Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ARYANTi

NIM : 2069001
KELAS : 3A ARSITEKTUR
Secara terminologi, inkulturasi dapat diartikan sebagai penyisipan ke dalam
suatu kebudayaan. Paus Yohanes Paulus II mengartikan inkulturasi sebagai
inkarnasi Injil dalam berbagai kebudayaan yang otonom dan sekaligus
memasukkan kebudayaan-kebudayaan tersebut ke dalam kehidupan Gereja
Inkulturasi adalah sebuah istilah yang digunakan di dalam paham Kristiani,
terutama dalam Gereja Katolik Roma, yang merujuk pada adaptasi dari ajaran-
ajaran Gereja pada saat diajukan pada kebudayaan-kebudayaan non-Kristiani,
dan untuk memengaruhi kebudayaan-kebudayaan tersebut pada evolusi
ajaran-ajaran gereja

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri.
Perbedaan antara inkulturasi dan akulturasi dapat ditarik dengan jelas dengan
alasan berikut:
 Enculturation adalah proses pembelajaran budaya di mana seseorang datang
untuk
mengetahui tentang aturan, nilai-nilai dan pola perilaku / budaya asli mereka
sendiri. Sebaliknya, akulturasi mengacu pada proses pembelajaran budaya di
mana anggota kelompok
budaya tertentu dipengaruhi oleh budaya lain, dengan melakukan kontak
dengannya dan mengadopsinya sampai taraf tertentu.
 Enculturation adalah pengenalan pertama dan terpenting seseorang
terhadap budaya, yang
terjadi sesaat setelah kelahiran. Sebaliknya, akulturasi adalah sosialisasi
berikutnya dengan budaya yang berbeda.
 Dalam enkulturasi, seseorang belajar atau memperoleh budaya sendiri, yang
menjadi miliknya. Sebaliknya, dalam akulturasi, budaya seseorang digolongkan
oleh budaya lain.
 Enculturation hanya mengandung satu budaya, sedangkan dua budaya atau
lebih ada dalam akulturasi.
 Enculturation adalah persyaratan penting bagi seorang individu untuk
bertahan hidup dalam masyarakat, yang terjadi tanpa pengaruh apa pun.
Sebagai lawan, akulturasi bukan suatu
keharusan, untuk bertahan hidup, tetapi seseorang dapat mempelajari budaya
orang lain bila diperlukan.
 Enculturation tidak mengarah pada modifikasi dalam budaya yang ada. Di sisi
lain, dalam kasus
transformasi akulturasi dalam budaya seseorang atau penggabungan dua
budaya atau lebih terlihat.
 Dalam kasus enkulturasi, tidak ada risiko asimilasi, sedangkan jika akulturasi
berlanjut untuk waktu yang lama, maka akan menghasilkan asimilasi.
PENERAPAN ALKULTURASI
1.Seni Bangunan
Seni bangunan sebagai salah satu contoh akulurasi terlihat dari bangunan
candi. Ini sebagai wujud akulturasi antara budaya asli Indonesia dengan
budaya Hindu-Budha. Candi sendiri adalah bentuk perwujudan akulturasi yang
terjadi diantara Indonesia dengan India. Candi yang termasuk hasil bangunan
pada zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak. Bagian ini
mendapat pengaruh langsung dari budaya Hindu Budha. Contoh lainnya
seperti yang bisa kalian lihat pada candi Borobudur. Di candi ini memiliki
berbagai macam barang yang dikubur yang sering disebut dengan bekal kubur.
Ini yang membuat candi tidak hanya berfungsi sebagai makam saja tetapi juga
sebagai rumah dewa. Sedangkan pada candi Budha, malah dijadikan tempat
pemujaan dewa, sehingga tidak akan kalian temukan peti pripih maupun abu
jenazah yang ditanam di sekitar candi atau didalam bangunan stupa.
2. Seni Tarian
Selanjutnya adalah seni tarian, salah satunya adalah Tari Betawi. Orang Betawi
tersebar dan tinggal di berbagai daerah di Jakarta. Mulai tinggal di pesisir,
tengah kota bahkan ada yang bertempat tinggal di pinggir kota. Perbedaan
tempat tinggal inilah yang membuat perbedaan kebiasaan serta karakter yang
menyebabkan dampak negatif penyimpangan sosial. Tidak hanya itu saja,
interaksi dengan suku lain juga mempengaruhi ciri khas bagi orang Betawi.
Tidak heran jika tari yang diciptakan menjadi berbeda. Yang paling terasa
adalah contoh akulturasi budaya seni tari dianatar orang Betawi dengan
negara Cina dimana mereka berhasil menciptakan tari cokek, lenong, serta
gambang kromong.
3. Seni Berpakaian
Selain seni tari, akulturasi juga bisa terjadi pada seni berpakaian. Seperti Adat
Betawi, orang Betawi biasanya mengenakan beberapa jenis pakaian. Tapi yang
paling sering dipakai yaitu pakaian adat dengan tutup kepala atau destar. Serta
baju jas yang menutup leher dengan bawahannya berupa celana panjang.
Untuk melengkapi pakaiannya, pria Betawi akan memakai selembar kain batik
yang dilingkarkan pada pinggang. Tidak ketinggalan disematkan sebilah belati
pada bagian depan perut.
Berbeda dengan para wanita yang menggunakan kebaya, selendang panjang
serta dilengkapi dengan penutup kepala dan juga kain batik. Untuk pakaian
pengantin, akan lebih terlihat hasil akulturasinya. Mengingat berbagai
kelompok etnislah yang membentuk adat masyarakat Betawi. Pakaian untuk
penganti pria biasanya terdiri dari sorban, lalu ada jubah panjang serta celana
panjang. Baju ini banyak dipengaruhi dengan budaya Arab. Berbeda dengan
pakaian pengantin wanita yang memakai syangko atau penutup muka. Dengan
baju model encim serta rok panjang, ini akan terlihat akulturasi dengan
kebudayaan Cina. Yang lebih unik lagi adalah terompah atau alas kaki untuk
pengantin pria dan wanita yang dipengaruhi kebudayaan Arab.
4. Adat Kebiasaan
Tidak hanya itu, adat kebiasaan juga ada yeng terkena contoh akulturasi
budaya. Seperti halnya membagi rezeki pada saat hari raya. Ini merupakan
hasil dari proses akulturasi dengan budaya Tionghoa serta Islam. Memberikan
dengan ketulusan hati adalah bagian terpenting saat menjalankan kewajiban
menjadi manusia. Bahkan lebih indah lagi kalau segala kebajikan yang kalian
lakukan di hari raya. Menjalankan tradisi ini menjadi bagian dari melakukan
kebajikan. Tradisi ini bahkan diwariskan leluhur serta terus berlangsung karena
memilikig nilai-nilai moral bertujuan baik. Salah satu yang menjadi tradisi pada
saat Lebaran yaitu berbagi rezeki.
5. Makam
Makam juga menjadi salah satu contoh dari proses akulturasi. Terlebih lagi
bagi para raja yang memiliki bentu seperti istana bahkan disamakan dengan
orangnya. Serta dilengkapi dengan keluarga, pembesar, bahkan pengiring
terdekat. Budaya asli Indonesia ini terlihat pada gugusan cungkup yang
diberikan berdasarkan hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam bisa kalian
lihat pada huruf serta bahasa Arab, seperti pada Makam Puteri Suwari di
Leran, Gresik serta pada Makam Sendang Dhuwur di atas bukit, Tuban. (baca
juga: Alat Komunikasi Zaman Sekarang)
6. Seni Rupa
Akulturasi pada bidang seni rupa juga bisa kalian lihat pada seni kaligrafi
maupun seni khot. Yang merupakan seni dari perpaduan seni lukis dengan seni
ukir. Yang biasanya memakai huruf Arab indah serta penulisan yang bersumber
kepada ayat-ayat suci pada Al Qur’an. Sedangkan fungsi seni kaligrafi yaitu
buat motif batik, serta hiasan pada masjid-masjid. Tidak ketinggalan keramik,
keris, nisan, bahkan hiasan pada mimbar serta masih banyak lagi.
7.Aksara dan Sastra
Seni sastra yang ada Indonesia pada zaman Islam juga banyak terpengaruh
sastra Persia. Di Sumatra, contohnya mempunyai karya sastra berisikan
pedoman-pedoman hidup. Seperti cerita Amir Hamzah, Bayan Budiman serta
1001 Malam yang terkenal itu. Hasil akulturasi pada seni sastra, diantara lain
sebagai berikut. Suluk merupakan kitab yang membentangkan serta
menekankan pada ajaran tasawuf, seperti Suluk Wujil, Suluk Sukarsa. Lalu ada
Hikayat yang merupakan saduran cerita wayang. Selanjutnya ada Babad,
merupakan hikayat yang berisikan sejarah. Seperti Babad Tanah Jawi yang
berisikan sejarah Pulau Jawa. Dan terakhir adanya Kitab-kitab lain yang
berisikan ajaran moral serta tuntunan hidup, misalkan Taj us Salatin.
8. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab telah ditetapkan kalender Islam yang
menggunakan perhitungan berdasar peredaran bulan yang lebih dikenal
dengan tahun Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) sama dengan tahun 622 M,
sementara pada saat yang sama di Indonesia juga sudah memakai perhitungan
tahun Saka (S) yang didasari dengan peredaran matahari. Tahun 1 Saka
merupakan tahun yang bertepatan dengan dengan tahun 78 M.

9. Seni Musik dan Tari


Akulturasi juga terjadi pada seni musik yang bisa kalian lihat pada musik
qasidah atau gamelan saat upacara Gerebeg Maulud. Untuk seni tari kalian
bisa melihatnya pada tari Seudati, dimana tarian ini diiringi sholawat nabi. Lalu
ada kesenian Debus yang biasanya diawali dengan pembacaan Al Qur’an serta
berkembang pesat di Banten, Aceh, dan Minangkabau.
10. Sistem Pemerintahan
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga raja dianggap sebagai
titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”. Apa yang dikatakan
raja adalah benar. Demikian juga contoh perilaku anti sosial pada zaman Islam,
pola tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai
penguasa tunggal karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus
dituruti.
11. Bahasa
Selain itu kalian bisa melihat permasalahan lingkungan hidup dalam
menyaksikan contoh akulturasi budaya bahasa, seperti pada penggunaan
bahasa sansekerta. Dimana masih bisa kalian temukan hingga sekarang yang
mana bahasa Sansekerta salah satu yang memperkaya perbendaharaan pada
bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Sansekerta bisa kalian temukan pada
prasasti seperti batu bertulis, yang merupakan peninggalan kerajaan Hindu dan
Budha pada abad 5 – 7 M, Sedangkan buat aksara bisa kalian lihat penggunaan
huruf Pallawa, dari huruf Pallawa inilah yang kemudian berkembang menjadi
huruf Jawa Kuno atau kawi serta huruf aksara pada Bali dan Bugis.

12. Religi/Kepercayaan

Sistem kepercayaan di Indonesia ternyata juga mengalami akulturasi. Hal ini


terjaadi sebelum agama Hindu-Budha berkembang ke Indonesia yaitu
kepercayaan berdasarkan Animisme serta Dinamisme. Dengan hadirnya agama
Hindu – Budha masuk ke dalam Indonesia, masyarakat Indonesia pun
memutuskan untuk mulai menganut serta mempercayai agama tersebut.
Tetapi, agama Hindu – Budha yang berkembang ternyata mengalami akulturasi
dari perpaduan kepercayaan Animisme dengan Dinamisme. Sehingga agama
Hindu serta Budha yang berkembang di Indonesia tidak sama dengan agama
Hindu dan Budha pada bangsa India.
13. Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Wujud akulturasi juga ternyata sampai pada bidang organisasi sosial
kemasyarakatan. Yang bisa kalian lihat pada organisasi politik. Yaitu pada
sistem pemerintahan di Indonesia, setelah hadir serta pengaruh bangsa India.
Dengan pengaruh kebudayaan India inilah yang membuat sistem
pemerintahan di Indonesia pada awalnya bentuk kerajaan. Dimana kerajaan
biasanya diperintah oleh seorang raja dan juga turun temurun.
14. Peralatan Hidup
Yang terakhir mendapatkan akulturasi adalah peralatan hidup, peralatan hidup
sendiri terdiri dari rumah serta perabotan didalamnya. Dimana perabotan
serta bentuk rumah di Indonesia dihasilkan dari proses akulturasi Indonesia
dengan bangsa China. Yang mana kalian bisa menemukan berbagai macam
porselen mulai dari peralatan makan hingga guci.

PENERAPAN INKULTURASI

Kehidupan bersama antara paham kristiani dengan kebudayaan-kebudayaan lainnya telah bermula


sejakzaman perasulan. Seperti yang tertulis di dalam injil Markus 28:28, Yesus memerintahkan
murid-muridnya untuk mewartakan Kerajaan Allah ke seluruh penjuru dunia. Berdasarkan perintah
tersebut,para murid pergi berdua-dua untuk mewartakan Kerajaan Allah. Bagaimana hasilnya ?
Hasilnya sekarangbisa terlihat oleh mata kepala kita sendiri. Ajaran Yesus kini berkembang
pesat hampir di seluruh dunia.Pastinya hal ini tidak mudah, dalam melakukan penyebaran ajaran,
ajaran yang disebarkan pastinyaakan bentrok dengan budaya-budaya lain yang terdapat di suatu
daerah. Untuk meminimalisir kesulitantersebut, Gereja melakukan suatu cara yang diberi
nama inkulturasi. Inkulturasi[1] adalah suatu istilahyang digunakan di dalam paham Kristiani yang
merujuk pada adaptasi dari ajaran-ajaran Gereja padasaat diajukan pada kebudayaan-kebudayaan
non-kristiani, dan untuk mempengaruhi kebudayaan-kebudayaan tersebut pada evolusi ajaran-
ajaran Gereja.Inkulturasi berasal dari kata kultur atau culture, yang artinya dalam Bahasa Indonesia
yaitu budaya.Inkulturasi merupakan cara yang paling efektif bagi Gereja untuk menyebarkan
ajarannya. Inkulturasidilakukan dengan tujuan agar ajaran Gereja mudah dipaham

Anda mungkin juga menyukai