dua
tanpa bendrat + 3 bambu dan tanpa pemberian 7 bambu pada bata pasangan
menunjukka hasil tidak nyata, maka dinding bata. Rata-rata kekuatan lateral
interaksi antara dua faktor yaitu bambu dinding normal adalah sebesar 301,8 kg,
dan bendrat tidak perlu dilakukan lebih sedangkan rata-rata kekuatan dinding
Analisis ragam satu arah yang Pada tabel 4.16 yang merupakan
dapat kita lihat pada tabel 4.9. dilakukan analisis ragam terhadap tiga perlakuan
untuk 5 perlakuan yaitu Normal, Lobang, yaitu dinding normal, bambu + bendrat