Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ILMU KEALAMAN DASAR


METODE ILMIAH SEBAGAI DASAR IPA
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM

DISUSUN OLEH :
HABIB SALAM AL HABSY (105721109021)
HAIRUN M NUR (105721109121)
NAVANTRY ROSYIDA (105721109221)
FITRIANTI NURTIKA (105721109321)
HASRIANTI (105721109421)

KELAS M21C
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
KATA PENGENTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Ilmu Kealaman Dasar yang berjudul “Perkembangan Dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam” tepat pada waktunya.

Semoga makalah ini bisa memberi manfaat bagi mahasiswa pada umumunya kami
juga mengucapkan terimah kasih kepada Ibu Dr. Ir. Kasifah, M P.Selaku dosen mata kuliah
Ilmu Kealaman Dasar, karena sudah memberi bimbingan dan arahan kepada kami untuk
menyusun makalah tersebut, apabila ada beberapa kalimat yang belum sempurna mohon
untuk di maafkan, tujuan kita hanya untuk memudahkan mahasiswa dalam belajar.

Makassar, 24 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................2
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
1.3 TUJUAN....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 METODE ILMIAH SEBAGAI DASAR IPA.........................................................3
2.2 PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM.......................................12
2.3 RUANG LINGKUP IPA DAN PENGEMBANGANNYA..................................20
BAB III PENUTUP................................................................................................................25
3.2 KESIMPULAN........................................................................................................25
3.2 SARAN.....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia mengenal alam sejak lahir bahkan mulai saat di dalam kandungan janin
sudah berinteraksi dengan lingkungan di luar tubuh ibu yang mengandungnya. Manusia
mendapat rangsangan dari alam serta sekaligus berkomunikasi dan berinteraksi melalui panca
inderanya. Pengelaman yang diperolah manausia dari semua interakasi dan komunikasi
dengan alam itu kemudian akan melahirkan pengetahuan yaitu kumpulan fakta-fakta obyektif
(the bundle of facts).

Kumpulan fakta-fakta obyektif yang diperoleh manusia tersebut akan bertambah terus
dari waktu ke waktu karena dorongan rasa ingin tahu dan pemenuhan kabutuhan manusia.
Selanjutnya kumpulan fakta-fakta obyektif yang dimiliki maunusia baik sebagai individu
maupun kelompok tersebut melahirkan ilmu pengetahuan; dalam hal ini karena fakta-fakta
obyektif tersebut adlah segala bentuk rangsangan, informasi, interaksi yang berkaitan dengan
alam lingkungan tempat hidup manusia, maka ilmu pengetahualah ilmu tersebut disebut
sebagai ilmu pengetahuan alam. Namun demikian untuk memenuhi rasa ingin tahu dan
kebutuhan akan suatu acuan berpikir, seringkali manusia melahirkan pengetahuan yang tidak
berdasarkan fakta yang mampu diinderai oleh manusia dan lata bantu yang diciptakannya
yaitu mitos.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang alam
yang tentunya tidak termasuk segala hal yang berkaitan dengan pengetahuan social atau
perikehidupan manusia.
IPA yang kita kenal sekarang dengan kompleksitas dan percabangan ilmu yang
demikian banyak, dimulai dari kesederhanaan yang merupakan tuntutan kebutuhan hidup dan
merupakan wujud dari perkembangan alam piker manusia.

1
1.1. LATAR BELAKANG

Dengan berkembang zaman pada era globalisasi dan saat ini mengharuskan
kita untuk pembaruan terkait ilmu pengetahuan menggunakan metode ilmiah, tau
penedektan merupakan cara memperoleh pengetahuan secara sistematis dan
terstandar serta mengunakan bukti-bukti yang di gunakan oleh oleh ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dan juga proses berfikir untuk memperoleh
penyelesaian. Metode ini menggunakan langkah-langkah sepaya mengemati gejala
atau perilaku yang menjadi perhatian untuk pengenalan masalah.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Pemahaman tentang Metode Ilmiah sebagai Dasar IPA


2. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah?
3. Bagaimana mengetahui langkah-langkah dan sikap metode ilmiah?
4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam
5. Apa Perbedaan IPA Klasik dan IPA Modern?
6. Ruang lingkup IPA

1.3. TUJUAN

Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi pengetahuan tentang metode ilmiah
sebagai dasar IPA, langkah-langkah metode ilmiah, sikap-sikap ilmiah, serta
perkembangan ilmu pengetahuan alam dan ruang lingkupnya. Penulisan ini
ditujukkan untuk umum atau semua kalangan agar mereka mengetahui ilmu
pengetahuan sebagai dasai IPA dan Perkembangan IPA.

2
BAB II
PEMBAHASAN

.1 METODE ILMIAH SEBAGAI DASAR IPA

A. Definisi Metode Ilmiah


Menurut (Sastrahidayat) menyatakan bahwa Pada suatu hari ada seorang Issac
Newton dijatuhi buah jeruk dikepalanya dan merasakan kesakitan lalu timbulah
pertanyaan kenapa buah jatuh ke bawah bukan ke atas? Jika itu terjadi dikita
mungkin kita merasa marah tapi tidak dengan Issac Newton, dia melakukan
percobaan dengan cara melempar buah jeruk dari tangan dilemparkanlah keatas
hingga hasilnya selalu jatuh kebawah. Hal yang dilakukan oleh Newton merupakan
“trial and error” atau biasa disebut metode coba-coba. Namun tidak berhasil
menemukan jawaban, kemudian dicobanya lagi dengan cara dia menaiki menara pisa
yang mempunyai tingkat kemiringan, dijatuhkanlah sebuah benda yang mempunyai
berat yang sama lalu ia menyimpulkan bahwa benda jatuh ke bumi karena ada tarikan
dari bumi yang biasa disebut dengan daya tarik bumi atau gravitasi bumi.

Ilmu Pengetahuan Alam tumbuh dan berkembang dari buah olahan alam pikir
manusia yang mendasarkan pada fakta-fakta yang bisa dirasakan dan diterima oleh
indera manusia baik langsung maupun tidak langsung melalui alat bantu baik berupa
peralatan fisik (misalnya mikroskop dan alat laboratorium lainnya) maupun non fisik
misalnya berupa pedoman/kriteria atau gambaran imajinatif yang disusun berdasarkan
pengamatan fisik.

Fakta-fakta yang bukan obyektif atau tidak bisa dibuktikan kebenarannya


berdasarkan tingkat pemahaman atau tingkat kemampuan pembuktian oleh manusia,
maka bukanlah suatu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain bahwa suatu temuan atau
pengetahuan tidak bisa dibuktikan kebenarannya adalah bukan ilmu pengetahuan.
Misalnya pemahaman tentang adanya “Makhluk halus” (makhluk astral) mungkin
saat ini dianggap tahayul dan bukan ilmu pengetahuan karena tidak bisa dibuktikan
keberadaannya secara fisik oleh manusia atau dengan menggunakan alat bantu yang
ada saat ini. Akan tetapi bisa saja dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mampu memvisualisasi gelombang elektromagnetik tertentu yang ternyata

3
bersesusaian dengan gelombang elektromagnetik yang “dieksperikan” oleh eksistensi
makhluk halus tersebut, maka saat itu pengetahuan tentang makhluk halus tersebuat
bersifat ilmiah. Hal ini serupa denagn pemahaman tentang gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh hendphone yang kemudian bisa di
audiovisualisakan sehingga dengan jarak jauh tanpa tatap muka tapi manusia bisa
berkomunikasi.

Ilmu yang diciptakan manusia sebagai produk olah akal manusia tidaklah
muncul seketika atau dalam waktu pendek tapi melalui proses yang panjang. Pada
perkembangan selamjutnya ilmu itu disusun denagn menggunakan sistematika dan
metode tertenti dalam mensitesanya.

Ilmu yang dapat didefinisikan sebagai Pengetahuan tentang suatu bidang


yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Ilmu pengetahuan atau
kepandaian senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan pemikiran
manusia. Ilmu diperoleh, tumbuh, dan berkembang melalui proses yang disebut
sebagai proses ilmiah yaitu melalui metode ilmiah (scientific method)

Metode Ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan


secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Proses ilmiah yaitu suatu proses yang
digunakan dalam rangka memperoleh atau menumbuh-kembangkan ilmu; proses
ilmiah (Gambar 1.1) yang berlangsung akan menghasilkan luaran yang akan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang kemudian dapat digunakan dalam
rangka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada.

Perumusan Masalah

4
Gambar 1.1 Proses dalam Metode Ilmiah.
lmiah adalah proses pencapaian pengetahuan yang diperoleh melaui suatu
metode sistematis (metode ilmiah) yang melibatkan penggunaan fakta-fakta yang
dapat diinderai oleh manusia atau alat bantu yang dapat diterima oleh akal sehat;
dengan demikian pengetahuan dikatakan ilmiah jika memiliki ciri-ciri keilmuan
yaitu:
a. Rasional: masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia;
b. Empiris: dapat diamati orang lain dengan menggunakan panca indera mereka;
c. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis. Proses yang
dilakukan dalam penelitian ilmiah berawal dari penemuan masalah, merujuk teori,
mengemukakan.
d. hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Adapun karakteristik umum metode Ilmiah:


a. Kritis dan Analitis: Mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikaan untuk
megidentifikasi masalah dan solusinya.
b. Logis: Merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah dan kesimpulan rasional
dari bukti- bukti yang ada.
c. Objektif: Bahwa yang diperoleh ilmu lain akan sama apabila studi yang sama
dilakukan pada kondisi yang sama.
d. Konseptual dan teoritis: Menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
e. Empiris: Bersandar pada realitas.
f. Sistematis: Prosedur yang cermat dan aturan baku.
B. Langkah- Langkah Dan Sikap-sikap Metode Ilmiah
1. Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah yakni sebagai berikut:
Rumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, perumusan hipotesis, pengujian
hipotesis benar atau tidak iya, penarikan kesimpulan.
a. Rumusan masalah

Seseorang peneliti harus mampu mengetahui permasalahan dari objek


yang akan ditelitinya, jika tidak maka akan sangat sulit baginya untuk

5
memecahkan masalah yang akan dihadapinya. Rumusan masalah dibuat untuk
memecahkan masalah dan pada dasarnya rumusan masalah berbentuk
pertanyaan yang harus di lihat kadar kebenrannya atau tidak dengan
menggunakan metode ilmiah. Dengan menggunakan percobaan berupa
metode ilmiah kita bisa mengetahui kebenaran dari objek yang akan
ditelitinya.
b. Menyusun kerangka berfikir
Menurut (Mutiara T, 2006) menyatakan bahwa Sebelum melakukan
rumusan hipotesis hendaknya untuk menyusun kerangka berfikir dengan
tujuan untuk mematangkan konsep yang akan digunakan dalam metode
ilmiah, yang harus kita siapkan alah mengumpulkan fakta-fakta yang berada
di tempat tersebut, mengumpulkan informasi yang rinci juga jelas.
c. Menyusun Hipotesis

Yakni merupakan rumusan masalah yang akan dibuktikan kebenarannya


melalui hipotesis dengan mencari fakta-fakta dan berupa jawaban sementara,
jadi jawaban sementara bisa disbut dengan Hipotesis.
d. Pengujian hipotesis

Menurut (Sofyan, 2013) menyatakan bahwa Usaha yang dilakukan


untuk mengumpulkan data-data fakta yang sesuai dengan sifat relevan

6
sehingga dapat diperlihatkan kebenarannya dengan hasil diterima atau ditolak.
Hal tersebut diperoleh dengan cara menguji coba.

e. Penarikan kesimpulan

Adalah proses penilaian yang berdasarkan hasil penelitian hipotesis yang


diterima atau di tolak. Hipotesis dapat diterima ketika fakta-fakta sudah
terkumpul dan mendukung hipotesis. Jika penemuan tersebut diterima
kebenarannya maka akan disebut dengan penelitian metode ilmiah jika tidak
dapat diterima maka akan ditinjau kembali hipotesis.

Gambar skema bagan sebagai berikut :

Rumusan masalah
7
Menyusun kerangka berfikir

Menyusun Hipotesis

Pengujian hipotesis

Benar?

Ya Tidak

Teori ilmiah

8
2. Sikap-sikap dalam metode ilmiah
Sikap ilmiah menurut (Gusmentari, 2014) dalam buku Burhanuddin Salam (2005:
38) menyatakan bahwa sikap ilmiah yakni sesuai cara berfikir tentang metode keilmuan,
sehingga mampu menimbulkan sikap menerima atau menolak dengan metode ilmiah.
Sikap positif harus dimiliki oleh seorang ilmuawan yang mampu menerima kebenaran
dengan cara berfikir dengan metode ilmiah.
Sikap-sikap dalam metode ilmiah menurut Brotowidjoyo (1985:33-34) dalam buku
(Haryanto, 2000) menyatakan bahwa jika orang yang mempunyai jiwa ilmiah
seharusnya wajib memiliki sikap ilmiah yakni : 1. Ingin tahu, 2. Kritis, 3. Terbuka, 4.
Menghargai karya orang lain, 5. Mampu mempertahankan kebenaran, 6.
Memplaningkan masa yang akan datang.

Dalam metode ilmiah terdapat sikap ilmiah, sebagai berikut :

a. Sikap rasa ingin tahu yakni biasanya selalu terdapat banyak pertanyaan tentang
semua hal, seperti contoh, mengapa seperti ini? Apa saja yang terdapat
didalamnya? Bagaimana bisa memunculkan hasil seperti itu?
b. Sikap kritis yakni mengamati sesuatu lalu menyakan dan membenarkan juga
selalu mencari banyak sumber informasi dalam rana yang luas ataupun bisa
menyakan kepada siapapun sumber.
c. Sikap terbuka biasa ditandai dengan selalu menerima argumentasi dalam
berbagai sumber.
d. Sikap objektif adalah sikap yang dimunculkan tanpa ada rasa pribadi yang
diutarakan apa adanya.
e. Sikap menghargai karya orang lain yakni mampu menghargai karya-karya orang
lain yang diwujudkan dalam ucapan terima kasih.
f. Sikap mampu mempertahankan kebenaran yakni mampu membuktikan hasil
eksperimennya dengan fakta.

9
g. Sikap memplaning ke masa yang akan datang Mampu membuat rencana untuk
eksperimen selanjutkan dan mempunyai pandangan yang jauh.

Adapun sikap ilmiah yang harus ditumbuh kembangkan adalah;

a. Kuriositas atau rasa ingin tahu yang tinggi;


b. Tidak menerima kebenaran tanpa bukti;
c. Jujur, yaitu menerima dan/atau mengungkap fakta apa adanya tanpa disispi
kepentingan yang tidak proporsional;
d. Terbuka yaitu sikap bisa menerima pendapat berbeda dan tidak menutup diri
dari informasi dari pihak yang berbeda pandangan;
e. Toleran yaitu memiliki sikap tenggang rasa dan tidak angkuh;
f. Skeptis yaitu bersikap hati-hati dan ragu dalam mencari kebenaran;
g. Optimis yaitu selalu berpengharapan baik;
h. Pemberani yaitu sikap berani melawan ketidakbenaran atau kekuatan yang
akan mempengaruhi penyimpangan proses yang menggunakan metode ilmiah;

Kreatif yaitu sikap yang senantiasa berupaya mengembangkan sesuatu


atau mencari terobosan atau jalan keluar dalam mengatasi masalah dan atau
modifikasi metode pelaksanaan penelitian tanpa harus mengorbankan prinsip-
prinsip metode ilmiah.

.2 PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

A. Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam


(Sutarman, Sartika, & dkk, 2016) menyatakan bahwa pada awalnya manusia
percaya pada mitos yang saat ini dianggap sebagai pengetahuan yang semu.
Karena mitos dianggap sebagai pengetahuan yang tidak memuaskan, kemudian
manusia mulai mencari ilmu yang nyata. Pada saat itu, manusia fokus padu satu
objek yaitu alam sekitar sehingga lahirlah ilmu pengetahuan alam.

Lahirnya IPA berawal dari rasa keingintahuan manusia terhadap gejala-gejala


alam mencatatnya, dan kemudian baru dipelajari. Pada awalnya manusia hanya
mengamati gejala-gejala alam. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan ilmu
pengetahuan, manusia tidak hanya melakukan pengamatan tetapi juga mulai

10
berpikir tentang bagaimana hal itu bisa terjadi, kapan hal itu terjadi dan lain
sebagainya. Dengan meningkatnya daya pikir mereka, manusia mulai melakukan
eksperimen untuk mengetahui benar atau tidaknya mengenai pengetahuan yang
telah diperoleh.setelah mereka dapat memadukan antara penalaran dengan
eksperimen maka lahirlah Ilmu Pengetahuan Alam.
(Sumarna) Ilmu Pengetahuan Alam terus berkembang, sementara manusia
ingin mencoba mengetahui benda-benda alam disekitarnya yang tidak
diketahuinya. Oleh karena itu mereka terus menerus melakukan eksperimen untuk
menghasilkan ilmu yang mantap. Suatu himpunan ilmu dapat dikatakan sebagai
Ilmu Pengetahuan Alam apabila memenuhi syarat berikut, yaitu pengumpulan
objek harus menggunakan metode keilmuan dan mempunyai manfaat untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia. Diagram sederhana perkembangan IPA:
a. Lambat : Sampai abad 15 :berkembang mitos,logika,pseudo science.
b. Sedang :Awal IPA - sekarang, Heliosentrisme, Liberalisme, penemuan alat.
c. Cepat sampai abad 19 : ditemukannya mesin, revolusi industri, penemuan alat
penelitian yang lebih canggih.
d. Sangat cepat: mulai abad 20, IPA modern, alat riset canggih,telaah
mikroskopik,penemuaan anomali teori sebelumnya,konsep baru.
Untuk lebih mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan alam, berikut
pembahasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang dikenal manusia
dan cara berpikirnya dari zaman purba hingga zaman modern.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam

(Mas'ud & Paryono, 2008) menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk


yang berpikir dibekali dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang
mendorong mereka untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala-gejala
alam serta berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Dari
dorongan rasa ingin tahu dan usaha dalam memecahkan dan memahami sesuatu
maka lahirlah ilmu pengetahuan.
Berikut ini merupakan uraian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
dari zaman kuno hingga zaman modern.
a. Zaman Purba

Sejarah perkembangan sains diawali dengan kegiatan pengamatan manusia


atas peristiwa – peristiwa alam, seperti matahari yang terbit di sebelah timur dan
tenggelam disebelah barat. Demikian pula pengamatan terhadap peredaran

11
benda-benda langit seperti bintang -bintang di malam hari merupakan awal
perkembangan ilmu astronomi yang sangat berguna sebagai pedoman arah bagi
pelayaran di laut.
Pada zaman ini manusia telah mencapai kemampuan dasar untuk
perkembangan ilmu pengetahuan : membedakan macam – macam hal,
mengumpulkan berdasarkan kelompok, mendesain alat – alat bantu kerja,
meningkatkan efisiensi, dan sebagainya. Kemampuan dasar ini diperoleh untuk
bertahan hidup dan berhadapan dengan alam yang keras. Bukti kemajuan
teknologi dapat dilihat dari peninggalan di gua tempat tinggal mereka, alat
berburu, lumbung tempat penyimpanan makanan, dan cara – cara pengawetan
makanan secara sederhana untuk persediaan. Gambar di gua menunjukkan cara
mereka berkomunikasi dan juga kebudayaan serta seni berkomunikasi yang
mereka miliki.

b. Zaman Kuno (Surajiyo) menyatakan bahwa pada zaman ini manusia masih
mempunyai pemikiran yang terbatas baik dari segi peralatan maupun
pemikiran akibatnya pengamatan yang dilakukan kurang maksimal.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sehari-hari dan diterima apa adanya,
tanpa ada usaha untuk mengetahui kebenaran dan asal usul dari segala
sesuatu. Pada zaman ini, manusia sudah mempunyai beberapa kemampuan
diantaranya adalah:
1. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
2. Kemampuan menemukan abjad dan bilangan alam, dengan demikian
pada zaman ini manusia sudah bisa berfikir secara abstraksi.
3. Menyusun kalender yang berdasarkan pengolahan hasil abstraksi yang
telah mereka lakukan.
4. Kemampuan utuk meramalkan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa-
peristiwa yang sudah terjadi

Meskipun demikian, dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia masih


belum merasa puas karena jauh dari kebenaran. Pada zaman ini data yang
terkumpul ditulis dengan cara:
1. Peristiwa dilukiskan dengan bentuk gambar-gambar.
2. Kemudian gambar-gambar tersbut disederhanakan dan diberi bentuk
tertentu (pictographic writing).
3. Selanjutnya meningkat melalui suku kata yang diberi tanda tertentu.

12
4. Selanjutnya yang paling tinggi adalah penulisan menggunakan abjad.

c. Zaman Yunani Kuno (Karim, 2014) Menyebutkan bahwa zaman ini


berlangsung pada abad 6 SM sampai dengan 6 M. Pada zaman ini ilmu
didapat melalui proses penyelidikan secara kritis (inquiring), jadi manusia
tidak menerima ilmu sebagaimana adanya tetapi mereka berusaha
menemukan asal usul atau sebab akibat dari segala sesuatu.

Ilmu pengetahuan yang sebelumnya sudah didapatkan pada zaman kuno,


mulai dicari tahu asal-usulnya. Sehingga pada zaman ini ilmu pengetahuan
berkembang secara pesat dan Yunani telah mencapai puncak yang gemilang
dalam bidang pengetahuan.

(Aristama) menyatakan bahwa pada zaman ini, banyak ilmuan terkenal


yang bermunculan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Thales (625-548 SM) Thales merupakan ilmuan yang ahli dibidang
filsafat dan matematika yang merupakan pelopor dari segala ilmu. Dia
orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam semesta dan segala
isinya, oleh karena itu dia mendapat gelar sebagai “bapak filsafat”. Alasan
Thales memilih air sebagai asal alam karena menurutnya air merupakan
sesuatu yang amat diperlukan bagi kehidupan dan bumi ini terapung diatas
air.
2. Pythagoras (580-500 SM) Seorang ilmuan yang ahli dibidang matematika.
Ia berpendapat bahwa dasar terbentuknya benda ada 4 unsur yaitu, air, api,
tanah, dan udara. Pythagoras terkenal dengan dalil yang telah
ditemukannya dan dipakai sampai saat ini, yaitu dalil Pythagoras tentang
segitiga siku-siku. Pythagoras juga berpendapat tentang alam semesta,
bahwa bumi ini bulat dan berputar. Karena berputar sehingga alam
semesta nampak berputar mengelilingi bumi.
3. Socrates Dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani karena ia
sering melakukan penyelidikan terhadap ilmu pengetahuan yang
menyangkut kehidupan manusia. meskipun tidak mempunyai karya
tertulis tetapi ia mempunyai pemikiran yang dikumpulkan oleh muridnya
Plato, diantaranya. adalah logika (mengajak manusia untuk berpikir) yakni
adanya major premise, minor premise dan conclusion.
4. Demokritos (460–370 SM) dan Leucippus (450 SM) Mereka merupakan
penemu atom (materi terkecil dari suatu benda yang tidak bisa dibagi
lagi). Bentuk atom beraneka ragam dan selalu bergerak ke segala arah
sehingga sering menyebabkan terjadinya benturan antara yang satu
dengan yang lain dan menghasilkan pusaran. Jumlah atom dan pusaran

13
tersebut yang akan menghasilkan beraneka ragam benda.
5. Aristoteles Ia merupakan filusuf dari Yunani dan murid dari Plato.
Pendapatnya tentang dasar terbentuknya benda ada 5 unsur yaitu, air api,
udara, tanah dan eter. Mengenai hal tersebut, ada unsure dasar yang
disebut dengan hule yang dapat berupa tanah,api,udara, dan air.
Perubahan tersebut terjadi apabila dalam keadaan dingin, lembab, panas
dan kering. Contohnya apabila hule dalam kondisi yang lembab dan panas
maka akan berbentuk udara. Jika dalam kondisi panas dan kering akan
berbentuk api dan bila kering dan dingin berbentuk tanah.
Aristoteles tidak percaya akan adanya ruang hampa, karena apabila
disuatu tempat tidak terdapat apapun (benda) maka akan terdapat sesuatu
yang immaterial, yaitu eter. Salah satu pemikirannya adalah pola pikir
untuk dapat memperoleh sesuatu kebenaran haruslah berdasarkan logika.
Dia juga sebagai orang pertama yang menyusun klasifikasi bintang yang
ada di muka bumi ini.
6. Archimedes Ia dikenal sebagai ilmuan yang ahli dibidang fisika,
matematika, astronomi, dan filsafat. Yang paling terkenal dari penemuan
beliau adalah hukum Archimedes, inti dari hukum tersebut adalah benda
yang tercelup (baik sebagian atau seluruhnya) maka akan mengalami gaya
keatas sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
7. Anaximenes Ia berpemdapat bahwa prinsip dari segala benda adalah tak
terbatas. Prinsip tersebut adalah udara, hal ini dikarenakan udara yang
meliputi seluru alam dan menjadi kebutuhan dasar manusia untuk
bernafas. Pendapatnya tentang bumi adalah bumi itu datar dan melayang
diudara, bintang-bintang ditanam seperti paku yang ada didalam Kristal
dan bendabenda langit bergeak mengitari bumi seperti halnya topi yang
mengitari kepala kita. Ia juga berpendapat bahwa terjadinya gempa bumi
merupakan sebuah pertukaran keadaan bumi antara keadaan kering dan
basah.
8. Heraclitus Ia mengutarakan pendapatnya tentang sifat-sifat dan perubahan
alam semesta. Ia berpendapat bahwa alam semesta selalu mengalami
keadaan yang berubah-ubah, sesuatu yang dingin akan menjadi panas, dan
bisa sebaliknya. Pendapatnya kosmos terbentuk dari api, Hal ini
mengandung suatu pengertian bahwa kebenaran akan selalu berubah-
ubah.

d. Zaman Pertengahan (Dewiki & Hardini) menyatakan bahwa pada zaman ini,
ilmu berkembang pesat di Timur tengah yang dikuasai oleh bangsa arab.
Banyak peninggalan Yunani yang diterjemahkan kedalam bahasa arab dan
dibukukan untuk dijadikan sebagai acuan pada dunia Ialam dan Eropa. Pada

14
tahap ini metode eksperimen mulai dikembangkan sehingga memungkinkan
perluasan ilmu dibidang kedokteran, farmasi, astronomi, kimia dan biologi.
Tokoh-tokoh pada zaman ini adalah sebagai berikut:
1. Kwarizmi Ia merupakan ilmuan yang menghasilkan karya Al
JabarwalMukabala yang artinya mengutuhkan kembali dan perbandingan.
Memperkenalkan asas algorisme yang merupakan sistem hitungan nilai
angka menurut tempat dari kanan ke kiri, satuan, puluhan, ribuan dan
seterusnya. Dari system inilah bangsa Barat menyebutnya sebagai angka
Arab.
2. Ar-Razi Ia merupakan tokoh kedokteran dan Kimia, orang bangsa Barat
memanggilnya Razes. Dengan cara membedakan cacar air dan cacar
merah Ar-Razi berhasil menjadi orang pertama yang bisa mendiagnosa
penyakit cacar. Ia juga berhasil dalam banyak pengobatan berbagai
penyakit, diantaranya pemanasan saraf, penyakit kepala, dan
menyembuhkan patah tulang dengan menjadikan kayu sebagai pengikat.
Sebagai ilmuan yang ahli dibidang kimia ia juga berhasil menemukan air
raksa (mercury).
3. Ibnu Sina Ia merupakan tokoh yang ahli dalam bidang kedokteran, orang
Barat menjulukinya sebagai Avicenna. Dia ilmuan yang pertama kali
menunjukkan bahwa udara merupakan penyalur penyakit dan membantu
pengobatan penyakit saraf. Salah satu karyanya adalah Al-Qanun fi’ith
Thibb atau Pedoman Kedokteran merupakan buku terluas yang
dipergunakan dalam dunia Islam maupun Barat, seluruh karyanya
berjumlah 170 buah yang sebagian besar sudah diterjemahkan dalam
bahasa Latin.
4. Ibnu Baithar Ia merupakan tokoh dibidang tumbuhan, orang Barat
mengenalnya sebagai Alpetragius. Ia sering melakukan terapannya untuk
keperluan obat-obatan. Ilmumya memang sebagian berasal dari Yunani,
tetapi 1.400 ramuan obat yang telah dikemukakannya, sebanyak 300
ramuan merupakan temuannya sendiri dan 200 mupakan ramuan yang
terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Karyanya yang sangat terkenal adalah Al
Adwiyati’l Bashtithah yang artinya Ramuan Ramuan Sederhana, buku ini
dicetak dalam bahasa Latin dengan judul Simplicia (1758).
5. Al Ashama’I Ia merupakan seorang sarjana yang ahli dalam ilmu hewan.
Karyanya berjudul Al Hayawan yang bearti hewan. Di dalam buku
tersebut dipaparkan tentang singa, harimau, gajah, dan unggas. Ia meneliti
binatang-binatang tersebut dalam alamnya serta perpindahannya yang
berhubungan dengan musim.
6. Niarizi Ia merupakan ilmuan yang banyak menghasilkan buku tentang
cuaca, iklim dan bintang. Ia juga pernah membuat alat bantu tentang

15
bintang untuk mengetahui gerak benda-benda langit.

e. Zaman Modern (Harmoni) menyatakan bahwa pada zaman ini pengetahuan


sudah terkumpul cukup banyak dari zaman kuno hingga zaman pertengahan,
tetapi masih belum tersusun secara sistematis dan belum mendapatkan
kesimpulan sesuai jalan pikiran tertentu. Kesimpulan yang didapat masih
diwarnai dengan berbagai pemikiran ahli agama, filsafat, atau mistik. Pada
zaman ini, alat-alat penelitian mulai dikembangkan untuk mendukung
penelitian yang dilakukan. Setelah alat yang ditemukan semakin sempurna
maka dikembangkannya metode eksperimen untuk mencari tahu tentang asal
usul hal-hal tertentu. Metode eksperimen yang semakin berkembang
membuat ilmu pengetahuan semakin tumbuh pesat. Tokoh-tokoh yang
terkenal pada zaman ini adalah:
1. Evangelista Torricelli Torricelli merupakan ilmuan yang ahli dibidang
fisika dan ilmu pasti, penemu barometer (alat yang digunakan sebagai alat
pengukur suhu udara serta tekanan udara suatu tempat). Penemuannya
tersebut maih digunakan hingga sekarang. Torricelli juga berhasil
menemukan sebuah hukum setelah melakukan sebuah eksperimen
sederhana, huku tersebut diberi nama ‘hukum torricelli’ yaitu kecepatan
cairan yang keluar dan mengalir dari celah dengan ketinggian yang
berbeda.
2. Antonio Laurent Lavosier Lavosier merupakan ilmuan yang ahli dibidang
kimia, ia berhasil menemukan hubungan zat asam dan udara dalam
pembakaran (peran oksigen dalam pembakaran). Ia juga pernah
melakukan sebuah eksperimen yang mengasilkan hukum kekekalan
massa, yaitu jumlah massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
3. Antony van Leuwenhoek adalah seorang ilmuan yang ahli dibidang
biologi, ia berhasil menemukan mikroskop sehingga dapat melihat bakteri
dengan perbesaran 270 kali lebih besar dari aslinya. Selain itu,
penemuannya yang lain adalah spermatozoa anjing, kelinci, ikan dan lain
sebagainya.

C. Perbedaan IPA Klasik dan IPA Modern

Perkembangan yang makin cepat menyebabkan IPA diklasifikasikan


menjadi berbagai disiplin ilmu ke sub disiplin ilmu kemudian spesialisasi. Disini
IPA dibedakan menjadi 2 yaitu IPA klasik dan IPA modern. Konsep klasik dan
modern lebih mengacu pada konsepsi cara berpikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu fenomena alam bukan pada waktu penemuannya. Berikut ini

16
adalah perebedaan IPA klasik dengan IPA modern:
a. IPA Klasik (Harmoni) menyatakan bahwa klasik bersifat tradisional,
berdasarkan pengalaman atau naluri semata, memang didalamnya terdapat
beberapa kreasi namun hanya berdasarkan tiruan dari alam disekitar. Dalam
IPA klasik mempunyai proses teori dan eksperimen sama-sama meiliki
peran yang kuat. IPA klasik mempunyai kajian yang bersifat makroskopik,
yaitu berpusat pada hal-hal yang berskala besar, seperti dalam konsep
mekanika, termodinamika listrik, megnet, dan lain sebagainya. Jadi pada
IPA klasik ini semua pengetahuan diperoleh melalui penelitian yang bersifat
tradisional dikarenakan belum ditemukannya alat-alat yang canggih.
Penelitian yang dilakukan juga berskala sederhana dan belum rinci.
Sehingga hasilnya masih sederhana dan belum teliti. Berikut adalah cirri-ciri
IPA klasik:
1. Lebih mengutamakan eksperimen daripada teori, meskipun eksperimen
hanya bersifat sederhana dan tradisional.
2. Dapat mendiskripsikan gejala-gejala alam Contoh pada IPA klasik
adalah proses pembuatan tempe dengan ragi. Meskipun dalam proses
pembuatan hanya berdasarkan pengalaman belum disadari hal tersebut
termasuk kedalam ilmu mikrobiologi dan ilmu fisika
b. IPA Modern (Mas'ud & Paryono, 2008) menyatakan IPA modern lebih
menekankan pada teori daripada eksperimen. Konsep-konsep IPA modern
diturunkan dari system mikroskopis, yaitu sistem yang mempelajari dalam
skala kecil, seperti terjadinya radiasi benda hitam, spectrum atom, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini berarti pada IPA modern ini sudah
berkembangnya kemampuan manusia dalam memecahkan suatu hukum
alam, sehingga mereka dapat mempelajari dan menyimpulkan hal-hal yang
terkecil sekalipun contohnya atom. Sehingga mekanika klasik sudah mulai
tergeser dengan mekanika modern. Dari hasil eksperimen yang diperoleh
pada IPA klasik mulai di cari asalusulnya (menguji teori yang telah ada).
Kemudian muncul teori yang lebih kritis dan pasti tentang kealaman. IPA
modern diperoleh dari penelitian berulang kali dengan menggunakan meode
ilmiah. Sehingga daripengujian secara berulang-ulang tersebut, dapat
dihasilkan ilmu yang mantap, baik digunakan untuk terapan ataupun ilmu
murni. Contoh dari IPA modern adalah pengolahan jerami dan sampah
organik untuk dijadikan biogas dengan bantuan bakteri sehingga
menghasilkan CO2,CH4 dan gas H2S yang dapat digunakan sebagai
pengganti bahan bakar.

17
.3 RUANG LINGKUP IPA DAN PENGEMBANGANNYA

A. Klasifikasi IPA
Ilmu pengetahuan alam dibagi menjadi beberapa bidang utama yaitu:
1. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai makhluk
sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.
Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke
suatu tujuan.
2. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial,
kebudayaan dan tingkah laku sosial.
3. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-
ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya.
4. Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa,
negara atau individu.
5. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar-menukar barang
produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
6. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul
organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.
7. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta dengan
semua isinya.
8. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan
yang bersifat sementara, seperti bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik
kelistrikan, teknik nuklir.
9. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi menjadi kimia
organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini
dapat diciptakan seperti plastik, dan bahan peledak.
10. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
11. Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
12. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan.
13. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup.
14. Anatomi, suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam makhluk
hidup.

18
15. Fisiologi, studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh makhluk hidup.
16. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.
17. Histologi, studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang
merupakan serentetan sel sejenis.
18. Palaentologi, studi tentang makhluk hidup masa lalu.
19. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, yaitu studi tentang bumi sebagai
salah satu anggota tata surya, dan ruang angkasa dengan benda angkasa
lainnya.
20. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi
dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini petrologi (batu-batuan),
vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral).
21. Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang
meliputi bintang, planet, satelit dan lainnya. Manfaatnya dapat digunakan
dalam navigasi, kalendar dan waktu.

B. Ruang Lingkup IPA


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu induk ilmu pengetahuan yang mengkaji
semua hal yang berhubungan dengan alam meliputi:

1. Manusia sebagai komponen dari alam yang juga merupakan subyek


sekaligus obyek kajian;
2. Alam-lingkungan yang bersifat hidup (lingkungan biotik) atau disebut
juga organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari: dunia tumbuhan dan
dunia hewan; pada perkembangan berikutnya dikenal juga
mikroroganisme atau jasad renik yang hanya dapat dilihat dengan alat
bantu berupa lensa pembesar (mikroskop). Secara keseluruhan kajian
tentang lingkup yang bersifat biotik ini disebut Biologi. Ilmu Biologi
terbagi menjadi berbagai cabang ilmu seperti: botani (ilmu tumbuhan),
zoologi (ilmu hewan), mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik). Botani
terbagi menjadi berbagai anak cabang ilmu tergantung jenis tumbuhan
yang dikaji. Zoologi dibagi menjadi berbagai anak cabang ilmu tergantung
jenis hewannya. Begitu juga mikrobiologi terbagi menjadi: bakteriologi
(tentang bakteri), mikologi (tentang jamur/fungi), virology (tentang virus).
3. Alam lingkungan yang bersifat tidak hidup (lingkungan abiotik) yang
merupakan lingkungan tempat hidup dan beraktivitasnya manusia. Dari
lingkup ini melahirkan: ilmu astronomi (perbintangan), geologi, geodesi,
dan masing-masing berkembang menjadi berbagai cabang ilmu.

19
Ilmu pengetahuan berkembang setelah adanya pengamatan,
pengalaman, dan pemirikan manusia yang sangat terbatas. Sejalan dengan
waktu ilmu pengetahuan meningkat baik dalam bidang kajian maupun
kedalaman dan kompleksitasnya. Pada mulanya semua catatan-catatan
yang merupakan kumpulan pengetahuan disusun tanpa ada penggolongan
bidang ilmu. Pada perkembangan berikutnya, sejalan dengan meningkatnya
kompleksitas pengetahuan, maka para penulis atau “ilmuwan”
mengumpulkan catatan-catan/kutipan kutipan yang berguna tersebut dalam
kelompok-kelompok besar ilmu alam yaitu: anatomi (ilmu pengetahuan
tentang urai tubuh), botani (ilmu pengetahuan tentang tumbuhan), zoologi
(ilmu tentang hewan), astronomi (ilmu tentang perbintangan), mineralogi
(ilmu tentang pertambangan)

Saat ini ilmu alam makin berkambang; sebagaimana


diimplementasikan mulai dari pendidikan dasar (SD) hingga pendidikan
menengah atas (SMA), dikenal 3 bidang ilmu dari IPA yaitu:
1. Biologi yaitu ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang terbagi
menjadi berbagai cabang ilmu yaitu kajian tentang manusia, tumbuhan,
hewan, dan jasad renik;
2. Kimia yaitu terbagi menjadi: kimia organik, kimia anorganik, kimia
analitik;
3. Fisika yaitu fisika inti, fisika kuantum, termofisika, fisika terapan,
fisika modern.

Di antara ketiga bidang ilmu IPA tersebut terdapat “irisan” kajian yaitu:
1. Kajian antara biologi dan kimia yaitu: biokimia yang terdiri dari
beberapa anak cabang ilmu sesuai kepentingan dan kebutuhan manusia.
2. Kajian antara kimia dan fisika yaitu: kimia koloid dan fisika koloid.
3. Kajian antara biologi dan fisika yaitu biofisika.

Selanjutnya “irisan” kajian itu makin kompleks dan menghaslkan


ilmu-ilmu baru seperti: bioteknologi dan biologi molekuler.
IPA yang saat ini dipelajari dan ditumbuhkembangkan adalah
ilmu pengetahuan yang memiliki karakter sebagai berikut:

20
1. Sebagai bentuk bahasa atau sistem komunikasi yang dipakai oleh
manusia di seluruh dunia apapun Negara dan latar-belakang
budayanya.
2. Memiliki bidang di mana metode ilmiah dapat diterapkan; jadi jika
metode ilmiah tidak dapat diterapkan, maka ilmu tersebut bukanlah
IPA.
3. Memiliki tujuan mencari kebenaran dan menemukan fakta;
4. Bersifat bebas nilai; artinya kajian dan temuan dalam IPAtidak bisa
ditafsirkan berbeda berdasarkan latar-belakang manusianya
(pengguna/ilmuwan);
5. Bersifat relatif (tidak mutlak); jadi kajian dan/atau temuan dalam IPA
tidak memiliki kebenaran mutlak, tapi memiliki prinsip dedukto-
hipotetiko-verifikatif yaitu permasalahan didekati kemudian diduga
penyelesaian/jawaban pemecahannya dan selanjutnya diuji/diveifikasi
untuk mendapatkan kesimpulan. Sebagaimana dikemukakan Tutik
(2012) metode ilmiah yaitu logico-hypotetico-vrivicative hanya
berlaku untuk keilmuan yang bersifat deskriptif yaitu dalam rangka
menjelaskan hubungan sebab-akibat antara dua hal. Sedangkan sifat
keilmuan hukum adalah preskriptif; dengan demikian metode dan
prosedur penelitian dalam ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu sosial
tidak dapat diterapkan untuk imu hukum.
IPA senantiasa berhubungan dengan bidang ilmu lain termasuk bidang non
IPA sejalan dengan perkembangan alam pikir manusia. Ekologi sebagai
cabang ilmu IPA berhubungan erat dengan kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial dan berpolitik dalam kehidupannya. Menurut Dharmawan
(2007) dalam dua dekade terakhir perkembangan bidang keilmuan ekologi
manusia, sosiologi lingkungan, dan ekologi politik sangat pesat;
transformasi ekologi manusia menjadi sosiologi-ekologi-manusia
(sosiologi lingkungan) telah mendorong munculnya ekologi politik sebagai
bidang keilmuan bau untuk melengkapi bidang-bidang keilmuan
sebelumnya.

21
BAB III
PENUTUP

.1 KESIMPULAN

Metode Ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh


pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Proses ilmiah yaitu suatu
proses yang diguakan dalam rangka memperoleh atau menumbuh-kembangkan
ilmu yang berlangsung akan menghasilkan luaran yang akan memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan yang kemudian dapat digunakan dalam rangka untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada. Ilmu Pengetahuan Alam lahir dari rasa
ingin tahu manusia terhadap lingkungan sekitar, rasa ingin tahu tersebut yang
menimbulkan pengalaman. Pengalaman inilah yang menciptakan pengetahuan.
Sebelumnya belum spesifik ke IPA melainkan ilmu pengetahuan, yaitu Zaman Kuno,
Zaman Yunani Kuno, Zaman Pertengahan Zaman Modern. Melalui 4 zaman
perkembangan ilmu pengetahuan itulah IPA lahir, dimulai dari IPA klasik yang bersifat
tadisional dan ilmu pengetahuan didapat dengan begitu adanya (belum maksimal) hingga
lahir IPA modern yang mulai muncul teori yang lebih kritis.

.2 SARAN

22
Saran kami sebagai penulis ialah kita sebagai generasi muda penerus
bangsa seharusnya lebih meningkatkan ilmu pengetahauan yang kita miliki dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada demi kemajuan bangsa
indonesia. Kita juga sudah sepatutnya meneladani siakp-sikap ilmiah dalam IPA,
penerapan metode ilmiah juga sebaiknya kita terapkan dalam kehidupan sehari-
hari, yaitu kita harus menguji kebenaran dari segala aspek baik yang kita lihat
maupun yang kita dengar dan harus sesuai dengan realita yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
helen.staff.gunadarma.ac.id. (n.d.). Metode Ilmiah. helen.staff.gunadarma.ac.id .
Samiha, Y. T. (2018). Standar Menilai Teori dalam Metode Ilmiah pada Kajian Filsafat
Ilmu . Medina-Te, Jurnal Studi Islam , 134.
Sastrahidayat, I. R. (n.d.). Metode Ilmiah
Sudjatinah. (2010). ilmu kealaman dasar. Semarang: Semarang University Press.
Sutarman, S. B. (2016). buku ajar ilmu kealaman dasar. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Aristama, S. N. (n.d.). Sejarah Perkembangan Ilmu pada Masa Yunani Kuno. 1-4.
Chamisijatin, L., & Husamah. (2017). Malang: Media Nusa Creative.
Dewiki, M. d., & Hardini, M. I. (n.d.). Ilmu Aalamiah Dasar. Modul 1 , 147-149.
Djohar. (1985). SEJARAH PENDIDIKAN SAINS DAN IMPLIKASINYA BAGI
PENGEMBANGAN KONSEP BELAJAR-MENGAJAR IPA .
Harmoni, A. Pengantar IlmuAlamiah Dasar. Gunadarma.
Karim, A. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Fikrah , 277-278.
Mas'ud, I., & Paryono, J. (2008). Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rahayu, P., Mulyani, S., & Miswadi, S. (2012). PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
IPA TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PROMBLEM BASE MELALUI LESSON STUDY .
Ratnawati, E., Rahayu, S., & Pryitno. (n.d.). PEMAHAMAN HAKIKAT
SAINS(NOS)MAHASISWA TAHUN KETIGA .
Sumarna. (n.d.). ILMU ALAMIAH DASAR(IAD) .

23
Surajiyo. (n.d.). Sejarah, Klafikasi dan Strategi Perkembangan. 2-3.
Sutarman, Sartika, S. B., & dkk. (2016). Buku Ajar Ilmu Kealaman Dasar. Sidoarjo:
Poedjiadi Anna. 2010. Sains dan Teknologi Masyarakat. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Drs. Hamdani, M.A. 2011. Filsafat Sains. Bandung: CV Pustaka Setia.
Wonorahardjo Surjani. 2009. Dasar – Dasar Sains. Jakarta: PT Indeks.
http://ghiovanidebrian.wordpress.com/tugas-kuliah/semester-2/ilmu-kealamandasar/bab-
iii-perkembangandan-pengembangan-ipa/
https://musdalifahyasin.wordpress.com/2012/05/22/ilmu-alamiah-dasar-perkembangan-
dan-pengembangan-ipa/

24

Anda mungkin juga menyukai