Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengertian Kreatifitas

Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar,
tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic daripada algorithmic
(Dollinger, 1995). Sedangkan yang dimaksud dengan heuristic adalah sesuatu yang
merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita
untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Heuristic bagaikan suatu
map (peta buta) yang belum jelas dimana kita dan kemana kita akan berjalan. Heuristic
menstimulasi seseorang untuk belajar lebih dalam untuk dirinya, seperti bagaimana menuju
kota B dari kota A dengan petunjuk map yang kurang jelas tersebut.

Algorithm adalah suatu mekanikal set dari aturan-aturan, suatu perencanaan operasi
yang telah diset sebelumnya untuk pemecahan suatu masalah, pengambilan keputusan, dan
penyelesaian suatu konflik. Contohnya, melempar satu koin mata uang adalah suatu
algorithm karena jumlah sisi dari koin dan indikator dari kepala atau ekor telah ditetapkan
dengan jelas sehingga hasilnya dapat diperkirakan jika koin tersebut dilemparkan.

Rockler dalam Innovative Teaching Strategies mendefinisikan bahwa; kretaivitas


adalah seseorang yang dengan sadar mendapatkan suatu perspektif baru dan sebagai hasilnya
membawa sesuatu yang baru. Kreativitas tersebut melalui suatu proses yang sangat penting
dalam tindakan yang orisinil, yang berhubungan dengan produksi, menghasilkan sesuatu
yang unik dari seseorang di satu pihak, dan material, kejadian, atau lingkungan dari
kehidupannya dilain pihak.[7]

Menurut kamus Webster dalam Anik Pamilu (2007:9) kreativitas adalah


kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinilitas dalam
berekspresi yang bersifat imajinatif. Beberapa ahli mendefinisikan kreativitas sebagai
berikut:

1. Menurut James J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati (2005:15) mengatakan


bahwa “Creativity is a mental process by which an individual crates new ideas or products,
or recombines existing ideas and product, in fashion that is novel to him or her “
(kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan
ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan
melekat pada dirinya.

2. Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15) mengutarakan bahwa


kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah
ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh
suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau daya cipta (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990: 456), kreativitas juga dapat bermakna sebagai kreasi terbaru dan
orisinil yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses mental yang unik untuk menghasilkan
sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil. Kreativitas merupakan kegiatan otak yang
teratur komprehensif, imajinatif menuju suatu hasil yang orisinil.[8]

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode
ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, fleksibel, suksesi, dan
diskontinuitas, yang berdayaguna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu
masalah. Jadi kreativitas merupakan bagian dari usaha seseorang. Kreativitas akan
menjadi seni ketika seseorang melakulan kegiatan. Dari pemikiran yang sederhana itu,
penulis melakukan semua aktivitas yang bertujuan untuk memacu atau menggali
kreativitas.

B. Ciri-cirinya Kreativitas

1. Selalu bertanya, “ Apakah ada cara yang baik? “.


2. Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin.
3. Berefleksi/ merenung, berfikir dalam.
4. Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perpektif yang berbeda.
5. Menyadari kemungkinana benyak jawaban dari pada satu jawaban yang benar.
6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai sukses.
7. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samara terhadap masalah untuk menghasilkan
pemecahan inovasi.
8. Memiliki kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan
dari perfektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuahan untuk
berubah.

C. Langkah-langkah berfikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir yang mana berusaha menciptakan gagasan atau
ide baru yang fresh. Berpikir kreatif juga dapat dikatakan berpikir divergen yang merupakan
cara berpikir dengan memberikan berbagai kemungkinan jawaban untuk pertanyaan yang
sama seperti melihat suatu permasalahan dari berbagai perspektif. Kemampuan berpikir
kreatif seseorang akan semakin tinggi jika mampu memberikan semakin banyak solusi untuk
suatu masalah dengan menekankan ketepatgunaan yang belum umum diterapkan. Produk dari
cara berpikir kreatif adalah kreativitas yang dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan segar,
dari sesuatu yang sebelumnya belum ada, atau kombinasi baru dari sesuatu yang sudah ada.
Untuk itu penemuan teknologi, penetapan kebijakan, temuan teori dan lainnya merupakan
hasil dari berpikir kreatif. Dengan begitu, cara berpikir kreatif sangat penting peranannya
dalam hidup. Dengan mulai belajar berpikir kreatif, para pemuda belajar pula meningkatkan
kualitas hidupnya.

Berikut adalah tiga langkah yang dapat diikuti untuk mulai berpikir kreatif.[9]

1. Warm Up

Sebagai pemuda berkualitas, mulailah dengan pemanasan seperti menuliskan masalah-


masalah yang ada di sekitar kita, kemudian mulai mengidentifikasi aspek yang
mempengaruhinya. Kita dapat memunculkan berbagai pertanyaan terkait dengan
masalah tersebut. Kita juga dapat mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang
relevan dengan masalah tersebut lalu kemudian informasi tersebut dapat diproses secara
analogis untuk menjawab pertanyaan yang timbul sebelumnya. Pada akhir tahap
pemanasan ini, kita perlu mengoptimalkan fungsi otak untuk menghubungkan aspek
pemsalahan dengan inti permasalahan serta informasi yang telah dimiliki.

2. Finding Inspiration

Dalam proses pencarian inspirasi ini perlu keadaan yang tenang dan tidak gegabah.
Proses ini sangat bergantung pada informasi yang kita serap karena semakin banyak
informasi maka akan semakin banyak inspirasi yang akan muncul. Inspirasi yang
muncul ini sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja karena terkadang inspirasi datang
diwaktu yang tak terduga dan mudah hilang lagi dalam pikiran. Untuk itu kita perlu
memperjelas inspirasi-inspirasi yang muncul atau mengiluminasinya

3. Breaking Through The Box

Setelah semua inspirasi dikumpulkan dan dimatangkan dengan informasi yang didapat,
tinggal menguji dan menilai dengan kritis hasil akhir dari pemikiran kita tersebut.
Hilangkan semua batasan-batasan yang mengungkung gagasan yang kita dapatkan.
Karena slogan think out of the box merupakan panutan orang yang cara berpikirnya
tidak konvensional. Berpikir kreatif membutuhkan kebebasan dalam berpikir dan
berekspresi, yang juga kemandirian berpikir. Untuk itu, jangan takut jika menghasilkan
pemikiran atau gagasan yang luar biasa aneh atau bahkan dianggap tidak rasional.

Meningkatkan Kreativitas Dalam Organisasi

Kreativitas tidak begitu saja terjadi dalam organisasi wirausahawan harus membuat
lingkungan yang dapat menyuburkan kreativitas bagi dirinya sendiri maupun bagi
karyawanny. Ide baru merupakan kreasi yang mudah dihancurkan,tetapi lingkungan
organisasi yang tepat dapat mendorong orang untuk mengembangkan dan mengolahnya.

1. Masukkan kreativitas sebagai nilai inti perusahaan

Para wirausahawan memiliki tanggung jawab untuk membentuk budaya inovatif dalam
perusahaaan mereka dan membuat nuansa kreatif dalam perusahaan yang dimulai
dengan misi perusahaan.

2. Merangkul keragaman

Salah satu cara terbaik untuk menggali budaya kreativitas adalah dengan
mempekerjakan berbagai macam angkatan kerja.
3. Mengharapkan kreativitasi

Karyawan cenderung untuk bangkit atau surut sesuai dengan tinggi rendahnya harapan
wirausahawan terhadap karyawan tersebut.

4. Mengharapkan dan memberi ruang pada kegagalan

Ide-ide kreatif akan menghasilkan kegagalan dan kesuksesan.

5. Mendorong rasa ingin tahu.

Wirausahawan dan karyawan harus selalu mengajukan pertanyaan.

6. Melakukan perubahan tata ruangan secara periodic.

Lingkungan fisik tempat orang bekerja mempengaruhi tingkat kreativitasnya.

7. Memandang masalah sebagai tantangan

Setiap masalah menawarkan peluang untuk inovasi.

8. Memberikan pelatihan kreativitas

Hampir setiap orang memiliki kapasitas untuk menjadi kreatif, tetapi mengembangkan
kapasitas tersebut memerlukan pelatihan.

9. Memberikan dukungan

Para wirausahawan harus memberikan alat dan sumber daya yang diperlukan oleh
karyawannya agar bisa menjadi kreatif.

10. Mengembangkan prosedur untuk menangkap ide-ide

Para pekerja dalam setiap organisasi bisa memunculkan ide kreatif.

11. Berbicara dengan pelanggan

Perusahaan yang inovatif akan meluangkan waktu untuk mendapatkan umpan balik
mengenai cara pelanggan tersebut menggunakan produk atau jasa perusahaan, atau
mendapatkan ide-ide baru.

12. Mencari tahu kegunaan produk atau jasa perusahaan

Memfokuskan diri pada penggunaan “tradisional” produk atau jasa perusahaan, akan
membatasi kreativitas dan juga penjualan perusahaan.

13. Memberi penghargaan terhadap kreativitas

Wirausahawan dapat mendorong kreativitas dengan cara memberikan penghargaan


ketika kreativitas muncul.
C. Pengertian Inovasi

Inovasi (Innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau
diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat),
baik itu berupa hasil invensi atau diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu
atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi sebagai alat, hal, atau gagasan yang
baru dimana hal tersebut belum pernah ada sebelumnya, dimana dengan terciptanya hal baru
tersebut diharapkan dapat menjadi sesuatu yang menarik dan berguna. Seseorang yang selalu
berinovasi maka dapat dikatakan seorang yang inovatif, orang yang melakukan inovasi
tersebut disebut dengan inovator.[10]

Dalam kemajuan era globalisasi saat ini seorang wirausahawan dituntut agar terus
berinovasi, menghadirkan suatu hal yang baru, yang unik, yang lebih efisien, dan lebih baik
dari produk dan jasa sebelumnya, seorang wirausahawan yang dapat terus menerus
melakukan sebuah inovasi dalam usahanya maka dapat mempertahankan usaha hingga dalam
umur yang panjang. Dapat kita bayangkan apabila seorang pengusaha tidak pernah berinovasi
dalam produknya tentu masyarakat akan merasa bosan, karena tidak adanya pembaharuan.
Selain hal tersebut, persaingan di dunia bisnis saat ini sangatlah ketat, dimulai dengan
persaingan harga, kualitas, dan hal terpenting adalah produknya sendiri (harus ada sesuatu
yang baru) bila wirausahawan tidak mampu mempertahankan eksistensi produknya di
pasaran sudah jelas akan tergeser oleh pesaing yang dapat terus berinovasi dalam produknya
itu dapat mengambil alih perrhatian konsumen, jika perhatian konsumen dapat beralih dapat
dipastikan produk kita tidak dapat dikonsumsi seperti biasanya dan menjadikan pendapatan
perusahaan menurun.

Pengertian inovasi menurut UU No. 18 Tahun 2002, inovasi adalah kegiatan


penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan
penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses
produksi. Sedangkan menurut para ahli inovasi, yaitu:

1. Everett M. Rogers (1983) mendefinisikan bahwa inovasi ialah suatu ide, gagasan,
praktek atau objek/benda yang didasari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seorang
atau sekelompok untuk diadopsi.

2. Edquist ( 1999, 2001) mendefinisikan bahwa inovasi ialah ciptaan-ciptaan baru (dalam
bentuk materi ataupun intangible) yang memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan),
yang umumnya dilakukan oleh perusahaan atau kadang-kadang oleh para individu.

3. Rosenfield (2002) mendefinisikan bahwa inovasi ialah eksploitasi yang berhasil dari
suaru gagasan baru (the succesful exploitation of a new idea; Mitra, 2001 dan the British
Council, 2000), atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, ketrampilan
teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru. Inovasi
merupakan fungsi pertama dalam proses kewirausahaan.

Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang.


1. Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat).

2. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan, pemasaran, dll).

D. Karakteristik Inovasi

Menurut Rogers (1995), karakteristik inovasi terdiri atas lima aspek yaitu
Keunggulan relatif (relative advantage), Kompatibilitas (compatibility), Kerumitan
(complexity) , kemampuan untuk diujicobakan (trialability), dan kemampuan untuk diamati
(observability). Masing-masing aspek ini dijadikan sebagai patokan dalam penerimaan
maupun penundan adopsi produk inovatif karena dianggap sudah mampu mewakili semua
aspek kemampuan konsumen dalam menerima ataupun menunda produk inovatif.[13]

1. Keunggulan Relatif (Relative Advantege)

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik atau
unggul dibandingkan dengan yang pernah ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa faktor,
seperti faktor ekonomi, prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar
keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat
diadopsi.

2. Kompatibilitas (Compatiballity)

Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan


nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai
contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya inovasi yang
sesuai (compatible).

3. Kerumitan (complexity)

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk
dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat
dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah
dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

4. Kemampuan untuk diujicobakan (Trialability)

Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji coba
batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya
umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi
harus mampu mengemukakan keunggulannya

5. Kemampuan untuk diamati (Observability)

Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat
oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat suatu inovasi, semakin besar
kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Semakin besar
keunggulan relatif, kesesuaian, kemampuan untuk diujicobakan, dan kemampuan untuk
diamati serta semakin kecil kerumitannya semakin cepat diadopsi.

E. Prinsip-Prinsip Inovasi

Pelaksanaan inovasi baik dan terarah adalah inovasi yang dihasilkan dari sesuatu yang
kecil dan terfokus (Drucker 1985). Drucker membahkan prinsip-prinsip inovasi meliputi
petinjuk apa yang dilakuan, hal-hal yang harus dihindari dan tiga persyaratan dalam
melakukan inovasi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam berinovasi adalah :

1. Inovasi yang terarah dan sistematis. Inovasi yang terarah mempertimbangkan area yang
berbeda, sumber-sumber yang berbeda, kepentingan yang berbeda dan waktu yang berbeda.
Inovasi yang sistematis diawali dengan analisis peluang dan langkah-langkah dari sederhana
ke kompleks.

2. Inovasi meliputi hal yang konseptual maupun perseptual. Konseptual meliputi konsep
perubaha terbaik bagi organisasi, perseptual meliputi hasil evaluasi perusahaan, analisis
sumberdaya imternal, pelanggan dan pengguna, pelaku inovsi dapat mengetahui kepuasan,
peluang, harapan, nilai kebutuhan.

3. Inovasi harus efektif, sederhana dan berfokus;

4. Inovasi yang efektif harus dimulai dari hal yang terkecil;

5. Membutuhkan komitmen yang kuat dari seorang pimpinan.

Adapun hal yang dihindari dari preaktek inovasi menurut Peter Drucker (136-138).

1. Jangan melakukan hal yang banyak dalam satu waktu yang bersamaan.

2. Jangan berinovasi untuk masa deapan, berinovasilah untuk masa sekarang, persyaratan
yang harus dipenuhi saat melakukan inovasi.

3. Inovasi adalah kerja, maka hal itu membutuhkan pengetahuan dan keahlian yang tinggi.

4. Inovator harus membangun inovasi berdasarkan kekutan sendiri.

5. Inovasi adalah dampak dari perubahan eonomi dan kemasyarakatan. Perbedaan dari
perilaku konsumen, guru, petani harus dekat dengan pasar dan dipicu oleh kondisi pasar.

Prinisp inovasi yang dikemukakan Drucker ini menekankan bahwa inovasi dilakuakan mulai
dari sesuatu yang sederhana, kecil, berfokus, memenuhi kebutuhan sekarang yang dijalankan
dengan didasari pengetahuan, memeprtimbangkan berbagai aspek, dan perlu komitmen yang
kuat.

Dalam melakukan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Sesuatu yang harus dilakukan

a. Menganalisi peluang
b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang

c. Sederhana dan terarah

d. Dimulai dari yang kecil, dan

e. Kepemimpinan.

2. Sesuatu yang tidak harus dilakukan

a. Mencoba untuk menjadi pandai.

b. Mencoba inginmengerjakan sesuatu yang banyak.

c. Mencoba inovasi untuk masa yang akan datang.

3. Kondisi

a. Memerlukan ilmu pengetahuan.

b. Membangun keunggulannya sendiri.

c. Inovasi adalah efek ekonomi dari masyarakat.

Hills (2008) mendefinisikan inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap
baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya. Suryana (2003) inovasi yaitu:
“sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan
dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”. Keeh (2007) menjelaskan
inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut:

1. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan layanan
baru dari pesaing, dan ini mendorong usaha entrepreneurial untuk bersaing dan sukses.
Yang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru.

2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek, yang
artinya bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu
cepat, dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang menimbulkan inovasi.

3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan
dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas, pembaruan, dan harga.
Oleh karena itu skill inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen
sekaligus mempertahankan konsumen sebagai pelanggan.

4. Dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat
semakin mudah ditiru,dan ini membutuhkan metode penggunaan produk, proses yang
baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinyu.

5. Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhan lebih cepat, meningkatkan segmen pasar,


dan menciptakan posisi korporat yang lebih baik.
F. Peluang Inovasi

Inovasi dapat bersumber dari adanya peluang-peluang sebagai berikut:

1. Penelitian dan Pengembangan

Inovasi dapat dihasilkan melalui suatu penelitian dan pengembangan (research and
development). Perusahaan-perusahaan yang telah maju atau besar umumnya mempunyai
satu divisi khusus untuk melakukan penelitian dan pengembangan bagi bagi produk-produk
barunya. Penelitian dan pengembangan ini merupakan suatu inovasi yang sistematis dengan
menggunakan metode-metode ilmiah. Perusahaan ini berprinsip harus melakukan inovasi
terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.

2. Keberhasilan/kegagalan

Keberhasilan/kegagalan baik dari perusahaanan sendiri maupun dari perusahaan lain dapat
dijadikan sumber ide bagi suatu inovasi. Keberhasilan peluncuran suatu produk merupakan
ide untuk melakukan inovasi bagi produk yang lainnya. Produk inovasi tersebut dapat sama
tetapi dengan perbedaan spesifikasinya. Misalnya, munculnya kendaraan diesel Isuzu
Panther merupakan sumber inovasi bagi Toyota Kijang untuk memproduksi kendaraan
diesel Kijang baru dengan bahan bakar solar. Peluncuran suatu produk juga dapat menjadi
sumber inovasi bagi produk suplemen lainnya. Misalnya, produk aksesoris kendaraan
merupakan suplemen bagi produk tersebut diluncurkan.

3. Kebutuhan, keinginan, dan dayabeli masyarakat

Inovasi dapat bersumber dari memperhatikan kebutuhan, keinginan dan daya beli
masyarakat. Misalnya, semua masyarakat mempunyai kebutuhan akan perumahan. Namun
keinginan dari individu masyarakat tersebut berbeda-beda sesuai dengan selera dan keadaan
ekonomi mereka. Selanjutnya permintaan akan perumahan akan dipengaruhi oleh daya beli
masyarakat. Seorang yang butuh perumahan mungkin menginginkan rumah yang besar
dengan harga yang lebih mahal. Namun karena kemampuan daya belinya tidak memadai
maka ia harus membeli rumah yang kecil yang terjangkau oleh daya belinya. Seorang
pemimpin perusahaan dalam hal ini harus membuat perumahan dengan tipe-tipe yang sesuai
dengan keinginan dan daya beli mereka.

a. Kebutuhan fisik (physiological needs), yaitu kebutuhan dasar hidup seperti air, udar,
sandang, pangan, perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

b. Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan perlindungan terhadap


bahaya, terbebas dari rasa ketakutan, dan keamanan.

c. Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa dicintai, dimiliki,
berafiliasi, dan diakui.

d. Kebutuhan penghargaan (esteems needs), yaitu keutuhan akan prestasi, pengakuan


dan status.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu kebutuhan untuk
mengaktualisasikan kemampuan potensial dengan menggunakan bakat yang kreatif.

4. Persaingan

Persaingan adalah sumber inovasi yang sangat besar andilnya dalam peluncuran
produk-produk baru. Dengan adanya persaingan perusahaan akan terdorong untuk melakukan
inovasi. Sebagai contoh, persaingan dalam produk pasta gigi dari beberapa merek
menyebabkan perusahaan meningkatkan penelitian dan pengembangan akan produknya untuk
menciptkan produk-produk baru dengan spesifikasi dan keunggulannya masing-masing.

5. Demografi

Perubahan demografi dapat merupakan sumber inovasi untuk menyesuaikan produk-


produk yang ada atau membuat produksi yang sama sekali baru. Perubahan demografi
meliputi; usia, seks, jumlah keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, kedudukan,
pendidikan, agama, ras, kebangsaan.

6. Perubahan Selera

Konsumen dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu yang baru atau berbeda
dari apa yang biasa dilihatnya sehri-hari. Konsumen mempunyai keinginan untuk tampil beda
dengan yang lainnya sesuai dengan seleranya masing-masing. Perubahan harus cermat
memperhatikan selera para konsumen dan perubahannya untuk segera melakukan inovasi
bagi produknya.

7. IPTEKS baru

Munculnya ilmu pengetahuan dan teknologi baru untuk memudahkan memproduksi


suatu barang atau jasa dapat merupakan sumber inovasi. Contoh dengan adanya komputer
maka produksi dalam industri percetakan dan grafika mengalami revolusi. Percetakan dapat
menampilkan gambar seperti foto dengan lebih mudah dan cepat. Revolusi ini mengakibatkan
perubahan dalam perwajahan kemasan (packaging) suatu barang.

Sumber inovasi menurut Drucker (1995) adalah sebagai berikut:

a. Tidak diperkirakan (the unexpected)

- Sukses yang tidak diperkirakan

- Kegagalan yang tidak diperkirakan

b. Ketidaksesuaian (incongruities)

c. Proses kebutuhan (process need)

d. Struktur pasar dan industri (industry and market struktures).

e. Demografi (demographics)
f. Pengetahuan baru (new knowledge)[19]

G. Proses Adopsi dan Inovasi

Pelanggan yang mengadopsi suatu inovasi dari produk akan melalui proses sebagai berikut :

a. Awarness.

Pada tahap ini calon pelanggan baru menaruh perhatian terhadap inovasi tetapi masih
memiliki sedikit informasi terhadap produk inovatif. Tugas perusahaan adalah menyebar
luaskan informasi dari produk inovatif pada segmen atau sasaran pasar (target market) yang
telah direncanakan.

b. Interest

Pada tahap ini calon pelanggan terdorong untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai
produk inovatif. Tugas perusahaan adalah mempermudah para calon pelanggan untuk
memperoleh informasi yang disebarluaskan.

c. Evaluation

Calon pelanggan mempertimbangkan apakah akan memakai produk inovatif tersebut atau
tidak. Dalam tahap uji coba ini perusahaan harus menjaga jangan sampai produk yang
diujicoba oleh mereka ternyata tidak sesuai dengan yang mereka harapkan.

d. Adoption

Jika tahap ujicoba berhasil maka calon pelanggan akan memutuskan untuk menggunakan
produk inovatif dengan penuh dan secara teratur.

Tugas perusahaan dalam tahapan ini adalah menjaga kepercayaan dari para pelanggan degan
tetap menjaga mutu produk dan pelayanan. Dilain pihak perusahaan harus tetap
mengembangkan produk yang ada untuk memperoleh inovasi produk yang baru.[20]

Kategori adopsi suatu Inovasi, yaitu para pelanggan atau pemakai satu dan lainnya memiliki
perbedaan dalam mengadopsi suatu produk inovatif. Everet M. Rogers (1962) membagi
pengadopsian menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

1. Pelopor (early adopters).

2. Pengikut awal (early majority).

3. Pengikut lambat (late majority).

4. Kolot (laggards).

Cara Menigkatkan Inovasi

Untuk menghadapi dinamika perubahan dan kompetisi yang sangat tajam dan ketat dan demi
keberangsungan hidup organisasi itu sendiri, maka setiap orang dalam organisasi dituntut
untuk dapat berfikir dan bertindak secara inovatif. Paul Sloane dalam sebuah tulisannya
mengetengahkan 10 cara untuk meningkatkan inovasi dalam suatu organisasi, yakni:

1. Memiliki visi untuk berubah

Jangan berharap suatu tim akan menjadi inovatif apabila mereka tidak mengetahui tujuan
yang hendak dicapai ke depan. Inovasi harus memiliki tujuan dan seorang pemimpin harus
mampu menyatakan dan mendefinisikan tujuan secara jelas sehingga setiap orang dapat
memahami dan mengingatnya.

Para pemimpin besar banyak meluangkan waktu untuk menggambarkan dan menjelaskan
visi, tujuan dan tantangan masa depan kepada setiap orang . Mereka berusaha meyakinkan
setiap orang akan peran pentingnya dalam upaya mencapai visi dan tujuan, serta dalam
menghadapi berbagai tantangan. Mereka mengilhami kepada setiap orang untuk menjadi
enterpreneur yang bersemangat dan menemukan cara-cara yang inovatif untuk memperoleh
kesuksesan.

2. Memerangi ketakutan akan perubahan

Para pemimpin inovatif senantiasa mengobarkan semangat pentingnya perubahan. Mereka


berusaha menggantikan kepuasan atas kemapanan yang ada dengan kehausan akan ambisi.
Mereka akan berkata, ” Saat ini kita memang sedang melakukan hal yang baik, tetapi kita
tidak boleh berhenti dan berpuas diri dengan kemenangan yang ada, kita harus melakukan
hal-hal yang lebih baik lagi”.

Mereka menyampaikan pula bahwa saat ini kita sedang melakukan suatu spekulasi baru yang
penuh resiko, dan jika kita tidak bergerak maka akan jauh lebih berbahaya. Mereka
memberikan gambaran menarik tentang segala sesuatu yang hendak diraih pada masa
mendatang. Oleh karena itu, satu-satunya cara menuju ke arah sana yaitu dengan berusaha
memeluk perubahan.

3. Berfikir Seperti Pemodal yang Berani Mengambil Resiko

Seorang pemodal yang berani mengambil resiko akan menggunakan pendekatan portofolio,
berusaha mencari keseimbangan antara kegagalan dengan kesuksesan. Mereka senang
mempertimbangkan berbagai usulan atau gagasan tetapi tetap merasa nyaman dengan
berbagai pemikiran yang menggambarkan tentang kegagalan-kegagalan yang mungkin akan
diterima.

4. Memiliki Suatu Rencana Usulan yang Dinamis

Anda harus memfokus pada rencana usulan yang benar-benar hebat, setiap rencana mudah
dilaksanakan, sumber tersedia dengan baik, responsif dan terbuka untuk semuanya. Berikan
penghargaan dan respons yang wajar kepada karyawan serta para senior harus memliki
komitmen agar karyawan tetap dapat menjaga kesegarannya dalam melaksanakan setiap
pekerjaan.

5. Mematahkan Aturan

Untuk mencapai inovasi yang radikal, Anda harus memiliki keberanian manantang berbagai
asumsi aturan yang ada di sekitar lingkungan. Bisnis bukan seperti permainan olah raga yang
selalu terikat dengan aturan dan keputusan wasit, tetapi bisnis tak ubahnya seperti seni, yang
di dalamnya memiliki banyak kesempatan untuk berfikir secara lateral, sehingga mampu
menciptakan cara-cara baru tentang aneka benda dan jasa yang diinginkan para pelanggan.

6. Beri Setiap Orang Dua Pekerjaan

Berikan setiap orang dua pekerjaan pokok. Mintalah kepada mereka untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari mereka secara efektif dan pada saat yang bersamaan kepada mereka
diminta pula untuk menemukan cara-cara baru dalam melaksanakan pekerjaannya.

Doronglah mereka untuk bertanya pada diri sendiri tentang apa sebenarnya tujuan esensial
dari peran saya? Hasil dan nilai riil apa yang bisa saya berikan kepada klien saya, baik
internal maupun eksternal? Apakah ada cara yang lebih baik untuk memberikan dan
mencapai nilai atau tujuan tersebut? Dan jawabannya selalu mengatakan “YA”. Tetapi,
kebanyakan orang tidak pernah atau jarang menanyakan hal-hal seperti itu.

7. Kolaborasi

Beberapa eksekutif perusahaan memandang kolaborasi sebagai kunci sukses dalam inovasi.
Mereka menyadari bahwa tidak semua dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan pada
sumber-sumber internal. Oleh karena itu, mereka melihat dunia luar dan mengajak organisasi
lain sebagai mitra, sehingga bisa saling bertukar pengalaman dan keterampilan dalam team.

8. Menerima kegagalan

Pemimpin inovatif mendorong terbentuknya budaya eksperimen. Setiap orang harus


dibelajarkan bahwa setiap kegagalan merupakan langkah awal dari perjalanan jauh menunju
kesuksesan. Untuk menjadi orang benar-benar cerdas dan tangkas, setiap orang harus diberi
kebebasan berinovasi, bereksperimen dan memperoleh kesuksesan dalam melakukan
pekerjaannya, termasuk didalamnya mereka juga harus diberi kebebasan akan kemungkinan
terjadinya kegagalan.

9. Membangun prototype

Anda harus berani mencobakan suatu ide baru yang biaya dan resikonya relatif rendah ke
dalam pasar (dunia nyata), kemudian lihat apa reaksi dari pelanggan dan orang-orang. Di
sana sesungguhnya Anda akan lebih banyak belajar tentang dunia nyata, dibandingkan jika
Anda hanya melakukan uji coba dalam laboratorium atau terfokus pada sekelompok orang
saja.

10. Bersemangat
Anda harus fokus terhadap segala sesuatu yang ingin dirubah. Siap dan senantiasa bergairah
dan bersemangat dalam menghadapi dan menanggulangi berbagai tantangan. Energi dan
semangat yang Anda miliki akan menular dan mengilhami setiap orang. Tak ada gunanya jika
Anda mengisi bus dengan penumpang yang selalu merasa asyik dengan dirinya sendiri. Anda
membutuhkan dan menghendaki orang-orang dan para pendukung Anda dengan semangat
yang berkobar-kobar. Anda mengharapkan setiap orang dapat meyakini bahwa upaya
mencapai tujuan merupakan sesuatu yang amat penting dan bermanfaat.

H. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Proses Kreatif

- Persiapan

Langkah ini mencangkup mempersiapkan akal untuk siap berfikir kreatif, Pelatihan
formal, pelatihan saat kerja, pengalaman bekerja dan mengambil peluang belajar lainnya.
Pelatihan ini memberikan dasar cara membangun kreatifitas dan inovasi.

- Investigasi

Di langkah ini diharapkan mengembangkan pemahaman kuat atas masalah, situasi


atau keputusan yang ada.

- Transformasi

Berarti harus memandang persamaan dan perbedaan yang ada pada informasi yang
dikumpulkan.

- Inkubasi

Alam bawah sadar memerlukan waktu untuk merefleksi informasi yang dikumpulkan.

- Iluminasi

Fase dalam proses kreatif ini terjadi selama fase inkubasi ketika terobosan spontan
menyebabkan “bola lampu menyala”.

- Verifikasi

Bagi wirausahawan, memvalidasi ide memastikan akurasi dan manfaatnya,


dijalankan dengan melakukan percobaan, menjalankan simulasi, menguji pemasaran produk
atau jasa, menetapkan program pemandu dalam skala kecil, membuat prototype dan banyak
kegiatan lainnya yang dirancang untuk memverifikasi bahwa ide baru tersebut bisa
diterapkan dengan berhasil dan praktis.
- Implementasi

Focus dari langkah ini adalah untuk mengubah ide menjadi kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai