Anda di halaman 1dari 4

1.

jelaskanlah mengenai sistem norma statis dan sistem norma


dinamis!
2. Jelaskan hubungan antara Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945!
3. Sebutkan dan jelaskan peraturan perundang-undangan yang
namanya disebutkan dengan jelas di dalam UUD NRI Tahun 1945! Sebutkan juga Pasal
yang mengatur hal tersebut!
4. Jelaskan perbedaan antara teori hierarki norma  yang dikemukakan
oleh Hans Kelsen dan Hans Nawiasky!

JAWABAN :

1. * sistem norma  statis yang juga sering di sebut nomostatic adalah


sistem norma yang melihat dari isi suatu norma tersebut

* sistem norma dinamis atau yang juga sering disebut nomodynamics


adalah sistem norma yang melihat pada cara pembentukan norma
itu sendiri, daya berlaku dan penghapusan suatu norma.

2. HUBUNGAN SECARA FORMAL

Adalah hubungan dari Pancasila dengan UUD 1945 dalam sudut pandang
konstitusional atau peraturan yang berlaku, antara lain sebagai berikut:

 Pancasila adalah kaidah dasar bagi negara. Oleh karena pancasila


dimuat pada pembukaan UUD 1945 maka UUD pun menjadi kaidah dasar
negara.
 Pancasila merupakan inti pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dan menjadikan UUD sebagai sumber hukum tertinggi dan pancasila
sebagai tertib hukum bangsa Indonesia.

HUBUNGAN SECARA MATERIAL

Hubungan secara material maksudnya adalah bahwa semua bagian-


bagian (material) dari UUD 1945 harus selaras dan tidak bertentangan
dengan Pancasila. Sebab Pancasila sendiri merupakan sumber dari
segala sumber hukum oleh sebab itu esensi dari UUD 1945 memuat atau
dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.

3. a. Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

d. Peraturan Pemerintah;

e. Peraturan Presiden;

f. Peraturan Daerah Provinsi; dan


g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Dan pada pasal 7 ayat 2 menegaskan bahwa "kekuatan hukum Peraturan


Perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)". Pada pasal 8 ayat 1 menjelaskan bahwa "Jenis Peraturan
Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi
yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah
atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.

Lembaga negara yang berwenang dalam pembuatan peraturan


perundang-undangan di atas yaitu sebagai berikut :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


merupakan tata urutan peraturan perundang-undangan yang
kedudukannya paling tinggi yang di buat oleh MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat), UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis dan
sebagai konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia saat ini.
Berdasarkan sejarah bahwa, UUD 1945 disahkan sebagai Undang-
undang Dasar Negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak
tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan
dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali


perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga
dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan


Pertama UUD 1945.

Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan


Kedua UUD 1945.

Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan


Ketiga UUD 1945.

Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan


Keempat UUD 1945.

TAP MPR atau Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, merupakan


tata urutan peraturan perundang-undangan setelah UUD 1945, TAP MPR
dibuat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Berdasarkan sumber
yang saya baca bahwa Pada masa sebelum Perubahan (Amandemen)
UUD 1945, Ketetapan MPR merupakan Peraturan Perundangan yang
secara hierarki berada di bawah UUD 1945 dan di atas Undang-Undang.
Pada masa awal reformasi, ketetapan MPR tidak lagi termasuk urutan
hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. Namun pada tahun
2011, berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, Tap MPR
kembali menjadi Peraturan Perundangan yang secara hierarki berada di
bawah UUD 1945.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang,Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang (atau disingkat Perpu) adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal
kegentingan yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan Undang-
Undang. Perpu ditandatangani oleh Presiden. Setelah diundangkan,
Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut, dalam
bentuk pengajuan RUU tentang Penetapan Perpu Menjadi Undang-
Undang. Pembahasan RUU tentang penetapan Perpu menjadi Undang-
Undang dilaksanakan melalui mekanisme yang sama dengan
pembahasan RUU. DPR hanya dapat menerima atau menolak Perpu.

Jika Perpu ditolak DPR, maka Perpu tersebut tidak berlaku, dan Presiden
mengajukan RUU tentang Pencabutan Perpu tersebut, yang dapat pula
mengatur segala akibat dari penolakan tersebut.

4 Perbedaan antara teori hierarki norma yang dikemukakan oleh Hans


Kelsen dan Hans Nawiasky yaitu :

Hans Nawiasky norma-norma dibagi menjadi empat kelompok yang tidak


sama . Pada Hans Kelsen norma-norma  tidak dikelompokkan tetap
menjadi satu kesatuan.

Menurut teori Hans Kelsen jenjang norma secara umum yang berlaku
untuk semua jenjang norma termasuk norma negara (general, sedangkan
Hans Nawiasky membahas teori jenjang norma lebih khusus yang
dihubungkan dengan suatu Negara.

Teori Hans Kelsen menyebutkan norma dasar negara dengan istilah


staatsfundamentalnorm bukan dengan istilah staatsgrundnorm.
Sedangkan pada teori Hans Nawiasky istilah  staatsgrundnorm tidak
sesuai dikarenak pengertian grundnorm yang memliki kecenderungan
bersifat tetap, karena norma dalam suatu negara sewaktu-waktu dapat
berubah yang disebabkan karena adanya pemberontakan, kudeta, dan
lain - lain.

Anda mungkin juga menyukai