Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

ISOLASI SOSIAL PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA DIDESA


WONOREJO

DISUSUN OLEH:

MELDIANTO S MANUGALA

2101080352

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian dari seorang individu dan


diterima sebagai sebuah perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang
negative atau mengancam (dr judith m wikinson,2007 hal 483).
Gangguan sosial adalah gangguan dalam hubungan yang merupakan
mekanisme individu terhadap yang mengancam individu terhadap sesuatu yang
mengancam dirinya dengan cara menghindari interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya.
Menurut ns. Maramis (2006)mmengatakan mengalami iso;asi sosial sebesar 72%
dari kasus skizofrenia dan 64% mengalami penurunan kemampuan memelihara
diri ( makan, mandi, dan berpakaian). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
72% klien mengalami masalah isolasi sosial sebagai akibat dari kerusakan
kognitif dan afektif.
Keadaan seperti ini diperlukan peran perawat diantaranya
preventif,promotif,kuratif dan rehabilitative. Upaya preventif yaitu mencegah
kegawatan agar tidak terjadi kerusakan komunikasi, upaya promotif yaitu
memberikan pendidikan kesehatan bagi keluarga tentang merawat pasien dengan
isolasi sosial dan mengetahui gejala awal dari menarik diri, upaya kuratif yaitu
kolaborasi dengan tim kesehatan untuk memeberi pengobatan dan upaya
rehabilitative yaitu membantu klien dalam kegiatan sehari-hari dan dapat kembali
menjadi kehidupan normal.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaaan kesepian yang diekspresikan oleh
individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan
sebagai suatu keadaan negatif yang mengancam (Mary C. Townsend,
2010).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan pasien yang mengalami
ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau
dengan lingkungan.
Isolasi sosial adalah Suatu sikap dimana individu menghindari diri
dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan
hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk
berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan
dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup
membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang, dalam Fitria, 2010).
B. Penyebab dari Isolasi Sosial
1. Faktor predisposisi
Kegagalan perkembangan yang dapat mngakibatkan individu tidak
percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa
terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.
2. Faktor presipitasi
Dari faktor sosio kultural karena menurunnya stabilitas keluarga
dan berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain
untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga
menyebabkan klien berespon menghindar dengan menarik diri dengan
lingkungan.
C. Tanda dan Gejala
1. Apatis, ekspresi sedih.
2. Menghindari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari
orang lain, misalnya pada saat makan.
3. Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap
dengan klien lain, misalnya pada saat makan.
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5. Berdiam diri dikamar/tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
6. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi.

D. Keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak


berhubungan dengan orang lain
1. Keuntungan berhubungan dengan orang lain:
a. Menambah banyak teman.
b. Bisa berbagi dengan sesama.
c. Bisa saling membantu/menolong.
d. Bisa melupakan semua kesedihan.
e. Dihormati dan dihargai oleh orang lain.
2. Kerugian tidak berhubungan dengan orang lain :
a. Tidak mempunyai teman.
b. Tidak bisa mengenal orang lain.
c. Selalu menyendiri.
d. Tidak dihormati dan dihargai oleh orang lain.
e. Tidak bisa berbagi pengalaman/selalu menghadapi masalah sendiri.
E. Penatalaksanaan
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Interaksi sering dan singkat.
3. Dengarkan dengan sikap empati.
4. Beri umpan balik yang positif.
5. Jujur dan menepati semua janji.
6. Bimbing klien untuk meningkatkan hubungan sosial secara bertahap
7. Berikan pujian saat klien mampu berinteraksi dengan orang lain.
8. Diskusikan dengan keluarga untuk mengaktifkan support sistem yang
ada.
9. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat anti depresan.

F. Peran Serta Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi Sosial


Keluarga penting artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien.
Keluarga pemberi perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
Tujuan Perawatan adalah:
- Meningkatkan kemandirian pasien.
- Pengoptimalan peran dalam masyarakat.
- Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Perawatan dirumah yang dapat dilakukan oleh keluarga:
- Memenuhi kebutuhan sehari-hari.
- Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum, kebersihan
diri dan penampilan.
- Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian,               
setrika, menyapu, dll).
- Bantu komunikasi dengan teratur.
- Bicara jelas dan singkat.
- Kontak / bicara secara teratur.
- Pertahankan tatap mata secara teratur.
- Lakukan sentuhan yang akrab.
- Sabar, lembut, tidak terburu-buru.
- Hindari kecemasan pada klien.
- Libatkan dalam kelompok.
- Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan musik, membaca
buku, dll.
- Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, almari, dll.
- Pertemuan keluarga secara teratur.
- Menyendiri bisa menimbulkan gangguan jiwa lain yaitu halusinasi (merasa
mendengar bisikan, merasa melihat bayangan, merasa ada yang meraba,
merasa mencium bau) yang semua itu sebenarnya tidak ada.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gangguan Jiwa


Sub Topik : Isolasi Sosial
Sasaran : Keluarga Klien Yang Mengalami Isolasi Sosial
Tempat : Rumah Klien
Hari/Tanggal : Jumat, 19 November 2021
Waktu : 20 Menit (10:00-Sd Selesai)
Pemateri : Meldianto S Manugala
A. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan keluarga klien
dapat berinteraksi dengan orang lain secara optimal.

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, keluarga klien diharapkan
dapat mampu memahami:
1. Mengetahui pengertian isolasi sosial.
2. Mengetahui penyebab isolasi sosial.
3. Mengetahui tanda dan gejala isolasi sosial.
4. Mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
5. Mengetahui penatalaksanaan isolasi sosial.
C. Materi
(Terlampir)
D. Perencanaan Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Respon Peserta
1. Pre interaksi:
- Memberi salam Menjawab salam
5 menit - Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan Mendengarkan
tujuan
- Menanyakan kesiapan pasien
- Memilih media yang sesuai
(telah disiapkan).
Interaksi:
2. - Menjelaskan tentang pengertian
dari isolasi sosial
10 menit - Menjelasklan tentang apa saja
penyebab dari menarik diri
- Menjelaskan tentang tanda dan
gejala dari isolasi sosial
- Menjelaskan tentang
keuntuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian
berhubungan dengan orang lain
- Peran serta keluarga dalam
merawat klien isolasi  sosial
- Menjelaskan tentang
penatalaksanaan isolasi sosial

3. Terminasi:
- Merapikan alat
5 menit - Menyimpulkan hasil
penyuluhan kesehatan
- Evaluasi keberhasilan - Keluarga klien dapat
penyuluhan kesehatan menjawab pertanyaan
- Memberikan saran yang diberikan oleh
penyuluh.
- Salam penutup - Keluarga klien
menjawab salam

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
F. Media
1. Leaflet

G. Evaluasi
2. Apa pengertian dari isolasi sosial?
3. Apa saja penyebab dari isolasi sosial?
4.  Apa tanda dan gejala dari isolasi sosial?
5. Apa keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
berhubungan dengan orang lain
6. Apa peran serta keluarga dalam merawat klien isolasi sosial?
7. Sebutkan penatalaksanaan isolasi sosial?
Daftar Pustaka

Stuart dan Sudden. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
www.erfanhiyadi.blogspot.com/askep isolasi sosial
Townsend, M.C. 2010. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri
Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta: EGC
Stuart, G.W & Sundeen, S.J. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa
(Terjemahan). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai