Anda di halaman 1dari 9

Ekonomi dan Diversifikasi Media Massa

Formas Juitan Lase dan Adde Oriza Rio


Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Indonesia
Email: lase.formasjuitan@gmail.com dan addeoriza@gmail.com

Abstract:
This research tried to reveal how the process of diversification of mass media in Indonesia, particularly
the print media to electronic media and digital were influenced by the power of the capital. Logically, mass
media must expand to be able in media market. Because the media run by business logic, the media must be
eager to have a lot of media units through diversification strategies, to create capital accumulation. By using
the political economy theory, this study attempts to examine why the Media Group uses diversification and
how the diversification process was carried out. The results showed that the Media Group did the diversify as
a logical consequence of economic determinism to reap the benefits of advertising in the new media market
opportunities, the consequences of media ownership that makes the media as a political instrument, and the
consequences of the technological revolution that creates market opportunities for the segmented audience .

Keywords: diversification, economic determinism, media group

Abstract
Penelitian ini mencoba mengungkap bagaimana proses terjadinya diversifikasi media massa di Indone-
sia khususnya media cetak ke media elektronik dan digital yang dipengaruhi oleh kekuatan modal. Untuk bisa
bertahan di pasar media, maka secara logis sebuah media massa harus melakukan ekspansi. Karena media
berjalan berdasarkan logika bisnis, maka sebuah media akan berambisi untuk memiliki banyak unit media me-
lalui strategi diversifikasi, untuk menciptakan akumulasi modal. Dengan menggunakan Teori ekonomi politik
media, penelitian ini mencoba menelaah mengapa Media Group menggunakan diversifikasi dan bagaimana
proses diversifikasi itu dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Group melakukan diver-
sifikasi sebagai konsekuensi logis dari determinisme ekonomi untuk meraih keuntungan iklan dari peluang
pasar di media baru, konsekuensi kepemilikan media yang menjadikan media sebagai instrumen politik, dan
konsekuensi revolusi teknologi yang menciptakan peluang pasar yakni khalayak yang telah tersegmentasi.

Kata Kunci: diversifikasi, determinisme ekonomi, media group

Pendahuluan Persaingan media pun menjadi sangat ketat, se-


mentara media tidak hanya bisa hidup dari idealisme
Media massa kini tidak lagi dianggap sebagai
dan mengusung kepentingan publik, karenanya media
entitas tunggal institusi masyarakat, hal ini dipenga-
harus memiliki basis ekonomi yang kuat. Untuk dapat
ruhi oleh beberapa faktor di antaranya, (1) Perubahan
bertahan, media melakukan kreativitas ekspansi. Tren
media massa yang menjadi industri; (2) Perubahan
yang tampak adalah media melakukan spasialisasi
sistem politik yang turut mengubah kebijakan media;
baik dalam bentuk integrasi horizontal maupun inte-
dan (3) Dorongan revolusi teknologi yang turut me-
grasi vertikal (Mosco, 2009) dan dalam bentuk diver-
mengaruhi pertumbuhan dan penyebarluasan usaha
sifikasi (Noor, 2010).
media massa. Masuknya unsur modal, juga mengha-
Beberapa kelompok usaha media, seperti MNC
ruskan media massa memikirkan pasar demi mem-
Group, Bakrie Group, Trans Corporation, Jawa Pos
peroleh keuntungan, baik dari penjualan maupun dari
News Network, Media Group, dan Kompas-Gramedia
iklan.

15
JURNAL INTERAKSI, Vol III No.1, Januari 2014 : 15-23

Group tengah melakukan ekspansi horizontal, vertikal dalam menyebarluaskan unit usaha dan pengaruhnya
dan diversifikasi untuk memperkuat dan memperluas dalam pasar media serta masyarakat. Penelitian ini
jaringan medianya. diharapkan menjadi salah satu sumbangan pemikiran
Kompas-Gramedia Group sendiri menerapkan tentang pengaplikasian Teori Ekonomi Politik Media
horizontal dan vertikal dalam memperluas jaringan dalam bidang Ilmu Komunikasi. Secara praktis, hasil
medianya. Ia tidak hanya bergerak di bidang usaha penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
media di mana telah memiliki 9 suratkabar, 5 tab- pemikiran kepada pihak-pihak tertentu, baik di ling-
loid, 14 majalah, 3 radio dan 1 televisi, tetapi ia juga kungan universitas, pengambil kebijakan dan pen-
bergerak di bidang penerbitan buku, perusahaan per- gamat media terkait dengan persoalan yang tampak
jalanan wisata, hotel supermarket, asuransi, bank, in- selama ini dilakukan media massa melalui strategi
dustri periklanan, tambak udang, mebel rotan, pabrik diversifikasi untuk melakukan ekspansi media massa
tisu, perusahaan perfilman, dan lembaga pendidikan. di Indonesia.
Ini artinya, Kompas-Gramedia Group tidak hanya Sementara pada lingkup sosial, penelitian ini
melakukan perluasan usaha dalam core media saja, memberikan gambaran bahwa diversifikasi media
tetapi juga di luar core bisnis media. massa bisa menjadi hal yang positif dan juga negatif
Demikian juga dengan Media Indonesia di bagi masyarakat. Dengan banyaknya ragam pilihan
bawah holding Media Group yang melakukan spasial- media bagi masyarakat maka suguhan informasi juga
isasi ke bisnis lainnya di luar core bisnis media, tetapi semakin beragam. Masyarakat dapat bebas memilih
dalam core bisnis media, Media Indonesia konsisten apa saja yang dia inginkan dan tersedia. Tetapi, hal
melakukan diversifikasi ke media elektronik yaitu ini menjadi negatif jika diversifikasi media massa
Metro TV, kemudian ke media online yaitu www. ini hanya dimonopoli oleh satu pemilik saja, karena
mediaindonesia.com dan www.metrotvnews.com. dikelola di dapur yang sama. Sehingga infomasi yang
Dalam penelitian ini, penulis meneliti proses diversi- disuguhkan juga terbatas dan yang terjadi adalah ho-
fikasi yang dilakukan oleh korporasi Media Group, di mogenisasi konten. Hasil penelitian ini dapat dijadi-
mana diversifikasi menjadi strategi yang digunakan kan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi ma-
oleh manajemen media untuk meningkatkan peluang syarakat untuk lebih kritis dalam memilih dan melihat
usaha dan keuntungan. informasi yang disuguhkan oleh media-media terse-
Penelitian ini hanya berfokus pada bentuk-ben- but.
tuk pengambilan kebijakan manajamen Media Group
sendiri yang memilih melakukan diversifikasi sebagai Kerangka Pemikiran
strategi ekspansi medianya dibandingkan menggu- 1. Teori Ekonomi Politik Media
nakan strategi ekspansi lain seperti meger dan akui-
Menurut Mosco (2009:129) ekspansi media
sisi. Selain itu, penelitian ini juga akan dibatasi hanya
menghasilkan kekuatan yang lebih besar lagi dalam
pada bentuk diversifikasi pada core media. Penelitian
ini dilakukan ketika Media Group mulai melakukan mengendalikan masyarakat melalui sumber-sumber
ekspansi ke media elektronik, hingga merambah ke produksi media berupa teknologi, jaringan dan lain-
media online. nya. Selain itu tentunya juga profit bagi pengusaha.
Memang diakui bahwa industri komunikasi massa ti-
Berdasarkan latar belakang yang telah diurai-
kan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini dak menghindari tuntutan faktor ekonomi dan politik.
dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai Dalam pendekatan ekonomi politik media dapat dili-
berikut: Mengapa Media Group memilih diversifikasi hat bahwa faktor produksi, distribusi dan konsumsi
menjadi strategi ekspansinya? Bagaimana diversifi- media massa merupakan proses timbal balik yang ter-
us menerus dialami oleh setiap pelaku dan organisasi
kasi itu berlangsung? Bagaimana implikasi diversifi-
kasi yang dilakukan Media Group terhadap kepentin- media massa.
gan ekonomi dan politik? Menurut Mosco (2009), ada tiga entry point
dalam kajian ekonomi politik komunikasi yaitu ko-
Signifikansi Penelitian modifikasi, spasialisasi, dan strukturasi. Komodifikasi
berbicara tentang bagaimana upaya mengubah apapun
Dalam tataran akademis penelitian ini memba- menjadi komoditas atau barang dagangan sebagai alat
has bagaimana berlangsungnya diversifikasi di me- untuk mendapatkan keuntungan. Spasialisasi berkai-
dia massa yang digunakan sebagai strategi ekspansi tan dengan sejauh mana media mampu menyajikan

16
Formas Juitan Lase dan Adde Oriza Rio, Ekonomi dan Diversifikasi Media Massa

produknya di depan audiens dalam batasan ruang ratkabar, televisi dengan televisi menggabungkan
dan waktu. Pada taraf ini maka struktur kelembagaan kekuatan. Strategi ditujukan untuk memperluas pang-
media, menentukan perannya di dalam memenuhi ja- sa pasar dan merasionalisasi sumber daya dan keun-
ringan dan kecepatan penyampaian produk media di tungan skala ekonomi. Kedua, ekspansi secara verti-
hadapan khalayak. Sedangkan, strukturasi dijelaskan kal, melalui merger yakni dua atau lebih perusahaan
sebagai proses di mana struktur sosial saling ditegak- media yang berlainan jenisnya, namun berkaitan satu
kan oleh para agen sosial, dan bahkan masing-masing sama lain, misalnya suratkabar dengan percetakan se-
bagian dari struktur mampu bertindak melayani ba- hingga lebih terintegrasi. Dengan terintegrasi usaha
gian yang lain. Strukturasi menjelaskan tentang relasi media secara vertikal mulai dari hak cipta, biaya
ide antaragen masyarakat, proses sosial dan praktik produksi, distribusi, ritel hingga format output, men-
sosial. Namun, dalam penelitian ini untuk menguji jadi berkurang. Selain itu, juga memberikan peluang
proses penyebarluasan usaha sebagai strategi kebi- bagi perusahaan untuk mengontrol seluruh akses pas-
jakan media yang digunakan adalah spasialisasi. ar. Ketiga, ekspansi secara diagonal atau lateral adalah
ekspansi terjadi ketika perusahaan media melakukan
2. Diversifikasi, Spasialisasi dan Teknologi diversifikasi ke bidang bisnis baru seperti dari media
Penyebarluasan usaha media dilakukan karena cetak ke media elektronik atau kedua-duanya melaku-
adanya ruang dan waktu yang tersedia sebagai pelu- kan diversifikasi ke media baru.” Dalam penelitian
ang untuk memperluas usaha. Ruang dan waktu ini ini, yang digunakan adalah konsep diversifikasi yang
dalam bahasa Mosco disebut spasialisasi. Mosco, kemukakan oleh Henry Faisal Noor.
(2009: 159) menjelaskan bahwa spasialisasi adalah
“The process of overcoming the constraints of space Metode Penelitian
and time in social life”. Sementara, seorang sosiolog Penelitian ini menggunakan pendekatan kuali-
Prancis, Henri Levebfre (dalam Mosco, 2009:157) tatif. Pemilihan informan dilakukan dengan menggu-
berpendapat bahwa spasialisasi adalah “The institu- nakan purposive sampling. Informan dalam penelitian
tional extension of corporate power in the commu- ini adalah Direktur Pemberitaan di Media Indonesia
nication industry”. Bahwa spasialisasi merupakan yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Redaksi
proses perpanjangan institusional media melalui ben- Media Group. Selain itu, sumber data primer yang lain
tuk korporasi dan besarnya badan usaha media. didapatkan dari hasil wawancara dengan pengamat
Mosco menjelaskan bahwa ukuran badan usaha media yaitu Ade Armando yang juga mantan anggota
media dapat bersifat horizontal maupun vertikal. In- KPI. Data primer diperoleh dari hadil wawancara
tegrasi horizontal diartikan ketika pengusaha media mendalam (In-Depth Interview), dan data sekunder
membeli atau menggabungkan berbagai jenis media menggunakan bahan dari dokumen, surat kabar, ma-
dalam satu kontrol kepemilikan. Ciri tipikal integrasi jalah. Analisis data yang digunakan adalah analisis
ini adalah pembelian yang dilakukan pemilik media data kualitatif dari Miles dan Huberman yang terdiri
konvensional seperti suratkabar terhadap televisi dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan
maupun media online. Artinya, bentuk badan usaha yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesim-
media tersebut adalah bentuk-bentuk konglomerasi, pulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16).
dan monopoli. Sementara proses spasialisasi yang
bersifat vertikal adalah proses penyebarluasan usaha Hasil Penelitian dan Pembahasan
media antara induk perusahaan dan anak perusahaan- Media Indonesia sebelumnya adalah milik Teu-
nya yang dilakukan dalam satu garis bisnis untuk ku Youslah Syah yang didirikan pada tahun 1969,
memperoleh sinergi, terutama untuk memperoleh dan mulai terbit pada tanggal 19 Januari 1970 den-
kontrol dalam produksi media (Mosco, 2009:159). gan jumlah empat halaman. Tetapi, tidak lama kemu-
Sementara, menurut Henry Faisal Noor (2010: dian, Media Indonesia mengalami persoalan keuan-
85) menjelaskan penyebutan lain atas bentuk-bentuk gan yang berat. Pada saat itulah, Surya Paloh yang
spasialisasi yang dilakukan oleh media massa, yakni juga sedang mencari SIUPP baru untuk suratkabarnya
dalam bentuk horizontal, vertikal dan diversifikasi. Prioritas yang diberedel pada tanggal 29 Juni 1987,
“Pertama, ekspansi secara horizontal, melalui merger menyuntikkan dana ke Media Indonesia dari perusa-
yakni dua atau lebih perusahaan media yang sejenis, haannya PT Surya Persindo. Media Indonesia kemu-
misalnya radio dengan radio, suratkabar dengan su- dian menjalin kerja sama dengan Surya Paloh sebagai

17
JURNAL INTERAKSI, Vol III No.1, Januari 2014 : 15-23

salah satu pemiliknya. Sejak Media Indonesia ditan- Konsekuensi Determisme Ekonomi: Ruang Baru
gani oleh tim manajem Surya Paloh di bawah payung sebagai Pasar Baru
PT Citra Media Nusa Purnama, visi dan misi yang Pada tahun 1998 ketika jatuhnya rezim Orde
diusung tidak bisa dipisahkan dari andil Surya Paloh. Baru yang menandai era reformasi itulah yang mem-
Antara Prioritas dengan Media Indonesia memiliki beri peluang bagi Media Group untuk melakukan di-
kesamaan alih-alih Media Indonesia adalah Prioritas versifikasi usahanya lagi. Pada masa itu ratusan surat
yang hidup kembali dengan wajah baru. kabar dan beberapa stasiun televisi mulai bermuncu-
Pada tahun 1985, Surya Paloh melebarkan lan. Diversifikasi ini dilakukan untuk memenangkan
sayap usahanya di bisnis percetakan dengan mendiri- pertarungannya di pasar media agar tidak tersingkir
kan PT Surya Persindo, di bawah payung inilah Pri- dari para kompetitor media lainnya yang juga terus
oritas berkembang menjadi suratkabar yang cukup melakukan ekspansi. Peluang yang dihadirkan oleh
gemerlap pada saat itu. Namun setelah Prioritas di- situasi politik yang memungkinkan untuk memiliki
beredel, Surya Paloh tetap berkiprah ke bisnis media banyak media juga menjadi sebuah peluang yang san-
ini dengan menjalin kerja sama pada bulan Januari gat baik. Dan pada saat itu, Media Group melihat tele-
1988 dengan penerbit majalah hiburan yang sirku- visi menjadi peluang utama yang bisa mendatangkan
lasinya mencapai 12.000 yaitu Majalah Vista. Setelah keuntungan yang lebih besar, sementara medium lain
menyuntikkan dana sebesar Rp 11,5 miliar, Surya seperti media online, pergerakannya belum semasif
Paloh memulai diversifikasi pertamanya dengan sekarang ini. Hal ini terbukti dengan strategi ekspansi
menjadikan Majalah Vista menjadi Vista TV. Seiring yang dilakukan oleh Media Indonesia di bawah Me-
berkembang usaha medianya, Surya Paloh akhirnya dia Group yang melakukan ekspansi diagonal atau di-
menemukan SIUPP baru dari suratkabar yang didiri- versifikasi pada media elektronik dengan mendirikan
kan oleh Teuku Yousli Syah, Media Indonesia. Pada Metro TV pada 2000.
tanggal 11 Maret 1989, Media Indonesia diluncurkan Dalam sisi ekonomi, diversifikasi menjadi pent-
dengan posisi Surya Paloh sebagai direktur utaman- ing untuk dilakukan mengingat peluang pasar yang
ya. Manajemen Media Indonesia membuat beberapa bisa mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda
strategi untuk memimpin pasar media, yaitu dengan dari tarif iklan. Dengan memiliki banyak media yang
menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan saling bersinergi maka biaya produksi lebih efesien,
taksi, dan menggarap pembeli impulsif di jalan-jalan. dan keuntungan menjadi bertambah. Pelipatgandaan
Kurang lebih 20 bulan, strategi tersebut menuai hasil keuntungan menjadi salah satu tujuan dilakukannya
dengan meningkatnya jumlah sirkulasi yang menca- diversifikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanley
pai 85.000 per hari (Hill, 2011:111). J. Baran dan Dennis K. Davis (2012:49) yang men-
Bersama PT Surya Persindo, Surya Paloh telah gatakan: “To survive, older media corporations are
memulai diversifikasi usahanya ke media eletronik forced into cutthroat competition with each other and
yaitu Vista TV. Tidak puas dengan itu, ia kemudian with the companies that use new technology to deliv-
melakukan ekspansi vertikal ke penerbitan di daerah. er content to audiences. Most corporations control-
Di tahun 1989-1990, ia menanamkan modal berben- ling network television have already diversified their
tuk asistensi redaksional dan manajemen terhadap 10 holdings and purchased companies that operate the
penerbitan lokal di Banda Aceh (mingguan Peristiwa new media.”
dan Aceh Pos), di Medan (harian Mimbar Umum), di Media Group menunjukkan secara terbuka
Padang (harian Semangat), di Palembang (Sumatera bahwa motif utama dilakukannya diversifikasi usaha
Express), di Sumatera Selatan (harian Lampung Pos), medianya adalah untuk kepentingan ekonomi. Secara
di Bandung (harian Gala), di Yogyakarta (harian Yog- umum, diversifikasi dilakukan tidak sekedar me-
ya Post), di Pontianak (Dinamika Berita), di Manado menuhi kebutuhan ekonomi tetapi lebih kepada profit
(Cahaya Siang), dan di Denpasar (Nusa Tenggara, oriented. Diversifikasi ke media televisi seperti yang
lebih dikenal dengan nama Nusa) (Hill, 2011:112). diprediksi oleh Media Group akan perolehan iklan
Di antara media yang ia suntikkan dana, hanya yang lebih tinggi, menunjukkan pendapatan iklan
Lampung Pos yang bertahan, dimana posisinya seka- bersih di Indonesia merupakan salah satu yang ter-
rang berada di bawah payung Media Group. Semen- tinggi di Asia. Dan pendapatan tersebut terus bertam-
tara yang lain gagal tercapai, meskipun Surya Paloh bah setiap tahun, dengan jumlah terbesar datang dari
telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 100 juta per bu- industri pertelevisian.
lan untuk semua suratkabar tersebut (Hill, 2011:112).
18
Formas Juitan Lase dan Adde Oriza Rio, Ekonomi dan Diversifikasi Media Massa

Media Group tidak bisa memungkiri diversi- Hal ini sesuai dengan gagasan Saverin dan Tan-
fikasi yang dilakukan adalah untuk mencari pasar kard (2011:433) yang menjelaskan bahwa gagasan
baru. Ini berarti bahwa peluang pasar media cetak sinergi atau ide yang menumbuhkan interaksi antara
semakin sempit karena persaingan dengan grup me- kegiatan tambahan yang diperoleh atau karena dilaku-
dia lain. Tentu juga dipengaruhi oleh menjamurnya kannya diversifikasi, merger dan akuisi akan menim-
media-media ‘baru’. Meskipun Metro TV mengklaim bulkan peningkatan efek gabungan. Secara kritis, hal
dirinya sebagai satu-satunya televisi berita (news ini tidak hanya dilihat sebatas sinergitas, tetapi mern-
television) pelopor pertama pada industri pertelevi- jadi salah satu faktor pendorong yang memunculkan
sian Indonesia, persaingan televisi berita sekarang ini komodifikasi konten seperti yang diyakini Murdock
sudah mulai terasa dengan kehadiran TV One milik (1997) bahwa dalam sistem budaya yang dibangun
Bakrie Group. Televisi yang telah hadir sebelumnya, di sekitar sinergi tidak berarti berbeda, hal tersebut
seperti RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar dan TPI adalah berarti komoditas dasar yang sama muncul di pasar
televisi komersial dan lebih mengedepankan program yang berbeda dan dalam bentuk yang seragam (dalam
hiburan. McQuail, 2011:259).
Pendapatan terbesar Metro TV berasal dari Setelah melakukan diversifikasi ke media elek-
iklan. Ini berarti, Metro TV sebenarnya sangat meng- tronik, Media Group terus merambah ke media on-
gantungkan diri dari perolehan iklan untuk bisa me- line dengan menerbitkan mediaindonesia.com dan
menuhi kebutuhan ekonominya serta biaya produksi metrotvnews.com. Gagasan McLuhan bahwa media
dan distribusi. Karena itu diversifikasi menjadi jelas baru sering memanfaatkan media lama di mana isinya
sebagai konsekuensi logis bagi Media Group sema- (konten) juga dapat diterapkan pada internet. Beber-
ta-mata untuk memperoleh keuntungan dari iklan. apa penulisan telah mendokumentasikan kecenderun-
Selain untuk mencari keuntungan dari iklan, tujuan gan suratkabar online untuk mengemas kembali ma-
diversifikasi juga dilakukan untuk mengefesiensi bi- teri-materi dari suratkabar cetak (Gubman dan Greer,
aya produksi serta memperluas kekuasaan dan pen- 1997; Tandkard dan Ban, 1998 dalam Werner J. Sev-
garuhnya di pasar media. Diversifikasi yang dilaku- erin, 2009:458). Inilah yang dipraktekkan oleh Media
kan oleh Media Group adalah semata-mata karena Group dalam melebarkan sayap dan meraih segmen-
konsekuensi logis dari determinisme ekonomi yang tasi baru yaitu pasar media baru, di mana sekarang ini
mendesak atas persaingan dalam kontestasi pasar jumlah pengguna internet semakin meningkat. Pada
media, sehingga ketika media melakukan ekspansi tahun 2011, dari 238.600.000 jiwa penduduk Indone-
bisa dipastikan akan terus melakukan aktifitas-akti- sia sebanyak 39.600.000 jiwa atau sekitar 16,5 persen
fitas yang mengefesiensi biaya produksi baik dengan penduduk telah menjadi pengguna internet. Jumlah
melakukan komodifikasi konten maupun sinergi-sin- tersebut diperkirakan akan semakin meningkat den-
ergi program media yang mengarah pada perolehan gan semakin banyaknya wilayah di Indonesia yang
iklan yang berlipat ganda. terakses jaringan internet (Kominfo, 2011).
Media Group memperluas bisnisnya dengan Jumlah pengguna internet yang mencapai 16,5
masuk ke ranah media lain untuk memastikan bahwa persen penduduk Indonesia itu yang diperebutkan
medianya bisa tetap eksis pada persaingan di bisnis oleh para pengelola media online. Bisa dikatakan pas-
media ini dan dapat memiliki cakupan bisnis yang ar media baru memiliki biaya produksi yang rendah,
lebih luas. Kemudian, pakem permainan bisnis dip- sementara keuntungan yang dihasilkan dari iklan leb-
raktekkan di mana produksi massal dari konten di- ih besar, apalagi yang memiliki sinergi dengan media
gunakan ke semua unit media untuk menjaga biaya cetak dan media elektronik seperti Media Indonesia
produksi secara keseluruhan tetap rendah. Dengan dan Metro TV.
demikian, program-program yang ada di Media In-
donesia juga dapat ditayangkan di Metro TV dan di Konsekuensi Kepentingan Pemilik: Pemanfaatan
media onlinenya, baik www.mediaindonesia.com Media sebagai Instrumen Politik
maupun www.metrotvnews.com, akibatnya diversity Tujuan lain dari strategi diversifikasi ini adalah
of content menjadi hilang karena hanya menayangkan tentu untuk kepentingan agenda politik pemilik me-
konten yang sama di media yang berbeda. Padahal, dia. Altschull (1984) mengatakan bahwa pemilik
diversity of content merupakan suatu hal yang penting media sangat menentukan sifat media. Konten me-
dalam mempertahankan fungsi media untuk kepent- dia selalu mencerminkan kepentingan mereka yang
ingan publik.
19
JURNAL INTERAKSI, Vol III No.1, Januari 2014 : 15-23

membiayainya (dalam McQuail, 2011:254). bunyikan informasi yang mungkin penting bagi pub-
Tidak sedikit dari pemberitaan Media Indone- lik. Kita melihat saat ini, bagaimana pemilik media
sia, Metro TV, dan media onlinenya memberikan ru- menggunakan medianya sebagai alat untuk menyam-
ang lebih banyak terhadap berita-berita menyangkut paikan kepentingan-kepentingannya. Situasi ini se-
kepentingan Surya Paloh. Berita mengenai Partai Na- makin memburuk ketika pemilik media juga menjadi
sional Demokrat yang sekarang ini sedang memekar- politisi dan menggunakan media sebagai alat kam-
kan diri ke daerah-daerah menjadi salah satu agenda panye politik untuk mempengaruhi opini publik, dan
politik yang menggunakan media tersebut sebagai ini mempengaruhi netralitas dari media. Hal ini men-
instrumennya. dukung mereka untuk memaksimalkan tingkat profit
Jika merunut seperti yang dikatakan oleh Nim- mereka, sementara mereka tidak terlalu peduli dengan
mo, bahwa efek penggambaran realitas politik oleh faktor-faktor lain seperti keadaan sosial, lingkungan,
media massa pertama-tama, berkenaan dengan citra kebudayaan dan lain-lain.
suatu kekuatan dan atau para aktor politik, tetapi se-
lanjutnya diyakini berpengaruh pada kehidupan poli- Konsekuensi Revolusi Teknologi: Terciptanya
tik secara nyata (Nimmo dalam Hamad, 2004:30). Ruang Baru
Meskipun tidak diakui secara terang-terangan, tetapi
pola pemberitaan Media Indonesia, Metro TV dan Perkembangan teknologi komunikasi juga men-
media onlinenya menunjukkan secara gamblang ke- jadi faktor pendorong dilakukannya diversifikasi unit
pentingan Surya Paloh sangat dominan. Keberanian media. Perkembangan teknologi yang diikuti oleh pe-
melakukan diversifikasi usaha media dimana mer- rubahan-perubahan sosial serta hadirnya ruang baru
ambah ke media elektronik adalah salah satu wujud dalam hal ini khalayak di media baru—menjadi se-
dukungan kekuatan politik bagi Surya Paloh. Melihat buah peluang usaha untuk melakukan morfosis. Me-
posisi Surya Paloh sebagai pemilik tunggal Media dia Group melakukan diversifikasi ke media eletronik
Group, latar belakangnya sebagai seorang pengusaha dan media online sekarang ini semata-mata karena
dan politisi dapat diuraikan bahwa sebagai pendiri menjadi keharusan bagi setiap media, kalau tidak
sekaligus Pemimpin Umum Partai Nasional De- maka ia akan tertinggal karena tersaingi oleh kom-
mokrat memiliki relasi erat dengan sejumlah pember- petitor lain yang juga masif membuka media online.
itaan Media Indonesia, Metro TV maupun di media Fidler telah mengungkapkannya, bahwa media berev-
onlinenya dalam pemberitaannya. Dan jelas bahwa olusi menuju daya tahan hidup yang lebih tinggi dalam
Surya Paloh menggunakan medianya untuk kepent- sebuah lingkungan yang selalu berubah (dalam Sev-
ingan agenda politiknya. Padahal ketika bicara media erin Tankard, 2011:459). Lingkungan yang dimaksud
massa, meskipun hal itu tidak bisa dilakukan, apalagi Fidler adalah masyarakatnya yang berangsur-angsur
menyangkut televisi karena ia menggunakan frekue- beralih ke masyarakat informasi yang peka terhadap
nsi yang adalah milik publik dan lebih penting lagi, perkembangan teknologi dan menggunakannya untuk
televisi-televisi yang bersiaran ini memiliki tugas un- mengakses informasi.
tuk kepentingan publik, sehingga mereka seharusnya Dalam pandangan Winston (dalam Fidler, 2003:
mempertimbangkan dalam memproduksi informasi 29) juga mengatakan akselerator yang mendorong
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. perkembangan berbagai teknologi media baru adalah
Dalam pandangan Westerstahl, media massa kebutuhan sosial yang muncul akibat perubahan
berkewajiban untuk menyediakan pasokan yang me- (supervening social necessities). Ini dipahami seb-
nyeluruh atas berita yang relevan dan objektif dalam agai “hubungan timbal balik antara masyarakat dan
artian memiliki bentuk yang faktual, akurat, jujur, teknologi”. Kebutuhan ini berasal dari kebutuhan
utuh, dan jujur terhadap realitas, dan dapat diandalkan perusahaan, tuntutan akan teknologi lain, penetapan
dalam artian dapat diperiksa dan memisahkan antara regulasi/hukum, dan kekuatan-kekuatan sosial. Se-
fakta dan opini. Informasi harus berimbang dan adil lain itu, t������������������������������������������
eknologi komunikasi tidak bisa dipisahkan
(tidak memihak), melaporkan sudut pandang alterna- dengan proses industrialisasi. Seluruh alasan ekono-
tif dan penafsiran dengan acara yang sedapat mung- mi dalam industri mendapatkan alat untuk semakin
kin tidak sensasional atau bias (McQuail, 2011:224). memantapkan posisi ekonomi dalam teknologi (Al-
Ini jelas menunjukkan telah merebut kesempa- baran, 1996:37).
tan publik untuk memahami dunia yang sebenarnya Perkembangan media online sekarang ini men-
(Badgikian, 2004: xviii). Dengan begitu, ia menyem- galami peningkatan yang sangat masif. Asosiasi Peny-
20
Formas Juitan Lase dan Adde Oriza Rio, Ekonomi dan Diversifikasi Media Massa

edia Jasa Internet Indonesia (APJII) melaporkan ba- nya masing-masing maka seharusnya satu peristiwa
hwa angka pengguna internet meroket dari setengah yang diliput oleh tiga jurnalis pasti akan menghasilk-
juta pada tahun 1998 menjadi 4,5 juta di tahun 2002 an berita yang berbeda, sehingga berita dan informasi
– naik sebesar 770%; dan hampir menjadi dua kali tersebut semakin kaya untuk bisa diakses oleh ma-
lipat dari 16 juta pada tahun 2005 ke 31 juta di tahun syarakat. Apa yang dikhawatirkan oleh Lowry Mays
2010 (APJII, 2010). Kementerian Komunikasi dan menjadi terbukti dengan tren konsentrasi tersebut. Ia
Informasi bahkan melaporkan angka terakhir peng- mengatakan kita tidak berada di dalam bisnis media
guna Internet mencapai 45 juta atau 18% dari total yang menyediakan berita dan informasi. Kita hanya
penduduk (Kominfo, 2011). berada dalam bisnis yang menjual produk kepada
konsumen (Higtower 2004 dalam Baran, 2012:59).
Diversifikasi Sebagai Upaya Penetrasi Pasar Akibatnya Media Indonesia, Metro TV tidak lagi
Morfosis yang dilakukan oleh Media Group berfungsi untuk menyediakan informasi berkualitas
melalui strategi diversifikasi adalah sebuah konseku- kepada publik, tetapi lebih kepada bagaimana konten
ensi logis ketika media dilihat dalam logika bisnis, yang dikemas bisa dikomparasikan guna efesiensi bi-
kepentingan pemilik dan dorongan teknologi. Ketiga aya produksi dan bagaimana bisa mendapatkan keun-
faktor tersebut memiliki hubungan timbal balik yang tungan yang bersinergi dari iklan.
erat terhadap ruang dan peluang yang hadir di masy- Ketiga, makin sempitnya ruang kebebasan pers
arakat Indonesia yang semakin mengalami peningka- karena konsentrasi kepemilikan. Kebebasan media
tan terhadap akses informasi. massa itu adalah hasil perjuangan untuk digunakan
Dampaknya terhadap masyarakat juga harus sebagaimana fungsinya sebagai mata telinga ma-
diakui. Perkembangan teknologi menjadikan kha- syarakat dalam memperoleh informasi objektif, jujur,
layak semakin terfragmentasi, segmennya semakin berimbang dan tidak memiliki kepentingan terhadap
dibatasi menjadi lebih sempit (Baran, 2012:63) ber- kelompok atau individu tertentu termasuk terhadap
dasarkan karakteristik media massanya. Hal ini yang pemilik media. Tetapi, kenyataannya berbanding ter-
kemudian menjadikan pengusaha media berambisi balik. Pengaruh Surya Paloh tidak bisa dipisahkan
untuk memiliki semua jenis media massa dalam kon- dalam setiap agenda setting ketiga jenis media ters-
teks menjangkau segmen-segmen masyarakat yang beut. Secara terbuka Media Indonesia, Metro TV dan
terfragmentasi tersebut. Tentu hal ini tidak lepas dari media online digunakan sebagai instrumen agenda
logika bisnis yang kemudian mendorong peman- politik Surya Paloh baik dalam pemberitaan Partai
faatan secara maksimal berbagai sinergitas baik isi Nasional Demokrat maupun terhadap lawan-lawan
media, iklan maupun biaya produksi yang kemudian politiknya seperti Aburizal Bakrie dalam kasus Lap-
memunculkan yang namanya konvergensi. indo. Akibatnya ketidakberimbangan tersebut mem-
bawa implikasi kepada masyarakat yang akhirnya
Dampak Ekonomis dan Politik mendapatkan informasi yang tidak akurat dan tidak
berimbang dan hal ini bisa berpengaruh ke hal yang
A.J. Liebling seorang kolumnis veteran New paling buruk dalam pembentukan opini publik.
Yorker pada sebuah majalah sering menyatakan bah-
wa kebebasan pers dijamin hanya bagi mereka yang Penutup
memilikinya (Baran, 2012:410). Pernyataan tersebut
sekaligus menegaskan penelitian ini bahwa ekspansi Simpulan
yang dilakukan oleh media massa membawa dampak Media Group untuk bisa bertahan di pasar media,
besar bagi masyarakat. Akibatnya, tren ekspansi me- maka logikanya harus melakukan ekspansi. Strategi
dia massa membawa konsekuensi ke arah konsentrasi yang paling logis digunakan adalah strategi diversi-
kepemilikan media yang dapat merugikan masyara- fikasi, karena Media Group tergolong korporasi yang
kat. Pertama, terjadinya keseragama program Media kecil, sehingga tidak memungkinkan untuk memilih
Indonesia, Metro TV dan media onlinenya. Kedua, akuisisi. Diversifikasi ini kemudian oleh pemiliknya
menurunnya kualitas konten, karena informasi dan digunakan sebagai instrumen politik, karena paham
berita yang ditayangkan seragam. Maka tidak ada bahwa media mempunyai kekuatan politik untuk me-
sumber berita yang bisa menjadi pembanding untuk mengaruhi publik. Pengaruh pemilik media ini me-
diakses oleh masyarakat. Padahal jika ketiga jenis me- mang tidak bisa dielakkan oleh para pekerja di dalam
dia itu bisa bekerja berdasarkan kebijakan newsroom- media itu sendiri, meskipun secara tidak langsung
21
JURNAL INTERAKSI, Vol III No.1, Januari 2014 : 15-23

disampaikan atau ikut dalam rapat-rapat redaksi, teta- tertentu. Media massa yang dijadikan sebagai instru-
pi kepentingan pemilik itu akan secara tidak langsung men politik juga seharusnya dilarang, sehingga kont-
dapat diterjemahkan melalui pemberitaannya. en media massa tidak hanya disuguhi oleh kampanye-
Perkembangan teknologi menjadikan khalayak kampanye terselubung pemilik media. Kemudian,
semakin tersegmentasi. Segmentasinya semakin di- homogenitas atau keseragaman isi media akibat di-
batasi menjadi lebih sempit berdasarkan karakteristik versifikasi juga membawa dampak negatif bagi pub-
media massanya. Hal ini yang kemudian menjadikan lik karena itu media massa seharusnya kembali pada
Media Group berambisi memiliki semua jenis media fungsi utamanya yaitu bertugas untuk kepentingan
massa dalam konteks menjangkau segmen-segmen publik—menjalankan fungsi budaya, politik, sosial
masyarakat yang tersegmentasi tersebut, berdasar- dan ekonomi dalam ukuran yang seimbang.
kan logika bisnis yang kemudian mendorong peman-
faatan secara maksimal berbagai sinergitas baik isi Daftar Pustaka
media, iklan maupun biaya produksi yang kemudian Albaran, Alan, B. (1996). Media Economic: Under-
memunculkan yang namanya konvergensi. standing Markets industries and conscepts. USA,
Iowa State University Press.
Saran Bagdikian, B. (2004). The New Media Monopoly.
Sesuai dengan paradigma ekonomi politik kritis Boston, Beacon Press.
yang digunakan dalam penelitian ini, ditemukan bah- Baran, Stanley J. (2012). Pengantar Komunikasi
wa media massa tidak lagi murni sebagai mata telinga Massa Melek Media dan Budaya, (terj. oleh S.
masyarakat dalam memberitakan suatu informasi dan Rouli Manalu, Introduction to mass Communica-
berita tetapi lebih mengedepankan motif ekonomi, in- tion Media Literacy and Culture, 2008). Jakarta,
strumen agenda politik pemilik media yang tampak. Penerbit Erlangga.
Sehingga, hasil penelitian ini membuktikan bahwa Fidler, Roger. (2003). Mediamorfosis: Memahami
diversifikasi yang dilakukan oleh Media Group di- Media Baru, (terj. oleh Hartono Hadikusumo,
peruntukkan untuk dapat bertahan dalam kontestasi Mediamorfosis: Understanding New Media), Ce-
pasar media itu sendiri. Karena itu, penelitian ini takan ke-1. Yogyakarta, Bentang Budaya.
dapat disarankan menjadi salah satu upaya untuk me- Golding, Peter dan Murdock, Graham. (1997). The
mahami sekaligus dapat digunakan sebagai acuan un- Political Economy of a Media. USA, Edward El-
tuk melakukan penelitian dalam memetakan industri gar Publishing.
media massa di Indonesia. Hill, David T, 2011. Pers di Masa Orde Baru. Jakarta,
Dewan redaksi memiliki otoritas yang tinggi Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
dalam menentukan kebijakan pemberitaan dalam hal- McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa.
hal yang praksis, tetapi meskipun demikian tidak bisa Edisi keenam. Jakarta, Salemba Humanika.
dihindari bahwa pengaruh pemilik media dalam me- Miles, B. Matthew dan Huberman, A.Michael. (1992).
nentukan arah dan sifat media sangat dominan. Dari Analisis data Kualitatif, Penerjemah: Tjetjep Ro-
hasil penelitian ini, disarankan agar pemilik media hendi Rohidi. Jakarta, Universitas Indonesia.
tidak boleh ikut campur dan dengan sengaja men- Mosco, Vincent. (2009). The Politicak Economy of
garahkan medianya untuk memenuhi kepentingan Communication. London, SAGE Publications,
politiknya apalagi menyangkut persaingan politik Thousand Oaks.
pencitraan, dan ketidakobjektifan dalam penyajian Noor, Henry Faizal, (2010). Ekonomy Media. Jakarta,
berita. PT Rajagrafindo Persada.
Diversifikasi yang dilakukan Media Group akan Severin, Werner J, Tandkard, Jr, James W. (2009).
mengarah kepada konsentrasi kepemilikan. Bersama Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan
unit-unit media itu pemilik bisa menggunakannya di Dalam Media Massa. Jakarta, Kencana.
untuk membentuk opini publik dalam setiap pem- Stanley J. Baran dan Dennis K. Davis. (2012). Mass
beritaannya. Karen itu, disarankan agar pemerintah Communication Theory, Foundation, Ferment,
membuat regulasi yang jelas untuk membatasi prak- and Future, 6th Edition USA, WADSWORTH
tek-praktek tersebut, jika tidak maka kebebasan infor- Cengange Learning.
masi publik hanya akan dimonopoli atau dioligopoli
oleh korporasi-korporasi yang memiliki kepentingan

22
Formas Juitan Lase dan Adde Oriza Rio, Ekonomi dan Diversifikasi Media Massa

Tabloid dan Internet


APJII. (2010, Diakses 25 Juni 2012). Indonesia Inter-
net Users. (http://www.apjii.or.id/v2/index.php/
read/page/halaman-data/9/statistik.html)
Kominfo. (2010). Tabloid Komunika. Edisi 1, Tahun
VIII Januari. Jakarta: Kementerian Komunikasi
dan Informatika

23

Anda mungkin juga menyukai