Penulis :
Drs. H. Muhamad Deni Johansyah, M.M
Herlina Napitupulu, M.Sc., Ph.D.
Putri Naufal Amalia, S. Mat
©Agustus 2021
ISBN : 978-623-96701-6-0
Tim Penyusun :
Kepala Unit :
Aggi Panigoro S.E, M.M.
Editor dan Desain :
G.Guci Derry Midaya Panca S.Kom
Administrasi :
Aan Dirana , A.Ma, Pust.
Penerbit :
Unibi Press
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Jl. Soekarno Hatta no. 643, Bandung.
unibipress@unibi.ac.id
Di era kemajuan ilmu pengetahuan, informasi, dan teknologi yang semakin canggih, cara
berpikir ilmiah mutlak diperlukan yang menyebabkan peran matematika menjadi sangat vital.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak permasalahan yang dapat diselesaikan
melalui pendekatan model matematika. Salah satu bentuk model matematika yang banyak
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari adalah kalkulus fraksional. Baru-baru
ini ketertarikan terhadap kalkulus fraksional sangat meningkat yang ditunjukkan melalui
banyaknya kajian yang di publikasikan baik berupa artikel dalam konferensi nasional maupun
internasional, jurnal, buku, maupun karya berupa eksposisi ensiklopedia sejarah dan
perkembangannya (Kiryakova, 1994). Hal itu dikarenakan perannya yang cukup penting dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan kehidupan manusia.
Persamaan diferensial berorde pecahan (fraksional) atau dikenal dengan Persamaan
Diferensial Fraksional (PDF) merupakan salah satu materi dari kalkulus fraksional yang
memiliki beragam implementasi dalam bidang sains dan teknologi. Penelitian-penelitian PDF
saat ini banyak diantaranya yang berfokus pada berbagai varian metode penyelesaian PDF. Hal
ini menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak orang menjadikannya sebagai salah satu tujuan
mempelajari PDF. PDF yang disertai dengan kondisi awal disebut Masalah Nilai Awal
Persamaan Diferensial Fraksional, sehingga PDF tersebut memiliki setidaknya satu solusi
dimana solusi yang diberikan ekuivalen dengan Persamaan Integral Fraksional Volterra.
Pada buku ini dibahas mengenai konsep-konsep dasar yang diperlukan untuk
menyelesaikan PDF. Pembahasan dimulai dari dasar-dasar analisis real, kalkulus fraksional,
PDF, dan penyelesaian PDF Linear secara eksak menggunakan transformasi Laplace. Harapan
penulis, buku ini dapat menambah wawasan mengenai dasar-dasar analisis real, kalkulus
fraksional, dan PDF.
Agustus, 2021
Tim Penulis
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ vi
BAB I DASAR-DASAR ANALISIS REAL ........................................................................... 1
1.1. Himpunan .............................................................................................................. 1
1.1.1. Himpunan Buka dan Himpunan Tutup ..................................................... 2
1.1.2. Himpunan Kompak ................................................................................. 11
1.2. Fungsi .................................................................................................................. 16
1.3. Sistem Bilangan Real .......................................................................................... 17
1.3.1. Sifat Kelengkapan Bilangan Real ........................................................... 17
1.3.2. Lingkungan ............................................................................................. 21
1.4. Barisan Bilangan Real......................................................................................... 21
1.4.1. Limit Barisan dan Barisan Konvergen .................................................... 23
1.4.2. Teorema-teorema Limit .......................................................................... 29
1.4.3. Barisan Monoton ..................................................................................... 36
1.4.4. Barisan Cauchy ....................................................................................... 41
1.5. Limit dan Kekontinuan Fungsi ........................................................................... 53
1.5.1. Limit Fungsi ............................................................................................ 54
1.5.2. Fungsi Kontinu ........................................................................................ 62
1.5.3. Fungsi Kontinu pada Interval .................................................................. 71
1.5.4. Kontinu Seragam ..................................................................................... 74
1.6. Konvergen Seragam ............................................................................................ 94
BAB II KALKULUS FRAKSIONAL .................................................................................. 106
2.1. Fungsi Khusus ................................................................................................... 106
2.1.1. Fungsi Gamma ....................................................................................... 106
2.1.2. Fungsi Beta ........................................................................................... 114
2.1.3. Fungsi Kesalahan Komplementer (erfc) ............................................... 119
1.1. Himpunan
Himpunan adalah kumpulan objek-objek berbeda dengan kriteria tertentu yang dapat
didefinisikan dengan baik dan dianggap satu kesatuan. Himpunan dinotasikan dengan huruf
kapital. Objek pembentuk himpunan disebut unsur, anggota, atau elemen dinotasikan dengan
huruf kecil.
Contoh
Contoh
Himpunan semua bilangan irasional adalah bilangan-bilangan real yang tidak dapat
dengan ', ( ∈ ℤ dan ( * 0.
$
%
dinyatakan sebagai
Himpunan semua bilangan real adalah bilangan-bilangan yang merupakan gabungan dari
bilangan rasional dan bilangan irasional dinotasikan dengan ℝ.
Himpunan kosong atau himpunan yang tidak punya anggota dinotasikan dengan ∅ atau .
Jika - menyatakan suatu himpunan dengan unsurnya adalah , maka dapat ditulis
1 1
∃49 1 < ,1 =
2 2
Sehingga 5M , dan
46 " , 7
0,2 ,
0
2
2 0 1, dimana ∈ ℝ,
maka 46 0,1 ⊆ L.
Kasus 2
, ∈ℝ
9
Untuk
Sehingga 5M
9
dan
1 1 1 1
46 < " , 7 =
2 2 2 2
0,1 ⊆ L
Kasus 3
∈ ℝ dimana 0 01
9
Untuk
1
Karena
2
2 1
2 "1 0
dimana ∈ ℝ, maka
46 0,1 ⊆ L
Dari ketiga kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap ∈ L terdapat lingkungan
buka 46 " 5M , 7 5M sehingga 4 ⊆ L.
Jadi L merupakan himpunan terbuka.
Definisi 1.6 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Misalkan ∈ ℝ disebut titik limit himpunan ⊂ ℝ jika untuk setiap 5 0 berlaku
46 ∩ " * ∅.
Jadi, disebut titik limit (tidak harus anggota ) dari apabila setiap lingkungan dari memuat
Diberikan himpunan buka L% 80,1 7 %:, untuk suatu ( ∈ ℕ. Apakah Le %c9 L% dan Lf
⋃b
9
1
Jawab.
L% <0,1 7 =
(
3 101 1
maka
Lf j L% 0,12.
%c9
Pilih 1, dimana ∈ Lf .
Ambil sebarang 5 0 sehingga
46 1 1 " 5, 1 7 5
karena
5 0
175 1
dan
5 0
"5 00
1"5 01
akibatnya 46 1 1,1 ⊈ Lf .
Karena ada 1 ∈ Lf , dimana untuk setiap 5 0 diperoleh
46 1 ⊈ Lf ,
maka Lf yang merupakan irirsan yang tak berhingga banyaknya dari himpunan buka bukan
merupakan himpunan buka.
Jadi, Le %c9 L% merupakan himpunan buka, sedangkan Lf
⋃b %c9 L% bukan merupakan
⋂b
himpunan buka.
Contoh
1
Diketahui
k% n , 1o
(
k9 ∅, k n , 1o , k^ n , 1o , … , k9>> n , 1o , … , k% n , 1o.
2 3 100 (
Akan ditunjukkan ph himpunan tutup.
Diketahui
- k% merupakan himpunan tutup
- ke %c9 k% ,
⋂b
Maka berdasarkan sifat himpunan tutup maka ke merupakan himpunan tutup.
Akan ditunjukkan pi himpunan tutup.
Diketahui
b
kf q k% 0,12
%c9
maka
kfV : 3 0 atau 1
Karena ada 0 ∈ kfV , dimana untuk setiap 5 0 diperoleh 46 0 ⊈ kfV , maka kfV bukan
merupakan himpunan buka.
Akibatnya kf bukan merupakan himpunan tutup.
Jadi, himpunan ke %c9 k% himpunan tutup dan kf
⋂b %c9 k% bukan merupakan himpunan
⋃b
tutup.
⊂ q La
ac9
r9 t8 , 1 : , 81 , 2 : , 82 , 3 : , 83 , 4 :u
9 9 9 9 9 9 9 9
1, 2, 3 ⊂ r9 q L%
%c9
1, 2, 3 ⊂ q L% 0,8
%c9
10,42 ⊂ r9 q L%
%c9
x 1"5,32 ⊂ r q La
ac9
Diberikan | t1, , , , … u.
9 9 9
^ y
c.
maka r merupakan selimut tak hingga dari |, namun tidak memiliki selimut bagian
hingga.
Definisi 1.10 (Bartle dan Sherbert, 2010)
subset x dari ℝ, dengan ℝ merupakan bilangan real. x dikatakan kompak apabila untuk setiap
selimut buka x memiliki selimut bagian hingga.
Contoh
a. Tunjukkan bahwa himpunan k 10, ∞ bukan himpunan kompak.’
Bukti.
Perhatikan bahwa jika
L9 "1,1
L "1,2
k ⊆ q L% q L% .
%c9 •€ ∈r
5000 7 1 ∉ q xa
ac9
Sehingga
b
x ⊄ q xa
ac9
Jadi, k tidak kompak karena terdapat r tidak memiliki selimut bagian hingga.
b. Tunjukkan bahwa himpunan Y 0,1 bukan himpunan kompak.
Bukti.
Jadi, Y tidak kompak karena terdapat r tidak memiliki selimut bagian hingga.
Bukti.
Pilih r L% , dimana L% 8 , 2:
9
%
Jadi, ‰ tidak kompak karena terdapat r tidak memiliki selimut bagian hingga.
Teorema 1.4 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Misalkan x adalah subset dari ℝ. Jika x kompak maka x tertutup dan terbatas.
Bukti:
Akan ditunjukkan x terbatas.
Untuk setiap ' ∈ ℕ, misalkan k$ "', ' .
Karena setiap k$ adalah buka dan x ⊆ ⋃b
$c9 k$ ℝ, maka koleksi k$ : ' ∈ ℕ adakah
selimut buka dari x.
Karena x kompak maka x punya selimut bagian hingga, jadi terdapat Š ∈ ℕ sehingga
b
x ⊆ q k$ k$ "Š, Š
$c9
⟹ | | 3 Š, ∀ ∈ .
Oleh karena itu x terbatas.
Akan ditunjukkan x tertutup
Dengan menunjukkan x Œ terbuka.
Ambil ∈ x Œ sebarang.
Misalkan L% t ∈ ℝ: | " | u.
9
%
x ⊆ q L% L$ .
%c9
8 " $ , 7 $: ⊆ x Œ .
9 9
1.2. Fungsi
Misalkan dan himpunan-himpunan tak kosong, maka Produk Cartesius dari dan adalah
himpunan semua pasangan terurut , dimana ∈ dan ∈ . Jadi,
• , : ∈ , ∈ ,
atau
• , | ∈ , ∈ .
Contoh
Misalkan 2, 3, 4 dan •, ‘ .
• 2, • , 2, ‘ , 3, • , 3, ‘ , 4, • , 4, ‘ .
• •, 2 , •, 3 , •, 4 , ‘, 2 , ‘, 3 , ‘, 4 .
Definisi 1.12
’ disebut relasi dari ke , maka ’ ⊆ • dan ’ * ∅.
Dari konsep relasi tersebut dapat diturunkan konsep fungsi sebagai berikut.
Definisi 1.13
Misalkan dan himpunan. Fungsi dari ke adalah suatu relasi ⊆ • dimana setiap
∈ dipetakan pada tepat satu unsur ∈ . Notasi
: → ,
atau dapat dinyatakan sebagai
Bilangan real adalah bilangan-bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasional
dan bilangan irasional dinotasikan dengan ℝ.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai “sifat kelengkapan” yang menjadikan himpunan
bilangan real begitu istimewa.
Ada beberapa versi mengenai sifat kelengkapan, namun dalam buku ini akan dibahas dua
konsep sifat kelengkapan, yaitu konsep terbatas di atas, terbatas di bawah, supremum dan
infimum.
Definisi 1.14 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Misalkan “ ⊂ ℝ, dengan ℝ merupakan himpunan bilangan real.
a. Himpunan “ dikatakan terbatas di atas (bounded above) jika terdapat bilangan real
• sedemikian sehingga berlaku
3 •, ∀ ∈ “.
Bilangan • yang memenuhi syarat tersebut disebut batas atas (upper bound) himpunan “.
b. Himpunan “ dikatakan terbatas di bawah (bounded below) jika terdapat bilangan real
” sedemikian sehingga berlaku
” 3 , ∀ ∈ “.
Bilangan ” yang memenuhi syarat tersebut disebut batas bawah (lower bound) himpunan “.
c. Jika suatu himpunan terbatas di atas dan terbatas di bawah maka himpunan tersebut
dikatakan terbatas (bounded). Jika suatu himpunan tidak memiliki batas atas atau batas
bawah maka dikatakan tidak terbatas (unbounded).
Contoh
Himpunan “ ∈ℝ∶13 0 6 terbatas ke atas, sebab untuk semua 3 6 merupakan
batas atas dari “ dan untuk semua ] 1 merupakan batas bawah dari “.
Contoh
Bilangan 10 dan semua bilangan yang lebih kecil dari 10 adalah batas bawah dari
Sebelum memasuki pembahasan mengenai konsep supremum dan infimum, perlu diingat
kembali konsep mengenai maksimum dan minimum dari satu himpunan.
Definisi 1.15
i. Misalkan subset tak kosong dari ℝ dan ∈ disebut unsur maksimum dari himpunan ,
apabila untuk setiap ∈ berlaku 3 .
ii. Misalkan subset tak kosong dari ℝ dan ∈ disebut unsur minimum dari himpunan ,
apabila untuk setiap ∈ berlaku ] .
Contoh
Diberikan |2 3 34 .
Contoh
Diberikan |2 3 04 .
Contoh
Kesimpulan dari contoh-contoh tersebut, bahwa unsur maksimum dan minimum dari suatu
himpunan tidak selalu ada, kecuali himpunan berhingga. Jika unsur maksimum dan minimum itu
Contoh
Jika diambil batas atas lain dari adalah 4,1, maka 4 3 4,1 sehingga
sup 4.
Contoh
Diberikan | 04 .
Jika diambil batas atas lain dari adalah 4,1, maka 4 3 4,1 sehingga
sup 4.
inf 2.
Contoh
Diberikan | 2.
Jika diambil batas bawah lain dari adalah 1,9, maka 1,9 3 2 sehingga
inf 2.
Contoh
Diberikan |2 3 34 .
Contoh
Diberikan |2 3 04
1 1 1 1 1
Penyelesaian:
1
“ t ›( ∈ ℕu }1, , , , , , … ~.
( 2 3 4 5 6
Sumpremum dari “ adalah 1 karena
∈ “, 3 1 sehingga 1 batas atas “.
9
%œ
- Untuk setiap
1.3.2. Lingkungan
Definisi 1.19
Suatu barisan bilangan real adalah suatu fungsi yang domainnya himpunan bilangan asli ℕ
1, 2, … dan kodomainnya himpunan bilangan real ℝ.
Dengan demikian, misalkan - adalah barisan bilangan real yang memetakan bilangan asli
( ke bilangan real %, maka dapat didefinisikan sebagai berikut
-: ℕ → ℝ.
Barisan bilangan dinotasikan % , untuk setiap ( ∈ ℕ.
Contoh
-
3. Hasil bagi dua barisan adalah
< = < , , … =.
% 9
¥ % 9
3 3( 7 3
-7¥ <3( 7 = ¨ ©,
( (
- 3(
ª « ( ,
¥ 3
(
18
6¥ < =.
(
Diketahui suatu barisan terdiri dari tak hingga suku, maka perlu dicari apakah suku-suku
barisan tersebut menuju suatu titik tertentu atau tidak.
Definisi 1.21
% barisan bilangan real dan ¬ ∈ ℝ dikatakan limit dari % atau lim % ¬
%→b
Misalkan
Hal ini menunjukkan bahwa sangat kecil daerah yang diambil di sekitar titik limit,
dilambangakan dengan ¬ " 5, ¬ 7 5 , akan ditemukan tak hingga banyaknya suku barisan %
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
Sehingga untuk setiap ( ] - 5 berlaku | % " ¬| 0 5.
Perhatikan bahwa
1 1 1 1
| " ¬| ± " 0± 3 3 3 05
%
( ( ( -
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih - 5
9
6
.
Contoh
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
Sehingga untuk setiap ( ] - 5 berlaku | % " ¬| 0 5.
Perhatikan bahwa
2(
| " ¬| ³ " 2³
%
( 71
2( " 2( " 2
³ ³
( 71
"2
3± ±
( 71
2
3
( 71
2
3
(
2
3 05
-
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih - 5 µ .
6
0 5.
Jadi untuk setiap 5 0 terdapat - ∈ ℕ 5 sedemikian sehingga
Untuk setiap ( ] ℕ 5 berlaku | % " ¬| 0 5.
Contoh
Misalkan % ] 0, untuk setiap ( ∈ ℕ. Tunjukkan jika lim % 0, maka limQ¶ %R 0.
Jawab.
Misalkan lim % 0.
Ambil 5 0 sebarang.
Maka terdapat - 5 ∈ ℕ sehingga untuk setiap ( ] - 5 berlaku
·¶ % " 0· ¶ % ¶5 5
sehingga limQ¶ %R 0.
Jika merupakan suatu limit dari barisan tersebut, maka % konvergen ke . Jadi,
apabila suatu barisan mempunyai limit, maka barisan tersebut konvergen, bila tidak maka
dikatakan divergen.
Definisi 1.22 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Suatu barisan % di ℝ dikatakan konvergen ke ∈ ℝ, apabila untuk setiap 5 0 terdapat
suatu bilangan asli - 5 sedemikian sehingga
jika ( ] - 5 maka | % " | 0 5.
Bilangan dalam koteks ini dikatakan sebagai limit barisan % , dan dituliskan
lim %
%→b
atau
% → , bila ( → ∞.
Secara informal, definisi tersebut menyatakan bahwa % menuju bila ( menuju tak
hingga. Dalam hal ini untuk setiap ( ∈ ℕ, bilangan % dapat dianggap sebagai hampiran untuk
(dan sebaliknya, merupakan hampiran untuk % ). Jarak | % " | antara % dan merupakan
kesalahan pada penghampiran tersebut (dengan ¸ sebagai taksiran kesalahan maksimum-nya).
Definisi 1.22 menyatakan bahwa kesalahan tersebut dapat dibuat sekecil-kecilnya dengan
memilih n cukup besar.
Teorema 1.6 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Barisan % konvergen di ℝ, maka % mempunyai paling banyak satu limit atau tunggal.
Bukti.
Misalkan:
- Jika % konvergen ke , maka untuk setiap 5 0 terdapat -9 ∈ ℕ sedemikian sehingga
( -9 berlaku | " |0 .
6
%
Akan dibuktikan .
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih - max -9 , - .
Sehingga untuk ( - berlaku
| " | | " % 7 % " |
3 | " %| 7 | % " |
5 5
0 7 5.
2 2
Untuk setiap 5 0 terdapat - ∈ ℕ sedemikian sehingga
Jika ( - berlaku | " | 0 5,
maka
" 0 yang berarti .
Sehingga terbukti bahwa limit % tunggal. ∎
Contoh (Bartle dan Sherbert, 2010)
0.
Bukti:
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
Sehingga untuk setiap ( ] - 5 berlaku | % " | 0 5.
Perhatikan bahwa
1
| " | ± " 0±
%
( 71
1
± ±
( 71
1
3
( 71
1
0
(
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih bilangan asli - 5 , sehingga jika ( ] - berlaku
9
6
1
| " | ± " 0±
%
( 71
1
± ±
( 71
1
( 71
1
0
(
1
3
(
1
3
-
1
0
1
5
0 5.
Jadi, terbukti bahwa untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - 5
9
6
sehingga
8%¯ˆ9: konverge ke 0. ∎
9
Maka %
Latihan 1.1
1. Tuliskan lima bilangan pertama dari barisan % berikut.
a. % 2 7 "1 %
8 :
9
b. % % %ˆ9
3. Tunjukkan bahwa
lim 8 %£9 : 5.
z%ˆ^
a.
b. lim 8 : 0.
9
√%ˆ{
6. Tunjukkan jika lim % dan 0, maka terdapat bilangan asli Š sehingga untuk
setiap ( ] Š, % 0.
2(
± ±34
("1
Bukti.
a) Jika % konvergen ke , maka untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli -9 sedemikian
sehingga jika ( ] -9 berlaku | " |0 .
6
%
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih bilangan asli - max -9 , - diperoleh
| % 7 % " 7 | | % " 7 % " |
3| %" |7| % " |
5 5
0 7
2 2
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih bilangan asli - max -9 , - diperoleh
| % % " | | % % " % 7 % " |
| % % " 7 % " |
3| % || % " | 7 | % || % " |
3 Š| " | 7 Š| % % " |
5 5
0Š 7Š
2Š 2Š
0 5.
Jadi, terbukti untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - sedemikian sehingga jika ( ] -
berlaku
| % M " |05
atau
lim % % .∎
c) Jika % konvergen ke , maka untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - sedemikian
sehingga jika ( ] - berlaku | " | 0 Œ.
6
%
% %
1
| " %|
| % || | %
1
| " 7 " %|
| % || | % % % % %
1
| " 7 " |
| % || | % % % %
| %| 1
3 | " |7 | " |
| % || | %
| | %
|M€ |
Selanjutnya, diperlukan batasan untuk suku |X
€ ||X|
.
1
·| % | " | |· 0 | |
2
Jadi berlaku
0 |X| untuk setiap ( ] -9 .
9
|X€ |
% | % || | %
| | %
2Š 1
0 | " |7 | " |. ∗
| | %
| | %
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih bilangan asli - max -9 , - , -^ , maka berdasarkan ∗ , diperoleh
2Š 1
± " ±0 | " |7 | " |
%
% | | %
| | %
2Š | | 1 | |
0 ∙ 57 ∙ 5
| | 4Š | | 2
5 5
0 7
2 2
05
Jadi, terbukti untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - sedemikian sehingga jika ( ] -
berlaku
± " ±05
%
atau
lim .∎
%
Jawab.
2( 7 1
-7¥ < =.
(
Jelas bahwa lim - 2 dan lim ¥ 0 maka
lim - 7 ¥ lim - 7 lim ¥ 270 2.
Contoh
Jawab.
2 1 7 ‘% % .
Menurut ketaksamaan Bernoulli
1 7 ‘% %
1 7 ( ∙ ‘% .
Jadi,
2 1 7 ( ∙ ‘%
1 ( ∙ ‘%
1
‘% 0 .
(
Karena lim % 0, maka diperoleh lim ‘% 0.
9
Latihan 1.2
3) Tunjukkan bahwa jika - dan ¥ barisan bilangan real sedemikian sehingga - dan - 7 ¥
, , ^
, y
,…, %
, … untuk 0 0 0 1 merupakan barisan monoton turun tegas.
2, 2, … , 2, … merupakan barisan monoton naik dan juga turun.
"1, 2, "3, 4, … barisan tidak monoton.
Teorema 1.9 (Teorema Konvergensi Monoton)
Barisan bilangan real monoton konvergen jika dan hanya jika barisan ini terbatas. Selanjutnya,
(i) Jika % adalah barisan monoton naik yang terbatas, maka
lim % sup % ∶(∈ℕ .
(ii) Jika % adalah barisan monoton turun yang terbatas, maka
lim % inf % ∶(∈ℕ .
Bukti.
(i) Diketahui % monoton naik dan terbatas, maka ada Š 0 sehingga
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Dengan menggunakan Teorema Konvergensi Monoton akan dibuktikan apakah barisan terbatas
atau tidak. Berdasarkan komputasi numerik diperoleh data sebagai berikut:
9> 2.9290, 9>>> 7.4855, 9>>>>> 12.0901
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa barisan ini seolah-olah konvergen. Akan tetapi
dengan diambil suku ke 2% untuk suatu (, sehingga diperoleh barisan € sebagai berikut.
1 1 1 1 1 1
1 7 7 < 7 = 7 ⋯ 7 < %£9 7 %£9 7 ⋯ 7 %=
2 3 4 2 71 2 72 2
€
1 1 1 1 1 1
1 7 7 < 7 = 7 ⋯ 7 < % 7 % 7 ⋯ 7 %=
2 4 4 2 2 2
1 1 1 1
1 7 7 7 7 ⋯7
2 2 2 2
(
17
2
Jadi, barisan ini tidak terbatas sehingga dapat disimpulkan bahwa barisan ini divergen, karena
selalu ada suku pada barisan ini yang lebih besar dari bilangan real manapun. ∎
Contoh
Diberikan barisan Á% yang didefinisikan secara rekursif sebagai berikut.
Jadi,
3
1 3 Á9 0 Á 0 ,
2
^
yang menunjukkan bahwa barisan ini monoton naik dan terbatas diatas oleh .
Akan ditunjukkan pernyataan di atas benar bahwa Á% monoton naik dan terbatas dengan
menggunakan induksi.
Untuk ( 1, diperoleh
Á ] 1.
z
y
2 3 2Á® 0 2Á®ˆ9 0 3.
Untuk ( ¦ 7 1, diperoleh
5 1
10 3 Á®ˆ9 2Á® 7 3
4 4
1
0 2Á®ˆ9 7 3 Á®ˆ .
4
Karena berdasarkan asumsi 2Á®ˆ9 0 3, maka
1
Á®ˆ 2Á®ˆ9 7 3
4
1
0 373
4
3
.
2
Jadi berlaku
Latihan 1.3
1) Misalkan barisan % didefinisikan secara rekursif sebagai berikut:
1
Ã
9
%ˆ9 ¶2 % untuk ( ] 1.
Selidiki apakan barisan % konvergen. Bila konvergen hitung limitnya.
Misalkan Á9 1 dan Á%ˆ9 2 " Ä untuk ( ] 2. Tunjukkan bahwa Á% terbatas dan
9
€
2)
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
Sehingga untuk setiap (, ' ] - 5 berlaku | % " $| 0 5.
1 1
Perhatikan bahwa
| " $| ± " ±
%
( '
1 1
3 7
( '
1 1 2
3 7 05
- - -
2
- .
5
Dari analisis pendahuluan tersebut diperoleh - 5
6
.
Bukti Formal
5
25
| " $| 0
%
2
| % " $ | 0 5.
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
Sehingga untuk setiap (, ' ] - 5 berlaku | % " $| 0 5.
(71 '71
Perhatikan bahwa
| " $| ± " ±
%
( '
1 1
±<1 7 = " <1 7 =±
( '
1 1
± " ±
( '
1 1
3 7
( '
Bukti Formal
Ambil 5 0 sembarang
Pilih bilangan asli - 5 , sehingga jika (, ' ] - 5 berlaku:
6
(71 '71
| " $| ± " ±
%
( '
1 1
| " $| ±<1 7 = " <1 7 =±
%
( '
1 1
| " $| ± " ±
%
( '
1 1
| " $| 3 7
%
( '
1 1 2
| " $| 3 7
%
- - -
2
| % " $| 0 2
5
| % " $ | 0 5.
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
1 1
Perhatikan bahwa
| " | ± " ±
^
3 2
1 1
3 7
3 2
1 1 2
3 7 05
- - -
2
- .
5
Dari analisis pendahuluan tersebut diperoleh - 5
6
.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sembarang
Pilih bilangan asli - 5 , sehingga jika (, ' ] - 5 berlaku:
6
1 1
| " | ± " ±
^
3 2
1 1
| " |3 7
^
3 2
1 1
| " |3 7
^
- -
2
| " |3
^
-
2
| " |0
^ 2
5
25
| " |0
^
2
| ^ " | 0 5.
| % " $| | "1 %
" "1 $|
| % " $| · "1 » 6 ˆ9
" "1 » 6 ˆ
·
| % " $| 1
1
| " $|
%
2
| % " $| 5.
Jadi, % bukan merupakan barisan Cauchy. ∎
Teorema 1.10 Kriteria Konvergensi Cauchy (Bartle dan Sherbert, 2010)
Jika % barisan konvergen, maka % adalah barisan Cauchy.
Bukti.
Misalkan % konvergen ke , maka untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - - 5
sedemikian sehingga
Jika ( ] - 5 maka berlaku | " |0 .
6
%
1 1 1 1
Bukti.
< , , , , … =.
%
1 2 3 4
Ambil ( 2, maka , , dan . Sehingga diperoleh
9 9 9
%ˆ y y %ˆ9 ^ ^ %
| y " ^| 3 || ^ " |
1 1 1 1
± " ±3 |± " ±
4 3 3 2
3"4 4"6
± ±3 |± ±
12 12
"1 "2
± ±3 |± ±
12 12
1 2
3|
12 12
1
|] .
2
Jadi, terdapat bilangan real | ] dan syarat kontraktif 0 0 | 0 1, maka diperoleh 3 | 0 1,
9 9
sedemikian sehingga
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " % |,
untuk setiap ( ∈ ℕ.
| ] dan syarat kontraktif 0 0 | 0 1, maka diperoleh 3 | 0 1, sedemikian sehingga
9 9
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Contoh
Bukti.
% dikatakan barisan kontraktif jika dan hanya jika terdapat suatu bilangan real | dengan
0 0 | 0 1, sedemikian sehingga
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " % |,
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Perhatikan bahwa
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " %|
1 1 1 1
± " ±3 |± " ±
(72 (71 (71 (
(71 " (72 (" (71
³ ³3 |³ ³
(72 (71 (71 (
"1 "1
± ±3|± ±
(72 (71 (71 (
1 1
3|
(72 (71 (71 (
(
3 |.
(72
Jadi, terdapat bilangan real | ] %ˆ dan syarat kontraktif 0 0 | 0 1, maka diperoleh
%
(
3 | 0 1,
(72
sedemikian sehingga
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " % |,
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Contoh
< , , , , … =.
%
1 4 9 16
Ambil ( 1, maka , , dan .
^ ^ ^
%ˆ ^ Æ %ˆ9 y % 9 9
Perhatikan bahwa
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " %|
| ^ " | 3 || " 9|
3 3 3 3
± " ±3 |± " ±
9 4 4 1
1 3 3 3
± " ±3 |± " ±
3 4 4 1
4"9 9 " 36
± ±3|± ±
12 12
"5 "27
± ±3 |± ±
12 12
5 27
3|
12 12
5
|] .
27
Jadi, terdapat bilangan real | ] dan syarat kontraktif 0 0 | 0 1, maka diperoleh 3 | 0 1,
z z
Ç Ç
sedemikian sehingga
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " % |,
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Contoh
Bukti.
% dikatakan barisan kontraktif jika dan hanya jika terdapat suatu bilangan real |, 0 0 | 0 1,
sedemikian sehingga
| %ˆ " %ˆ9 | 3 || %ˆ9 " % |,
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Perhatikan bahwa
3 3 3 3
± " ± 3 |± " ±
(72 (71 (71 (
3 (71 "3 (72 3( " 3 ( 7 1
³ ³ 3 |³ ³
(72 (71 (71 (
(71 " (72 ( " (71
3³ ³ 3 3| ³ ³
(72 (71 (71 (
( 7 2( 7 1 " ( 7 4( 7 4 ( " ( 7 2( 7 1
³ ³3 |³ ³
(72 (71 (71 (
"2( " 3 "2( " 1
± ± 3 |± ±
(72 (71 (71 (
" 2( 7 3 " 2( 7 1
³ ³ 3 |³ ³
(72 (71 (71 (
2( 7 3 2( 7 1
3|
(72 (71 (71 (
2( 7 3 2( 7 1
3|
(72 (
( 2( 7 3
3 |.
( 7 2 2( 7 1
Ambil ( 1→ 0 1.
9¯ .9ˆ^ z
9ˆ ¯ .9ˆ9 Ç
Ambil ( 5→ 0 1.
z¯ .zˆ^ ^ z
zˆ ¯ .zˆ9 z^Æ
3 | 0 1, sedemikian sehingga
%¯ %ˆ^
%ˆ ¯ %ˆ9
untuk setiap ( ∈ ℕ.
1 " | $£%
| %£9 < = | " 9|
1"|
1
3| %£9
< = | " 9 |.
1"|
Karena 0 0 | 0 1, maka lim | % 0. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa % adalah
barisan Cauchy.
Berdasarkan Teorema Kriteria Konvergensi Cauchy maka % adalah barisan konvergen. ∎
Akibat 1.1 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Jika % barisan kontraktif dengan konstanta |, 0 0 | 0 1 dan jika lim %
∗
, maka
| %£9
| ∗
" %| 3
| " 9 |,
1"|
|
| ∗ " %| 3 | " %£9 |.
1"| %
Bukti.
Dari pembuktian sebelumnya, jika ' (, maka
| %£9
| $" %| 3 ¨ ©| " 9 |.
1"|
Jika misalkan ' → ∞ dalam pertidaksamaan ini, diperoleh
| %£9
| ∗
" | 3 ¨ ©| " 9 |.
%
1"|
Jadi, (i) terbukti. ∎
Jika ' (, maka
| $ " %| 3| $ " $£9 | 7 ⋯7 | %ˆ9 " % |,
diperoleh
| %ˆ® " %ˆ®£9 | 3 |® | % " %£9 |.
|
3 | " %£9 |.
1"| %
Contoh
Diberikan barisan % yang didefinisikan secara rekursif sebagai berikut:
16 dan 7 2 untuk ( ] 1.
9
9 %ˆ9 %
1 1
| " %| ± % " %£9 ±
%ˆ9
2 2
1
| " %| | " %£9 |.
%ˆ9
2 %
Jadi, terdapat bilangan real | dan syarat kontraktif 0 0 | 0 1, maka diperoleh 3 | 0 1,
9 9
sedemikian sehingga
1
| " %| 3 | " %£9 |,
%ˆ9
2 %
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Terbukti bahwa barisan % merupakan barisan kontraktif.
berdarkan Teorema 1.12 % merupakan barisan Cauchy.
Kemudian, berdasarkan Teorema Konvergensi Cauchy maka % konvergen. ∎
Akan dihitung limit % .
1
lim %£9 7 2
2
1
72
2
1
2
2
4
Maka lim % 4. Jadi, titik konvergensinya adalah 4.
Contoh
Misalkan 9 0 dan %ˆ9 27 %
£9
, ( ] 1. Periksa apakah % konvergen. Jika ya,
tentukan limitnya.
Bukti.
Akan ditunjukkan % konvergen.
Akan ditunjukkan terlebih dahulu bahwa barisan % kontraktif.
Karena 9 0 maka % 27 %£9
£9
0 2 untuk setiap ( ∈ ℕ. karena itu diperoleh
1 1
| " %| ± " ±
%ˆ9
27 % 27 %£9
27 "2" %
± ±
%£9
27 % 2 7 %£9
1
| " %£9 |
27 % 27 %£9
%
1
3 | " %£9 |.
4 %
1
sedemikian sehingga
untuk setiap ( ∈ ℕ.
Terbukti bahwa barisan % merupakan barisan kontraktif.
Berdarkan Teorema 1.12 % merupakan barisan Cauchy.
1
Akan dicari nilai limitnya
lim lim
%ˆ9
27 %
1
27
2 7 1
72 71 0
"2 § √4 7 4 "2 § 2√2
"1 § √2.
9,
2 2
Karena 9 0 maka
lim %ˆ9 "1 § √2.
Latihan 1.4
"1 % , ( 1, 2, 3, …. Dengan menggunakan definisi buktikan
9
1. Diketahui % %ˆ9 %
0 untuk ( 2. Buktikan
M€È¿ ˆM€È¯
3. Misalkan 9 merupakan bilangan real dan %
Pada subbab sebelumnya telah dipelajari mengenai limit barisan dan kekonvergenan
barisan bilangan real. Sebagaimana telah diketahui bahwa barisan bilangan real adalah suatu
fungsi yang domainnya bilangan asli dan kodomainnya bilangan real. Pada subbab ini akan
dibahas mengenai perluasan konsep limit kepada bentuk fungsi bernilai real secara umum atau
bisa disebut dengan limit fungsi.
Pada bagian ini akan diperkenalkan mengenai konsep limit suatu fungsi. Notasi dari limit
fungsi dituliskan sebagai berikut:
lim ¬.
M→Œ
Definisi 1.27
Misalkan merupakan subset dari ℝ dan • ∈ ℝ. Titik • disebut titik limit dari jika untuk
setiap Ÿ 0 paling sedikit ada satu titik ∈ , * • berlaku
| " •| 0 Ÿ.
Catatan 1.2 Titik limit bisa jadi anggota atau bukan anggota . Sebaliknya, suatu anggota
dapat menjadi titik limit atau bukan titik limit .
Selanjutnya definisi limit fungsi diberikan sebagai berikut.
Definisi 1.28 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Misalkan ⊆ ℝ, • adalah titik limit pada dan fungsi : → ℝ, ¬ ∈ ℝ dikatakan limit pada •
ditulis
Nilai Ÿ biasanya bergantung pada nilai 5 yang diberikan sehingga dapat ditulis sebagai Ÿ 5
untuk menunjukkan keterkaitan nilai Ÿ.
Definisi limit dapat dijelaskan dalam istilah lingkungan, karena
4 • • " Ÿ, • 7 Ÿ : | " •| 0 Ÿ ,
sehingga diperoleh 0 0 | " •| 0 Ÿ jika dan hanya jika * • dan ∈ 4 • . Demikian pula,
| " ¬| 0 5 jika dan hanya jika ∈ 46 ¬ .
Jika ¬ suatu limit dari pada •, maka dapat dikatakan bahwa konvergen ke ¬ pada •.
Jika tidak mempunyai suatu limit pada •, dapat dikatakan bahwa divergen pada •.
Contoh
Tunjukkan bahwa lim • .
M→Œ
(a)
Jawab.
Misalkan untuk semua ∈ ℝ.
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ? sehingga
jika 0 0 | " •| 0 Ÿ, maka berlaku | " ¬| 0 5.
Perhatikan bahwa
| " ¬| 0 5
| "• |05
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Jawab.
Misalkan É √ untuk semua ∈ ℝ.
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ? sehingga
lim
M Ê £y y
M→ M ¯ ˆ9 z
(c)
Jawab.
∈ ℝ.
M Ê £y
M ¯ ˆ9
Misalkan untuk semua
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ? sehingga
jika 0 0 | " 2| 0 Ÿ, maka berlaku | " ¬| 0 5.
Perhatikan bahwa
| " ¬| 0 5
^
"4 4
³ " ³05
71 5
5 ^
" 20 " 4 "4
³ ³05
5 71
5 ^
" 4 " 24
³ ³05
5 75
5 7 6 7 12 "2
³ ³05
5 75
5 7 6 7 12
³ ³ | " 2| 0 5. ∗
5 75
Misal: | " 2| 0 1 Ÿ9 , diperoleh
"1 0 "2 01
"1 7 2 0 0172
10 0 3,
sehingga
5 7 6 7 12 0 5 ∙ 3 7 6 ∙ 3 7 12
5 7 6 7 12 0 75
dan
5 75 5∙1 75
5 75 10
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Jawab.
∈ ℝ.
M ¯ £ Mˆ^
Mˆ9
Misalkan untuk semua
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ? sehingga
jika 0 0 | " 2| 0 Ÿ, maka berlaku | " ¬| 0 5.
Perhatikan bahwa
| " ¬| 0 5
"2 73
³ " 1³ 0 5
71
"2 73" "1
³ ³05
71
"3 72
³ ³05
71
"1 "2
³ ³05
71
"1
± ± | " 2| 0 5. ∗
71
Misal: | " 2| 0 1 Ÿ9 , diperoleh
"1 0 "2 01
"1 7 2 0 0172
10 03
sehingga
"103"1
"1 02
dan
71 171
71 2.
Latihan 1.5
1. Tentukan syarat bagi | " 2| agar | " 4| 0
9
9>
.
2. Tentukan syarat pada | " 1| yang menjamin bahwa | " 1| 0 1/( untuk suatu ( ∈ ℕ
yang diberikan.
3. Tunjukkan bahwa lim ^
• ^ untuk sebaran • ∈ ℝ.
M→Œ
b. lim 3.
Mˆ^
M→^ yM£Æ
c. lim 74 12.
M→
d. lim .
M ¯ £ Mˆ^
M→9 Mˆ ^
b. lim M ¯ 0 .
9
M→>
Dalam definisi limit fungsi dimana lim di • tidak diperhatikan. Pada limit
M→Œ
, nilai
hanya terfokus dengan nilai untuk menuju •, bukan dengan nilai di •. Jadi ada
kemungkinan bahwa mempunyai limit ¬ di • meskipun tidak terdefinisi di titik •. Jika
terdefinisi di •, bisa saja • * ¬.
Fungsi dikatakan kontinu di titik • jika dan hanya jika
lim • .
M→Œ
Jadi, syarat perlu agar fungsi kontinu di • adalah • harus ada atau terdefinisi.
Definisi 1.29
Fungsi dikatakan kontinu di • apabila untuk setiap 5 0 terdapat Ÿ 0 sedemikian
sehingga jika | " •| 0 Ÿ maka berlaku | " • | 0 5.
Dengan demikian jika kontinu di setiap titik dalam domainnya maka adalah fungsi
kontinu.
Contoh
(a) kontinu di setiap • ∈ ℝ.
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Jawab.
Cari Ÿ ?
Sehingga untuk setiap , • ∈ 0, ∞
Jika | " •| 0 Ÿ maka berlaku | " • | 0 5.
Perhatikan bahwa
| " • |05
1 1
± " ±05
•
•"
› ›05
•
1
| " •| 0 5. ∗
•
Misal | " •| 0 • Ÿ9 , maka diperoleh
9
1 1
" • 0 "• 0 •
2 2
1 3
•0 0 •
2 2
2 1 2
.
• • 3•
Sehingga dari pertidaksamaan ∗ diperoleh
1 2
| " •| 0 | " •| 0 5
• •
• 5
| " •| 0 .
2
Dari pertidaksamaan diatas maka diperoleh Ÿ9 • dan Ÿ
9 Œ¯6
.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Akibat 1.2
Fungsi kontinu di • apabila
i. • ada (terdefinisi).
ii. lim
M→Œ
ada (hingga).
iii. lim • .
M→Œ
lim • .
M→Œ
lim • .
M→Œ
Karena • ∈ ℝ adalah titik limit maka berdasarkan Akibat 1.2 dapat disimpulkan bahwa kontinu
di •. ∎
Teorema 1.14 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Fungsi : → ℝ kontinu di • ∈ jika dan hanya jika untuk setiap % ∈ konvergen ke •,
maka Q % R konvergen ke • .
"1
lim lim
M→9 M→9 "1
71 "1
lim
M→9 "1
lim 71
M→9
Bukti.
1
ª «
"1 %
(
(
< =
"1 %
"1, 2, "3, 4, "5, 6, . . . .
Jelas bahwa barisan Q % R tidak konvergen.
0. ∎
9
M
Berdarkan Kriteria Diskontinu terbukti bahwa tidak kontinu di
82 7 : 81, 2 , 1 , 2 , 1 , 2 , … :.
£9 € 9 9 y 9
Ambil barisan % % ^ y z {
1
Selanjutnya perhatikan barisan berikut.
Q % R < =
%
1
ª «
"1 %
27
(
(
< =
2( 7 "1 %
1 2 1 4 1
<"1, 2 , "1 , 2 , "1 , 2 , . . . =.
2 3 4 5 6
Jelas bahwa barisan Q % R tidak konvergen.
Berdarkan Kriteria Diskontinu terbukti bahwa tidak kontinu di 2. ∎
Berikut sifat-sifat yang terkait dengan fungsi kontinu.
Bukti.
(i) Ambil • ∈ adalah tiitk limit di •.
Karena dan É kontinu di titik •, maka
• lim dan É • lim É .
M→Œ M→Œ
lim < =
M→Œ ℎ
Sehingga terbukti Ñ kontinu di c. ∎
Ð
Contoh
Beberapa bentuk fungsi kontinu:
(a) Fungsi polinomial adalah suatu fungsi \: ℝ → ℝ dalam bentuk
kontinu pada ℝ.
Mˆ^M Ê ˆzM Ó
9ˆM ¯ ˆM Ô
b.
c. 7 kontinu di titik 2.
Š71
Š.
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa fungsi kontinu pada interval 0, ∞
tetapi tidak terbatas, sehingga fungsi kontinu tidak perlu terbatas.
Teorema 1.16 (Bartle dan Sherbert, 2010)
Misalkan Y 1 , 2 adalah interval tertutup dan misalkan : Y → ℝ kontinu pada Y. Maka
terbatas pada Y.
Bukti:
Andaikan tidak terbatas pada Y.
Maka, untuk setiap ( ∈ ℕ terdapat % ∈ Y sehingga | % | (.
Karena Y terbatas maka - % terbatas. Oleh karena itu, terdapat barisan bagian - U Q %Ö R
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa barisan konvergen 8 Q %Ö R: harus terbatas. Tetapi hal ini
kontradiksi karena
· Q %Ö R· (J ] × untuk × ∈ ℕ.
Oleh kaena itu, pengandaian bahwa fungsi kontinu tidak terbatas pada interval tertutup salah.
Jadi, haruslah terbatas pada Y. ∎
Definisi 1.33
Misalkan : → ℝ. Fungsi dikatakan mempunyai sebuah maksimum mutlak (absolute
maximum) pada jika terdapat ∗
∈ sehingga
∗
] untuk semua ∈ .
Fungsi dikatakan mempunyai sebuah minimum mutlak pada jika terdapat ∗ ∈ sehingga
∗ 3 untuk semua ∈ .
Contoh
Fungsi memiliki maksimum dan minimum mutlak jika berada pada interval terbatas
misal | 11, 22 dengan titik maksimum ∗
1 dan titik minimum ∗ 2.
Teorema 1.17
Misalkan Y 1 , 2 adalah interval tertutup dan misalkan : Y → ℝ kontinu pada . Maka
mempunyai maksimum dan minimum mutlak pada Y.
Bukti.
Fungsi terbatas pada Y sehingga mempunyai supremum dan infimum, misalkan
∗
sup Y dan ∗ inf Y
Akan ditunjukkan terdapat ∗
, ∗ ∈ Y sehingga ∗ ∗
dan ∗ ∗.
Karena ∗
sup Y maka untuk setiap ( ∈ ℕ, terdapat % ∈ Y sehingga
1
∗
" 0 3 ∗
∗
( %
Karena Y terbatas maka barisan - % terbatas, sehingga memuat suatu barisan bagian - U
Q %Ö R yang konvergen ke ∗
∈ Y.
∗
Jadi, kontinu di .
Akibatnya,
lim 8 Q %Ö R:
∗
.
Bersasarkan ∗ diperoleh
"% 0 Q %Ö R 3 untuk setiap × ∈ ℕ.
∗ 9 ∗
Ö
Karena
lim 8 Q %Ö R:
∗ ∗
.
Perhatikan kembali definisi dari fungsi kontinu dimana pemilihan Ÿ harus bergantung
pada • dan 5. Pada subbab ini akan dibahas pemilihan Ÿ yang hanya bergantung pada 5 saja.
Definisi 1.34
Misalkan ⊆ ℝ dan fungsi : → ℝ, maka dikatakan kontinu seragam pada apabila untuk
setiap 5 0 terdapat Ÿ 5 0 sehingga
Jika untuk setiap 9, ∈ dengan | 9 " | 0 Ÿ 5 berlaku | 9 " | 0 5.
Contoh
Buktikan 2 7 3 kontinu seragam di ℝ.
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ?
Sehingga
Jika untuk setiap 9, ∈ ℝ dengan | 9 " | 0 Ÿ maka berlaku | 9 " | 0 5.
Perhatikan bahwa
| 9 " |05
| 2 9 73 " 2 73 | 05
2| 9 " |05
5
| " |0 Ÿ.
9
2
Dari analisis pendahuluan tersebut diperoleh Ÿ
6
.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih Ÿ 5 9, ∈ ℝ dengan | " | 0 Ÿ maka
6
, sehingga jika 9
| 9 " | | 2 9 73 " 2 73 |
|2 9 "2 |
2| 9 " |
5
02∙
2
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ?
Sehingga
Jika untuk setiap 9, ∈ 12, ∞ dengan | 9 " | 0 Ÿ maka berlaku | 9 " | 0 5.
Perhatikan bahwa
| 9 " |05
1 1
±< 7 3= " < 7 3=± 0 5
9
1 1
± " ±05
9
"
± ±05
9
9
1
± ±| 9 " | 0 5. ∗
9
| 9 " | 0 45 Ÿ.
Dari analisis pendahuluan tersebut diperoleh Ÿ 45.
9
1
± ±| 9 " |
9
1
0 | " |
4 9
1
0 ∙ 45
4
0 5.
Jadi untuk setiap 5 0 terdapat Ÿ 5 45 0 sehingga
Jika untuk setiap 9, ∈ 12, ∞ dengan | 9 " | 0 Ÿ maka berlaku | 9 " | 0 5.
Contoh
Buktikan √ 7 3 kontinu seragam di 14, ∞ .
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari Ÿ ?
Sehingga
Jika untuk setiap 9, ∈ 14, ∞ dengan | 9 " | 0 Ÿ maka berlaku | 9 " | 0 5.
Perhatikan bahwa
| 9 " |05
·Q¶ 9 7 3R " Q¶ 7 3R· 0 5
·¶ 9 "¶ ·05
√ "√ √ 7√
³ ³05
9 9
√ 97√
| 9 " | 0 45 Ÿ.
Dari analisis pendahuluan tersebut diperoleh Ÿ 45.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih Ÿ 5 45, sehingga jika 9, ∈ 14, ∞ dengan | 9 " | 0 Ÿ maka
| 9 " | ·Q¶ 9 7 3R " Q¶ 7 3R·
·¶ 9 "¶ ·
√ "√ √ 7√
³ ³
9 9
√ 97√
"
± ±
9
√ 97√
1
± ±| " |
√ 97√
9
1
0 | " |
4 9
1
0 ∙ 45
4
0 5.
Jadi untuk setiap 5 0 terdapat Ÿ 5 45 0 sehingga
Jika untuk setiap 9, ∈ 14, ∞ dengan | 9 " | 0 Ÿ maka berlaku | 9 " | 0 5.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih Ÿ 5 9, ∈ 10, 32 dengan | " | 0 Ÿ maka
6
{
, sehingga jika 9
| 9 " | | 9 72 " 72 |
| 9 " |
| 9 7 || 9 " |
3 6| 9 " |
5
06∙
6
Cari Ÿ ?.
Karena terbatas, maka terdapat Š 0 sehingga | | 3 Š untuk setiap ∈ .
Sehingga untuk setiap 9, ∈
Jika | 9 " | 0 Ÿ maka berlaku | 9 " | 0 5.
| 9 " |05
| 9 75 " 75 |05
| 9 " |05
| 9 7 || 9 " |05
Ingat pertidaksamaan segitiga: | 9 7 | 3 | 9 | 7 | |, sehingga diperoleh
| 9 " |3 | |7| | | 9 " |
3 Š7Š | 9 " |
3 2Š | 9 " |05
5
| " |0 Ÿ
9
2Š
Dari analisis pendahuluan tersebut diperoleh Ÿ
6
¼
.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang
Pilih Ÿ 0, sehingga untuk setiap 9, ∈ dengan | " | 0 Ÿ berlaku
6
¼ 9
1 1
Misalkan
" •% ⟺ 7 •% ∗
%
( %
(
dan
| % " •% | 1 ∗∗
·Q¶ % 7 3R " Q¶•% 7 3R· 1
·¶ % " ¶•% · 1
¶ % " ¶•% 1
¶ % 1 7 ¶•%
% Q1 7 ¶•% R . ∗∗∗
·¶ % " ¶•% ·
(71 1"(
Ù ´< = " ´< = Ù
2( 2(
(71 1"(
± " ±
2( 2(
Bukti Formal
sehingga
( 7 2( 7 1 ( " 2( 7 1
lim ¨ " ©
%→b 4( 4(
4(
lim < =
%→b 4(
1
lim < = 0
%→b (
tetapi
| % " •% | ·Q¶ % 7 3R " Q¶•% 7 3R·
·¶ % " ¶•% ·
(71 1"(
Ù´ < = " ´< = Ù
2( 2(
(71 1"(
± " ±
2( 2(
1 5> .
sehingga
lim % " •% 0 tetapi | % " •% | 1 5> untuk setiap ( ∈ ℕ.
%→b
Jawab.
Analisis Pendahuluan
1
Misalkan
" •%
%
( (71
1
7 •% . ∗
%
( (71
dan
| % " •% | |"1| ∗∗
1 1
±< 7 5= " < 7 5=± |"1|
% •%
1 1
± " ± |"1|
% •%
1 1
" "1
% •%
1 1
"1 7
% •%
1 "•% 7 1
% •%
•%
. ∗∗∗
%
"•% 7 1
Substitusi ∗∗∗ ke ∗ , maka
1
7 •% ∗
%
( (71
•% 1
7 •%
"•% 7 1 ( (71
•% 1
" •%
"•% 7 1 ( (71
•% 7 •% " •% 1
"•% 7 1 ( (71
•% 1
"•% 7 1 ( (71
•% ( ( 7 1 "•% 7 1
( ( 7 1 •% 7 •% " 1 0
1
7 •%
%
( (71
1 1
"
%
( (71 (
1"("1
%
( (71
"(
%
( (71
"1
.
%
(71
8 : dan •% 8 : atau 8" : dan •% 8" :.
9 9 9 9
Jadi, diperoleh barisan % % %ˆ9 % % %ˆ9
1 1
| " •% | ±< 7 5= " < 7 5=±
%
% •%
1 1
± " ±
% •%
|( " ( 7 1 |
|"1|
1 5> .
Dengan demikian dapat dipilih nilai 5>
9
.
(71"(
lim < =
%→b ( (71
1
lim < = 0.
%→b ( (71
tetapi
1 1
± " ±
% •%
|( " ( 7 1 |
|"1|
1 5> .
1
Misalkan
" •%
%
(
1
7 •% ∗
%
(
dan
| % " •% | 1 ∗∗
% ¶1 7 •% . ∗∗∗
Substitusi ∗∗∗ ke ∗ , maka
1
7 •% ∗
%
(
1
¶1 7 •% 7 •%
(
1
1 7 •% < 7 •% =
(
1 2•%
1 7 •% 7 7 •%
(y (
2•% 1
1" y
( (
(y " 1 (
•% ∙
(y 2
(y " 1
•% . ∗∗∗∗
2(
Substitusi ∗∗∗∗ ke ∗ , diperoleh
1
7 •% ∗
%
(
1 (y " 1
7
%
( 2(
2 7 (y " 1
%
2(
(y 7 1
.
%
2(
8 : dan •% 8 :.
%Ô ˆ9 %Ô £9
Jadi diperoleh barisan % %¯ %¯
| % " •% | | % 7 2 " •% 7 2 |
| % " •% |
Bukti Formal
1
lim < = 0
%→b (
tetapi
| % " •% | | % 7 2 " •% 7 2 |
| % " •% |
(y 7 1 (y " 1
Û¨ © "¨ © Û
2( 2(
Kondisi Lipschitz dari suatu fungsi : Y → ℝ pada suatu interval Y dapat diinterprestasikan secara
geometri sebaga berikut
jika syarat ditulis sebagi:
" •
³ ³ 3 x, , • ∈ Y, * Y,
"•
maka bilangan dalam tanda mutlak adalah slop dari segmen garis yang menghubungkan titik
Q , R dan Q•, • R. Jadi, suatu fungsi memenuhi syarat Lipschitz dan hanya akan dari
slop semua segmen garis yang menghubungkan dua titik pada grafik atas Y terbatas
oleh suatu bilangan x.
Contoh
Diketahui √ . Tunjukkan bahwa merupakan fungsi Lipschitz di I 11, ∞ .
Bukti.
Terdapat x 0 sedemikian sehingga | " • | 3 x| " •|, untuk setiap , • ∈ Y.
Perhatikan bahwa
Q√ " √•RQ√ 7 √•R
| " • | ³ ³
√ 7 √•
"•
± ±
√ 7 √•
1
| " •|. ∗
√ 7 √•
Diketahui domainnya 11, ∞ berarti
] 1 dan • ] 1, maka
1 1
3
√ 7 √• √1 7 √1
1 1
3 .
√ 7 √• 2
| " • | 3 x| " •|
3x∙Ÿ
5
3x∙
x
3 5.
Jadi untuk setiap 5 0 terdapat Ÿ 5 0 sehingga
6
Ý
seragam di .
Bukti.
Terdapat x 0 sedemikian sehingga | " • | 3 x| " •|, untuk setiap , • ∈ .
Perhatikan bahwa
1 1
| " • | ± " ±
•
• "
³ ³
•
7•
± ± | " •|. ∗
•
Diketahui domainnya 11,42 berarti
13 3 4 dan 1 3 • 3 4, maka
7• 3 474
7• 38
dan
1 1
3
• 1∙1
1
3 1.
•
| " • | ± ± | " •| ∗
•
474
3± ± | " •|
1∙1
3 8| " •|.
Jadi terdapat x 8 0 sedemikian sehingga
| " • | 3 x| " •|, untuk setiap , • ∈ .
11,42.
9
M
Terbukti merupakan fungsi Lipschitz di
b. É , ∈ ℝ.
9
9ˆM ¯
Barisan bilangan riil adalah suatu barisan yang setiap anggotanya adalah fungsi.
Kekonvergenan barisan fungsi terdapat dua jenis, yaitu kekonvergenan titik demi titik dan
kekonvergenan seragam. Kekonvergenan titik demi titik (pointwise) merupakan kekonvergenan
barisan fungsi dimana suatu barisan fungsi dapat memiliki satu atau lebih nilai limit dan tidak
bisa mempertahankan sifat kontinu suatu fungsi. Sedangkan, kekonvergenan seragam (uniform)
mengakibatkan ketunggalan nilai limit dan mampu mempertahankan kekontinuan fungsi.
lim f n ( x) f ( x)
n
Barisan % konvergen ke di > dinotasikan,
1. lim % di >, atau % → di >.
| " | › " 0›
%
(
› ›
(
| |
(
| |
3 05
-
| |
- .
5
Dari analisis pendahuluan tersebut maka diperoleh - 5,
|M|
6
.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
| " | › " 0›
%
(
› ›
(
| |
(
| |
3
-
| |
3
| |
5
0 5.
Jadi, terbukti bahwa untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - 5,
M
6
sehingga
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5, ?
Sehingga untuk setiap ( ] - 5, berlaku | % " | 0 5.
Perhatikan bahwa
7(
| " | ³ " ³
%
(
7( "(
³ ³
(
³ ³
(
3
(
3 05
-
- .
5
Dari analisis pendahuluan tersebut maka diperoleh - 5,
M¯
6
.
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang
7(
| " | ³ " ³
%
(
7( "(
³ ³
(
³ ³
(
3
(
3
5
0 5.
Contoh
( 1
Perhatikan bahwa
| " | ± " ±
%
17(
( "1"(
³ ³
17(
1
± ±
17(
1
. ∗
17(
Diketahui domainnya 1 , ∞ berarti ] , maka
1 1
3
17( 17(
1 1
3 .
17( 7( ^
1
0
( ^
1
3 05
- ^
1
- .
5 ^
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih bilangan asli - 5 , sehingga jika ( ] - 5 berlaku
9
6¡Ê
( 1
| " | ± " ±
%
17(
( "1"(
³ ³
17(
1
0 ^
(
1
3
- ^
1
0
1
∙ ^
5 ^
0 5.
Jadi, terbukti bahwa untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - 5
9
6¡Ê
sehingga
Contoh
Tunjukkan Q R 0 di ℝ.
àá¾ %Mˆ%
% %
konvergen seragam ke
Jawab.
Analisis Pendahuluan
Cari - 5 ?
Sehingga untuk setiap ( ] - 5 berlaku | % " | 0 5.
Perhatikan bahwa
sin ( 7
| " | ³ " 0³
%
(
sin ( 7
³ ³
(
sin ( 7
. ∗
(
Karena nilai dari sin ( 7 paling besar adalah 1 atau sin ( 7 3 1, sehingga persamaan
∗ menjadi
Bukti Formal
Ambil 5 0 sebarang.
Pilih bilangan asli - 5 , sehingga jika ( ] - 5 berlaku
9
6
sin ( 7
| " | ³ " 0³
%
(
sin ( 7
³ ³
(
sin ( 7
(
1
3
(
1
3
-
1
0
1/5
0 5.
Jadi, terbukti bahwa untuk setiap 5 0 terdapat bilangan asli - 5
9
6
sehingga
Jawab.
Q R 8 : 8 , , , , … :.
%
( 1 2 3 4
Analisis Pendahuluan
Cari 5> ? dan cari barisan Q %®R ?.
8 : 8 , , , ,…:
%â
2 4 6 8
dengan (® 2¦, ¦ 1, 2, 3, …
Misalkan
· Q %â R " ® · 1
› " 0› 1
®
2¦
1
®
2¦
® 2¦.
Jadi diperoleh barisan bagian ® 2¦.
· Q %â R " · › " 0›
®
®
2¦
®
2¦
2¦
2¦
1 5> .
Dengan demikian dapat dipilih nilai 5>
9
.
Bukti Formal
· Q %â R " · › " 0›
®
®
2¦
Jawab.
7( 7 72 73 74
Q R ¨ © ¨ , , , , … ©.
%
( 1 2 3 4
Analisis Pendahuluan
Cari 5> ? dan cari barisan Q %®R ?.
72 74 76 78
8 : ¨ , , , … ©,
%â
2 4 6 8
dengan (® 2¦, ¦ 1, 2, 3, …
Misalkan
· Q %â R " ® · 1
7 2¦ ∙
³ " ®³ 1
® ®
2¦
7 2¦ ∙ " 2¦ ∙
³ ³ 1
® ® ®
2¦
³ ³ 1
®
2¦
1
®
2¦
® √2¦.
³ ³
®
2¦
®
2¦
Q√2¦R
2¦
1 5> .
Dengan demikian dapat dipilih nilai 5>
9
y
.
Bukti Formal
sehingga
7 2¦ ∙
· Q %â R " · ³ " ®³
® ®
®
2¦
7 2¦ ∙ " 2¦ ∙
³ ³
® ® ®
2¦
³ ³
®
2¦
®
2¦
Q√2¦R
2¦
1 5> .
yang konvergen untuk setiap bilangan real kecuali bilangan bulat negatif dan nol. Fungsi Gamma
mempunyai sifat dasar yaitu
ã (71 ( ã ( , ( ¸’ ˆ . 2.2
ã 1 ä å
9£9 £M
‘
>
¡
lim ä å £M ‘
¡→b
>
Berdasarkan definisi di atas untuk ( 0, dengan menerapkan integral parsial didapatkan rumus
rekursi untuk fungsi Gamma sebagai berikut.
Teorema 2.1 (Tang, 2007)
Misalkan ã ( adalah fungsi Gamma dengan ( ∈ ℝ maka dengan mudah diperoleh
ã (71 (ã ( .
Bukti.
b
ã (71 ä %ˆ9 £9 £M
å ‘
>
ç
lim ä % £M
å ‘ . ∗
ç→b >
ç
lim ¨ %
"å £M |ç> "ä ( %£9
"å £M ‘ ©
ç→b >
ç
lim ¨é %
"å £ç
"ä ( %£9
"å £M ‘ ©
ç→b >
ç
0 7 lim ¨ä ( %£9
å £M ‘ ©
ç→b >
ç
( lim ¨ä %£9
å £M ‘ ©
ç→b >
(ã ( . ∎
Akibat 2.1 (Tang, 2007)
ã (71 (ã ( , maka jika ( bilangan bulat positif
ã (71 (ã (
( ("1 ã ("1
( ("1 ("2 ã ("2
( ("1 ("2 ("3 ã ("3
( ("1 ("2 ("3 ("4 ã ("4
( ( " 1 ( " 2 ( " 3 ( " 4 …ã 1
( ( " 1 ( " 2 ( " 3 ( " 4 … 1.
Dengan demikian
ã (71 (!.
Berikut contoh fungsi Gamma dari bilangan rasional ã 8 : dapat diperoleh dengan cara
9
sebagai berikut
b
1 9
ã< = ä £
å £M ‘ . ∗
2
>
2
>
b
9
2ä • £
å £Ú • ‘•
¯
>
b
2 ä •£9ˆ9 å £Ú ‘•
¯
>
b
2 ä å £Ú ‘•.
¯
>
2
> >
b b
4 ä ä å£ Ú ‘•‘˜ .
¯ ˆë ¯
> >
2
> >
í
¡
4 ä ª lim ä å £J × ‘׫ ‘ì
¯
¡→b
> >
í
1
4 ä < lim <" å £J |¡> == ‘ì
¯
¡→b 2
>
í
1 1
4 ä < lim <" å £¡ 7 == ‘ì
¯
¡→b 2 2
>
î̄ î̄ î̄
4 è> 8 lim " å £¡ 7 lim : ‘ì 4 è> ‘ì 2ì|> ï.
9 ¯ 9 9
¡→b ¡→b
ã8 : ã 8 7 1: ã8 : √ï.
^ 9 9 9 9
3
3 ã 8" 2 7 1:
ã <" =
2 3
"2
1
ã 8" 2:
3
2
1
ã 8" 2 7 1:
3 1
8" 2: 8" 2:
1
ã 82 :
3
84:
4
Õ.
3
Contoh
7
Tentukan nilai dari
ã 82 :
.
1
ã 82 :
7
Sehingga diperoleh
15
ã 82 :
8 Õ 15
.
1 Õ 8
ã 82 :
Contoh
Hitunglah
b
ä å
{ £^M
‘ .
>
Jawab.
Untuk menyelesaikan integral di atas digunakan metode substitusi
Misal:
3 •,
1
turunkan kedua ruas diperoleh
3‘ ‘• ⟹ ‘ ‘•,
3
Jawab.
Gunakan metode substitusi untuk menyelesaikan integral di atas.
Misal:
ln "• → å £Ú ,
dengan batas • sebagai berikut.
Apabila 1→• 0.
Apabila 0→• ∞.
Turunkan kedua ruas diperoleh
‘ "å £Ú ‘•.
> b
" ä •y å £Ú ‘• ä •y å £Ú ‘•
b >
Γ 5
72.
Jadi, dari perhitungan diatas diperoleh
9
ä ln y
‘ 72.
>
Fungsi gamma yang diperumum disebut fungsi gamma tak lengkap (incomplete gamma function)
yang didefinisikan oleh
1 ñ
ã ˜,∗
ä å £ñ ë£9
‘ , ∈ ℂ, ’å 0. 2.6
ã ˜ ë
>
Latihan 2.1
1. Cari nilai dari
Ó̄
ó8£ :
¿
ó8£ :
a. ,
¯
Γ 8" :, dan
Ç
b.
.
ó Ç
ó y
c.
2. Hitunglah
è> å£ ‘ ,
b M¯
a.
è> å ‘ , dan
b ^ £ XÓ
b.
è> ¶ å £X ‘ .
b Ê
c.
3. Carilah nilai dari
9
‘
ä .
> √" ln
', ( ä $£9
1" %£9
‘ ,
>
Bukti.
Perhatikan definisi fungsi Beta yaitu
9
', ( ä $£9
1" %£9
‘ . 2.8
>
2 ä sin $£9
ì cos %£9
ì ‘ì . ∎
>
Teorema 2.3
Untuk setiap ', ( 0 berlaku
', ( (, ' .
ä %£9
1" $£9
‘ (, ' . ∎
>
Teorema 2.4
Fungsi Beta dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi Gamma sebagai
ã ' ã (
', ( ,' 0, ( 0.
ã '7(
Bukti.
b b
ã ' ã ( ä $£9 £M
å ‘ ä %£9 £X
å ‘ .
> >
ã ' ã ( ä• $£9
å £Ú¯
2• ‘• ä ˜ %£9
å £ë 2˜ ‘˜
¯
> >
b b
ª2 ä • $£9
å £Ú¯
‘•« ª2 ä ˜ %£9 £ë ¯
å ‘˜«
> >
b b
4 ªä • $£9 £Ú¯
å ‘•« ªä ˜ å
%£9 £ë ¯
‘˜«
> >
b b
4ä ä • $£9
˜ å
%£9 £ Ú¯ ˆë ¯
‘•‘˜ .
> >
Dengan mengubah ke dalam bentuk polar dengan memisalkan • × cos ì dan ˜ × sin ì maka
didapat
> >
í
b
4 ªä × $ˆ%£9
å £J ‘׫ ⎛ä cos $£9
ì sin %£9
ì ‘ì⎞
¯
⎝ ⎠
> >
ã 3 ã 4
ã 374
ã 3 ã 4
ã 7
2! 3!
6!
2! 3!
6∙5∙4∙3∙2∙1
2!
6∙5∙4
1
.
60
Contoh
Hitunglah
í/
ä cos z ì sin ì ‘ì.
>
Jawab.
Dengan menggunakan persamaan berikut
í/
1 ã ' ã (
ä sin $£9
ì ‘ì cos z%£9 ì ', (
> 2 2ã ' 7 (
misal:
2' " 1 2 dan 2( " 1 5
2' 3 dan 2( 6
maka
í
1 3
ä cos z ì sin ì ‘ì < , 3=
> 2 2
3
ã8 :ã 3
2
3
2ã 8 7 3:
2
3
ã8 :ã 3
2
9
2ã 82:
1
2 Õ
∙ 2!
7 5 3 1
2 ∙ ∙ ∙ ∙ √ï
2 2 2 2
8
.
105
Latihan 2.2
1) Tentukan nilai dari
8y , y:,
z ^
a.
8 , :, dan
Ç 9
b.
83, :.
9
c.
2) Hitunglah
a. è> ‘ ,
M¯
√ £M
3) Tunjukkan
í
ï
ä √tan ì ‘ì .
> √2
Õ M
è> å× • ‘ ,
b 9
Ò
b.
è> å× • ‘
b £√
Ò
c. .
dengan ø 0, ø ∈ ℝ, dan Á ∈ |.
Kemudian, generalisasi dua parameter diperkenalkan oleh Agarwal (lihat Gambar 2.3)
dimana fungsi ini memegang peran penting dalam kalkulus fraksional, khususnya dalam
penyelesaian persamaan diferensial fraksional. Ini disebut fungsi dua parameter jenis Mittag-
Letter.
Sifat 2.2
Î9,9 Á ∑b ∑b å Ä,
Äâ Äâ
1. ®c> ó ®ˆ9 ®c> ü!
Î9, Á ∑b ∑b ,
Äâ Äâ ý þ £9
2. ®c> ó ®ˆ ®c> üˆ9 ! Ä
Î Á ∑b ∑b ,
į â Ä ¯â àá¾ Ä
4. , ®c> ó ®ˆ ®c> üˆ9 ! Ä
Seperti yang telah diketahui, fungsi Mittag-Leffler muncul dalam solusi Persamaan Diferensial
Fraksional (PDF). Berdasarkan kajian dalam Kisela (2013) dan Erturk (2008), dapat ditentukan
turunan orde ke-m dari fungsi mittag leffler yaitu sebagai berikut:
b
¦7' ! Á®
Îe,f Á ù . 2.10
$
¦! ã ø¦ 7 ø' 7 ú
®c>
Bukti.
Perhatikan turunan terhadap Á dari fungsi Á Á ® sebagai berikut:
‘Á ® ¦!
¦Á ®£9 Á ®£9 ,
‘Á ¦"1 !
‘ Á® ¦!
¦ ¦ " 1 Á ®£ Á ®£ ,
‘Á ¦"2 !
‘^Á ® ¦!
¦ ¦ " 1 ¦ " 2 Á ®£^ Á ®£^ .
‘Á ^ ¦"3 !
Sehingga turunan ke-m terhadap z dari fungsi Á Á ® adalah
‘$ Á ® ¦!
Á ®£$ .
‘Á $ ¦"' !
Maka diperoleh:
b
Á®
Ρ,f Á ù , ø 0, ú ∈ ℝ
ã ø¦ 7 ú
®c>
b
‘$ Á®
Ρ,f Á ù
$
‘Á $ ã ø¦ 7 ú
®c>
b
1 ¦!
Ρ,f Á ù Á ®£$
$
ã ø¦ 7 ú ¦"' !
®c>
Sehingga berlaku
b
¦7' ! Á®
Ρ,f Á ù .
$
¦! ã ø¦ 7 ø' 7 ú
®c>
Terbukti. ∎
, ;Á ∑b . 2.11
¢ ¡ˆ® Ä â
1 9 ®c>
¡ ¢ˆ® ®!
, ;Á ∑b ∑b å Ä.
¡ ¡ˆ® Ä â Äâ
1 9 ®c> ®c>
¡ ¡ˆ® ®! ®!
, ;Á 7 1, 7 1; Á .
¡
1 9 1 9
Ä ¢
2.
Karena ℒ adalah integral tidak wajar dengan batas atasnya adalah tak hingga (∞) maka
persamaan (2.12) dapat dituliskan sebagai
ç
ℒ lim ä å £ ñ
‘ .
ç→b >
Transformasi Laplace dari dikatakan ada, jika integralnya konvergen untuk beberapa
nilai , bila tidak demikian maka transformasi Laplace tidak ada.
Selanjutnya bila suatu fungsi dari dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya ” ,É ,y
dan seterusnya, maka transformasi Laplace dinyatakan dengan huruf besar yang bersangkutan
sehingga ℒ ” ,ℒ É L ,ℒ ¥ dan seterusnya.
Teorema 2.5
Jika adalah fungsi yang kontinu secara sebagian-sebagian dalam setiap interval 0 3 3 -
dan eksponensial berorde untuk -, maka transformasi Laplace F ada untuk setiap
.
Berdasarkan definisi di atas, dapat ditentukan transformasi Laplace beberapa fungsi sederhana.
No. ℒ
1
1. 1 , 0
1
2. , 0
2
3. ^
, 0
(!
%
, 0
( 0,1,2, … %ˆ9
4.
1
å ¡ñ , 0
"
5.
sin , 0
7
6.
cos , 0
7
7.
sinh , | |
"
8.
cosh , | |
"
9.
"
cos
7
10.
sin
2 7
11.
Contoh
Tentukan transformasi Laplace fungsi berikut:
1. 1.
Jawab.
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
b
ä å£ ñ 1 ‘
>
1 ç
lim n" å £ ñ o
ç→b >
1 1
lim n" 7 >o
ç→b å £b å
1
07
.
1 adalah
9
Jadi, transformasi Laplace untuk .
2. .
Jawab.
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
b
ä å£ ñ
‘
>
ç
lim ä å £ ñ
‘ .
ç→b >
è • ‘˜ • ∙ ˜ " è ˜ ‘•
ç
1 ç
1
ä å£ ñ ‘ ∙ <" å £ ñ = |ç> " ä <" å £ ñ = ‘ .
> >
1 1 ç
" lim ¨n å £ ñ
7 å £ ñ
o ©
ç→b >
1 1 1
" lim <néå £ ç
7 å £ ç o " n0å £> 7 å £> o=
ç→b
1 1
" <0 " =
.
9
¯
Jadi, transformasi Laplace untuk adalah .
3. å ¡ñ .
Jawab.
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
b
ä å £ ñ å ¡ñ ‘
>
ç
lim ä å £ £¡ ñ
‘
ç→b >
ç
lim l£ å£ m
9 £¡ ñ
ç→b £¡ >
1 1 1
lim n " o
" " ç→b å £¡ å £¡
1
10 " 12
" "
1
"
.
å ¡ñ adalah
9
£¡
Jadi, transformasi Laplace untuk .
4. sin .
Jawab.
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
b
ä å £ ñ sin ‘
>
è • ‘˜ • ∙ ˜ " è ˜ ‘•
ç
1 1 ç
ä sin å £ ñ
‘ sin ∙ <" å £ ñ
= |ç> " ä <" å £ ñ = ∙ cos ‘
> >
1 ç
" sin å £ ñ |> 7 ä cos å£ ñ‘ .
ç
>
1 ç
lim ¨" sin å £ ñ |> 7ä cos å£ ñ‘ ©
ç
ç→b >
1 ç
lim " sin å £ ñ |> 7 lim ä cos å£ ñ‘
ç
ç→b ç→b >
1 1 ç
lim <" sin é å £ ç
7 sin 0 å £>
= 7 lim ä cos å£ ñ‘
ç→b ç→b >
ç
0 7 lim ä cos å£ ñ‘
ç→b >
ç
lim ä cos å£ ñ‘ .
ç→b >
è • ‘˜ • ∙ ˜ " è ˜ ‘•
ç
1 ç
1
ä cos å£ ñ ‘ cos ∙ <" å £ ñ = |ç> " ä <" å £ ñ = ∙ " sin ‘
> >
1 ç
" cos å £ ñ |ç> "ä sin å£ ñ‘ .
>
1 ç
lim ¨" cos å £ ñ |ç> " ä sin å£ ñ‘ ©
ç→b >
1 ç
lim <" cos å £ ñ |ç> = " lim ä sin å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 1 ç
lim <" cos é å £ ç
7 cos 0 å £>
= " lim ä sin å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 1 ç
lim <" cos é å £ ç
7 =" lim ä sin å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 ç
07 " lim ä sin å£ ñ‘
ç→b >
ç
" lim ä sin å£ ñ‘
ç→b >
b b
ℒ ä å £ ñ
sin ‘ " ä å £ ñ sin ‘
> >
b b
ä å £ ñ
sin ‘ 7 ä å £ ñ sin ‘
> >
b
¨1 7 © ä å £ ñ sin ‘
>
7 b
¨ © ä å £ ñ sin ‘
>
b
ä å £ ñ sin ‘ ∙
> 7
.
7
sin
¡
Jadi, transformasi Laplace untuk adalah ¯ ˆ¡¯ .
5. cos .
Jawab.
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
b
ä å £ ñ cos ‘
>
è • ‘˜ • ∙ ˜ " è ˜ ‘•
ç
1 1 ç
ä cos å £ ñ
‘ cos ∙ <" å £ ñ
= |ç> " ä <" å £ ñ = ∙ " sin ‘
> >
1 ç
" cos å £ ñ |> " ä sin å£ ñ‘ .
ç
>
1 ç
lim ¨" cos å £ ñ |> "ä sin å£ ñ‘ ©
ç
ç→b >
1 ç
lim " cos å £ ñ |> " lim ä sin å£ ñ‘
ç
ç→b ç→b >
1 1 ç
lim <" cos é å £ ç
7 cos 0 å £>
= " lim ä sin å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 ç
<0 7 = " lim ä sin å£ ñ‘
ç→b >
1 ç
" lim ä sin å£ ñ‘ .
ç→b >
è • ‘˜ • ∙ ˜ " è ˜ ‘•
ç
1 ç
1
ä sin å£ ñ ‘ sin ∙ <" å £ ñ = |ç> " ä <" å £ ñ = ∙ cos ‘
> >
1 ç
" sin å £ ñ |ç> 7ä cos å£ ñ‘
>
1 1 ç
" lim ¨" sin å £ ñ |ç> 7 ä cos å£ ñ‘ ©
ç→b >
1 1 ç
" lim <" sin å £ ñ |ç> = 7 lim ä cos å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 1 1 ç
" lim <" sin é å £ ç
7 sin 0 å £>
= " lim ä cos å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 1 ç
" lim <" sin é å £ ç
7 0= 7 lim ä cos å£ ñ‘
ç→b ç→b >
1 ç
" 07 lim ä cos å£ ñ‘
ç→b >
1 ç
" lim ä cos å£ ñ‘
ç→b >
b
1 b
ℒ ä å £ ñ
cos ‘ " ä å £ ñ cos ‘
> >
b b
1
ä å £ ñ
cos ‘ 7 ä å £ ñ cos ‘
> >
b
1
¨1 7 © ä å £ ñ cos ‘
>
7 b
1
¨ © ä å £ ñ cos ‘
>
b
1
ä å £ ñ cos ‘ ∙
> 7
.
7
Jadi, transformasi Laplace untuk cos adalah ¯ ˆ¡¯ .
lim è> å £ ‘ .
ç ñ
ç→b
b. Metode Deret
Misal mempunyai uraian deret pangkat yang diberikan oleh
> 7 9 7 7 ^
^
7⋯
b
ù %
%
.
%c>
•9 9 7• .
Jadi, terbukti ℒ •9 9 7• •9 9 7• .∎
Contoh
Tentukan jika diketahui sebagai berikut.
1. 5 " 3.
ℒ
Jawab.
¬ 5 "3 .
Berdasarkan sifat linear berikut ℒ •9 9 7• •9 9 7• , diperoleh
ℒ ¬ 5 "¬ 3
5¬ " 3¬ 1 .
Lihat Tabel 2.1. untuk menyelesaikan persamaan tersebut, sehingga diperoleh
1 1 5 3
ℒ 5 "3 " .
ℒ
Jawab.
¬ 6 sin 2 " 5 cos 2 .
Berdasarkan sifat linear berikut ℒ •9 9 7• •9 9 7• , diperoleh
3. 71 .
ℒ ℒ
Jawab.
71
ℒ y
72 71 .
Berdasarkan sifat linear berikut ℒ •9 9 7• •9 9 7• , diperoleh
ℒ ℒ y
7ℒ 2 7ℒ 1
ℒ y
7 2ℒ 7ℒ 1 .
4! 2! 1 24 2 1
Lihat Tabel 2.1. untuk menyelesaikan persamaan tersebut, sehingga diperoleh
ℒ yˆ9
7 2< ˆ9
=7 z
7 ^
7 .
71 7 7 .
y 9
Ó Ê
Jadi, transformasi Laplace untuk adalah
Jika ℒ
b. Sifat Translasi atau Pergeseran Pertama
maka
ℒ å ¡ñ " .
Bukti.
Karena ℒ è> å £ ‘
b ñ
, maka
b
ℒ å ¡ñ ä å £ ñ å ¡ñ ‘
>
b
ä å£ £¡ ñ
‘
>
" .
Jadi, terbukti bahwa jika ℒ maka ℒ å ¡ñ " .∎
Contoh
1. Tentukan ℒ å £^ñ jika ℒ .
Jawab.
2. Tentukan ℒ å ñ
jika ℒ 8 :.
¡
Jawab.
"2
maka diperoleh
ℒ‚ å ñ
… < =
2
< " =.
3. Tentukan ℒ å £ ñ
3 cos 6 " 5 sin 6 .
ℒ å ¡ñ " diperoleh
3ℒ å £ ñ cos 6 " 5ℒ å £ ñ sin 6 3 72 "5 72
72 6
3 "5
7 2 7 36 7 2 7 36
3 7 6 " 30
7 4 7 4 7 36
3 " 24
.
7 4 7 40
Jadi, ¬ å £ 3 cos 6 " 5 sin 6
ñ ^ £ y
¯ ˆy ˆy>
.
å £¡ .
Jadi, terbukti ℒ É å £¡ .∎
Contoh
cos 8 " :,
í í
Carilah ℒ ^ ^
0, 0
í
jika .
^
Jawab.
Menurut definisi transformasi Laplace
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
í/^ b
ä å £ ñ
‘ 7ä å£ ñ
‘
> í/^
maka • 0,
í
^
jika
jika ∞ maka • ∞,
sehingga ∗ menjadi
b
2ï b í
ä å £ ñ cos < " =‘ ä å£ Úˆ
^ cos • ‘
í/^ 3 >
í b
å£ ^ ä å£ Ú
cos • ‘ .
>
Jadi, ℒ
È œ
ý Ê
¯ ˆ9
.
Jika ℒ
d. Sifat Pengubahan Skala
maka
1
ℒ 8 :.
Bukti.
Menurut definisi transformasi Laplace
b
ℒ ä å£ ñ
‘ ,
>
maka
b
ℒ ä å£ ñ
‘ . ∗
>
1 b
ä å • ‘•
£8 :Ú
¡
>
1
8 :.
Contoh
Carilah ℒ 3 jika ℒ
{
ˆ Ê
.
1
Jawab.
ℒ 3 8 :
3 3
6
^
3 83 7 2:
6
76 ^
38 3 :
6∙9
76 ^
54
.
76 ^
Jika ℒ
e. Transformasi Laplace dari Turunan-Turunan
1. maka
ℒ U
" 0 .
Bukti.
Menurut definisi transformasi Laplace
maka
b
ℒ U
ä å£ ñ U
‘
>
ç
lim ä å £ ñ U
‘ . ∗
ç→b >
Sehingga ∗ menjadi
ç
ℒ U
lim ä å £ ñ U
‘
ç→b >
ç
lim ¨å £ ñ |ç> 7 ä å£ ñ ‘ ©
ç→b >
ç
lim ¨å £ ç
é " å> 0 7ä å£ ñ ‘ ©
ç→b >
ç
lim å £ ç
é " lim 0 7 lim ä å£ ñ ‘
ç→b ç→b ç→b >
b
0" 0 7ä å£ ñ ‘
>
b
" 0 7 ä å£ ñ ‘
>
" 0 .
Jadi, terbukti jika ℒ maka ℒ U
" 0 .∎
2. Jika ℒ U
" 0 maka
ℒ ” " 0 " U
.
maka
b
ℒ‚ "
… ä å£ ñ "
‘
>
ç
lim ä å £ ñ "
‘ . ∗
ç→b >
Sehingga ∗ menjadi
ç
ℒ U
lim ä å £ ñ "
‘
ç→b >
ç
lim ¨å £ ñ U |ç> 7 ä U
å£ ñ ‘ ©
ç→b >
ç
lim ¨å £ ç U
é "å > U
0 7ä å£ ñ ‘ ©
ç→b >
ç
lim å £ ç U
é " lim U
0 7 lim ä U
å£ ñ ‘
ç→b ç→b ç→b >
b
0" U
0 7ä U
å£ ñ ‘
>
b
" U
0 7 ä U
å£ ñ ‘
>
Q " 0 R" U
0
" 0 " U
0 .
Sehingga ∗ menjadi
ç
ℒ UUU
lim ä å £ ñ UUU
‘
ç→b >
ç
lim ¨å £ ñ " |ç> 7 ä "
å£ ñ ‘ ©
ç→b >
ç
lim ¨å £ ç U
é "å > U
0 7ä å£ ñ ‘ ©
ç→b >
ç
lim å £ ç "
é " lim "
0 7 lim ä "
å£ ñ ‘
ç→b ç→b ç→b >
b
0" "
0 7ä "
å£ ñ ‘
>
b
" "
0 7 ä "
å£ ñ ‘
>
Q " 0 " U
0 R" " 0
^
" 0 " U
0 " " 0 . ∎
Akhirnya dengan menggunakan induksi matematika dapat ditunjukkan bahwa, jika
ℒ
ℒ sin .
7
Bukti.
Misal sin diperoleh U
cos dan " " sin , sehingga
1
ℒ sin " ¬‚ "
….
1
<" =Q " 0 " U
0 R
1
<" =8 " 0 " :
7
1
<" =¨ " ©
7
1 " " ^
<" =¨ ©
7
.
7
Jadi, terbukti bahwa ℒ sin .∎
¡
¯ ˆ¡¯
Jika ℒ
f. Tansformasi Laplace dari Integral-Integral
maka
ñ
ℒ Ãä • ‘• .
>
Bukti.
Misal É è> É • ‘• maka ÉU dan É 0 0.
ñ
ℒ É
ñ
ℒ Ãä • ‘• .
>
Contoh
Jawab.
,
àá¾ ñ
ñ
Misal
maka ℒ arctan ,
9
2. Buktikan
ñ
sin • 1 1
ℒ Ãä ‘• arctan .
> •
Bukti.
3. Buktikan
b
cos • ln 71
ℒ Ãä ‘• .
ñ • 2
Bukti.
ä ‘Q R ä ‘ . ∗
71
Misal 71 • maka 2 ‘ ‘•, sehingga ∗ menjadi
‘•
ä
•2
1 1
ä ‘•
2 •
1
ln • 7 |.
2
Substitusi •, sehingga
1
ln 7 1 7 |.
2
Menurut teorema harga akhir, lim lim 0 0, maka.
→> ñ→>
0 07|
sehingga | 0. Jadi,
1
ln 71 70
2
1
atau
2 ln 71
.∎
g. Perkalian dengan
Jika ℒ maka
‘%
ℒ %
"1 "1 %
.
‘ %
Bukti.
Menurut definisi transformasi Laplace
b
ℒ ä å£ ñ
‘
>
maka menurut aturan Leibnitz untuk menurunkan dibawah tanda integral, diperoleh:
‘ ‘ b
U
¨ä å £ ñ
‘ ©
‘ ‘ >
b
ä å£ ñ
‘
>
b
ä " å£ ñ
‘
>
b
" ä å£ ñ
‘
>
"ℒ .
Sehingga diperoleh ℒ " U
.
Jadi, terbukti bahwa jika ℒ maka ℒ %
" %
.∎
Tentukan ℒ
Contoh
1. sin .
Jawab.
diperoleh
‘
ℒ "1 9
.
‘
Sehingga
‘
ℒ sin "1 8 :
‘ 7
0" 2
"1 < =
7
2
.
7
Jadi, ℒ sin
¡
¯ ˆ¡¯ ¯
.
2. Tentukan ℒ cos .
Jawab.
Diketahui dari Tabel 2.1. bahwa ℒ cos ¯ ˆ¡¯
, maka menurut sifat perkalian dari %
diperoleh
‘
ℒ "1 .
‘
Sehingga
‘
ℒ cos "1 8 :
‘ 7
‘ 7 "2
¨ ©
‘ 7
‘ "
¨ ©
‘ 7
"2 7 " " 4 7
7 y
"2 ^
"2 "4 74 ^
7 ^
Jadi, ℒ cos
Ê £{¡¯
¯ ˆ¡¯ Ê
.
, dimana ℒ
Definisi 2.4
Jika transformasi Laplace suatu fungsi adalah maka
disebut suatu invers transformasi Laplace dari . Secara simbolis ditulis:
ℒ £9 .
ℒ £9 disebut operator invers transformasi Laplace.
Contoh
1. Karena ℒ t u å maka ℒ £9 å
9 ñ ñ 9
£ £
.
2. Karena ℒ t ¯ ˆ^
u cos √3 maka ℒ £9 ‚cos √3… ¯ ˆ^ .
3. Karena ℒ t u maka ℒ £9 t u
9 àá¾ ¡ñ àá¾ ¡ñ 9
¯ £¡¯ ¡ ¡ ¯ £¡¯
.
1
Jawab.
ℒ £9 ℒ £9 å £^ñ
9
73
dan
1
ℒ £9 ℒ £9 å £^ñ ,
73
1
mengakibatkan
ℒ £9 ℒ £9 .
9
73
Jika kita menghitung fungsi-fungsi nol, maka terlihat bahwa invers transformasi Laplace
tidak tunggal. Akan tetapi apabila kita tidak dapat memperhitungkan fungsi-fungsi nol (yang
No ℒ £9
1
1. 1
1
2.
1 %
, ( 0,1,2,3, …
%ˆ9 (!
3.
1
å ¡ñ
"
4.
1 sin
7
5.
cos
7
6.
1 sinh
"
7.
cosh
"
8.
"
cos
7
9.
Tentukan ℒ £9 t u.
^ £9
¯ ˆÆ
3 " 12 3 12
Jawab.
ℒ £9 } ~ ℒ £9 } " ~
79 79 79
3 12
ℒ £9 } ~ " ℒ £9 } ~
79 79
1
3ℒ £9 t u " 12ℒ £9 } ~. ∗
79 79
Diketahui dari Tabel 2.2. bahwa ℒ £9 t u cos dan ℒ £9 t u , sehingga ∗
9 àá¾ ¡ñ
¯ ˆ¡¯ ¯ ˆ¡¯ ¡
1 sin 3
menjadi
Jika ℒ £9
b. Sifat Translasi atau Pergeseran Pertama
maka
ℒ £9 " å ¡ñ .
Contoh
1 1
Bukti.
ℒ £9 } ~ ℒ £9 } ~.
" 2 7 13 "2 79
1 sinh 3
ℒ £9 } ~ å ñ
.
"2 79 3
Carilah ℒ Ã jika ℒ £9 t u
È
sin .
£9 ý Ê 9
¯ £Æ ¯ ˆ9
Jawab.
,
9 í
Diketahui ¯ £Æ dan ^
karena ℒ £9 t u sin
9
¯ ˆ9
maka berdasarkan sifat pergeseran kedua diperoleh
ï ï
8 " : , untuk
í
å£ ^ 3 3
ℒ £9 ï .
"9 0, untuk 0
3
Jika ℒ £9
d. Sifat Pengubahan Skala
maka
1
ℒ £9 ¦ < =.
¦ ¦
Contoh
Carilah
3
ℒ £9 } ~
9 71
jika
ℒ £9 t u cos .
71
3
Jawab.
ℒ £9 } ~.
3 71
Diketahui ¦ 3 dan karena
ℒ £9 t u cos ,
71
maka berdasarkan sifat pengubahan skala diperoleh
2
jika
ℒ £9 } ~ sin 2 .
74
Jawab.
‘ 2 0"4
ℒ £9 } < =~ ℒ £9 } ~
‘ 74 74
"4
ℒ £9 } ~.
74
Karena ℒ £9 t ¯ ˆy
u sin 2 , maka berdasarkan sifat invers transformasi Laplace dari turunan-
turunan diperoleh
‘ 2
ℒ £9 } < =~ "1 sin 2
‘ 74
" sin 2 .
f. Invers Transformasi Laplace dari Antiturunan-Antiturunan
Jika ℒ £9 maka
b
ℒ £9
Ãä • ‘• .
Contoh
Carilah
1
ℒ £9 } ~
3 71
1 1 £9 1
Jawab.
ℒ £9 } ~ ℒ } ~
3 71 3 71
1 £9 1 1
ℒ } " ~
3 71
1 £9 1 1 1
ℒ } ~ " ℒ £9 } ~. ∗
3 3 71
Diketahui dari Tabel 2.2. bahwa ℒ £9 t u 1 dan ℒ £9 t u å ¡ñ , sehingga ∗ menjadi
9 9
£¡
1 1 £9 1 1 1
ℒ £9 } ~ ℒ } ~ " ℒ £9 } ~
3 71 3 3 71
1 1 £ñ
" å .
3 3
Selanjutnya,
í
1 1 í
1
ℒ £9
Ãä " ‘• ℒ £9
Ãä ‘• .
> 3• 3 •71 > 3• • 7 1
antiturunan-antiturunan diperoleh
í
1 1 í
1
ℒ £9 Ãä " ‘• ℒ £9 Ãä ‘•
> 3• 3 • 7 1 > 3• • 7 1
1 1 £ñ
3" 3å
1 1 " å £ñ
¨ ©.
3
g. Sifat Perkalian dengan
Jika ℒ £9 maka
ℒ £9 U
.
Dengan demikian perkalian transformasi Laplace dengan mengakibatkan menurunkan
jika * 0, sehingga
ℒ £9 " ℒ £9 0 U
ℒ £9 U
" 0 Ÿ ,
dengan Ÿ adalah fungsi delta Dirac atau fungsi impuls satuan.
Contoh
Carilah
5
ℒ £9 } ~
7 25
Jika
5
ℒ £9 } ~ sin 5 dan sin 5 0.
7 25
Jawab.
5 5
ℒ £9 } ~ ℒ £9 } ~.
7 25 7 25
Karena
5
ℒ £9 } ~ sin 5 dan sin 5 0,
7 25
%
maka berdasarkan sifat perkalian dengan diperoleh
5 ‘
ℒ £9 } ~ sin 5
7 25 ‘
5 cos 5 .
Jadi, ℒ £9 t u 5 cos 5 .
z
¯ˆ z
2
Cari
ℒ £9 } ~
74
jika
2
Karena
ℒ £9 } ~ sin 2 ,
74
maka berdasarkan sifat pembagian dengan diperoleh
2 ñ
ℒ £9
} ~ ä sin 2• ‘•
74 >
1 ñ
< cos 2•=
2 >
1 1
cos 2 " cos 0
2 2
1 1
cos 2 "
2 2
1
cos 2 " 1 .
2
i. Sifat Konvolusi
Jika ℒ £9 dan ℒ £9 L É maka
ñ
ℒ £9 ä • " • ‘• ∗ É.
>
∗ É disebut konvolusi atau faltung dari dan É, dan teoremanya dinamakan teorema konvolusi
atau sifat konvolusi.
Contoh
1
Cari
ℒ £9 } ~
74 "2
jika
1 1
ℒ £9 } ~ å £yñ dan ℒ £9 } ~ å ñ.
74 "2
Jawab.
1 1
Karena
ℒ £9 } ~ å £yñ dan ℒ £9 } ~ å ñ
74 "2
å £yñ 7 å ñ .
Dengan memperoleh invers transformasi Laplace tiap pecahan parsial maka dapat
ditentukan
\
ℒ £9 Ã .
Ò
Konstanta , , |, … dapat diperoleh dengan menyelesaikan pecahan-pecahan dan
menyamakan pangkat yang sama dari kedua ruas persamaan yang diperoleh atau dengan
menggunakan metode khusus.
Contoh
Tentukan ℒ £9 t u..
^ ˆ9{
1. ¯£ £{
3 7 16 3 7 16
Jawab.
ℒ £9 } ~ ℒ £9 } ~ ∗
" "6 72 "3
3 7 16
akan diselesaikan dengan menggunakan metode pecahan parsial
7
72 "3 72 "3
Tentukan ℒ £9 t u..
£9
ˆ^ ¯ˆ ˆ
2.
"1
Jawab.
ℒ £9 } ~ ∗
73 72 72
"1 7|
akan diselesaikan dengan menggunakan metode pecahan parsial
7
73 72 72 73 72 72
72 72 7 7| 73
73 72 72
72 72 7 7 3 7 | 7 3|
73 72 72
7 7 2 7 3 7 | 7 2 7 3|
.
73 72 72
4 4 1
" 7
ℒ £9 5 7 ℒ £9 5 5
73 72 72
4 1 4 71
" ℒ £9 } ~ 7 ℒ £9 Ã
5 73 5 71 71
4 4
" å £^ñ 7 å £ñ cos .
5 5
2) Metode Deret
Jika adalah persamaan deret dengan bentuk sebagai berikut
7 7 7 7⋯
> 9 ^
^ y
Tentukan ℒ Ã
È
£9 ý œ
..
Jawab.
9 9
å£ 1 å£
ª «
1 1 1 1
<1 " 7 " 7⋯=
2! 3! ^
1 1 1 1 1
< " 7 " 7 ⋯ =.
2! ^ 3! y
Sehingga
9
å£ 1 1 1 1
ℒ £9 ℒ £9 } " 7 " 7⋯~
2! ^ 3! y
^
1" 7 " 7⋯
1 2 1 2 3^
3) Rumus Penguraian Heaviside
Andaikan \ dan Ò adalah fungsi pangkat banyak (polinom) dan derajat \ lebih
kecil dari Ò . Misal Ò mempunyai ( akar-akar yang berbeda yaitu ø® , ¦
1, 2, 3, 4, … , (. Maka
%
\ \ ø® e ñ
ℒ £9
à ù å â .
Ò Ò U ø®
®c9
\
lim lim " ø®
→eâ Ò
®
→eâ
" ø®
lim \ < =
®
→eâ Ò
" ø®
lim \ lim < =
→eâ →eâ Ò
1
\ ø® .
ÒU
Sehingga (2.13) dapat ditulis sebagai
\ \ ø9 1 \ ø 1 \ ø® 1 \ ø% 1
∙ 7 U ∙ 7 ⋯7 U ∙ 7 U ∙
Ò Ò ø9
U " ø9 Ò ø "ø Ò ø® " ø® Ò ø% " ø%
dengan demikian
\ \ ø9 1 \ ø 1 \ ø® 1 \ ø%
ℒ £9 Ã ℒ £9 Ã ∙ 7 ∙ 7⋯7 U ∙ 7 U
Ò Ò U ø9 " ø9 Ò U ø "ø Ò ø® " ø® Ò ø%
1
∙
" ø%
\ ø9 1 \ ø 1
ℒ £9 Ã ∙ 7 ℒ £9 Ã U ∙ 7⋯
Ò ø9
U " ø9 Ò ø "ø
\ ø® 1 \ ø% 1
7 ℒ £9 Ã ∙ 7 ℒ £9 Ã U ∙
Ò ø®
U " ø® Ò ø% " ø%
\ ø9 \ ø \ ø® \ ø%
∙ å e¿ ñ
7 ∙ å e¯ñ 7 ⋯ 7 ∙ å eâ ñ
7 ⋯ 7 ∙ å e€ ñ
Ò U ø9 ÒU ø Ò U ø® Ò U ø%
%
\ ø®
ù ∙ å eâñ .
Ò U ø®
®c9
" 7é ′ 7
atau
,
dengan é, adalah konstanta dan persamaan tersebut mempunyai syarat awal atau syarat
batas 0 dan U
0 , dan adalah konstanta yang diberikan.
Penyelesaian persamaan diferensial yang diketahui dapat ditentukan dengan cara
melakukan transformasi Laplace pada masing-masing persamaan dan selanjutnya gunakan
syarat awal yang diberikan. Akibatnya diperoleh persamaan Aljabar
ℒ ¥ .
Penyelesaian yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan invers transformasi
Laplace dari ¥ . Cara ini dapat diperluas pada persamaan-persamaan diferensial tingkat
tinggi.
Contoh
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial berikut.
1. "7 dengan 0 0 dan U
0 "2.
Jawab.
Akan dicari penyelesaiannya menggunakan transformasi Laplace masing-masing
bagian dari persamaan diferensial diperoleh
ℒ "7 ℒ
ℒ " 7ℒ ℒ . ∗
Menurut sifat (5) transformasi Laplace
ℒ‚ %
… %
ℒ " %£9
0 " %£ U
0 " ⋯" %£
0 " %£9
0 .
Sehingga ∗ menjadi
ℒ " 7ℒ ℒ
ℒ " 0 " U
0 "ℒ ℒ . ∗∗
Nilai tranformasi Laplace dapat dilihat pada Table 2.1, kemudian substitusi syarat
batas ¥ 0 0 dan ¥ U 0 "2 ke ∗∗ , diperoleh
1
71 ¥" 72
1
71 ¥ 7 "2
1 "2
¥ 7
71 71
1 1 2
" 7 "
71 71 71
1 3
7 " .
71 71
Gunakan invers transformasi Laplace untuk menentukan penyelesaian
1 3
ℒ £9 ¥ ℒ £9 } 7 " ~
71 71
1 3
ℒ £9 } 7 " ~
71 71
1 3
ℒ £9 } ~ 7 ℒ £9 t u " ℒ £9 } ~
71 71
7 cos " 3 sin .
Pemeriksaan jawab di atas
7 cos " 3 sin ,
U
1 " sin " 3 cos ,
"
" cos 7 3 sin .
Substitusi ke soal, diperoleh
"
7 " cos 7 3 sin 7 7 cos " 3 sin
dan
0 0 7 cos 0 " 3 sin 0 1,
U
0 1 " sin 0 " 3 cos 0 "2.
2. "-3y' 7 2 4å M
dengan 0 "3 dan U
0 5.
Jawab.
Akan dicari penyelesaiannya menggunakan transformasi Laplace masing-masing
bagian dari persamaan diferensial diperoleh
ℒ ""3 ′ 72 ℒ 4å M
ℒ " " 3ℒ U
7 2ℒ 4ℒ å M
. ∗
Menurut sifat (5) transformasi Laplace
ℒ‚ %
… %
ℒ " %£9
0 " %£ U
0 " ⋯" %£
0 " %£9
0 .
Sehingga ∗ menjadi
ℒ " " 3ℒ U
7 2ℒ 4ℒ å M
ℒ " 0 " U
0 "3 ℒ " 0 7 2ℒ 4ℒ å M
. ∗∗
Nilai tranformasi Laplace dapat dilihat pada Table 2.1, kemudian substitusi syarat
batas 0 "3 dan U
0 5 ke ∗∗ , diperoleh
4
¥ 7 3 " 5 " 3 ¥ 7 3 7 2¥
"2
4
¥ 7 3 " 5 " 3 ¥ " 9 7 2¥
"2
4
" 3 7 2 ¥ 7 3 " 14
"2
4
"3 72 ¥ " 3 7 14
"2
4 3 " 14
¥ "
"3 72 "2 "3 72
4 3 " 14
"
"1 "2 "2 "1 "2
4 " 3 " 14 "2
"1 "2
4"3 7 6 7 14 " 28
"1 "2
"3 7 20 " 24
. ∗∗∗
"1 "2
Selesaikan dengan metodo pecahan parsial
"3 7 20 " 24 |
7 7
"1 "2 "1 "2 "2
"2 7 "1 "2 7| "1
"1 "2
"4 74 7 "3 72 7| "1
"1 "2
"7 4 4
Gunakan invers transformasi Laplace untuk menentukan penyelesaian
ℒ £9 ¥ ℒ £9 } 7 7 ~
"1 "2 "2
"7 4 4
ℒ £9 } ~ 7 ℒ £9 } ~ 7 ℒ £9 } ~
"1 "2 "2
"7å M 7 4å M
7 4 å M.
Pemeriksaan jawaban di atas
"7å M 7 4å M
7 4 å M,
U
"7å M 7 8å M
7 4å M
78 å M
"7å M 7 12å M
7 8 å M,
"7å M 7 32å M
7 16 å M .
Substitusi ke soal, diperoleh
"
"3 72 "7å M 7 32å M
7 16 å M
" 3 "7å M 7 12å M
78 å M
7 2 "7å M 7 4å M
74 å M
"7å M 7 32å M
7 16 å M
7 21å M " 36å M
" 24 å M
" 14å M
7 8å M
78 å M
4å M
dan
0 "7å > 7 4å > 7 4 0 å > "3,
U
0 "7å > 7 12å > 7 8 0 å > 5.
Jika ℒ
Hal ini sesuai dengan sifat transformasi Laplace
maka
‘%
ℒ %
"1 %
"1 %
.
‘ %
Untuk jelasnya perhatikan contoh berikut
Contoh
Tentukan penyelesaian persamaan diferensial
"72 ′ 7 0 dengan 0 1 dan ï 0.
Jawab.
Akan dicari penyelesaiannya menggunakan transformasi Laplace masing-masing bagian
dari persamaan diferensial diperoleh
ℒ "72 ′ 7 ℒ 0
ℒ " 7ℒ 2 U
7ℒ ℒ 0
1 sin
Akhirnya didapat
ℒ }arctan ~ .
sin ï
Hal ini memenuhi
ï 0.
ï
Latihan
1) Tentukan Transformasi Laplace fungsi berikut.
a. 73 ,
1
4) Jika diketahui
ℒ å£ ñ
,
72
dengan menggunakan sifat transformasi Laplace dari turunan
ℒ U
" 0 .
Tentukan transformasi Laplace dari 2å £ ñ .
5) Dengan menggunakan sifat transformasi Laplace tentukan transformasi laplace dari
å £ ñ sin 3 . (Gunakan sifat ℒ å £eñ 7 ).
Tentukan å £eñ t u.
¯ £y ˆ9^
£9
6) Ê£ ¯£ ˆ
ln 81 7 : dan
¯
¯
a.
y ˆ9^
¯ ˆy ˆ9^
b.
peran penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti mekanika, elektro, kimia, biologi,
ekonomi, teori kontrol, dan lain sebagainya. Lacroix pada tahun 1819 menjadi ilmuwan pertama
yang mendefinisikan turunan fraksiona. Turunan fraksional dari fungsi dapat
' adalah bilangan bulat positif, Lacroix menotasikan turunan ke-( dari fungsi yaitu
,' ] (
€X €Ð M €M $! $£%
M€ M€ M€ $£% !
(2.14)
Dengan menggunakan simbol Gamma (ã) untuk menggantikan definisi fungsi faktorial,
formula Lacroix pada persamaan (2.14) dapat dituliskan sebagai
€M $ˆ9 ! $£%
M€ $£%ˆ9 !
(2.15)
Turunan fraksional yang didefinisikan oleh Lacroix masih dikembangkan lagi oleh
beberapa ilmuwan lainnya seperti Euler, Laplace, Fourier, Abel, Riemann, Liouville, dan
Caputo. Misalkan adalah fungsi yang didefinisikan untuk 0. Bentuk integral dari
0 sampai dapat dituliskan sebagai
‰ è> ‘
M
(2.16)
Jika persamaan (2.16) diintegralkan kembali dari 0 sampai , maka diperoleh
M
ñ
‰ ä ¨ä ‘ ©‘ .
>
>
Pengintegralan ini dapat dilakukan berulang sampai integral ke-(, sehingga diperoleh
Persamaan (2.18) inilah yang kemudian menjadi dasar untuk mengkonstruksikan definisi integral
berorde fraksional (real sebarang).
dengan 0 , 0, dimana
ø : orde sebarang,
: batas bawah,
: fungsi analitik dan kontinu dalam interval 1 , 2,
‰e : operator integral fraksional berorde ø dengan syarat awal 0.
Dengan demikian simbol dari integral fraksional berorde ø dengan syarat awal 0 dari
dapat ditulis sebagai Y e ‰e Ž £e , dimana
Že : operator turunan fraksional berorde ø dengan syarat awal 0.
Ž£e : operator integral yang merupakan invers dari operator Že .
Sedangkan untuk ø ] 0 dan ú ] 0, integral fraksional yang dikemukakan Riemann-Liouville
memiliki sifat sebagai berikut:
i. ‰> ≔ ,
bahwa, ‰> ≔ Y adalah operator identitas.
ii. Sifat linearitas
‰e Q! 7É R !‰e 7 ‰e É , ø ∈ ℝˆ , ! ∈ ℂ.
iii. Jika kontinu pada ] 0 berlaku persamaan berikut (lihat Podlubny, 1999)
lim ‰e .
e→>
Contoh
, dengan ' 0, 1, 2 dan orde ø
$ 9
Carilah integral fraksional dari .
Jawab.
‰e Ž£e
1 M
ä " e£9
‘ .
Γ(ø >
Untuk ' 0
1 M 9
ä " £
∙ 1‘
√π >
2
" √ " |>M
Õ
2
" Q√ " " √ " 0R
Õ
2µ .
ï
Untuk ' 1
9 1 M 9
Ž £ 9
ä " £9 ∙ 9 ‘
1
ã 82: >
1 M 9
ä " £ ∙ ‘ . ∗
√π >
Gunakan integral parsial untuk menyelesaikan integral di atas
Misal: • maka ‘• ‘
1 9 4 ^
<"2 " " " = |>M
Õ 3
1 9 4 ^ 9 4 ^
¨<"2 " " " = " <"2 ∙ 0 "0 " " 0 =©
Õ 3 3
1 4 ^
¨ 0 " 0 " <0 " =©
Õ 3
4 ^
´ .
3 ï
Untuk ' 2
1 M 9
ä " £
‘ . ∗
√π >
1 9 9 9
ä £
1"• £ ^
• ‘•
√π >
z/ 9 9
ä 1"• £
• ‘•
√π >
z
1
<3, =
√π 2
1
ã 3 ã8 :
z
∙ 2
1
√ï ã 83 7 :
2
z
2 √π
∙
√π 5 ∙ 3 ∙ 1 √ï
3 2 2
16 z
´ .
15 ï
" • ä ‘ .
Œ
ä ‘ .
Œ
Hipotesis induksi:
Asumsikan benar untuk ( diperoleh
%
,
• 0, U
• 0, … , %£9
• 0.
dan penyelesian tunggal 2.23 .
Langkah induksi:
Tunjukkan bahwa rumus tersebut juga benar untuk ( 7 1. Anggap bahwa
%ˆ9
,
• 0, U
• 0, … , %
• 0. 2.24
Karena %ˆ9 U %
, misalkan • U
, diperoleh
•% ,
• • 0, •U • 0, … , • %£9
• 0. 2.25
Dengan menggunakan hipotesis induksi diperoleh
M
" %£9
• ä ‘
("1 !
Œ
M
" %£9
U
ä ‘ .
("1 !
Œ
Kemudian, dengan mengambil integral tentu dengan batas bawah • dan batas atas , dan dengan
menggunakan rumus Dirichlet diperoleh
M M Ä
Á " %£9
ä U
‘ äª ä ‘ « ‘Á
("1 !
Œ ÄcŒ ñcŒ
M M
Á " %£9
" • äª ä ‘ « ‘Á 2.26
("1 !
ñcŒ ÄcŒ
Akhirnya, jika mengganti bilangan bulat ( dengan bilangan real ˜ lainnya dan mengubah
faktorial menjadi sebuah fungsi Gamma dan • 0, maka (2.7) akan menjadi (2.20), definisi
Riemann-Lioville terhadap Integral Fraksional. Kemudian harus ditunjukkan bahwa versi yang
paling sering digunakan ialah ketika • 0.
Teorema 2.7 (Kimeu, 2009)
Integral fraksional dengan orde ø dari suatu fungsi polinom yang sederhana berbentuk
$
, menurut Riemann-Liouville dapat dinyatakan dalam bentuk perkalian fungsi gamma dan
fungsi polinom sebagai berikut:
ã '71
‰e $ˆe
; ø, 0, ' ] 0. 2.28
ã '7ø71
Bukti.
1 M
Ž £e $
ä " e£9 $
‘ .
ã ø >
Misal, • maka ‘ ‘•.
Sedangkan, untuk 0 maka • 0 dan untuk maka • 1.
1 M
Ž £e $
ä " • e£9 $ $
• ‘•
ã ø >
1 M
ä 1"• e£9 e£9 $ˆ9 $
• ‘•
ã ø >
ã 1 1
Ž£9/ > 9/
√ 2µ ,
ã 3/2 1 ï
2√ ï
ã 2 1 ^ 4 ^
Ž£9/ 9 ^/ ´ ,
ã 5/2 3 1 3 ï
2 ∙ 2 √ï
ã 3 1 z 16 z
Ž£9/ z/ ´ .
ã 7/2 5 3 1 15 ï
2 ∙ 2 ∙ 2 √ï
Contoh diatas dapat memberikan pembaca gagasan bahwa integral fraksional secara umum
mudah untuk diselesaikan. Gagasan ini salah. Faktanya, beberapa integral fraksional, bahkan
seperti fungsi eksponensial dasar, sinus dan kosinus, menyebabkan fungsi transendental yang
lebih tinggi. Sekarang akan ditunjukkan fakta tersebut dengan melihat beberapa contoh.
Contoh
Diberikan fungsi å ¡ñ , dimana konstan. Hitunglah Ž£e å ¡ñ .
Jelas, (2.32) bukanlah sebuah fungsi dasar. Jika melihat kembali ke (2.28) amati bahwa (2.32)
dapat dituliskan sebagai
Ž £e å ¡ñ Îñ ø, e
Î9,eˆ9 . 2.33
Demikian pula, penggunaan langsung dari definisi integral fraksional, diikuti oleh beberapa
perubahan variabel, menghasilkan
Ž£e cos è> cos1 " 2‘ |ñ ø, , ’å ø 0,
9 ñ e£9
e
Ž£9/ å ¡ñ Îñ 8 , : å ¡ñ Î× ,
9 £9/ 9/
dimana
M M
2
´ ,| ä cos ‘ , (‘ “ ä sin .
ï
> >
£Ú 1Ž £ë
1 M
Ž 2 ä " $£9 1Ž £ë 2‘
ã # >
1 M
1 ñ
ä " $£9
ä " ë£9
‘ ‘
ã # > ã ˜ >
1 M ñ
ä " $£9
‘ ä " ë£9
‘
ã # ã ˜ > >
1 M
#, ˜ ä " $ˆë£9
‘
ã # ã ˜ >
#, ˜ M
ä " $ˆë£9
‘
#, ˜ ã # 7 ˜ >
1 M
ä " $ˆë£9
‘
ã #7˜ >
Ž£ $ˆë
.∎
Dengan cara yang sama, akan diperoleh Ž£ë 1Ž£Ú 2 Ž£ $ˆë
.
Aturan Leibniz untuk Integral
%
Diberikan fungsi , sedemikian sehingga , dan %M
, masing-masing kontinu di
dan pada suatu daerah di bidang , , dan fungsi dan masing-masing kontinu dan
mempunyai turunan yang kontinu untuk > 3 3 9. Untuk setiap ∈ 1 >, 92 berlaku
‘ ¢ M ¢ M
ä , ‘ Q , R∙ U
" Q , R∙ U
7ä , ‘ .
‘ ¡ M ¡ M
Jawab.
9 ¦ 9 ¦
Ž ¦ £
.
1 √ï¦
ã8 :
2
Contoh
untuk ø ,ø , dan ø
9 9 ^
^ y
Misalkan , carilah turunan fungsi .
Jawab.
Dengan menggunakan rumus
ã '71
Že $£e
.
ã '"ø71
Untuk ø
9
^
9 ã 271
Ž^ £9/^
1
ã 82 " 3 7 1:
ã 3 z
1
^
ã 83 " 3:
2 z
^.
ã 8/3
Untuk ø
9
9 ã 271 9
Ž £
1
ã 82 " 2 7 1:
ã 3 ^
1
ã 83 " 2:
2 ^
5
ã 82:
2 ^
3
4 Õ
3 Õ
( 1.5¶ ^ .
Untuk ø 3/4
9 ã 271 ^
Ž £
3
y
ã 82 " 7 1:
4
ã 3 z
3
y
ã 83 " :
4
2 z
9
y
ã 84:
z
( 1.77 y
Hasil dari contoh-contoh ini diilustrasikan dalam Gambar 2.4 yakni Grafik turunan fraksional
tertutup dengan grafik turunan order bilangan bulat (klasik) dimana–mana kecuali untuk interval
kecil. Semakin besar order dalam turunan, grafik makin menyerupai grafik turunan ke-1 pada ,
semakin kecil order dalam turunan, grafik makin menyerupai grafik turunan ke-0 pada .
Contoh
untuk ø " .
9
Misalkan , carilah turunan fungsi
Jawab.
Diketahui ø " karena ( ∈ ℤˆ maka ( " 1 ø
9
("1 "1
( 0
9
Že Ž£
1 ‘9 M 9
ä " 9ˆ £9
‘
1 ‘ 9 >
ã ¨0 " 8" 2:©
1 ‘ M 9
ä " ‘ . ∗
1
ã 82: ‘ >
1 ‘ 9 9 9
ä £
1"• £ ^
• ‘•
√ï ‘ >
1 ‘ z 9 9
ä 1"• £9
•^£9 ‘•
√ï ‘ >
1 ‘ z 1
n ∙ < , 3=o
√ï ‘ 2
1
1 ‘ z ã 82: ã 3
) ∙ *
√ï ‘ 1
ã 82 7 3:
1 ‘ z 2√ï
) ∙ *
√ï ‘ 15
8 Õ
16
‘ z
n o
15√ï ‘
16
5 ^
∙
15Õ 2
8 ^
´ .
3 ï
! ‘% M
ä ! " %£e£9
‘
ã ("ø ‘ % >
! ‘% M
7 ä # " %£e£9
É ‘
ã ("ø ‘ % >
!Že 7 #Že É ,
, maka ‘
£ç
M£ç M£ç
Misalkan , dengan batas sebagai berikut
- apabila é maka 0,
- apabila maka 0.
Sehingga
x 1
D
D
f ( x)
1
( ) ( ) 0 0
( x (tx tp p)) 1 (tx tp p p) 1 f ( p)( x p)dtdp
x 1
1
( ) ( ) 0 0
((1 t )( x p)) 1 (t ( x p)) 1 ( x p) f ( p)dtdp
x 1
1
( ) ( ) 0 0
(1 t ) 1 ( x p) 1 t 1 ( x p) f ( p)dtdp
1
x
1
( x p ) 1
f ( p ) (1 t ) 1 t 1dt dp
( ) ( ) 0
0
x
1
( ) ( ) 0
( x p) 1 f ( p) B( , )dp
x
1
( ) 0
( x p) 1 f ( p)dp
D ( ) f ( x).
( " 1 3 ø 0 (, ( ∈ ℕ, dengan ℕ adalah bilangan asli. ■
Bukti Sifat 3.
Berdasarkan 2.34 dan Teorema 2.8 diperoleh
Že Ž£e Ž% &Ž£ %£e
QŽ£e R'
Ž% &Ž£ %£eˆe
'
("1 0
( 1.
a. Untuk ' 0.
Dengan turunan fraksional Riemann-Liouville
9
ŽMe Ž> >
1 ‘9 M 9
ä " 9£ £9 >
‘
1
ã 81 " 2: ‘
9
>
1 M 9
ä " £
∙0‘
1
ã 82: >
0.
b. Untuk ' 1.
Dengan turunan fraksional Riemann-Liouville
9
ŽMe Ž>
1 ‘9 M 9
ä " 9£ £9
‘
1
ã 81 " 2: ‘
9
>
1 ‘ M 9
ä " £
‘ .
1
ã 82: ‘ >
1 ‘ 2 ^
n0 7 2 <" " |>M =o
√ï ‘ 3
1 ‘ 4 ^
n0 " <" =o
√ï ‘ 3
1 ‘ 4 ^
< =
√ï ‘ 3
1 9
∙2
Õ
2 Õ 9
.
ï
Dengan turunan fraksional Caputo
9 9
Ž Ž
1 M 9
ä " 9£ £9 U
‘
1
ã 81 " 2: >
1 M 9
ä " £
‘
1
ã 82: >
1 9
<"2 " |>M =
Õ
1 9
¨0 " <"2 =©
Õ
1 9
∙2
Õ
2 Õ 9
.
ï
c. Untuk ' 2.
Dengan turunan fraksional Riemann-Liouville
9
ŽMe Ž>
1 ‘ 9 9 9
ä £
1"• £ ^
• ‘•
√ï ‘ >
1 ‘ z 9 9
ä 1"• £9
•^£9 ‘•
√ï ‘ >
1 ‘ z 1
n ∙ < , 3=o
√ï ‘ 2
1
1 ‘ z ã 82 : ã 3
) ∙ *
√ï ‘ 1
ã 82 7 3:
1
1 ‘ z ã 82 : ã 3
) ∙ *
√ï ‘ 7
ã 82:
1 ‘ z 2√ï
) ∙ *
√ï ‘ 15
8 Õ
16 ‘ z
n o
15√ï ‘
16 5 ^
∙
15Õ 2
8 ^
´ .
3 ï
2 9 4 ^
<"2 " " " = |>M
Õ 3
2 9 4 ^ 9 4 ^
¨<"2 " " " = " <"2 ∙ 0 "0 " " 0 =©
Õ 3 3
2 4 ^
¨ 0 " 0 " <0 " =©
Õ 3
8 ^
´ .
3 ï
Dari contoh untuk ' 1, 2 diperoleh hasil yang sama, baik menggunakan definisi turunan
fraksional Riemann-Liouville maupun menggunakan definisi turunan fraksional Caputo. Namun
akan berbeda jika sebarang konstanta pada contoh untuk ' 0. Untuk lebih jelas lihatlah
contoh berikut.
Contoh
ã 071 9
| >£
1
ã 80 " 7 1:
2
ã 1 £9
|
1
ã8 :
2
1 £9
|
Õ
|
, 0.
Õ
ii. Dengan turunan fraksional Caputo
9 9
Ž Ž |
1 M 9
ä " 9£ £9 9
‘
1
ã 81 " 2: >
1 M 9
ä " £
∙0‘
1
ã8 : >
2
1
∙0
Õ
0.
Perhatikan bahwa dari contoh diperoleh hasil yang berbeda. Dari penyelesaian menggunakan
turunan fraksional Riemann-Liouville diperoleh hasil tidak konstan, sedangkan dengan
menggunakan turunan fraksional Caputo diperoleh hasil nol.
17
Ê̄
£
Tunjukkan bahwa fungsi adalah solusi dari persamaan integral Volterra
x , , dan
17
! "1
di 0 0 0 . Diberikan 17 , maka
Ê̄
£
^
17 £
∗∗
Akan dibuktikan ∗∗ merupakan solusi dari ∗
Persamaan sisi kanan
1 M
1 1 M ^
"ä ‘ " ä 17 £
‘
17 > 17 17 17 >
1 1 M
" ä ‘
17 17 ^
> 17
Misal : •⟹2 ‘ ‘•
Dengan batas sebagai berikut
0⟹• 0 dan ⟹•
Maka diperoleh
1 1 M¯
1 ‘•
" ä
17 17 ^ 2
> 17•
1 1 1 M
¯
^
" ä 17• £
‘•
17 17 2 >
^ M¯
1 1 1 17• £ ˆ9
" ) *
17 17 2 3
"2 7 1
>
17
17
Ê̄
£
Jadi terbukti fungsi adalah solusi dari persamaan integral Volterra yang
diberikan.
Contoh
Periksa apakah fungsi 1 " adalah solusi dari Persamaan Integral Volterra
M
ä å M£ñ ‘
>
Jawab.
Diberikan
M
ä å M£ñ ‘ ∗
>
dan
1" ∗∗
Akan diperiksa apakah ∗∗ adalah solusi persamaan ∗
Persamaan sisi kanan
M M
ä å M£ñ ‘ ä å M å £ñ 1 " ‘
> >
M
å M ä å £ñ " å £ñ ‘
>
M M
å Ãä å
M £ñ
‘ " ä å £ñ ‘
> >
å M "1å £ñ 2M 7 1 7 1 å £ñ 2>M
å M "å £M 7 1 7 7 1 å £M " 1
"1 7 å M 7 7 1 " åM
M M
1
ä ‘ ä 2 ‘
> √ " > √ "
1 M "1
" ä ‘
2 > √ "
1
" &2√ " '>
M
2
"&√ " " √ " 0'
√
Persamaan sisi kiri
Jadi, √ adalah solusi persamaan yang diberikan.
Pada umumnya persamaan diferensial menggunakan orde bilangan bulat positif atau
disebut juga dengan bilangan asli. Namun, bersamaan dengan perkembangan turunan fraksional,
maka persamaan diferensial menjadi Persamaan Diferensial Fraksional (PDF), yaitu persamaan
diferensial berorde bilangan pecahan atau rasional.
Secara khusus, PDF terbagi menjadi dua, sama halnya dengan persamaan diferensial,
dimana Persamaan Diferensial Biasa (PDB) berkembang menjadi PDF Biasa yang hanya
bergantung pada satu variabel bebas dan Persamaan Diferensia Parsial berkembang menjadi PDF
Parsial yang bergantung pada lebih dari satu variabel bebas.
Bentuk umum dari PDF orde ø sebagai berikut
•9 Že¿ %
7 • Že¯ %£9
7 ⋯ 7 •$ Že ,
dengan ø9 ø ⋯ ø$ dan •9 , • , … , •$ konstanta real, di mana
: fungsi solusi yang dicari
øa : orde fraksional ke-v
•a : koefisien ke-v, v 1, 2, … , (
: fungsi syarat dalam .
Berikut adalah contoh dari bentuk PDF
1. Ž¯ 7 1.
¿
2. Ž 7 Ž¯ 0.
Ê̄ ¿
" 7 ŽÊ
¿
^
3. .
4. ŽÊ cos " 2
Ó
.
PDF telah diaplikasikan dalam kasus aliran fluida, kekentalan, teori kontrol untuk sistem
dinamik, jaringan listrik, peluang, statistika, dan lain sebagainya. Berbagai metode telah
dikembangkan untuk mendapatkan solusi PDF sehingga memberikan kemudahan dalam
pengaplikasiannya. Metode tersebut antara lain metode iterasi, teknik transformasi Fourier,
teknik transformasi Laplace, metode iterasi variasi, metode Dekomposisi Adomian, dan lain
Persamaan diferensial dengan syarat awal, disebut masalah nilai awal PDF.
3.3. Hubungan Masalah Nilai Awal PDF dengan Persamaan Integral Fraksional Volterra
Lemma 3.1 (Li dan Sarwar, 2016)
Diberikan masalah nilai awal PDF orde 0 0 ø 0 1, sebagai berikut
dimana ∈ | 10, 2, ℝ . Karena fungsi diasumsikan kontinu, maka solusi masalah nilai awal
PDF (4.1) ekuivalen dengan solusi Persamaan Integral Fraksional Volterra jenis kedua berikut
1 ñ
>7 ä " Q , R‘ , 0 3 3 . 3.3
e£9
Γ ø >
Artinya, setiap solusi dari Persamaan Integral Fraksional Volterra 3.3 juga merupakan solusi
dari Masalah Nilai Awal PDF 3.2 dan begitu juga sebaliknya.
Bukti.
0‰ñ Že 0‰ñ Q , R
e e
ñ
1 ñ
äŽ e
‘ ä " e£9
Q , R‘
> ã ø >
1 ñ
" 0 ä " e£9
Q , R‘
ã ø >
1 ñ
0 7 ä " e£9
Q , R‘ , 3.4
ã ø >
dengan kondisi awal 0 >, maka persamaan (3.4) menjadi
1 ñ
>7 ä " Q , R‘ . 3.5
e£9
ã ø >
Dengan demikian karena Q , R diasumsikan kontinu maka pada persamaan (3.5)
merupakan solusi dari Masalah Nilai Awal PDF 3.2 yang ekuivalen dengan solusi
Persamaan Integral Fraksional Volterra (3.3).
⟸ Turunkan persamaan 3.3 terhadap dengan orde 0 0 ø 0 1.
1 ñ
>7 ä " Q , R‘ 03 3
e£9
ã ø >
Že 0 7 Že 8‰e Q , R:
Že Q , R, atau
Že , dengan 0 >.
Jadi, terbukti solusi Persamaan Integral Fraksional Volterra 3.3 ekuivalen dengan solusi
untuk Masalah Nilai Awal PDF 3.2 .
Hali ini membuktikan bahwa terdapat hubungan masalah nilai awal PDF dengan Persamaan
Integral Fraksional Volterra dimana solusi dari masalah nilai awal PDF ekuivalen dengan solusi
Persamaan Integral Fraksional Volterra jenis kedua. ∎
” ]” 0 7 è> " Q ,” R‘ ,0 3 3 ,
9 ñ e£9
e
(ii)
salah satu dari pertidaksamaan di atas strict. Misalkan , tidak turun di untuk setiap dan
˜ 0 0 ” 0 , maka
˜ 0” , 03 3 . 3.6
Bukti:
Akan dibuktikan 3.6 benar.
Pembuktian akan dilakukan dengan menggunakan kontradiksi.
Asumsikan 3.6 tidak benar.
Karena fungsi yang terlibat kontinu dan ˜ 0 0 ” 0 , maka terdapat 9 sehingga 0 0 9 3
dan
˜ 9 ” 9 , ˜ 0” , 00 3 9. 3.7
Andaikan pertidaksamaan (ii) strict. Kemudian menggunakan sifat fungsi tidak turun dari dan
3.6 , maka diperoleh
1 ñ¿
]˜ 0 7 ä " e£9
Q ,˜ R‘ ] ˜ .
ã ø > 9 9
¬
Misalkan
8 Q , ”6 R" Q ,” R: 0 5.
Ambil 5 0
¬ 5 17 e
0 ∙ 5.
17 e ¬
Maka kontinu seragam.
1 ñ
”6 ]” 0 7 ä " e£9
Q ,” R‘ 7 5 1 7 e
,
ã ø >
dengan menggunakan 3.10 dan kondisi Lipschitz satu sisi 3.8 , maka
1 ñ
¬ 17 e
”6 ] ”6 0 " 5 7 ä " e£9
Q , ”6 R"5 ‘ 7575 e
ã ø > 17 e
1 ñ
5¬ ñ
”6 0 7 ä " e£9
Q , ”6 R‘ " ä " e£9
‘ 75 e
,
ã ø > ã ø >
karena
ñ
ä " e£9
‘
>
Misal: . ⟹ ‘. ‘
ñ
Batas: 0⟹. 0
⟹. 1
9 9
ä ". e£9
‘. ä e£9
1". e£9
‘.
> >
9
ã ø
e
ä 1". e£9
‘. 1, ø e e
,
> ã ø71
maka
1 ñ
5¬ ã ø
”6 ”6 0 7 ä " e£9
Q , ”6 R‘ " e
75 e
ã ø > ã ø ã ø71
1 ñ
5¬
”6 0 7 ä " e£9
Q , ”6 R‘ " e
75 e
.
ã ø > ã ø71
karena ¬ 0 ã ø 7 1 maka
1 ñ
5ã ø 7 1
”6 ”6 0 7 ä " e£9
Q , ”6 R‘ " e
75 e
ã ø > ã ø71
¬
Jika
, " , 3 " ,
17 e
. Maka, ”6 ” 7 25.
Dalam bab ini, dibahas mengenai penyelesaian beberapa persamaan diferensial orde fraksional
dengan menerapkan transformasi Laplace. Tiga prosedur sederhana yang dilakukan yakni,
pertama-tama menemukan persamaan transformasi Laplace, kedua menyelesaikan transformasi
dari fungsi yang tidak diketahui, dan terakhir menemukan invers Laplace untuk mendapatkan
solusi yang diinginkan. Definisi dari transformasi Laplace telah diberikan pada Bab 2, namun
dalam bab ini akan dijelaskan kembali secara singkat khususnya transformasi Laplace dari
integral fraksional dan turunan fraksional.
Ingat bahwa transformasi Laplace adalah operator linier. Secara khusus, jika ℒ
a. Sifat Linear
dan
ℒ É ada, maka
ℒ 7É ℒ 7ℒ É 4.2
dan
ℒ • •ℒ . 4.3
b. Sifat Konvolusi
Salah satu sifat yang paling bermanfaat dari transformasi Laplace terletak pada teorema
konvolusi. Teorema ini menyatakan bahwa transformasi Laplace dari konvolusi dua fungsi
adalah produk transformasi Laplace. Jadi, jika dan L masing-masing adalah
transformasi Laplace dari dan É , maka
∗É L
dimana
ñ
∗É ℒ Ãä " • É • ‘• . 4.4
>
Jika ℒ
d. Tansformasi Laplace dari Integral-Integral
maka
ñ
ℒ Ãä • ‘• .
>
e. Perkalian dengan
Jika ℒ maka
‘%
ℒ %
"1 "1 %
.
‘ %
dan
1
ℒ å ¡ñ . 4.6
"
Bukti.
1
maka
ℒ ‰e L
ã ø
1 ã ø
ã ø e
e
.
Terbukti. ∎
Persamaan (4.8) adalah transformasi Laplace dari integral fraksional. Sebagai contoh, perhatikan
bahwa untuk ø 0,# "1
ã #71 1
ℒ Ž£e $
dan ℒ Ž£e å ¡ñ . 4.9
$ˆeˆ9 e "
Bukti.
Transformasi Laplace turunan fraksional Caputo orde ø 0 adalah:
ℒ‚ %
…
ℒ Ž e
ℒ‚‰ %£e %
… %£e
.
Menggunakan sifat transformasi Laplace dari turunan-turunan. PDF dapat diubah menjadi
persamaan aljabar, kemudian dengan menyelesaikan persamaan aljabar ini, dapat diperoleh
fungsi Laplace yang tidak diketahui.
ℒ‚ %
…
ℒ Že %£e
" %£9
0 " %£ U
0 " ⋯" %£
0 " %£9
0
%£e
.
Terbukti. ∎
No. ℒ ℒ £9
1
1. 1
1
2.
1 %
, ( 0,1,2,3, …
%ˆ9 (!
3.
1 e£9
e Γ ø
4.
1 e£9
å £¡ñ
7 e
Γ ø
5.
1
6. e "
e£9
Îe.e e
e
Îe " e
e 7
7.
1 " Îe " e
e 7
8.
1 e
Î9,eˆ9
e "
9.
e£f
f£9
Îe,f e
e "
10.
e£f
f£9
Îe,f " e
e 7
11.
e£f f£9
ø; ú;
" e Γ ú 9
12.
1 1
å ¡ñ " å ¢ñ
" "
13.
"
1
b
: " ®
8
ℒ £9 } ~ e %ˆ9 £9
ù ¦ ® e£f
,
e 7 f %ˆ9 ã ¦ ø"ú 7 (71 ø
®c>
maka
b
1 1 1 1 (7¦ " ®
ù8 : 8 e£f : .
e 7 f %ˆ9 e %ˆ9 %ˆ9 e %ˆ9 ¦
81 7 e£f : ®c>
Terbukti. ∎
(7¦
Lemma 4.4
1 b b
: " %
" ®
8
ℒ £9 } ~ e£1£9
ùù ¦ ® e£f ˆ%e
,
e 7 f 7 ã ¦ ø"ú 7 (71 ø"
%c> %c>
dengan ø ] ú, ø , ∈ ℝ, e£f
| | dan · e
7 f
· | |.
Bukti.
2
3 ˆ¡ 4 ˆ¢
Persamaan dengan menggunakan ekspansi deret dapat ditulis ulang sebagai
b
1 1
1 1
" %
ù .
e 7 f 7 e 7 f
17
e 7 f %ˆ9
7
e f %c>
Terbukti. ∎
Ž^ , 4.2.1
di mana adalah konstanta.
Jawab.
Menemukan persamaan transformasi Laplace
Diketahui
Ž^ .
Transformasi Laplace kedua sisi persamaan yang ada
ℒ }Ž^ ~ ℒ ,
karena
2
00ø 3 1,
3
maka gunakan (5.14) untuk memperoleh solusi PDF (5.2.1).
Selesaikan transformasi
Berdasarkan sifat linear Transformasi Laplace, diperoleh
ℒ }Ž^ ~ ℒ ,
^ " •9 ,
•9
untuk memecahkan diperoleh
.
^ "
Temukan invers Laplace untuk memperoleh solusi
Akhirnya, menggunakan Tabel 4.1, yaitu
1
ℒ £9 } e"
~ e£9
Îe.e e
dengan ø
^
diperoleh invers Laplace dari adalah
•9
ℒ £9 Â ê
^ "
•9 ^ Î
£9
< ^=
,
^^
9
•9 £
^Î
,
< ^ =.
^^
Dalam Contoh 1 (dan situasi serupa lainnya) orang mungkin bertanya-tanya apakah
diperoleh
9 9
ℒ }Ž£^ ~ £
^ .
•9
Karena
,
^ "
maka
^ "
9
Ž £^ •9 Î ,9
< ^ =.
^
Pada 0,
9
Ž £^ 0 •9 Î ,9
0 •9 .
^
4
karena
10ø 3 2,
3
maka gunakan (4.15) untuk memperoleh solusi PDF (4.2.2).
Selesaikan transformasi
Diperoleh hasil sebagai berikut.
y y y
^ " Ž£8 £ :
^ 0 " Ž£89£^: 0 0. 4.2.2.1
misalkan
Ž£Ê̄ 0 •9 dan ŽÊ 0 • ,
¿
•9 •
untuk memecahkan diperoleh
y 7 y.
^ ^
•9 •
ℒ £9 Â 9 ê 7 ℒ £9 Â y ê
^ ^
•9 • 9
£
7 ^.
1
^
4
ã 83: ã 83 :
•9 •
Jadi, solusi dari PDF (4.2.2) adalah
9
£
7 ^.
1
^
4
ã 83: ã 83:
•9
untuk menyelesaikan diperoleh
.
e "
Temukan invers Laplace untuk memperoleh solusi umum
•9
Kemudian, menggunakan Tabel 4.1 diperoleh invers Laplace sebagai berikut
ℒ £9 t e u •9 e£9 Îe,e e .
"
Jadi, solusi umum dari PDF (4.2.3) adalah
•9 e£9
Îe,e e
.
Gunakan kondisi awal untuk memperoleh nilai •9
Gunakan kondisi awal yang diberikan untuk menemukan nilai •9.
Ingat bahwa > •. Menariknya, ternyata
lim e£9
Îe,e × e
1. 4.2.3.2
ñ→>5
Jadi, karena
•9 e£9
Îe,e e
,
maka
lim lim •9 e£9
Îe,e × e
•9 .
ñ→>5 ñ→>5
> Ž£ 9£e
0 .
4. Selesaikan masalah nilai awal untuk kasus nonhomogen pada Persamaan Bagley-Torvik
berikut
^
Ž 7Ž 7 17 , 4.2.4
dengan syarat awal
0 U
0 1.
Jawab.
Menemukan persamaan transformasi Laplace
Diketahui
^
Ž 7Ž 7 17 .
Transformasi Laplace kedua sisi persamaan yang ada
^
ℒ }Ž 7Ž 7 ~ ℒ 17 ,
untuk menyelesaikan transformasi Laplace PDF (4.2.4) gunakan Lemma 4.2, dimana
%
" %£9
0 " %£ U
0 " ⋯" %£9
0
ℒ Ž e
%£e
.
Sehingga
untuk Ž diperoleh ø dan ( 2, maka
^
" £9
0 " £ U
0
ℒ Ž £
" 0 " U
0 .
" £9
0 " £ U
0
ℒ Ž ^
£
" 0 " U
0
9 .
^ 9 9 1 1
" "17 " " £
7 7
^ 9 9 1 1
< 7 7 1= " "1" " £
7
^ 1 1 9 9
< 7 7 1= 7 7 717 7 £
^ 1 1 ^
< 7 7 1= < 7 =< 7 7 1=,
1 1
7 .
1 1
ini adalah
ℒ £9 ℒ £9 } 7 ~
17 .
Jadi, solusi PDF (4.2.4) adalah
17 .
5. Selesaikan persamaan linier nonhomogen berikut
2 £e 9£e
Ž e
7 " 7 " , 4.2.5
ã 3"ø ã 2"ø
dengan syarat awal
0 0, 0 0 ø 3 1.
Jawab.
Selesaikan transformasi
Menggunakan transformasi Laplace diperoleh sebagai berikut
" 0 2 1 2 1
9£e ^£e
" £e
" 7 ^
" ,
2 e
2 e
1
e
7 ^
7 ^
" "
e
71 e
71
e
71 2 ^
"
2 1
^
" .
2
"
2!
" .
Jadi, solusi PDF (4.2.5) adalah
2. Untuk ø 1
"1
ℒ Že 9£e
.
e
71 e£9
e£9
.
e 71
Temukan invers Laplace untuk memperoleh solusi
Menggunakan Tabel 4.1, yaitu
Îe " e
.
Jadi, solusi PDF (4.2.6) adalah
Îe " e
.
7. Carilah solusi dari masalah nilai awal linier berikut
Že 7 1, 00ø31 4.2.7
dengan syarat awal 0 0.
Jawab.
Menemukan persamaan transformasi Laplace
Diketahui
Že 7 1.
Transformasi Laplace kedua sisi persamaan yang ada
ℒ Že ℒ 71 ,
gunakan Lemma 4.2 dan Tabel 4.1 untuk memperoleh solusi PDF (4.2.7).
Selesaikan transformasi
Menggunakan transformasi Laplace diperoleh sebagai berikut
" 0 1
9£e
7 ,
1
e
7
1
e
"
e
"1 £9
dan sifat turunan-turunan transformasi Laplace untuk memperoleh solusi PDF (4.2.8).
Untuk Že karena 1 0 ø 3 2, maka ( 2.
Selesaikan transformasi
Dengan menggunakan transformasi Laplace, diperoleh sebagai berikut
" £9
0 " £ U
0 8
" £e
"
" 9
0 " > U
0 8
" £e
" ,
8
" e
"
8
" e
"
8 £9
.
" e "
Temukan invers Laplace untuk memperoleh solusi
Menggunakan Lemma 4.4, yaitu
(7¦
1 b b
: " %
" ®
8
ℒ £9
} ~ e£1£9
ùù ¦ ® e£f ˆ%e
,
e 7 f 7 ã ¦ ø"ú 7 (71 ø"
%c> %c>
8 £ £9 £9
ùù ¦
ãQ 2 " ø ¦ 7 2 ( 7 1 " "1 R
%c> ®c>
(7¦
b b
: £e ®ˆ %
% ®
8
8 ùù ¦
ãQ 2 " ø ¦ 7 2 ( 7 1 7 1R
%c> ®c>
(7¦
b b
: £e ®ˆ %
% ®
8
8 ùù ¦ .
ãQ 2 " ø ¦ 7 2( 7 3R
%c> ®c>
ℒ U
"1 Q " 0 R " " U
.
ℒ "1 Q R " U
.
Selesaikan transformasi
Menggunakan transformasi Laplace
ℒ £9 dan L ℒ £9 ,
diperoleh sebagai berikut
ℒ Že " U
7 " 17 ℒ 0
L "É 0
9£e
" Q" " U
R7L "Q " U
R 0
L "É 0
9£e
7 7 U
7L " 7 U
0,
Diketahui
" sin 0
sin
ℒ ℒ sin
1
71
"2
U
,
71
maka ∗ menjadi
"2 "2
e
L " e£9
7 < =7L 7< = 0
71 71
2 72
e
71 L " e£9
"¨ © 0
71
2 eˆ9
ù ù "1 %ˆ®
¦71 ®
%c> ®c>
%eˆ9 %e
¨ 7 © 7 Îe " e
ãQ ( 7 1 ø 7 2¦ 7 3R ãQ ( 7 1 ø 7 2¦ 7 2R
b
® ¦
2 eˆ9
ù "1 l m
<n o 7 1= ®
Îe.eˆ®ˆ " e
7 Îe " e
2
®c>
sin .
Dimana 1∙2 menunjukkan bagian bilangan bulat dari nomor tersebut. Grafik untuk
berbagai nilai ø ditunjukkan pada Gambar 4.2.
Amalia, P. N. 2021. Kajian Dasar Masalah Nilai Awal Persamaan Diferensial Fraksional.
Skripsi. Jatinangor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Padjadjaran.
Bartle G. R. and Sherbert R. D. 2010. Introduction to Real Analysis (4rd edition). New York:
John Wiley and Sons, Inc.
Brunner, H. 2017. Volterra Integral Equation an Introduction to Theory and Application. New
York: Cambridge University Press.
Gradshteyn, I. and Ryzhik, I. 1980. Table of Integrals, Summ, and Products. New York:
Academic press.
Hashim, I., Abdulaziz, S. and Momani S. 2009. Homotopy Analysis Method for Fractional IVPs.
Commun. Nonlinear Sci. Numer. Simu, 14: 674-684.
Kazem, Z. 2013. Exact Solution of Some Linear Fractional Differential Equation by Laplace
Transform. International Journal of Nonlinear Science, 16 (1): 3-11.
Kimeu, Joseph. 2009. Fractional Calculus: Definition and Aplication. The Faculty of
Mathematics Western Kentucky University: Top Scholar.
Kiryakova, V. 1994. Generalized fractional calculus and applications. in: Pitman Res. Notes
Math. Ser. (vol. 301). New York: Longman-Wiley.
Kisela, Thomas. 2008. Fractional Differential Equation and Their Application. Thesis Faculty
Mechanical Engineering, Instititute Of Mathemathics, BRNO University of Technology.
Lakshmikantham, V. and Leela, S. 1969. Differential and Integral Inequalities. New York:
Academic P, Vol. 55-I.
Li, C. and Sarwar, S. 2016. Existence and continuation of solutions for caputo type fractional
differential equations. Electronic Journal of Differential Equations.
Miller, K.S. and Ross, B. 1993. An Introduction to the Fractional Calculus and Fractional
Differential Equations. New York: John Wiley and Sons.
Odibat, Z. and Momani, S. 2008. An Algorithm for The Numerical Solution Differential
Equatons of Fractional Order. J. Appl. Math. Informatics, 26: 15-27.
Odibat, Z. and Momani, S. 2008. Analytical Comparison Between the Homotopy Perturbation
Method and Variational Iteration Method for Differential Equations of Fractional Order.
International Journal of Modern Physics B, 22: 4041- 4058.
Saadatmandi, A. and Dehghan, M. 2010. A New Operational Matrix for Solving Fractional
Order Differential Equation. Comput. Math. Appl, 59: 1326-1336.
Subhan, M. 2017. Analisis Real 1. Padang: Fakultas Matematika dsan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padang.
Tang, K. 2007. Mathematical Methods For Engineers And Scientists. Berlin: Springer.
Whittaker, E.T. and Watson, G.N. 1927. A Course of Modern Analysis. Cambridge: Cambridge
Zurigat, M., Momanib, S. and Alawneha, A. 2010. Analytical Approximate Solutions of Systems
of Fractional Algebraic-Differential Equations by Homotopy Analysis Method. Comput.
Math. Appl, 59(2010): 1227-1235.
Penulis 1
Muhamad Deni Johansyah, Drs.,M.M. Lahir di Tasikmalaya, 14
Desember 1960 dan sekarang bertempat tinggal di Bandung Jawa Barat.
Penulis adalah Dosen Departemen Matematika Fakultas MIPA di Universitas
Padjajaran. Riwayat pendidikan formal yang telah ditempuh yaitu:
Pendidikan S1 pada Program Studi Matematika Universitas Padjajaran dan
Pendidikan S2 pada Program Pascasarjana Magsiter Manajemen di
Universitas Pasundan Bandung dan sekarang sedang melanjutkan Program
Studi Doktor Matematika Fakultas MIPA Universitas Padjajaran, penulis banyak melakukan
penelitian pada bidang Matematika dan Ekonomi salah satunya Penentuan Model Pertumbuhan
Ekonomi Dinamis dengan Menggunakan Kalkulus Fraksional. Saat ini beliau merangkap
menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Kemahasiswaan di Universitas Informatika dan
Bisnis Indonesia (UNIBI) Bandung.
Penulis 2
Herlina Napitupulu, M.Sc., Ph.D. lahir di Balikpapan pada 8 April 1988,
penulis adalah staf pengajar di Departemen Matematika FMIPA
Universitas Padjadjaran semenjak tahun 2017. Penulis pernah mengajar
mata kuliah: Matematika Komputasi, Analisis Kombinatorik, Geometri
Fraktal, Aljabar Linier Terapan, dan Pemodelan Matematika. Penulis
menyelesaikan pendidikan program Sarjana di Jurusan Matematika FMIPA
Universitas Padjadjaran pada tahun 2011, program Magister maupun Doktor di Faculty of
Science and Technology di Universiti Malaysia Terengganu berturut-turut pada 2013 dan 2017.
Bidang Penelitian yang menjadi minat penulis adalah kajian tentang Optimisasi Numerik,
Komputasi Matematika, Teori Graf, dan Aljabar Linier Terapan.