Modul 10
Modul 10
MODUL PERKULIAHAN
W142100032–
Medan
Elektromagnetik
INDUKSI MAGNETIK
10.1 Pendahuluan
1. Material diamagnetis
Sifat magnetis dari material secara intern saling mengimbangi, sehingga keluar
tak terlihat efek makroskopisnya. Jika ke dalam medan magnet dimasukkan
material diamagnetis, maka tak tampak perubahan yang signifikan.
2. Material paramagnetis
Adanya perubahan pada medan magnet, jika material paramagnetis kita
celupkan ke dalamnya.
3. Material feromagnetis
Adanya perubahan yang sangat besar, bila material feromagnetis dikenai medan
magnet. Adanya hubungan tidak linier antara medan magnet H⃗ dan medan
magnet induksi B⃗ .
4. Ferimagnetis
magnetis adalah
μr μ o . Dengan μr permeabilitas relatif dari material yang
bersangkutan.
B⃗ =μr μ o H⃗
Material Permeabilitas
Perak 0,99998
Aluminium 1,00002
Nikel 600
Besi 5000
Dengan menggunakan kedua persamaan yang didapat di bab sebelum ini, yaitu
∯ ⃗B⋅d ⃗S =0
S
dan
∮ H⋅d
⃗ ⃗l =∑ I
i
L i
akan diturunkan kondisi dari medan magnet dan medan magnet induksi pada bidang yang
membatasi dua ruang yang berbeda.
Kita akan menggunakan prosedur pada elektrostatika dan hanya akan menerangkan
secara singkat di sini
Dengan persamaan pertama di atas dan gambar sebelah kiri, didapatkan kondisi batas
untuk komponen normal
B 1n =B2 n ⇒ μr 1 H 1n =μr 2 H 2 n
2021 Medan Elektromedanmagnetik
4 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan dengan persamaan yang kedua dan gambar sebelah kanan (lihat orientasi
perputaran dan orientasi arah aliran arus)
H 2t −H 1 t =J S
J S adalah arus persatuan luas yang mengalir di bidang pembatas antara kedua ruang
berbeda jenis tersebut.
Contoh perhitungan:
Jawab:
μr 1 H 1n =μr 2 H 2 n dan
H 2t −H 1 t =0 , J S =0 karena diandaikan kedua media
yang digunakan tak bisa menghantarkan arus dengan baik.
Maka dengan
H 1n =H 1 cos β 1 H 1t =H 1 sin β 1
dan
H 1 sin β1 =H 2 sin β 2
μr 1 μ μ
= r 2 ⇒ tan β1 = r 1 tan β 2
tan β 1 tan β 2 μr 2
o o
a. β 2=0 b. β 2=89
o
a. Jika β 2=0
μr 1 1
tan β 1 = tan β 2 = ⋅0=0 ⇒ β 1 =0o
μr 2 7000
o
b. Jika β 2=89
μr 1 1
tan β 1 = tan β 2 = ⋅57 , 3=0 , 00818 ⇒ β 1 =0 , 47 o
μr 2 7000
Jadi jika medan magnet meninggalkan sebuah media dengan permeabilitas yang tinggi
sekali, mengenai bidang batas, masuk
besi
ke media yang memiliki permeabilitas sangat rendah (mis. udara), maka medan magnet
di media berpermeabilitas rendah itu akan tegak lurus terhadapnya.
10.3.1 Toroida
∮ H⋅d
⃗ ⃗l =∑ I
i
L i
dan dengan menggunakan lintasan rata-rata, keliling dari lingkaran pada garis di tengah
toroida
l m=2π r m , maka kita bisa menghitung medan magnet di garis tengah toroida
tersebut
2021 Medan Elektromedanmagnetik
7 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
N⋅I
H⋅2 π r m=N⋅I ⇒ H=
2 π rm
μ o μr N⋅I
B=
2π rm
dan fluks magnetis yang menembus penampang toroida (dengan mengandaikan medan
magnet induksi konstan sepanjangnya)
μo μ r N⋅I⋅A
ψ m=∬ BdA=
2π rm
dengan
Hi medan magnet di besi dan
H u medan magnet di udara. Dengan menggunakan kondisi batas, yang mana pada
bidang batasnya kita hanya memiliki komponen normal:
Jadi
maka
10.3.3 Rangkaian Magnetis dengan dua Kaki dan dua Gulungan Arus
l1 l2
Dengan menganggap fluks yang
I1 I2
mengalir di kaki kiri adalah
ψ1 ,
N2
N1
l3 A3
di kaki kanan
ψ 2 . Dengan
A1
ψ 3 =ψ 1 +ψ 2 .
Dengan
ψ 3 =B3⋅A3 =μ o μr H 3⋅A3
A1 A2
H 3 =H 1⋅ + H 2⋅
A3 A3
A1 A
(
H 1⋅ l 1 +l 3⋅
A3 )
+ H 2⋅l 3⋅ 2 =N 1⋅I 1
A3
(*)
A1 A
A1 A
H 1⋅l 3⋅
A3 ( A3 )
+ H 2⋅ l 2 +l 3⋅ 2 =N 2⋅I 2
(**)
A2 A2
Kalikan (*) dengan
( l 2 +l 3⋅
A3 ) dan (**) dengan
l 3⋅
A3 kemudian kurangi kedua
persamaan itu, maka:
A2 A2
H 1=
(
N 1⋅I 1⋅ l 2 +l 3⋅
A3 )
− N 2⋅I 2⋅l 3⋅
A3
A1 A2 A1 A2
( l 1 +l 3⋅
A3 )(
⋅ l 2 +l 3⋅
A3 )(
− l 3⋅
A3
⋅ l 3⋅
A3 )( )
10.4 Induktansi
Pada suatu struktur yang membangkitkan medan magnetis (mis. Rangkaian magnetis),
bisa didefiniskan suatu besaran, yang menyatakan kemampuan dari benda tersebut untuk
menghasilkan medan magnet jika suatu arus tertentu dialirkan melaluinya. Besaran ini
hanya tergantung pada struktur geometri dari nya dan juga material yang menyusunnya.
Hal ini mengingatkan kita dengan konsep kapasitansi sebagai kemampuan dari suatu
struktur elektris untuk menghasilkan medan listrik.
ψm
L=
I
2
μ μ N ⋅A
L= o r
2π rm
Besaran induktansi ini adalah suatu besara ‘pengganti’ yang sangat penting dalam teori
rangkaian listrik, yang mana kita bisa menggantikan suatu struktur geometri dengan
material penyusunnya yang kompleks dengan hanya sebuah besaran.
Struktur/ Induktor
Rangkaian dengan
magnetis induktansi L
Sebuah toroida dengan jumlah lilitan N = 400 dilalui arus I = 5A. Jari-jari rata-rata
Solusi
NI 2000
φ= ℜ = 7
=8×10−5
(c) Fluks 2,5×10 Wb,
−5
φ 8×10
= =0 ,133 T
(d) B = S 6×10 −4
B B 0 , 1333
= = =
(e) H =
μ 50 μ0 50×12 ,57×10−7 2122,6 A/m
10.3 Induktansi dan induktansi Timbal Balik
Induktansi
Nφ
,H
Definisi induktansi : L = I
φ
,H
L= I
Definisi lain dari induktansi L adalah berkaitan dengan energi yang tersimpan dalam
medan magnetik. Persamaan energi medan magnetik
1 1 B . Hdv
∫
2 V =Volume I 2
Wm = 2 LI2 =
B . Hdv
∫ I2
L= V =Volume
dI dφ
=N
VL = L dt dt
μH
penampang inti A, dan permeabilitas inti m
Nφ
Dimana Induktansi : =L= I
NI
μ
Rapat fluks B = l
2
μ AN
H
L= l
Dengan
μ 0
μ r = permeabilitas inti (H/m)
inti kumparan A = 1 cm2, permeabiltas inti μ = 75 μ 0 dan jumlah lilitan N = 500 lilitan.
Solusi
μ = μ 0
μ r= 12,57 x 10-7 (75) H/m = 9,42 x 10-5 H/m
2
μ AN
Dengan memasukkan nilai-nilai diatas kedalam persamaan L = l , kita peroleh
−5 −4 5
9, 42×10 ×10 ×2,5×10
L= 0,2 = 117,75 x 10-4 H = 11,8 mH
Untuk mendapatkan induksi sebuah kumparan toroida dengan jari-jari cincin toroida rata-
rata R, jari-jari penampang inti r, jumlah lilitan kumparan N, dan permeabilitas inti μ
H/m, kita mulai dengan persamaan
2
μ AN
L= l
2 2
μ (πr )N μr 2 N 2
=
L= 2 πR 2R
Dimana :
μ 0
μ r = permeabilitas inti (H/m)
N = jumlah lilitan
Tentukan induktansi sebuah kumparan toroida yang memiliki jari-jari cincin rata-rata R =
10 cm, jari-jari inti r = 1 cm, jumlah lilitan N = 1000 lilitan dan permeabilitas inti μ = 75
μ 0
Solusi
Dari persamaan
μr 2 N 2
L= 2R
Daftar Pustaka