Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENGELOLAAN KASUS VERTIGO

PENANGANAN KLIEN DENGAN GANGGUAN NYERI MENGGUNAKAN TERPI


BENSON PADA Tn.I DI WISMA 3 PANTI PELAYANAN LANJUT USIA
DEWANATA CILACAP

DI SUSUN OLEH :

ISMAWATI

2111040004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia menjadi tua
melalui beberapa tahap perkembangan dimulai dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnnya menjadi tua. Perubahan fisik dan tingkah laku yang dialami pada tiap orang
saat mereka mencapai usia tahap perkembangan tertentu merupakan hal yang normal.
Di masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (Azizah, 2011).
Berbagai perubahan dan kemunduran dialami oleh lansia merupakan hal yang
alami akibat proses penuaan yang terjadi. Salah satu perubahan yang dialami lansia
adalah kualitas tidur. Perubahan kualitas tidur seringkali membuat waktu tidur lansia
berkurang. Kebutuhan tidur setiap orang sangat bervariasi dan tergantung pada usia.
Lansia pada umumnya banyak yang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan tidur baik kualitas atau kuantitasnya, hal ini kemungkinan disebabkan
terjadi kerusakan fungsi sel dan berbagai faktor, di antaranya karena hormonal, obat-
obatan, dan kejiwaan. Bisa juga karena faktor luar misalnya tekanan batin, suasana
kamar tidur yang tidak nyaman, lembur atau perubahan waktu karena harus kerja
malam. Selain itu kopi dan teh yang mengandung zat perangsang susunan saraf pusat,
tembakau yang mengandung nikotin, obat penurun berat badan yang mengandung
amfetamin, adalah contoh bahan yang dapat menimbulkan kesulitan tidur ( Fransiska
Sri dkk 2018).
Vertigo merupakan perasaan abnormal, tiba-tiba semuanya serasa berputar
atau bergerak naik turun dihadapannya (Manjoer, Arif 2012). Vertigo merupakan
penyakit yang menyerang sistem keseimbangan tubuh. Gejala yang diakibatkan
menurut Sumatri, Rusi & Abdul, 2019 yaitu keluhan telinga, tuli atau telinga
berdenging, rasa seolah-olah akan terjatuh pada permulaan tidur, mual muntah,
gangguan pola tidur, dan hipertensi yang mengakibatkan nyeri.
Terapi Benson ditemukan oleh seorang ilmuan yang bernama Hebert Benson.
Teknik yang disebut relaksasi Benson ini merupakan suatu prosedur dalam membantu
individu yang mengalami situasi yang penuh stres dan usaha untuk menghilangkan
stress (Dalimartha 2008).
Purwanto (2010) menyatakan terapi benson merupakan pengembangan
metode respon relaksasi pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan pasien yang
dapat menciptakan suatu lingkungan internal, sehingga dapat membantu pasien
mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi. selain teknik ini
mudah dilakukan oleh pasien, relaksasi ini dapat menekan biaya pengobatan dan
dapat mencegah terjadinya stress. Sedangkan jika pemberian obat-obatan kimia dalam
jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan
pemakaiannya seperti gangguan pada ginjal (yosep, 2017).
Pada kasus Tn.I didapatkan hasil diagnosa yaitu vertigo, gejala yang dialami
yaitu nyeri karena sulit tidur malam hari dan hipertensi yang dialami menyebabkan
nyeri pada tengkuk pasien. Maka dari kasus tersebut akan diberikan terapi Benson
yang bertujuan untuk mengurangi rasa myeri yang dialami.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh terapi Benson terhadap gangguan pola tidur yang dialami
pasien yang mengalami vertigo?
BAB II
PENILAIAN KRITIS

A. Validity
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
pre eksperimental, dan dengan rancangan one group pre-test and post-test
design sampel dalam penelitian ini diobservasi kembali atau menjelaskan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Teknik
pengambilan pada penelitian ini menggunakan teknik non-probability
sampling yaitu dengan total sampling. Analisa yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan uji non parametric yaitu uji wilcoxon. Menurut Swarjana
(2016) syarat uji berpasangan wilcoxon data tidak harus berdistribusi normal,
data bersifat kategorikal nominal atau ordinal. Dalam proses perhitungannya
dibantu program computer SPSS pada signifikan 0,05 sehingga penarikan
kesimpulannya: jika p value <a (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak yang
berarti ada pengaruh.
B. Importance
Berdasarkan hasil penelitian dari 14 lansia dengan gangguan kualitas
tidur dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan terapi relaksasi benson
sebagian besar yaitu 10 orang (71,4%) memiliki gangguan kualitas tidur yang
kurang .Hasil pengukuran kuisioner sebelum dilakukan relaksasi benson dari
14 responden terdapat 13 orang (92,8%) memiliki kualitas tidur yang kurang
selama sebulan yang lalu, 7 orang (50%) memiliki latensi tidur 16-30 menit, 6
orang (42,9%) memiliki durasi tidur malam selama 5-6 jam dan 5 orang
(35,7%) memiliki durasi tidur < 5 jam, 5 orang (35,7%) memiliki efesiensi
tidur 65-74%, 11 orang (78,6%) memiliki gangguan tidur malam sekali dalam
seminggu, 1 orang (7,1%) menggunakan obat tidur > 3 kali seminggu, 7 orang
(50%) merasa terganggu aktivitasnya di siang hari karena sering mengantuk.
Dari 14 responden terdapat 11 responden yang perubahan kualitas tidur
dari kategori kurang dan sangat kurang menjadi kategori baik, karena lansia
tersebut mampu melakukan terapi relaksasi benson secara mandiri dan rutin
sesuai dengan sop, namun terdapat 2 responden yang dari kategori sangat
kurang berubah menjadi kategori kuranghal ini disebabkan reponden tersebut,
saat malam hari terbangun untuk ke kamar mandi, terbangun terlalu dini
sehingga sulit untuk melanjutkan tidurnya kembali.Hal ini juga dibuktikan
adanya teori bahwa susunan saraf sensori pada lansia mengalami kerusakan,
yang dapat mengurangi senitivitas terhadap waktu dalam mempertahankan
irama sirkadian (Wahyudi 2018 dalam Rahman 2019) .Terapi relaksasi benson
dilakukan responden selama 7 kali dalam satu minggu dilakukan pada pagi
hari atau responden dapat melakukan terapi relaksasi benson pada saat
menjelang tidur. Pada saat melakukan terapi relaksasi benson responden
kooperatif dan responden tampak tenang dan rileks sehingga jika terapi ini
dilakukan secara rutin maka pemenuhan kualitas tidur semakin meningkat.
C. Applicability
Penelitian ini juga dikuatkan oleh peneliti lain seperti yang dilakukan
Fransisca (2018) tentang Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Tidur pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Srikandi
Wilayah Pilang Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowok Waru Kota Malang
yang menunjukan hasil P value < 0,05 bahwa ada perbedaan bermakna antara
sebelum dan sesudah dilakukannya Relaksasi Benson dalam mengatasi
gangguan pemenuhan kebutuhan tidur. Selain itu hasil penelitian Rahman
(2019) tentang Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap Kualitas Tidur
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso yang menunjukan
hasil P value = 0,0005 < ɑ 0,05 yang artinya ada perbedaan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi relaksasi benson.
Peneliti berpendapat bahwa terapi relaksasi benson tidak membutuhkan biaya,
tenaga, dan terapi ini sangat mudah dilakukan para lansia pada waktu
senggang maupun menjelang tidur. Relaksasi benson dapat meberikan hasil
yang maksimal jika lansia dapat melakukan terapi relaksasi benson ini secara
rutin. Berdasarkan data diatas dapat diartikan bahwa relaksasi benson yang
dilakukan sesuai dengan prosedur maka dapat mengatasi gangguan kualitas
tidur pada lansia.
BAB III

PENERAPAN

A. Hasil
Berdasarkan jurnal yang telah dianalisis didapatkan beberapa intervensi yang
dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri salah satunya yaitu dengan
menggunakan terapi benson. Terapi benson adalah terapi yang menggunakan
keyakinan religi atau sugesti bahwa pasien bisa sembuh. Dengan hasil yang didpatkan
nyeri yang dialami pasien berkurang dan pola tidur pasien dapat kembali normal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Herbert Benson bahwa relaksasi
benson bermanfaat mengatasi kecemasan, mengurangi resiko terkenan tekanan darah
tinggi, membantun tidur nyenyak atau mengatasi gangguan kualitas tidur dan nyeri
yang dirasakan. Prinsip relaksasi benson yaitu menghilangkan ketegangan saat
mengalami gangguan kualitas tidur atau stress dan bebas dari acaman sehingga lansia
merasa lebih rileks , nyaman dan kualitas tidurnya terpenuhi. Peneliti berpendapat
bahwa terapi relaksasi benson apabila dilakukan secara rutin maka mampu membantu
dalam proses tidur. Hal ini di sebabkan adanya rasa tenang dan keyakinan sehingga
tercipta rasa nyaman dan rileks, sehingga waktu tidur terpenuhi dan adanya perasaan
segar saat terbangun.
B. Pembahasan
Vertigo merupakan penyakit dengan tanda gejala yaitu pusing memutar,
insomsia dan nyeri di tengkuk leher yang mengakibatkan tekanan darah meninggi.
Dari beberapa jurnal menerapkan terapi benson dapat menjadi terapi non
farmakologis untuk mengurangi nyeri dan juga memperbaiki pola tidur. Kasus pada
Tn.I sudah mendapatkan terapi relaksasi benson dengan hasil pasien mengatakan
sudah sedikit nyaman setelah dilakukan terapi benson nyeri berkurang dan pola tidur
sudah mulai teratur.
Berdasarkan hasil penenlitian jurnal Efektivitas Terapi Relaksasi Benson
Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia ini, dengan menggunakan analisis Wilcoxon
Signed Rank Test menunjukan hasil uji statistic di dapatkan nilai p = 0,000 < ɑ = 0,05
yang berarti bahwa H1 diterima yang artinya pemberian relaksasi benson efektiv
terhadap kualitas tidur pada lansia di Pelayanan Sosial Permi Ponorogo. Teknik
relaksasi benson merupakan teknik latihan nafas dan mengkombinasikan pada
relaksasi keyakinan yang di anut. Dengan latihan nafas yang teratur dan dilakukan
dengan benar tubuh akan menjadi rileks menghilangkan ketegangan saat mengalami
setres dan bebas dari ancaman, perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus untuk
menghasilkan Corticotropin Releasing Factor ( CRF). Selanjutnya CRF merangsang
kelenjar pituitari untuk meningkatkan produksi Proopioid Melano Cortin ( POMC )
sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar pituitari juga
menghasilakan endorphin sebagai neuro transmittern yang mempengaruhi suasana
hati menjadi rileks. Meningkantnya enkephalin dan β endorphin menyebabkan
kebutuhan tidur akan terpenuhi dan lansia akan merasa rileks dan nyaman dalam
tidurnya.
Penelitian ini juga dikuatkan oleh peneliti lain seperti yang dilakukan
Fransisca (2018) tentang Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Tidur pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Srikandi Wilayah Pilang
Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowok Waru Kota Malang yang menunjukan hasil
P value < 0,05 bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah
dilakukannya Relaksasi Benson dalam mengatasi gangguan pemenuhan kebutuhan
tidur. Selain itu hasil penelitian Rahman (2019) tentang Pengaruh Terapi Relaksasi
Benson Terhadap Kualitas Tidur Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Bondowoso yang menunjukan hasil P value = 0,0005 < ɑ 0,05 yang artinya ada
perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan terapi
relaksasi benson. Peneliti berpendapat bahwa terapi relaksasi benson tidak
membutuhkan biaya, tenaga, dan terapi ini sangat mudah dilakukan para lansia pada
waktu senggang maupun menjelang tidur. Relaksasi benson dapat meberikan hasil
yang maksimal jika lansia dapat melakukan terapi relaksasi benson ini secara rutin.
Berdasarkan data diatas dapat diartikan bahwa relaksasi benson yang dilakukan sesuai
dengan prosedur maka dapat mengatasi gangguan kualitas tidur pada lansia.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan terapi yang dilakukan pada Tn.I yaitu dengan menggunakan
terapi relaksasi benson didapatkan bahwa terapi benson dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan dan juga dapat memperbaiki pola tidur yang terganggu jika dilakukan
secara terus menerus.
B. Saran
Saran terapi Benson bisa dilakukan tidak hanya untuk lansia. Dewasa bisa
menggunakan terapi relaksasi benson.
DAFTAR PUSTAKA

Aryana, Kadek & Novitasari, Dwi. 2013. Pengaruh Tehnik Relaksasi Benson Terhadap
Penurunan Tingkat Stres Lansia Di Unit Rehabilitas Sosial Wening Wardoyo Ungaran. Jawa
Tengah: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/981/1030.

Benson Herbert, dan Klipper Miriam Z 2000, Bebas Stres Dalam 10 Menit Metode Respons
Relaksasi. Bandung: Kaifa.

Nugroho. 2017,Keperawatann Gerontik Dan Geriatrik Ed 3. Jakarta. Buku Kedokteran EGC


Padila, 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.

Petit L, Azad N, Byszewski A, Sarazan F, Power B., 2003, ‘Non-pharmacological


management of primary and secondary insomnia among older people: review ofassessment
tools and treatments’, Age and Ageing, vol.32, hal.19-25

Rahman, Handayani & Sholehah. 2019 Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bondowoso.

Rhosma, Dewi Sofia.2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik / oleh Sofia Rhosma Dewi. Ed .
1 ,cet 1—yogyakarta : Deepublish , Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai