Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

Pendidikan Kewarganegaraan

DOSEN PEMBIMBING
ABD AZIS

DISUSUN OLEH:
Yahya Aulia’ Abdillah
NIM :
1821700011

UNIVERSITAS NURUL JADID


PAITON PROBOLINGGO
FAKULTAS TEKNIK
PRODI REKAYASA PERANGKAT LUNAK
2020-2021
Bicara mengenai ideologi mungkin merupakan suatu hal yang tidak ada habisnya. Hal ini
dikarenakan adanya ideologi tidak akan pernah terlepas dalam segala segi hidup kita. Ideologi di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas dalam berpendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
Selain itu, ideologi juga memiliki arti paham, teori, dan tujuan yang merupakan suatu program
sosial politik.

Secara singkat, kita dapat memahami ideologi sebagai suatu sara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Dengan adanya ideologi, maka cara berpikir seseorang akan lebih terarah dan
terstruktur. Terdapat macam-macam ideologi di dunia ini. Adanya ideologi tidak terlepas dari
hasil pemikiran banyak orang di dunia. Namun, ada beberapa pemikir yang terkenal karena
mempelopori berdirinya suatu ideologi.

Pemikiran Tokoh Klasik dalam kelahiran dan perkembangan Liberalisme Klasik

a. John Locke dan Hobbes; konsep State of Nature yang berbeda

Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan
konsep negara alamaiah" atau yang lebih dikenal dengan konsep State of Nature.[5] Namun
dalam perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak
belakang satu sama lainnya.[5] Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka
pahami itu sesungguhnya berbeda.[5] Hobbes (1588 – 1679) berpandangan bahwa dalam ‘’State
of Nature’’, individu itu pada dasarnya jelek (egois) – sesuai dengan fitrahnya.[5] Namun,
manusia ingin hidup damai.[5] Oleh karena itu mereka membentuk suatu masyarakat baru –
suatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-
haknya dari individu lain di mana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa).[5]
Sedangkan John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa individu pada State of Nature adalah
baik, namun karena adanya kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak
individu akan diambil oleh orang lain sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh
penguasa sebagai pihak penengah namun harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti
‘membeli kucing dalam karung’.[5] Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah
penguasa/pihak ketiga (Negara), di mana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi
Absolute sedangkan Locke, Monarki Konstitusional.[5] Bertolak dari kesemua hal tersebut,
kedua pemikir ini sama-sama menyumbangkan pemikiran mereka dalam konsepsi
individualisme.[5] Inti dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes adalah demi kepentingan
umum (masing-masing individu) meskipun baik atau tidaknya Negara itu kedepannya tergantung
pemimpin negara.[5] Sedangkan Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh
individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam” atau
hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.[5]

b. Adam Smith

Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi klasik merupakan dasar
sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro Djojohadikusumo, haluan pandangan yang
mendasari seluruh pemikiran mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber
pada falsafah tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogianya didasarkan atas
hukum alam yang secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pemikir
ekonomi klasik adalah Adam Smith (1723-1790). Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan
ekonomi yang sangat luas, oleh Sumitro Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok
pemikiran. Pertama, haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik, kedua,
perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan-kekuatan yang
manakah yang menentukan nilai dan harga barang. Ketiga, pola, sifat, dan arah kebijaksanaan
negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat.
Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar di mana kedudukan
manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik.

Negara yang Menganut Ideologi Liberalisme di Dunia :

1. Amerika Serikat

jika kita bicara mengenai liberalisme, pasti negara pertama yang akan terpikirkan oleh kita
adalah negara Amerika Serikat. Negara ini memang terkenal degan kebebasannya yang luar
biasa dijunjung tinggi. dengan adanya kebebasan ini, negara Amerika Serikat memang terlihat
maju dan dikenal sebagai salah satu negara adidaya atau superpower.

Pemberlakuan liberalisme di negeri ini dapat dikatakan sebagai pemberlakuan liberalisme yang
paling murni. Artian dari paling murni sendiri yaitu kebebasan individu benar-benar terjamin.

2. Australia

Salah satu negara yang berada di bagian selatan bumi ini merupakan negara yang menganut
ideologi liberalisme di dunia. Penerapan ideologi liberalisme di negara ini hampir sama dengan
di negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan ideologi politik ini merupakan warisan dari para
pendatang asal benua Eropa.

Adanya liberalisme dapat terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduk negara ini. Mereka
merupakan masyarakat yang bebas namun tetap berada dalam lingkup peraturan perundang-
undangan. Di sisi lain, pemerintahan di negara ini juga menerapkan aspek kebebasan yang baik.

3. Jerman
Negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang selanjutnya yaitu negara Jerman.
Keberadaan dari ideologi liberalisme di negara ini semakin diperkuat dengan adanya Partai
Demokrat Liberal yang banyak mendominasi kursi parlemen Jerman. Penggunaan liberalisme
sebagai ideologi di negara Jerman mulai terjadi setelah runtuhnya tembok Berlin pada tahun
1989.

Adapun sistem pemerintahan parlementer yang merupakan tonggak dalam perkembangan


ideologi liberalisme mulai resmi digunakan pada tahun 1990. Negara Jerman terdiri dari 16
negara bagian yang setiap negara bagian tersebut memiliki parlemen, konstitusi, dan pemerintah
sendiri. Di sisi lain, kekuasaan negara yang tertinggi ada pada federasi.

Di samping Bundestag (parlemen), anggota majelis federal diutus oleh negara bagian untuk ikut
serta dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang ada di tingkat federal. Prinsip ini
agak mirip dengan fungsi DPRD.

4. Inggris

Negara yang saat ini sedang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini merupakan salah satu negara
yang menganut paham liberalisme dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegaranya.
Pada awalnya, negara ini menggunakan sistem monarki absolut, dimana kekuasaan tertinggi ada
di tangan Raja yang menjabat dan tidak terdapat adanya batasan terhadap kekuasaan raja
tersebut.

Penggunaan sistem tersebut tentu menyebabkan rakyat hidup menderita (terutama jika raja
bersikap tirani). Maka dari itu, pada tahun 1215, muncullah Magna Charta yang menandai
pelaksanaan demokrasi dalam negara tersebut. setelah itu, terbentuk suatu parlemen (badan
pembuat hukum) yang memiliki tugas untuk membatasi kekuasaan raja dengan menyatakan
bahwa konstitusi memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan raja.

Liberalisme yang diselenggarakan oleh negara ini juga memiliki beberapa ciri khusus seperti
digunakannya konstitusi tidak tertulis, menggunakan sistem negara kesatuan, parlemennya terdiri
dari dua kamar (bicameral), tidak memiliki lembaga yudikatif yang sejajar, dan lain sebagainya.

5. Perancis

Negara yang menganut ideologi liberalisme yang selanjutnya yaitu negara Perancis. Seperti yang
telah dinyatakan sebelumnya, pahami ini lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis.
Dalam magna charta revolusi tersebut, terdapat sebuah istilah liberte atau kebebasan. Munculnya
paham ini tidak terlepas dari peran masyarakat yang sangat merasakan kepincangan dalam
penyelenggaraan negara. Kepincangan yang dimaksud ialah terpisahnya masyarakat menjadi tiga
golongan. Golongan pertama dan kedua (yaitu bangsawan dan orang kaya) memiliki banyak hak
namun hanya memiliki sedikit kewajiban. Sebaliknya, golongan ketiga (rakyat biasa) memiliki
begitu banyak kewajiban dengan hanya sedikit hak. Bisa ditebak bahwa Oleh sebab inilah,
terjadi pemberontakan oleh rakyat yang dicetuskan oleh Montesquieu, JJ. Rousseau, dan
Voltaire.

Di bawah pimpinan dari Napoleon Bonaparte, ideologi liberalisme mulai tersebar di seluruh
penjuru benua Eropa dan hingga kini eksistensinya senantiasa terjaga.

6. Jepang

Negara yang menganut ideologi liberalisme yang terakhir kita bahas dalam kesempatan ini ialah
negara Jepang. Hampir sama dengan praktek liberalisme di dunia barat, pelaksanaan liberalisme
di Jepang juga terlihat dari digunakannya sistem pemerintahan parlementer. Sistem parlementer
yang digunakan pun meniru apa yang digunakannya oleh negara Inggris, yaitu sistem dua kamar.

Perwujudan dari liberalisme di Jepang pun semakin diperkuat dengan adanya partai demokrasi
liberal yang telah menguasai parlemen di Jepang sejak tahun 1955 hingga saat ini. Jika di Jerman
nama parlemen disebut dengan Bunderstag, maka di Jepang parlemen dikenal dengan sebutan
kokkai. Kokkai terbagi menjadi dua, yaitu majelis tinggi dan majelis rendah.

Kedua majelis tersebut dipilih secara langsung dalam pemilu dengan sistem paralel. Berdasarkan
konstitusi Jepang. Kokkai merupakan lembaga kekuasaan tertinggi dan satu-satunya yang
berkuasa untuk membuat peraturan perundang-undangan.

Uraian yang telah disampaikan di atas merupakan penjelasan secara lengkap mengenai materi
negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang dapat penulis sampaikan kepada
pembaca dalam kesempatan yang indah kali ini. Semoga dengan membaca artikel ini pembaca
dapat memahami secara lebih baik apa itu ideologi liberalisme dan negara yang mana saja yang
menganut ideologi tersebut. Perlu kita pahami bersama bahwa setiap ideologi yang ada di dunia
ini tidak akan pernah lepas dari lika liku kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
sampai jumpa pada kesempatan yang lain dan semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah
pembaca dalam menjalani hidup.

Daftar negara-negara Republik menurut benua

a. Eropa

Albania

Azerbaijan

Belarus

Bulgaria

Bosnia Herzegovina

Jerman
Kroasia

Republik Ceko

Prancis

Italia

Finlandia

Kazakhstan

Romania

Rusia

San Marino

Swiss

Turkmenistan

b. Amerika Utara

Amerika Serikat

Meksiko

Molossia

c. Amerika Selatan

Argentina

Brasil

Bolivia

Chili

Kolombia

Peru

d. Afrika

Afrika Selatan

Republik Afrika Tengah


Angola

Benin

Burkina Faso

Burundi

Chad

Mesir

Republik Kongo

Pantai Gading

Republik Demokrasi Kongo

Jibuti

Senegal

e. Asia

Uni Emirat Arab

Bangladesh

Republik Rakyat Tiongkok

Republik Tiongkok (Taiwan)

Filipina

India

Indonesia

Iran

Irak

Myanmar

Nepal (Sejak 28 Mei 2008, Nepal berganti sistem pemerintahan dari kerajaan ke republik)

Pakistan

Singapura
Timor-Leste

Yaman

Vietnam

Suriah

Palestina

Anda mungkin juga menyukai