OLEH:
KELOMPOK 3
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.Speciasi Poliploidi .......................................................................................3
B. Asal Usul Speciasi Poliploidi .....................................................................4
C. Pembagian Speciasi Poliploidi ...................................................................5
C. Pembentukan Speciasi Poliploidi ...............................................................6
D. Individu Speciasi Poliploidi .......................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Spesiasi Poliploidi ?
2. Bagaimana asal usul dari Spesiasi Poliploidi ?
3. Apa saja pembagian dari Spesiasi Poliploidi ?
4. Bagaimana proses pembentukan Spesiasi Poliploidi ?
5. Apa saja individu dari Spesiasi Poliploidi ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah
diatas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Spesiasi Poliploidi.
2. Untuk mengetahui asal usul dari Spesiasi Poliploidi.
3. Untuk mengetahui pembagian dari Spesiasi Poliploidi.
4. Untuk mengetahui proses pembentukan Spesiasi Poliploidi.
5. Untuk mengetahui individu dari Spesiasi Poliploidi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Spesiasi Poliploidi
Spesiasi adalah proses di mana spesies baru muncul dan menjadi garis
keturunan baru yang berkembang secara mandiri sebagai akibat dari isolasi.
Proses ini merupakan pusat asal usul keanekaragaman hayati, dan evolusi.
Spesiasi merupakan proses pembentukan suatu spesies baru. Dalam definisi
biologis spesies, yang berfungsi untuk organisme yang bereproduksi secara
seksual, adalah sekelompok individu yang benar-benar atau berpotensi kawin
silang. Menurut definisi ini, satu spesies dibedakan dari yang lain dengan
kemungkinan kawin antara individu dari masing-masing spesies untuk
menghasilkan keturunan yang subur.
Poliploidi adalah keadaan sel dengan penambahan satu genom atau lebih
dari genom normal diploid (2n). organisme yang memiliki keadaan demikian
disebut sebagai organisme poliploid. Individu normal umumnya memiliki 2 set
kromosom atau disebut diploid. Usaha- usaha yang dilakukan orang untuk
menghasilkan organisme poliploid yang disebut dengan poliploidisasi.
Poliploidisasi dapat terjadi secara alami dan buatan. Secara alami poliploid
terjadi karena perubahana kondisi lingkungan sedangkan secara buatan poliploid
dapat terjadi dengan menambahkan zat kimia tertentu. Tipe poliploid dinamakan
tergantung banyaknya set kromosom seperti triploid (3n), tetraploid (4n),
pentaploid (5n) dan seterusnya.
Poliploidisasi adalah suatu metode manipulasi kromosom dari diploid
(2n) menjadi jumlah kromosom yang lebih tinggi triploid, tetraploid, pentaploid
dan seterusnya. Pada tanaman yang memilki jumlah kromosom ganjil, buahnya
tidak berbiji sedangkan pada hewan akan bersifat steril (tidak bias bereproduksi)
karena jika jumlah kromosom ganjil pada individu flora maupun fauna akan
menyebabkan kemandulan (steril). Jumlah kromosom genap pada individu
poliploid umumnya mati sebelum terjadi reproduksi (Pontarotti, 2017: 88).
3
B. Asal Usul Spesiasi Poliploidi
Organisme poliploid awalnya diperoleh dari akibat terjadinya polusi
perairan yang mengandung berbagai bahan kimia dan radiasi sinar ultraviolet
atau akibat pengaruh hormone berlebihan. (Rottman et al. 1999). Bahan kimia,
penyinaran dan efek kerja hormon ini berpengaruh terhadap terhadap organisme
yang sedang mengalami reproduksi pada fase pembelahan kromosom garnet
oosit I dan oosit II, tepat pada saat terjadi fertilisasi oleh spermatozoa.
Pada pembelahan kromosom, idealnya benang gelondong kromosom pada fase
meiosis mendistribusikan kromosom pada sel-sel anakan tanpa kesalahan, tetapi
ada kalanya terjadi kecelakaan yang disebut nondisjungsi. Nondisjungsi adalah
kondisi dimana bagian-bagian dari pasangan kromosom yang homolog tidak
bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya pada waktu fase pembelahan
meiosis I, atau dimana kromatid saudaranya gagal berpisah selama fase meiosis
II.
Gambar 1. Nondisjungsi
4
Organisme poliploid dapat pula diperoleh dari rekayasa manusia dengan
memebri perlakuan kejut suhu, pemberian bahan kimia atau tekanan pada fase
oosit II setelah mengalami pembuahan. Pemberian perlakuan ini, akan
menyebabkan aktifnya oosit dalam proses duplikasi kromosom. Beberapa metoda
manipulasi kromosom dengan berbagai perlakuan, seperti kejutan (Shocking)
dengan suhu panas, dingin, pemberian tekanan (Hydrostatic pressure) atau
menggunakan bahan kimiawi. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah kolkosi
atau kolsemid. Kedua zat kimia tersebut, menimbulkan kerusakan mikrotubula
yang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan dalam pembentukan gelondong
meiosis atau mitosis (Fatturahman, 2012: 21- 26).
➢ Jika kromosom di dalam telur yang dibuahi hadir dalam bentuk triplikat
(rangkap tiga), sehingga sel mempunyai jumlah total kromosom 2n + 1 =
3 set kromosom maka sel aneuploid yang terbentuk (sel abnormal)
disebut trisomik.
➢ Jika satu kromosom hilang dan sel memiliki jumlah kromosom 2n - 1 = 1
set kromosom maka sel aneuploid yang terbentuk haploid dan disebut
monosomik.
➢ Jika nondisjungsi (gagal berpisah) terjadi selama mitosis, kesalahan
berlangsung di awal perkembangan embrionik, kondisi aneuploid ini
diteruskan di fase mitosis untuk sebagian besar sel dan ini bisa
berdampak besar pada organisme tersebut.
6
➢ Organisme yang memiliki dua set kromosom lengkap, di dalam sel telur
yang telah dibuahi secara umum dapat berubah sehingga terbentuk
kromosom poliploidi, dengan istilah spesifik triploid (3n) dan tetraploid
(4n), masing-masing menunjukkan 3 atau 4 set kromosom.
➢ Organisme triploid bisa dihasilkan dari fertilisasi telur diploid abnormal
yang mengalami nondisjungsi (gagal berpisah) pada semua
kromosomnya. Kecelakaan kromosom tetraploid yang tebentuk akibat
kegagalan zigot 2n dalam membelah diri setelah replikasi kromosom-
kromosomnya pada pembelahan mitosis berikutnya. Proses ini akan
menghasilkan embrio yang memiliki kromosom 4n.
Penyebab terjadinya poliploidi secara alami adalah karena faktor-
faktor lingkungan sekitar makhluk hidup yang meliputi faktor suhu, tekanan,
ketinggian tempat, dan lain-lain. Selain itu poliploidi alami juga bisa
disebabkan oleh persilangan individu poliploid yang diikuti dengan gangguan
selama proses pembelahan sel. Poliploidi juga bisa terjadi terjadi karena
kegagalan meiosis sehingga terbentuk gamet diploid (2n) yang nantinya akan
dibuahi gamet haploid (1n) sehingga akan dihasilkan individu triploid (3n).
Kegagalan meiosis tersebut mungkin disebabkan oleh rusaknya gelendong-
gelendong pembelahan sehingga kromosom tidak memisah selama anafase.
Kerusakan gelendong tersebut adalah akibat adanya perubahan kondisi
lingkungan luar, seperti perubahan suhu, pH, dan tekanan, dan juga adanya
zat-zat kimia yang bisa menyebabkan rusaknya protein-protein tubuler yang
menyusun gelendong-gelendong pembelahan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulisan makalah, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Spesiasi poliploidi adalah proses di mana spesies baru muncul yang terjadi
secara cepat dan instan dibandingkan dengan proses yang lambat dan
bertahap evolusi karena keadaan sel dengan penambahan satu genom atau
lebih dari genom normal diploid (2n).
2. Organisme poliploid awalnya diperoleh dari akibat terjadinya polusi
perairan yang mengandung berbagai bahan kimia dan radiasi sinar
ultraviolet atau akibat pengaruh hormone berlebihan yang berakibat
terhadap organisme yang sedang mengalami reproduksi pada fase
pembelahan kromosom garnet oosit I dan oosit II, tepat pada saat terjadi
fertilisasi oleh spermatozoa.
3. Fenomena terjadinya poliploidi di alam dapat dibagi atas:
➢ Autopoliploid (penambahan genom dimana pasangan kromosomnya
homolog)
➢ Allopoliploid (penambahan genom dimana kromosomnya tidak
homolog).
➢ Pembentukan Specieasi poliploidi terbagi menjadi poliploidi secara
alami dan poliploidisasi rekayasa.
4. Individu poliploidi diperoleh dari berbagai perlakuan, bermula dari awal
ovum yang dibuahi oleh spermazoa, proses poliploidisasi terjadi triploid dan
tetraploid.
B. Saran
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, misalnya pada sumber-
sumber informasi yang kurang dari jurnal-jurnal sehingga kami mengharapkan
kritikan ataupun saran yang membangun dari para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fowler, S., Roush, R., Wise, J., & Stronck, D. 2013. Concepts Of Biology. Texas:
Openstax College.
Helmi, H. 2017. Evolusi Antar Species (Leluhur Sama dalam Perspektif Para
Penentang). Jurnal Ilmiah Multi Sciences. Vol. 9 (2) : 83-93.
Kadi, Achmad. (2007). Manipulasi Polip Untuk Memperoleh Jenis Baru yang
Unggul. Jurnal Oseana. Vol: 75 (1). hh. 1-11.
Leksono, A.S. 2010. Keanekaragaman Hayati. Universitas Brawijaya Press.
Pontarotti, Piere. 2014. Evolutionary Biology: Genome Evolution, Speciation,
Coevolution and Origin of Life. France: Marseille. hh. 88.
Taufik, L. M. 2019. Teori Evolusi Darwin: Dulu, Kini, Dan Nanti. Jurnal Filsafat
Indonesia. Vol. 2 (3). 98-102.
10