Pendidikan Kewarganegaraan
DOSEN PEMBIMBING
ABD AZIS
DISUSUN OLEH:
Yahya Aulia’ Abdillah
NIM :
1821700011
Secara singkat, kita dapat memahami ideologi sebagai suatu sara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Dengan adanya ideologi, maka cara berpikir seseorang akan lebih terarah dan
terstruktur. Terdapat macam-macam ideologi di dunia ini. Adanya ideologi tidak terlepas dari
hasil pemikiran banyak orang di dunia. Namun, ada beberapa pemikir yang terkenal karena
mempelopori berdirinya suatu ideologi.
Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan
konsep negara alamaiah" atau yang lebih dikenal dengan konsep State of Nature.[5] Namun
dalam perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak
belakang satu sama lainnya.[5] Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka
pahami itu sesungguhnya berbeda.[5] Hobbes (1588 – 1679) berpandangan bahwa dalam ‘’State
of Nature’’, individu itu pada dasarnya jelek (egois) – sesuai dengan fitrahnya.[5] Namun,
manusia ingin hidup damai.[5] Oleh karena itu mereka membentuk suatu masyarakat baru –
suatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-
haknya dari individu lain di mana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa).[5]
Sedangkan John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah
baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak
individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh
penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti
‘membeli kucing dalam karung’.[5] Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah
penguasa/pihak ketiga (Negara), di mana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi
Absolute sedangkan Locke, Monarki Konstitusional.[5] Bertolak dari kesemua hal tersebut,
kedua pemikir ini sama-sama menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi
individualisme.[5] Inti dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes adalah demi kepentingan
umum (masing-masing individu) meskipun baik atau tidaknya Negara itu kedepannya tergantung
pemimpin negara.[5] Sedangkan Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh
individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam” atau
hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.[5]
b. Adam Smith
Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi klasik merupakan dasar
sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro Djojohadikusumo, haluan pandangan yang
mendasari seluruh pemikiran mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber
pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogianya didasarkan atas
hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pemikir
ekonomi klasik adalah Adam Smith (1723-1790). Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan
ekonomi yang sangat luas, oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok
pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik, kedua,
perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang
manakah yang menentukan nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan
negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat.
Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar di mana kedudukan
manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik.
1. Amerika Serikat
jika kita bicara mengenai liberalisme, pasti negara pertama yang akan terpikirkan oleh kita
adalah negara Amerika Serikat. Negara ini memang terkenal degan kebebasannya yang luar
biasa dijunjung tinggi. dengan adanya kebebasan ini, negara Amerika Serikat memang terlihat
maju dan dikenal sebagai salah satu negara adidaya atau superpower.
Pemberlakuan liberalisme di negeri ini dapat dikatakan sebagai pemberlakuan liberalisme yang
paling murni. Artian dari paling murni sendiri yaitu kebebasan individu benar-benar terjamin.
2. Australia
Salah satu negara yang berada di bagian selatan bumi ini merupakan negara yang menganut
ideologi liberalisme di dunia. Penerapan ideologi liberalisme di negara ini hampir sama dengan
di negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan ideologi politik ini merupakan warisan dari para
pendatang asal benua Eropa.
Adanya liberalisme dapat terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduk negara ini. Mereka
merupakan masyarakat yang bebas namun tetap berada dalam lingkup peraturan perundang-
undangan. Di sisi lain, pemerintahan di negara ini juga menerapkan aspek kebebasan yang baik.
3. Jerman
Negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang selanjutnya yaitu negara Jerman.
Keberadaan dari ideologi liberalisme di negara ini semakin diperkuat dengan adanya Partai
Demokrat Liberal yang banyak mendominasi kursi parlemen Jerman. Penggunaan liberalisme
sebagai ideologi di negara Jerman mulai terjadi setelah runtuhnya tembok Berlin pada tahun
1989.
Di samping Bundestag (parlemen), anggota majelis federal diutus oleh negara bagian untuk ikut
serta dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang ada di tingkat federal. Prinsip ini
agak mirip dengan fungsi DPRD.
4. Inggris
Negara yang saat ini sedang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini merupakan salah satu negara
yang menganut paham liberalisme dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegaranya.
Pada awalnya, negara ini menggunakan sistem monarki absolut, dimana kekuasaan tertinggi ada
di tangan Raja yang menjabat dan tidak terdapat adanya batasan terhadap kekuasaan raja
tersebut.
Penggunaan sistem tersebut tentu menyebabkan rakyat hidup menderita (terutama jika raja
bersikap tirani). Maka dari itu, pada tahun 1215, muncullah Magna Charta yang menandai
pelaksanaan demokrasi dalam negara tersebut. setelah itu, terbentuk suatu parlemen (badan
pembuat hukum) yang memiliki tugas untuk membatasi kekuasaan raja dengan menyatakan
bahwa konstitusi memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan raja.
Liberalisme yang diselenggarakan oleh negara ini juga memiliki beberapa ciri khusus seperti
digunakannya konstitusi tidak tertulis, menggunakan sistem negara kesatuan, parlemennya terdiri
dari dua kamar (bicameral), tidak memiliki lembaga yudikatif yang sejajar, dan lain sebagainya.
5. Perancis
Negara yang menganut ideologi liberalisme yang selanjutnya yaitu negara Perancis. Seperti yang
telah dinyatakan sebelumnya, pahami ini lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis.
Dalam magna charta revolusi tersebut, terdapat sebuah istilah liberte atau kebebasan. Munculnya
paham ini tidak terlepas dari peran masyarakat yang sangat merasakan kepincangan dalam
penyelenggaraan negara. Kepincangan yang dimaksud ialah terpisahnya masyarakat menjadi tiga
golongan. Golongan pertama dan kedua (yaitu bangsawan dan orang kaya) memiliki banyak hak
namun hanya memiliki sedikit kewajiban. Sebaliknya, golongan ketiga (rakyat biasa) memiliki
begitu banyak kewajiban dengan hanya sedikit hak. Bisa ditebak bahwa Oleh sebab inilah,
terjadi pemberontakan oleh rakyat yang dicetuskan oleh Montesquieu, JJ. Rousseau, dan
Voltaire.
Di bawah pimpinan dari Napoleon Bonaparte, ideologi liberalisme mulai tersebar di seluruh
penjuru benua Eropa dan hingga kini eksistensinya senantiasa terjaga.
6. Jepang
Negara yang menganut ideologi liberalisme yang terakhir kita bahas dalam kesempatan ini ialah
negara Jepang. Hampir sama dengan praktek liberalisme di dunia barat, pelaksanaan liberalisme
di Jepang juga terlihat dari digunakannya sistem pemerintahan parlementer. Sistem parlementer
yang digunakan pun meniru apa yang digunakannya oleh negara Inggris, yaitu sistem dua kamar.
Perwujudan dari liberalisme di Jepang pun semakin diperkuat dengan adanya partai demokrasi
liberal yang telah menguasai parlemen di Jepang sejak tahun 1955 hingga saat ini. Jika di Jerman
nama parlemen disebut dengan Bunderstag, maka di Jepang parlemen dikenal dengan sebutan
kokkai. Kokkai terbagi menjadi dua, yaitu majelis tinggi dan majelis rendah.
Kedua majelis tersebut dipilih secara langsung dalam pemilu dengan sistem paralel. Berdasarkan
konstitusi Jepang. Kokkai merupakan lembaga kekuasaan tertinggi dan satu-satunya yang
berkuasa untuk membuat peraturan perundang-undangan.
Uraian yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan secara lengkap mengenai materi
negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang dapat penulis sampaikan kepada
pembaca dalam kesempatan yang indah kali ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca
dapat memahami secara lebih baik apa itu ideologi liberalisme dan negara yang mana saja yang
menganut ideologi tersebut. Perlu kita pahami bersama bahwa setiap ideologi yang ada di dunia
ini tidak akan pernah lepas dari lika liku kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
sampai jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah
pembaca dalam menjalani hidup.
a. Eropa
Albania
Azerbaijan
Belarus
Bulgaria
Bosnia Herzegovina
Jerman
Kroasia
Republik Ceko
Prancis
Italia
Finlandia
Kazakhstan
Romania
Rusia
San Marino
Swiss
Turkmenistan
b. Amerika Utara
Amerika Serikat
Meksiko
Molossia
c. Amerika Selatan
Argentina
Brasil
Bolivia
Chili
Kolombia
Peru
d. Afrika
Afrika Selatan
Benin
Burkina Faso
Burundi
Chad
Mesir
Republik Kongo
Pantai Gading
Jibuti
Senegal
e. Asia
Bangladesh
Filipina
India
Indonesia
Iran
Irak
Myanmar
Nepal (Sejak 28 Mei 2008, Nepal berganti sistem pemerintahan dari kerajaan ke republik)
Pakistan
Singapura
Timor-Leste
Yaman
Vietnam
Suriah
Palestina