GANGGUAN INFERTILITAS
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Maternitas II
Dosen pembimbing: Tri Nur Jayanti, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
Siti Julaeha 191FK03032
M. Alfi 191FK03034
Kamaliyah 191FK03136
Kelompok 1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Sang pencipta alam semesta
beserta isinya, Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana atas segala limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah suatu bentuk
tanggung jawab penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 3.
Penulis menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Sehingga sangat wajar jika dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran
dalam upaya evaluasi diri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Patofisiologi....................................................................................................4
2.4 Etiologi...........................................................................................................6
2.5 Klasifikasi.......................................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan.......................................................................................12
2.8 Komplikasi...............................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................22
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
9. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Berdasar Kasus
Infertilitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
3
Infertilitas ( pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
2.2 Patofisiologi
1. Wanita
2. Pria
4
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya
merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis.
Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga
menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi
sperma terganggu
1. Wanita
f. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
infeksi, adhesi, atau tumor
2. Pria
5
a. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi
(panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
f. Ejakulasi retrograt
g. Hypo/epispadia
h. Mikropenis
2.4 Etiologi
6
1. Pada wanita
4) Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii
dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
b. Gangguan ovulasi
c. Kegagalan implantasi
7
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses
nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat
berkembang dan terjadilah abortus.
d. Endometriosis
e. Abrasi genetis
f. Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
g. Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan
pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ
reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
h. Usia
Usia 35 tahun peluang seorang wanita akan hamil adalah 95% setelah rutin
melakukan hubungan seks selama 3 tahun, pada wanita 38 tahun peluangnya
akan turun menjadi 75%.
2. Pada pria
8
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria
yaitu :
c. Abnormalitas ereksi
e. Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
g. Abrasi genetic
2.5 Klasifikasi
a. Infertilitas Primer
Adalah pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak
setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun
b. Infertilitas Sekunder
Adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi
saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-1 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi
dalam bentuk apapun.
9
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
c. Galaktorea
2. Pemeriksaan penunjang
a. Analisis Sperma :
2) Morfologi > 40 %
3) Motilitas > 60 %
b. Deteksi ovulasi :
3) Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks
encer, daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan
terjadi Estradiol meningkat
10
4) Biopsi Endometrium Beberapa hari menjelang haid, Endometrium fase sekresi
: siklus ovulatoar, Endometrium fase proliferasi/gambaran, Hiperplasia : siklus
Anovulatoar
LH serum : 15 – 60 mIU/ml
c. USG transvaginal
d. Histerosalpinografi
1) Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini
dapat dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut
dan adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal. Menilai Faktor tuba :
lumen, mukosa, oklusi, perlengketan
3) Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari setelah haid bersih dan sebelum
perkiraan ovulasi
11
7) Perlengketan genitalia Int.
8) Endometriosis
9) Kista ovarium
10) Patensi tuba dapat dinilai :HSG, Hidrotubasi (Cairan), Pertubasi (gas CO2)
g. Laparoskopi :
1) Peritoneum/endometriosis
4) Uterus : mioma
5) Ovulasi : Stigma pada ovarium dan korpus luteum. Keterbatasan: Tidak bisa
menilai : Kelainan kavum uteri dan lumen tuba. Bersifat invasif dan operatif.
2.7 Penatalaksanaan
12
1. Wanita
a. Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
6. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
2. Pria
b. Agen antimikroba
13
e. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
i. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
3. Penatalaksanaan Medis
a. Medikasi
c. 1 x 50 mg selama 5 hari
2) Epimestrol
14
3) Bromokriptin
Menghambat sintesis & sekresi prolactin Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (> 20
mg/ml) dan Galaktore. Dosis sesuai kadar prolaktin : Oligomenore 1,25 mg/hari.
Gangguan haid berat : 2 x 2,5 mg/hari Gonadotropin. HMG (Human Menopausal
Gonadotropine). FSH & LH : 75 IU atau 150 IU. Untuk memicu pertumbuhan
folikel Dosis awal 75 – 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke 5 siklus haid.
4) hCG
6) Danazol
Menekan sekresi FSH & LH Dosis 200 – 800 mg/hari, dosis dibagi 2x pemberian
7) Progesteron
9) GnRH agonis Menekan sekresi FSH & LH. Dosis 3,75 mg/IM/bulan. Tidak
boleh > 6 bulan : penurunan densitas tulang.
Koreksi
1) Kelainan Uterus
15
2) Kelainan Tuba : tuba plasti
3) Miomektomi
4) Kistektomi
5) Salpingolisis
a. Serviks
b. Gangguan ovulasi
c. Endometriosis ringan
d. Infertilitas Idiopatik
Fertilisasi diluar tubuh dengan suasana mendekati alamiah. Metode ini menjadi
alternatif atau pilihan terakhir. Syarat : Uterus & endometrium normal Ovarium
16
mampu menghasilkan sel telur. Mortilitas sperma minimal. 50.000/ml. Angka
kehamilan : 30 – 35 %
2.8 Komplikasi
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri abdomen
4. Konstipasi
17
5. Diare
6. Urine keruh
7. Thrombosis
9. Sulit bernapas
Kasus Klinis:
Ny. C (32 tahun), bersama suaminya (37 tahun) datang ke poli kandungan untuk
melakukan konsultasi kehamilan. Hasil anamnesa: riwayat menikah 3 tahun lalu,
pasien memiliki anak perempuan berusia 5 tahun dari pernikahan sebelumnya,
riwayat menggunakan pil KB sampai satu setengah tahun yang lalu, dan
merencanakan kehamilan sejak 1 tahun yang lalu. Suami istri ini mengungkapkan
tingkat stres yang tinggi terkait dengan kurangnya keberhasilan mereka
mendapatkan kehamilan. Riwayat kehamilan lalu tidak ada masalah dan
melahirkan pervaginam. Pasien mengatakan bahwa menstruasinya teratur dengan
mengkonsumsi pil KB, tetapi tidak teratur sejak dia berhenti meminumnya. Dia
melaporkan mengalami menstruasi setiap 5-7 minggu. Riwayat kesehatan hanya
mengalami depresi ringan. Riwayat obat-obatan: Imipramine 150 mg sebelum
tidur selama 8 bulan terakhir. Dia bekerja sebagai kasir, olahraga lari + 20 km
setiap minggu selama 2 tahun terakhir. Tidak memiliki riwayat IMS, Paps
abnormal, merokok, alkohol atau obat-obatan lainnya. Pasien tidak pernah
menjalani operasi. TB dan BB pasien adalah 168 cm dan 58 kg. Pemeriksaan
18
payudara tidak menunjukkan nyeri tekan atau massa, tetapi galaktorea bilateral
pada kompresi areola. Pemeriksaan panggul menunjukkan genitalia normal,
mukosa kubah vagina yang terestrogenasi dengan baik, dan mukus serviks yang
konsisten dengan fase proliferasi. Rahim antefleksi dan berukuran normal tanpa
massa atau nyeri tekan. Beberapa tes direncanakan.
Suami:
Pasangan pasien juga melaporkan kesehatan yang baik dan tidak ada masalah
dengan ereksi, ejakulasi atau nyeri saat berhubungan. Dia tidak memiliki infeksi
urogenital sebelumnya atau paparan PMS. Dia pernah melakukan hubungan seks
tanpa kondom sebelum hubungannya saat ini, tetapi tidak pernah mendapatkan
kehamilan pada pasangan sebelumya. Dia tidak memiliki masalah medis atau
operasi sebelumnya. Dia bekerja sebagai sopir truk jarak jauh dan di jalan 2-3
minggu setiap bulan. Dia merokok sebungkus rokok sehari sejak usia 18 tahun
dan minum 2-3 kaleng bir 3-4 kali seminggu saat dia tidak mengemudi. Dia
kadang-kadang menggunakan amfetamin untuk tetap terjaga saat mengemudi di
malam hari. Pasangan tersebut melakukan hubungan intim 3-5 kali per minggu
ketika dia di rumah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
populasi. Oleh karena itu, secara demografis istilah infertilitas diartikan sebagai
ketidakmampuan wanita dalam usia reproduksinya untuk memperoleh kelahiran
hidup dalam kurun waktu 5 tahun dalam situasi yang mendukung kehamilan.
Pada definisi ini, kelahiran bayi yang hidup menjadi tolak ukur dalam penentuan
infertilitas. Periode 5 tahun yang digunakan dalam istilah ini mempertimbangkan
waktu yang dibutuhkan untuk hamil dan melahirkan. Selain itu juga membantu
menyingkirkan hal-hal yang tidak dilaporkan tetapi memengaruhi infertilitas,
seperti periode abstinensia seksual setelah melahirkan, amenorea karena
menyusui dan perpisahan sementara antar pasangan.
3.2 Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
(Fatmawati et al., 2019)Fatmawati, L., St, S., & Kes, M. (2019). Diktat Keperawatan
Maternitas II Infetilitas.
20
(Djuwantono et al., 2012)Djuwantono, T., Bayuaji, H., & Permadi, W. (2012). Buku-
Pengelolaan-Infertilitas (pp. 33–61).
(Diatri, Devita, 2015)Diatri, Devita, H. (2015). Hubungan Antara Usia, Siklus Haid
dan Infeksi Organ Reproduksi Wanita terhadap Kejadian Infertil pada Wanita
di Klinik Bersalin Insan Medika Semarang.
21