Anda di halaman 1dari 6

Nama :Dendi

Nim: A0D019027
Kelas:(A5)D3 Perpajakan

1.Terdapat 11 Tahap Siklus Akuntansi yang dimana dimulai dari


mengidentifikasi transaksi hingga menghitung kewajiban pajak yang
menggunkan laporan L/R Fiskal:

1). Identifikasi Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi


Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi transaksi.

Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat dicatat dengan benar.

Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah
transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan dan dapat
dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.

Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus memiliki bukti, jika tidak ada
bukti maka transaksi tidak dapat dicatat dan dilaporkan dalam laporan
keuangan.

Bukti transaksi biasanya berupa kwitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo


penghapusan piutang dan lain sebagainya.

Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan diverifikasi.

2).Analisis Transaksi Dalam Tahapan Siklus Akuntansi


Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan pengaruhnya
terhadap posisi keuangan.

Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan rumus persamaan dasar


akuntansi:

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.

3). Pencatatan Transaksi pada Jurnal


Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku
jurnal.

Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi


dalam suatu periode siklus akuntansi atau alur akuntansi.
Proses pencatatan transaksi ke dalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing).

Terdapat dua macam jenis jurnal dalam tahapan siklus akuntansi yakni, jurnal
umum dan jurnal khusus.

4). Posting Buku Besar


Langkah selanjutnya dalam alur akuntansi atau urutan siklus akuntansi yaitu
mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar
akuntansi.

Buku besar adalah kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-


masing digunakan untuk mencatat informasi tentang aktiva tertentu.

5). Penyusunan Neraca Saldo


Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode
tertentu.

Cara membuat neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan
saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan

6). Penyusunan Jurnal Penyesuaian


Jika pada akhir periode alur akuntansi, terdapat  transaksi yang belum dicatat,
atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal
penyesuaian.

Penyesuaian dilakukan  secara periodik, biasanya saat laporan akan disusun.

Pencatatan penyesuaian sama seperti pencatatan transaksi umumnya.

7). Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Pada tahapan siklus akuntansi ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo
kedua dengan cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar
ke dalam neraca saldo yang baru.

8). Penyusunan Laporan Keuangan


Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, urutan siklus
akuntansi selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disusun seperti:

 a.) Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.


 b.) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah
terjadi.
 c.) Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan
fleksibilitas.
 d.) Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas
keluar dan kas masuk pada periode berjalan.

9). Tahap Terakhir Silklus Akuntansi: Penyusunan Jurnal Penutup


Setelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal penutup.

Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja.

Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi.

Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait.

10). Tahap Opsional Siklus Akuntansi: Penyusunan Neraca Saldo Setelah


Penutupan
Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan.

Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah


dibuatnya jurnal penutup.

Oleh karena itu, neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening
permanen saja.

11). Tahap Opsional Siklus Akuntansi: Penyusunan Neraca Saldo Setelah


Penutupan
Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan.

Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar setelah


dibuatnya jurnal penutup.

2. Objek-objek Pajak di dalam PPh 21, 22, 23, 24, 25, pasal 4 ayat 2, PPn dan
PPnBm yaitu

PPh 21 mengenai : -Penghasilan yang diterima atau diperoleh


pegawai tetap

-Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima industri

PPh 22 mengenai: -Impor barang dan ekspor


-Pembayaran atas pembelian barang

PPh 23 mengenai: -Dividen

-Bunga

-Royalti

PPh24 mengenai: -Penghasilan dari saham

-Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa 

PPh 25 mengenai: -Wajib pajak orang pribadi

-Wajib pajak badan

Pasal 4 ayat (2) mengenai: -Penghasilan berupa bunga dari deposito dan
jenis-jenis tabungan lainnya

-Penghasilan berupa bunga dari obligasi swasta dan obligasi negara

PPn mengenai: -Adanya penyerahan BKP pada daerah pabean yang


dilakukan oleh pengusaha.

- Adanya penyerahan JKP di dalam daerah pabean oleh pengusaha.

PPnBm mengenai: -Objek PPnBM merupakan barang-barang kebutuhan


pokok.
-Objek PPnBM hanya dikonsumsi oleh orang-orang atau masyarakat
tertentu.

3. yang bersifat dipungut adalah PPh Pasal 22, PPN DaN PPnBM yang bersifat
dipotong ialah PPh 21, PPh 23, pasal 4 ayat 2,PPh 25, PPh 26

Tanggal dilaporkan:

Pasal 4 ayat 2:

Tanggal 10 (bagi pemotong pajak) atau tanggal 15 (bagi wajip pajak pengusaha
[erswaan) dari bulan berikutnya setelah mada pajak berahir

Pasal 21:

Paling lambat tangga 31 maret seiap tahunnya


Pasal 22:

Paling lambattanggal 20 setiap tahunnta

Pasal 23:

Tanggal 10, bulan setelah bulan terutang PPh 23

Pasal 24:

PPN dan PPnBM:

Tanggal 14 bulan berikutnyadan batas untuk melaporkan PPN jatuh pada


tanggal 20 dibulan berikutnya.

4. Setelah mngetahui fumgsi dan manfaat dari SPT tahunan badan. Kita juga
perlu memahami beberapa dokumen dan berkas yang wajib dipersiapkan untuk
pengisiaan spt tersebut. Terdapat Sembilan berkas yang harus dipersiapkan

1. SPT tahunan PPH BADAN 1771

2. spt massa PPN, yang di dalamnya termasuk seluruh faktur pajak masukan dan
keluaran pada sat tahun pajak tersebut

3. SPT masa pasl 21, mulai dari awal sampai ahir tahun pajak

4. bukti pemotongan PPh pasal 23 dalam satu tahun pajak

5. bukti pemungutan PPh pasal 22 dan SSP pasal 22 import, dalam satu tahun
pajak

6. Bukti pemotongan PPh pasal 4 ayat 2, dalam satu tahun masa pajak. Berkas
iini diperlukan jika kita merupakan wajib pajak dengan kewajiban brdasarkan
PP No 46 tahun 2013

7. Bukti pembayaran PPh pasl 25, salam satu tahun pajak

8. Bukti pembayaran atas surat tagihan pajak PPh pasal 25 dalam satu tahun
pajak

9. Lporan keuangan, termasuk juga laporan keuangan hasil audit akuntan publik
dan data pendukungnya (buku besar pendukung laoran keuangan, buku besar
pembantu pendukung laporan keuangan, rekening Koran atau tabungan
perusahaan, bukti penerimaan dan pengeluaran, arsip akta pendirian atau
perubahannya dan lampiran SPT tahunan PPh badan)

Anda mungkin juga menyukai