Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ulfia Nurrul Fauza

NIM : 1917402220

Kelas : 5 PAI B

UAS MAGANG

1. Strategi Dalam Pengelolaan Kelas


a. Strategi guru dalam menyusun rencana pembelajaran
Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah sebagai
berikut Kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam
tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program
mengajar yang berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program
tahunan, Program Semester, dan Rencana Program Pembelajaran.
Pembuatan program pembelajaran disusun secara bersama-sama
melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di
lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantabkan melalui
pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten.
Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala
sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh
kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa
perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar
mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan
dalam program bisa tercapai. Dan bila selesai mengajar perangkat
mengajar disimpan di almari guru masing-masing yang telah
disediakan oleh sekolah, dengan demikian bila diperlukan
perangkat mengajar sudah ada di sekolah dan terjaga
keamanannya.
b. Strategi guru dalam membangun kerjasama dengan siswa dalam
proses belajar mengajar
Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan atau
tugas guru yang rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan profesionalismenya. Dalam menjalin kerjasama
dengan siswa, strategi yang diterapkan oleh guru SMA adalah
sebagai berikut:
a) menjalin hubungan baik dengan siswa,
b) berusaha memahami latar belakang siswa,
c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik,
d) penggunaan model mengajar yang bervariasi dan
e) memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah..

Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi


sekolah, sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan
siswa saja, tetapi sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang
tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan alumni. Adapun
bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan sarana dan
fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat
dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan
pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya
dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan
melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada
upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Bagaimana Pemberian
Motivasi belajar terhadap siswa Pemberian motivasi terhadap
siswa adalah sebagai berikut:

a) khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-


latihan soal.
b) pemberian tugas untuk praktek lapangan,
c) mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah,
d) mengkomunikasikan hasil belajar siswamelalui
papan pengumuman maupun melalui pertemuan
dengan orang tua,
e) pemberian reinforcement,
f) penggunaan media dalam pembelajaran dan
g) pemberian layanan bimbingan. Dengan pemberian
motivasi dalam bentuk pemberian tugas pada siswa,
hasilnya efektif sekali karena dengan strategi
tersebut mampu mempertahankan dan
meningkatkan prestasi belajar siswa..
c. Strategi dalam menciptaan Iklim Pembelajaran.
Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung
dengan lancar danefektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala
sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa:
a) petugas tatib selalu mengantisipasi berkeliling di
lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-
tempat yang rawan,
b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas
dengan dibantu petugas tatib dan guru pembimbing,
c) dalam mengajar guru berusaha memahami karakter
siswa,
d) guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran
yang demokratis,
e) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya,dan
f) guru berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam
mempelajari pelajaran eksak. Dengan strategi
seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA,
memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah
berada di sekolah selama jam efektif kegiatan
belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk
mengikuti kegiatan tambahan.
d. Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa
Karakteristik SMA yang baik adalah semua warganya
mulai dari pimpinan sekolah, guru, karyawan dan siswanya
memiliki budaya disiplin yang tinggi. Namun demikian pihak
sekolah tetap mempertahankan serta melestarikan budaya disiplin
yang sudah bagus ini untuk ditingkatkan menjadi menjadi kultur
disiplin yang mandiri. Adapun strategi untuk meningkatkan
disiplin, sebagai berikut:
a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban
yang dikelola dengan baik,
b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku
mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan,
c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti
ekstrakurikuler Pramuka,
d) pada awal masuk sekolah guru bersama siswa
membuat kesepakatan tentang aturan kelas,
e) memperkecil kesempatan siswa untuk ijin
meninggalkan kelas,
f) setiap upacara hari senin diumumkan frekuensi
pelanggaran terendah. Dengan strategi tersebut
diatas kultur disiplin siswa bisa terpelihara dengan
baik, suasana lingkungan belajar aman dan
terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi
belajar yang optimal.
e. Pelaksanaan Evaluasi Proses Belajar Mengajar
Evaluasi dalam pembelajaran di SMA ada dua macam yaitu:
a) penilaianterhadap hasil belajar siswa,
b) penilaian terhadap proses pengajaran.
Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari
ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan
Ujian Akhir Nasional menunjukkan hasil yang memuaskan,
berdasarkan data perolehan ulangan semester, perolehan
Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional, penilaian
terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil wawancara,
observasi peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa
kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus
sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja
yang bagus, baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya,
tugas mengadministrasi hasil mengajar, maupun tugas
tambahan dari sekolah. Keberhasilan SMA dalam mengukir
prestasi juga didukung oleh:
1) input siswa yang tinggi,
2) etos kerja guru tinggi,
3) iklim sekolah yang kondusif,
4) adanya tanggung jawab moral dari guru senior
untuk menularkan etos kerja yang tinggi terhadap
guru baru,
5) peningkatan profesional guru melalui kegiatan
Musyawaah Guru Mata Pelajaran, Diklat dan
Workshop,
6) bimbingan belajar bagi semua siswa,
7) bimbingan prestasi bagi siswa peringkat 1-5 dari
masing-masing kelas,
8) conversation bekerjasama dengan AMECC, dan
9) debat bahasa Inggris.
2. Model Desain Pembelajaran
a) Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi kelas
(Classrooms oriented model)
Model ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pendidik
dan peserta didik akan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien,
produktif dan menarik. Model-model desain sistem pembelajaran
yang termasuk klasifikasi ini dapat diimplementasikan mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Pendidik,
widyaiswara, instruktur, dan dosen perlu memiliki pemahaman
yang baik tentang desain sistem pembelajaran yang efektif, efisien,
dan menarik.
Penggunaan model berorientasi kelas ini didasarkan pada
asumsi adanya sejumlah aktivitas pembelajaran yang
diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini, tugas pendidik memilih
isi/materi pelajaran yang tepat. merencanakan strategi
pembelajaran, menyampaikan isi/materi pelajaran, dan
mengevaluasi hasil belajar. Para pendidik biasanya menganggap
bahawa model desain sistem pembelajaran pada dasarnya berisi
langkah-langkah yang harus diikuti.
b) Model desain pembelajaran yang berorientasi produk (Product
oriented model)
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada
produk, pada umumnya didasarkan pada asumsi adanya program
pembelajaran yang dikembangkan dalam kurun waktu tertentu.
Model-model desain sistem pembelajaran ini menerapkan proses
analisis kebutuhan yang sangat ketat.
Para pengguna produk/program pembelajaran yanga
dihasilkan melalui penerapan desain sistem pembelajaran pada
model ini biasanya tidak memiliki kontak langsung dengan
pengembang programnya. Kontak langsung antara pengguna
program dan pengembang program hanya terjadi pada saat proses
evaluasi terhadap prototipe program.
Model-model yang berorientasi pada produk biasanya
ditandai dengan empat asumsi pokok, yaitu:
1) Produk atau program pembelajaran memang sangat
diperlukan,
2) Produk atau program pembelajaran baru perlu
diproduksi,
3) Produk atau program pembelajaran memerlukan proses
uji coba dan revisi,
4) Produk atau program pembelajaran dapat digunakan
walaupun hanya dengan bimbingan dari fasilitator.
c) Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem (System
oriented model)
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada
sistem dilakukan untuk mengembangkan sistem dalam skala besar
seperti keseluruhan mata pelajaran atau kurikulum. Implementasi
model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem
memerlukan dukungan sumber daya besar dan tenaga ahli yang
berpengalaman.
Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada
sistem dimulai dari tahap pengumpulan data untuk menentukan
kemungkinan-kemungkinan implementasi solusi yang diperlukan
untuk mengatasi masalah yang terdapat dalam suatu sistem
pembelajaran. Analisis kebutuhan dan front-end analysis dilakukan
secara intensif untuk mencari solusi yang akurat. Perbedaan pokok
antara model yang berorientasi sistem dengan produk terletak pada
tahap atau fase desain, pengembangan, dan evaluasi. Ketiga fase
ini dilakukan dalam skala yang lebih besar pada model desain
sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem.
d) Model Dick and Carrey (Prosedural)
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and
Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural.
Langkah-langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey
adalah:
1) Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2) Melaksanakan analisis pembelajaran.
3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan
karakteristik siswa.
4) Merumuskan tujuan performansi.
5) Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan.
6) Mengembangkan strategi pembelajaran.
7) Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.
8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif.
9) Merevisi bahan pembelajaran.
10) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah


sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat
cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh
langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat
jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya.
Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick and Carey sangat
ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan
berikutnya.

e) Model Kemp (Melingkar)


Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika
ditunjukkan dalam sebuah diagram. Secara singkat, menurut model ini
terdapat beberapa langkah dalam penyusunan . bahan ajar, yaitu:
Menentukan tujuan dan daftar topik, menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya; Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa
pembelajaran tersebut didesain; Menetapkan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur
perilaku pelajar; Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung
tiap tujuan; Pengembangan pra penilaian/penilaian awal untuk
menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan
terhadap suatu topik; Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber
pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-
mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang
diharapkan; Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang
yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal
untuk melaksanakan rencana pembelajaran; Mengevaluasi pembelajaran
siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat
kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari
perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi
yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
3. Prinsip yang harus diperhatikan sebagai prasyarat menciptakan
suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien
a) Prinsip kesiapan (Readiness)
Kesiapan belajar ialah kematangan dan pertumbuhan fisik,
psikis, inteligensi, latar belakang pengalaman, hasil belajar yang
baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang dapat belajar.
b) Prinsip motivasi (Motivation)
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Adanya motivasi pada peserta didik maka akan bersungguh-
sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin
tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha
keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan
kegiatan tersebut serta terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut
terselesaikan.
c) Prinsip perhatian
Perhatian merupakan suatu strategi kognitif yang mencakup
empat keterampilan yaitu berorientasi pada suatu masalah,
meninjau sepintas isi masalah, memusatkan diri pada aspek-aspek
yang relevan dan mengabaikan stimuli yang tidak relevan. Dalam
proses pembelajaran perhatian merupakan faktor yang besar
pengaruhnya.
d) Prinsip persepsi
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
persepsi adalah (a) makin baik persepsi mengenai sesuatu makin
mudah peserta didik belajar mengingat sesuatu tersebut. (b) dalam
pembelajaran perlu dihindari persepsi yang salah karena hal ini
akan memberikan pengertian yang salah pula pada peserta didik
tentang apa yang dipelajari (c) dalam pembelajaran perlu
diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda
sesungguhnya sehingga peserta didik memperoleh persepsi yang
lebih akurat.
e) Prinsip retensi
Retensi adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat
kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu. Dengan retensi
membuat apa yang dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih
lama dalam struktur kognitif dan dapat diingat kembali jika
diperlukan. Karena itu, retensi sangat menentukan hasil yang
diperoleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
f) Prinsip transfer
Transfer merupakan suatu proses dimana sesuatu yang
pernah dipelajari dapat memengaruhi proses dalam mempelajari
sesuatu yang baru. Dengan demikian, transfer berarti pengaitan
pengetahuan yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang baru
dipelajari. Pengetahuan atau keterampilan yang diajarkan di
sekolah selalu diasumsikan atau diharapkan dapat dipakai untuk
memecahkan masalah yang dialami dalam kehidupan atau dalam
pekerjaan yang akan dihadapi kelak.
4. Beberapa Istilah Yang Hampir Sama Dalam Pembelajaran
a. Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinyaa suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis
tertentu.
b. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
c. Metode pembelajaran
Metode Pembelajaran merupakan cara yang digunakan
utnuk mengimplementasikan rencana yang sudah tersusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
d. Teknik pembelajaran
Teknik Pembelajaran merupakan cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan metode pembelajaran
secara spesifik.
e. Taktik pembelajaran
Taktik Pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
bersifat individual.
f. Desain pembelajaran
Desain Pembelajaran merupakan kisi-kisi dari penerapan
teoribelajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar
seseorang.
g. Model pembelajaran
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir dan disajikan secara khsusus
oleh guru
5. Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru
hendaknya mampumengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta
merupakan aspek dari lingkungan sekolahyang perlu diorganisasi,
lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajarterarah
kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan
itu turutmenentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan
belajar yang baik.Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang
dan merangsang siswa untuk belajar,memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan
mengajar agar mencapai hasil yang baik.Sedangkan tujuan khususnya
adalah mengembangkan kemampuan siswa dalammenggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswabekerja
dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
Peran guru pada pada kegiatan belajar siswa sangat menentukan
prestasi siswa, padapembahasan pengelolaan kelas yang lalu menekankan
sangat pentingnya pengelolaan kelaskhususnya dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip,guru
memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan
pengelolaan kelas.
Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan
segala usaha membantusiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitandengan usaha untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa
sehinggaproses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien
demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding
lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari
kegagalan itu seperti prestasi belajarmurid rendah, tidak sesuai dengan
standar atau batas ukuran yang ditentukan.Karena itu, pengelolaan kelas
merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasaidalam rangka
proses pembelajaran. Karena itu setiap guru dituntut memiliki
kemampuandalam mengelola kelas. Proses belajar mengajar di dalam
kelas hakikatnya akan melibatkan semua unsur yang ada didalam sekolah
yang bersangkutan akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal
sebagai berikut :
a. Guru sebagai pendidik
b. Murid sebagai yang dididik
c. Alat-alat yang dipakai
d. Situasi dalam dan lingkungan kelas
e. Kelas itu sendirif. Dan lain-lain yang sewaktu-waktu terjadi.
Dalam pengelolaan kelas selanjutnya, maka guru melalui pimpinan
sekolah harusmengadakan kegiatan-kegiatan antara lain :
1. Menyusun kelasnya dengan baik
2. Menyusun jadwal pelajaran
3. Merencanakan aktifitas kelas bagi murid dengan bimbingan guru
4. Guru dalam melaksanakan tugas harus terlebih dahulu mempersiapkan
diri dengan bahan-bahan pelajaran sebelum berdiri di depan kelasnya
5. Guru menciptakan situasi kelas yang baik.
REFERENSI

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung:

Rosda Karya Remaja dan Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran;

Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

https://www.google.com/amp/s/gustianarozi.wordpress.com/2012/10/31/model-
model-sistem-pembelajaran/amp/. Diakses pada Senin 3 Januari 2022, jam 16.00
WIB.

http://sugengtriwahyudi.blogspot.com/2018/10/materi-5-prinsip-dasar-desain-
sistem.html?m=1#:~:text=Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi
pada sistem dilakukan untuk,dan tenaga ahli yang berpengalaman. Diakses pada
Senin 3 Januari 2022, jam 16.10 WIB.

https://123dok.com/document/dy4kkgvq-desain-sistem-pembelajaran.html.
Diakses pada minggu, 3 januari 2022, jam 16.35 WIB.

https://id.scribd.com/document/406223154/Model-Prosedural#:~:text=Model.
Diakses minggu, 3 januari 2022 jam 16.40 WIB.

https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-tujuan-dan-prinsip-
manajemen-kelas

Anda mungkin juga menyukai