Anda di halaman 1dari 15

1

MODUL PERKULIAHAN

W142100032–
Medan
Elektromagnetik
INDUKSI MAGNETIK

Abstrak Sub-CPMK (4.6)

Membahas medan Mampu menjelaskan dan memahami gaya dan


magnetikdan gaya , medan magnet, hukum Ampere, Fluks magnet
dan kerapatan arus
10 Material Magnetika, Induktansi, dan Gaya

10.1 Pendahuluan

Di dalam setiap material terdapat elektron-elektron yang bergerak berputar mengelilingi


inti atom. Pergerakan elektron (muatan) secara definisi merupakan tanda adanya arus
listrik. Pergerakan atom mengelilingi inti atom ini bisa dipandang sebagai sebuah simpul
rangkaian yang sangat kecil. Dengan keberadaan simpul-simpul rangkaian berarus ini di
setiap material, maka jika diberikan sebuah medan magnet eksternal, material akan
bereaksi berbeda-beda, sesuai dengan struktur mikroskopis yang ada di dalamnya.
Karena medan elektromagnetika yang kita bahas ini hanya mengamati masalah-masalah
yang bersifat makroskopis, kita hanya akan melihat efek-efek keluarannya saja. Dengan
mengamati efek-efek luar ini, secara kasar, kita bisa mengklasifikasikan material menjadi
empat jenis:

1. Material diamagnetis
Sifat magnetis dari material secara intern saling mengimbangi, sehingga keluar
tak terlihat efek makroskopisnya. Jika ke dalam medan magnet dimasukkan
material diamagnetis, maka tak tampak perubahan yang signifikan.

Misalnya : tembaga, emas, perak, air etc.

2. Material paramagnetis
Adanya perubahan pada medan magnet, jika material paramagnetis kita
celupkan ke dalamnya.

Contoh: aluminium, platina, titan, magnesium etc.

3. Material feromagnetis
Adanya perubahan yang sangat besar, bila material feromagnetis dikenai medan

magnet. Adanya hubungan tidak linier antara medan magnet H⃗ dan medan

magnet induksi B⃗ .

2021 Medan Elektromedanmagnetik


2 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh: besi, nikel, kobalt, etc.

4. Ferimagnetis

Setiap molekul yang berdampingan saling mengimbangi. Contoh penting dari


jenis material magnetis ini adalah ferrit, yang sering dipakai pada aplikasi
gelombang radio.

Secara makroskopis fenomena di atas dikarakteristikkan dengan bantuan besaran


permeabilitas, yang mana permeabilitas setiap material magnetis dibandingkan dengan
permeabilitas dari ruang hampa.

μo adalah permeabilitas dari ruang hampa, sedangkan permeabilitas dari material

magnetis adalah
μr μ o . Dengan μr permeabilitas relatif dari material yang
bersangkutan.

B⃗ =μr μ o H⃗

Tabel di bawah menunjukkan permeabilitas relatif dari beberapa material:

Material Permeabilitas

Perak 0,99998

Aluminium 1,00002

Nikel 600

Besi 5000

Supermalloy 1000 000

2021 Medan Elektromedanmagnetik


3 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
10.2 Kondisi Batas pada Medan Magnet

Dengan menggunakan kedua persamaan yang didapat di bab sebelum ini, yaitu

∯ ⃗B⋅d ⃗S =0
S

dan

∮ H⋅d
⃗ ⃗l =∑ I
i
L i

akan diturunkan kondisi dari medan magnet dan medan magnet induksi pada bidang yang
membatasi dua ruang yang berbeda.

Kita akan menggunakan prosedur pada elektrostatika dan hanya akan menerangkan
secara singkat di sini

Dengan persamaan pertama di atas dan gambar sebelah kiri, didapatkan kondisi batas
untuk komponen normal

B 1n =B2 n ⇒ μr 1 H 1n =μr 2 H 2 n
2021 Medan Elektromedanmagnetik
4 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan dengan persamaan yang kedua dan gambar sebelah kanan (lihat orientasi
perputaran dan orientasi arah aliran arus)

H 2t −H 1 t =J S

J S adalah arus persatuan luas yang mengalir di bidang pembatas antara kedua ruang
berbeda jenis tersebut.

Contoh perhitungan:

Diberikan sebuah medan magnet yang datang

dari media 2, dengan sudut


β2 terhadap
1,
bidang normal, mengenai bidang pembatas
media 1 dan 2. Dengan sudut berapakah
2,
medan magnet tersebut di media 1 ?

Jawab:

Dengan kondisi bidang batas:

μr 1 H 1n =μr 2 H 2 n dan
H 2t −H 1 t =0 , J S =0 karena diandaikan kedua media
yang digunakan tak bisa menghantarkan arus dengan baik.

Maka dengan

H 1n =H 1 cos β 1 H 1t =H 1 sin β 1

2021 Medan Elektromedanmagnetik


5 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
H 2n =H 2 cos β2 H 2t =H 2 sin β 2

kondisi batas di atas menjadi

μr 1 H 1 cos β 1=μ r 2 H 2 cos β 2

dan
H 1 sin β1 =H 2 sin β 2

Dengan membandingkan kedua persamaan tersebut

μ r1 H 1 cos β1 μ r2 H 2 cos β2 μ cos β 1 μr 2 cos β 2


= ⇒ r1 =
H 1 sin β 1 H 2 sin β 2 sin β 1 sin β 2

μr 1 μ μ
= r 2 ⇒ tan β1 = r 1 tan β 2
tan β 1 tan β 2 μr 2

Jika media/ruang 1 adalah udara


μr 1=1 dan media 2 adalah besi dengan

μr 2 =7000 . Hitunglah β 1 , jika

o o
a. β 2=0 b. β 2=89

o
a. Jika β 2=0

μr 1 1
tan β 1 = tan β 2 = ⋅0=0 ⇒ β 1 =0o
μr 2 7000

o
b. Jika β 2=89

μr 1 1
tan β 1 = tan β 2 = ⋅57 , 3=0 , 00818 ⇒ β 1 =0 , 47 o
μr 2 7000

Jadi jika medan magnet meninggalkan sebuah media dengan permeabilitas yang tinggi
sekali, mengenai bidang batas, masuk

2021 Medan Elektromedanmagnetik


udara
6 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

besi
ke media yang memiliki permeabilitas sangat rendah (mis. udara), maka medan magnet
di media berpermeabilitas rendah itu akan tegak lurus terhadapnya.

10.3 Rangkaian Magnetis

10.3.1 Toroida

Diamati suatu struktur toroida yang berbentuk

I cincin demgan radius dalam ri dan radius luar ro.


ro
Toroida ini memiliki luas penampang A dan dialiri
N gulung ri
oleh suatu arus I melalui kabel dengan N
gulungan.
rm
Struktur seperti ini akan menghasilkan medan
A
magnet yang terutama sekali akan
terkonsentrasi di dalam toroida yang biasanya
terbuat dari besi dengan permeabilitas yang relatif tinggi dibanding dengan permeabilitas
udara.

Dengan mengandaikan luas penampang toroida A relatif kecil dibandingkan dengan


radius cincin tersebut, maka kita bisa mengandaikan medan magnet yang terdapat di
dalam toroida tersebut konstan sebidang penampang A.

Dengan menggunakan hukum Ampere

∮ H⋅d
⃗ ⃗l =∑ I
i
L i

dan dengan menggunakan lintasan rata-rata, keliling dari lingkaran pada garis di tengah

toroida
l m=2π r m , maka kita bisa menghitung medan magnet di garis tengah toroida
tersebut
2021 Medan Elektromedanmagnetik
7 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
N⋅I
H⋅2 π r m=N⋅I ⇒ H=
2 π rm

Medan magnet induksinya menjadi

μ o μr N⋅I
B=
2π rm

dan fluks magnetis yang menembus penampang toroida (dengan mengandaikan medan
magnet induksi konstan sepanjangnya)

μo μ r N⋅I⋅A
ψ m=∬ BdA=
2π rm

10.3.2 Toroida dengan Air Gap

Di sini berbeda dengan rangkaian


sebelumnya mengandung lintasan medan
magnet yang melalui udara. Karena fluks
I
ro magnetis haruslah kontinyus, artinya B yang
N gulung ri konstan, maka hukum Ampere akan
lg menghasilkan
rm
H i⋅2 π ( r m−l g ) + H u⋅l g =N⋅I
A

dengan
Hi medan magnet di besi dan

H u medan magnet di udara. Dengan menggunakan kondisi batas, yang mana pada
bidang batasnya kita hanya memiliki komponen normal:

B i=Bu ⇒ μ o μr H i =μo H u ⇒ H u =μr H i

Jadi

H i⋅2 π ( r m−l g ) + μr H i⋅l g =N⋅I

maka

2021 Medan Elektromedanmagnetik


8 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
N⋅I
H i=
2 π ( r m−l g ) + μr⋅l g

10.3.3 Rangkaian Magnetis dengan dua Kaki dan dua Gulungan Arus

l1 l2
Dengan menganggap fluks yang
I1 I2
mengalir di kaki kiri adalah
ψ1 ,
N2
N1
l3 A3

di kaki kanan
ψ 2 . Dengan
A1

memperhatikan arah gerakan


A2 fluks dan kontinuitas fluks, maka
fluks yang mengalir di kaki tengah

ψ 3 =ψ 1 +ψ 2 .

Hukum Ampere untuk ‘loop’ kiri:


H 1⋅l 1 +H 3⋅l 3 =N 1⋅I 1

Hukum Ampere untuk ‘loop’ kanan:


H 2⋅l 2 + H 3⋅l 3=N 2⋅I 2

Dengan
ψ 3 =B3⋅A3 =μ o μr H 3⋅A3

ψ 1=B1⋅A 1 =μo μ r H 1⋅A 1

ψ 2=B2⋅A2 =μo μ r H 2⋅A 2

ψ 3 =ψ 1 +ψ 2 ⇒ μo μ r H 3⋅A 3 =μo μ r H 1⋅A 1 + μo μ r H 2⋅A 2

A1 A2
H 3 =H 1⋅ + H 2⋅
A3 A3

2021 Medan Elektromedanmagnetik


9 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
A1 A

Substitusikan H3 di persamaan loop kiri:


H 1⋅l 1 + H 1⋅
( A3 A3 )
+ H 2⋅ 2 ⋅l 3 =N 1⋅I 1

A1 A
(
H 1⋅ l 1 +l 3⋅
A3 )
+ H 2⋅l 3⋅ 2 =N 1⋅I 1
A3
(*)

A1 A

Substitusikan H3 di persamaan loop kanan:


(
H 2⋅l 2 + H 1⋅
A3 A3 )
+ H 2⋅ 2 ⋅l 3 =N 2⋅I 2

A1 A
H 1⋅l 3⋅
A3 ( A3 )
+ H 2⋅ l 2 +l 3⋅ 2 =N 2⋅I 2
(**)

A2 A2
Kalikan (*) dengan
( l 2 +l 3⋅
A3 ) dan (**) dengan
l 3⋅
A3 kemudian kurangi kedua
persamaan itu, maka:

A2 A2

H 1=
(
N 1⋅I 1⋅ l 2 +l 3⋅
A3 )
− N 2⋅I 2⋅l 3⋅
A3
A1 A2 A1 A2
( l 1 +l 3⋅
A3 )(
⋅ l 2 +l 3⋅
A3 )(
− l 3⋅
A3
⋅ l 3⋅
A3 )( )
10.4 Induktansi

Pada suatu struktur yang membangkitkan medan magnetis (mis. Rangkaian magnetis),
bisa didefiniskan suatu besaran, yang menyatakan kemampuan dari benda tersebut untuk
menghasilkan medan magnet jika suatu arus tertentu dialirkan melaluinya. Besaran ini
hanya tergantung pada struktur geometri dari nya dan juga material yang menyusunnya.
Hal ini mengingatkan kita dengan konsep kapasitansi sebagai kemampuan dari suatu
struktur elektris untuk menghasilkan medan listrik.

Di sini kita menggunakan istilah induktansi, yang didefinisikan dengan

ψm
L=
I

dan untuk struktur yang memiliki banyak gulungan

2021 Medan Elektromedanmagnetik


10 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Nψ m
L=
I

Pada struktur toroida di atas, kita dapatkan induktansi toroida:

2
μ μ N ⋅A
L= o r
2π rm

Besaran induktansi ini adalah suatu besara ‘pengganti’ yang sangat penting dalam teori
rangkaian listrik, yang mana kita bisa menggantikan suatu struktur geometri dengan
material penyusunnya yang kompleks dengan hanya sebuah besaran.

Struktur/ Induktor
Rangkaian dengan
magnetis induktansi L

Sebuah toroida dengan jumlah lilitan N = 400 dilalui arus I = 5A. Jari-jari rata-rata

toroida = 15 cm, luas penampang inti S = 60 cm 2


dengan permeabilitas 50
μ0 .
Tentukan :

(a) potensial magnetik


(b) relukstansi
(c) fluks magnetik
(d) B
(e) H

Solusi

(a) potensial magnetik : Vm = NI = (400)(5) ampere-lilitan atau Vm = 2000 A.t (ampere


lilitan)

2021 Medan Elektromedanmagnetik


11 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kelilingrata−rata
(b) relukstansi = μS
6 , 28×0 , 15
ℜ=
(50×12 ,57×10−7 )(6×10−4 ) A/Wb = 2,5 ¿ 107 A/Wb

NI 2000
φ= ℜ = 7
=8×10−5
(c) Fluks 2,5×10 Wb,
−5
φ 8×10
= =0 ,133 T
(d) B = S 6×10 −4

B B 0 , 1333
= = =
(e) H =
μ 50 μ0 50×12 ,57×10−7 2122,6 A/m
10.3 Induktansi dan induktansi Timbal Balik

Induktansi

Induktansi adalah sebuah kumparan dengan N lilitan dialiri arus I di definisikan

sebagai persambungan fluks ( fluks-linkage) N φ dibagi arus I :


,H
Definisi induktansi : L = I

Jika jumlah lilitan N = 1, maka induktansinya adalah

φ
,H
L= I

Definisi lain dari induktansi L adalah berkaitan dengan energi yang tersimpan dalam
medan magnetik. Persamaan energi medan magnetik

1 1 B . Hdv

2 V =Volume I 2
Wm = 2 LI2 =

Induktansi L didefinisikan sebagai

B . Hdv
∫ I2
L= V =Volume

2021 Medan Elektromedanmagnetik


12 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari persamaan (10.12) bila dilakukan diferansial terhadap waktu t untuk arus I dan

fluks φ , maka diperoleh tegangan drop (jauh tegangan) pada induktansi L ;

dI dφ
=N
VL = L dt dt

Induksi Kumparan Solenoida

Induktansi sebuah kumparan solenoida, dengan panjang l, jumlah lilitan N, luas

μH
penampang inti A, dan permeabilitas inti m


Dimana Induktansi : =L= I

Fluks total φ = NBA

NI
μ
Rapat fluks B = l

Dari persamaan diperoleh induktansi solenoida :

2
μ AN
H
L= l

Dengan

μ 0
μ r = permeabilitas inti (H/m)

μ 0 = permeabilitas ruang vakum/udara = 12,57 x 10-7 H/m

A = luas penampang inti (m2)

N = jumlah lilitan solenoida

l = panjang solenoida (m)

Contoh Soal 10.5

2021 Medan Elektromedanmagnetik


13 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tentukan induktansi L kumparan solenoida dengan panjang l = 20 cm, luas penampang

inti kumparan A = 1 cm2, permeabiltas inti μ = 75 μ 0 dan jumlah lilitan N = 500 lilitan.

Solusi

μ = μ 0
μ r= 12,57 x 10-7 (75) H/m = 9,42 x 10-5 H/m

A = 1 cm2 = 10-4 m2, N2 = 2,5 x 104, l = 20 cm = 0,2 m

2
μ AN
Dengan memasukkan nilai-nilai diatas kedalam persamaan L = l , kita peroleh

−5 −4 5
9, 42×10 ×10 ×2,5×10
L= 0,2 = 117,75 x 10-4 H = 11,8 mH

Induksi Kumparan Toroida

Untuk mendapatkan induksi sebuah kumparan toroida dengan jari-jari cincin toroida rata-

rata R, jari-jari penampang inti r, jumlah lilitan kumparan N, dan permeabilitas inti μ
H/m, kita mulai dengan persamaan

2
μ AN
L= l

Dengan A = luas penampang inti = πr 2 ; l = keliling inti = 2 πR . Jadi

2 2
μ (πr )N μr 2 N 2
=
L= 2 πR 2R

Dimana :

μ 0
μ r = permeabilitas inti (H/m)

r = jari-jari penampang inti (m)

R = jari-jari cincin toroida (m)

l = panjang solenoida (m)

N = jumlah lilitan

2021 Medan Elektromedanmagnetik


14 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh Soal 10.6

Tentukan induktansi sebuah kumparan toroida yang memiliki jari-jari cincin rata-rata R =

10 cm, jari-jari inti r = 1 cm, jumlah lilitan N = 1000 lilitan dan permeabilitas inti μ = 75
μ 0

Solusi

Dari persamaan

μr 2 N 2
L= 2R

Sehingga kita peroleh

75(12 ,57×10−7 )(10−4 )(106 )


L= 0,2

L = 47,1375 x 10-3 H = 43,1375 mH

Daftar Pustaka

1. Hayt Wiliam H, Engineering Electromagnetic, McGraw-Hill, 2000

2. Krauss, J.D., Electromagnetic, Mc Graw-Hill, 1992

3. Boadman, Electromagnetic Surface Mode, John Willey & Son, 1982.

2021 Medan Elektromedanmagnetik


15 Team Dosen
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai