Info Artikel: Abstrak. Suatu wilayah/kawasan yang sukses dalam industrinya adalah yang
Diterima : 27 Mei 2018 mampu menciptakan dan mengembangkan faktor creation yang dibutuhkan sesui
Disetujui : 13 Juni 2018 dengan potensinya, dan wilayah itu akan memiliki keunggulan daya saing dalam
Dipublikasi : 26 Juli 2018
menciptakan faktor-faktor produksi yang terspesialisasi (specialized factor) dan
sangat tergantung pada: (a) Kondisi permintaan lokal, (b) Keberadaan industri dan
Artikel Penelitian pendukung industri terkait, (c) Tujuan perusahaan dan karakteristik persaingan,
Oleh karena itu Pemetaan Kawasan Sentra Produksi (P-KSP) merupakan salah satu
Keyword: bentuk pemetaan sentra produksi untuk sektor strategis yang diharapkan dapat
Pemetaan, Kawasan dan Sentra Produksi
mendorong percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti peningkatan produksi
Korespondensi: pada sentra-sentra produksi dari sub sektor pertanian tanaman pangan, subsektor
Linda Umasugi perkebunan, subsektor kehutanan, subsektor perikanan dan subsektor peternakan
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, yang didukung oleh sarana dan prasarana yang relevan. Tujuan pada penelitian ini
Indonesia adalah Mengidentifikasi komoditas unggulan dari setiap sub sektor untuk
dikembangkan menjadi suatu Kawasan sentra produksi, Mengidentifikasi usaha
Email: umasugi_linda@gmail.com
mikro, kecil, dan menengah untuk dikembangkan menjadi sentra-sentra produksi,
Melakukan pemetaan kawasan sentra produksi yang bermanfaat untuk
pengembangan UKM di Provinsi Maluku Utara sebagai kegiatan usaha untuk
Copyright© Mei 2018 AGRIKAN
peningkatan nilai tambah produk primer yang dihasilkan, Menganalisis daya
dukung sumberdaya dalam pengembangan UMKM di Provinsi Maluku Utara, dan
Menganalisis Strategi Pengembangan UMKM dengan mempertimbangkan aspek
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
salah satu bentuk pemetaan sentra produksi untuk ekonomi yang telah membudaya yang ditunjang
sektor strategis yang diharapkan dapat mendorong oleh pasarana dan sarana untuk
percepatan peningkatan nilai tambah yang diikuti Berkembangnya produk atau jasa yang
peningkatan produksi pada sentra-sentra produksi terdiri dari sekumpulan pengusaha mikro, kecil
dari sub sektor pertanian tanaman pangan, dan menengah. Diarea sentra produksi unggulan
subsektor perkebunan, subsektor kehutanan, tersebut ada satu kesatuan fungsional secara fisik:
subsektor perikanan dan subsektor peternakan lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur, dan
yang didukung oleh sarana dan prasarana yang kelembagaan dan sumberdaya manusia, yang
relevan. untuk mempercepat pertumbuhan dan berpotensi untuk berkembangnya kegiatan
perkembangan di daerah, dipandang perlu adanya ekonomi dibawah pengaruh pasar dari suatu
pemetaan Kawasan Sentra Produksi guna produk yang mempunyai nilai jual dan daya saing
pengembangan usaha kecil, mikro, dan menengah tinggi. Sentra produk unggulan pada umumnya
yang dibentuk dalam suatu kawasan sebagai berkaitan dengan industri, oleh karena itu perlu
Sentra Pengembangan Produksi berskala kecil batasan mengenai perindustrian.
(mikro) dan ekonomis. Ini dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya 2.2. Pengertian Industri
di suatu wilayah, serta pemerataan pembangunan Industri adalah kegiatan ekonomi yang
ekonomi wilayah. mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi dan atau barang jadi menjadibarang
1.2. Tujuan dengan nilai lebih tinggi untuk penggunaannya,
1. Mengidentifikasi komoditas unggulan dari termasuk kegiatan rancang bangun dan
setiap sub sector untuk dikembangkan menjadi perekayasaan insdustri. Bidang usaha industri
suatu Kawasan sentra produksi. adalah lapangan kegiatan yang bersangkutan
2. Mengidentifikasi usaha mikro, kecil, dan dengan cabang industri atau jenis industri.
menengah untuk dikembangkan menjadi Perusahaan industri adalah badan usaha
sentra-sentra produksi. yang melakukan kegiatan usaha di bidang usaha
3. Melakukan pemetaan kawasan sentra produksi industri. Jasa industri adalah kegiatan usaha yang
yang bermanfaat untuk pengembangan UKM bersangkutan dengan jasa pelayanan,
di Provinsi Maluku Utara sebagai kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan penunjang industri
usaha untuk peningkatan nilai tambah produk lainnya. Kawasan industri adalah kawasan tempat
primer yang dihasilkan. pemusatan kegiatan industri pengolahan yang
4. Menganalisis daya dukung sumberdaya dalam dilengkapi dengan prasarana dan fasilitas
pengembangan UMKM di Provinsi Maluku penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola
Utara. perusahaan kawasan industri, Izin usaha Kawasan
5. Menganalisis Strategi Pengembangan UMKM Industri adalah izin yang diberikan kepada
dengan mempertimbangkan aspek kekuatan, perusahaan kawasan industri untuk melakukan
kelemahan, peluang dan ancaman.. kegiatan pengembangan dan pengeloaan kawasan
industri, Perusahaan Kawasan Industri adalah
II. PEMBAHASAN perusahaan yang merupakan badan hukum yang
2.1. Pengertian Sentra Produk Unggulan didirikan menurut hukum Indonesia dan
Dalam Surat Keputusan Menteri Negara berkedudukan di Indonesia yang mengelola
Koperasi dan UKM No: 32/Kep/M.KUKM/IV/2002, kawasan industri. Industri sentra, yaitu kelompok
tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman industri yang dari segi satuan usaha mempunyai
Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, skala kecil tetapi membentuk suatu
SENTRA didefinisikan sebagai pusat kegiatan di pengelompokan atau kawasan produksi yang
kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat UKM terdiri dari kumpulan usaha yang sejenis. Dari
yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama, segi pemasarannya kelompok ini umumnya
menghasilkan produk yang sama/sejenis serta menjangkau pasar yang lebih luas dan peran
memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi pedagang perantara/pedagang pengumpul menjadi
klaster. Sentra merupakan unit kecil kwasan yang cukup menonjol.
memilik ciri tertentu dimana didalamnya terdapat
kegiatan proses produksi suatu jenis produk 2.3. Definisi Usaha Kecil dan Menengah
unggulan. Sentra merupakan area yang lebih Departemen Perindustrian RI pada tahun
khusus untuk suatu komoditi suatu kegiatan 1991 mendefinisikan industry kecil dan kerajinan
44
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 1 (Mei 2017)
adalah kelompok perusahaan yang dimiliki 1. Kerajinan rumah tangga, dengan jumlah tenaga
penduduk Indonesia dengan jumlah nilai aset kerja dibawah 3 orang termasuk tenaga kerja
kurang dari Rp. 600 juta diluar nilai tanah dan yang tidak dibayar
bangunan yang digunakannya. Mengacu pada 2. Usaha Kecil, dengan jumlah tenaga kerja
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria sebanyak 5 – 9 orang
usaha kecil adalah: 3. Usaha menengah, dengan jumlah tenaga kerja
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. sebanyak 20 -99 orang.
200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan Definisi UKM pada tingkat internasional
tempat usaha), atau dikeluarkan oleh World Bank yang membagi
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 UKM ke dalam 3 jenis, yaitu:
miliar/tahun. 1. Medium enterprise, dengan kriteria:
3. Dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. I. Jumlah karyawan maksimal 300 orang
4. Berdiri sendiri bukan merupakan anak II. Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15
perusahaan atau cabang perusahaan yang juta, dan
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik III. Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta
langsung, maupun tidak lengsung dengan 2. Small enterprise, dengan kriteria:
usaha menengah atau besar; dan I. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang
5. Terbentuk usaha orang perseorangan, badan II. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3
usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan juta, dan
usaha yang berbadan hukum termasuk III. Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta
koperasi. 3. Micro Commision, dengan kriteria:
Sedangkan untuk kriteria usaha menengah I. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
menurut UU. No. 9 Tahun 1995 adalah: II. Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100
1. Untuk sektor industri, memiliki total aset ribu, dan
paling banyak Rp. 5 miliar, dan III. Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu
2. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp. 600 juta tidak 2.4. Potensi Dan Sentra Produk Unggulan UMKM
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; Di Kota Ternate
memiliki hasil penjualan tahunan paling Sentra didefinisikan sebagai pusat kegiatan
banyak Rp. 3 miliar. di kawasan/lokasi tertentu dimana terdapat UKM
Bank Indonesia mengacu pada definisi yang yang menggunakan bahan baku/sarana yang sama,
sesuai dengan UU No. 9 tahun 1995 karena kriteria menghasilkan produk yang sama/sejenis serta
usaha kecil dan menengah dalam Peraturan Bank memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi
Indonesia yang berkaitan dengan pemberian klaster. Sentra merupakan area yang lebih khusus
Kredit Usaha Kecil (PBI No. 3/2/PBI/2001) merujuk untuk suatu komoditi suatu kegiatan ekonomi
pada UU tersebut. Menurut Inpres No. 10 tahun yang telah membudaya yang ditunjang oleh
1999, usaha menengah sebagai unit kegiatan yang prasarana dan sarana untuk berkembangnya
memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp. 200 produk atau jasa yang terdiri dari sekumpulan
juta sampai maksimal Rp. 10 miliar (tidak pengusaha mikro, kecil, dan menengah.
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), Kepentingan pemetaan kawasan sentra
milik Warga Negara Indonesia, berdiri sendiri dan produksi bagi pengembangan UMKM di Provinsi
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang Maluku Utara, setelah melalui tahapan
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi pengumpulan data dan analisis maka telah
baik langsung maupun tidak langsung dengan teridentifikasi potensi dan sentra usaha mikro
usaha besar. Instansi lain seperti Depperindag kecil dan menengah di Kota Ternate. Sentra
juga mengeluarkan ketentuan mengenai industri produksi unggulan merupakan satu kesatuan
skala kecil menengah yang dituangkan dalam fungsional secara fisik: lahan, geografis,
Keputusan Menperindag (Kepmenperindag) No. agroklimat, infrastruktur, serta kelembagaan dan
257/MPP/Kep/7/1997. Definisi UKM dalam sumberdaya manusia, yang berpotensi untuk
Kepmenperindag adalah suatu usaha dengan nilai berkembangnya kegiatan ekonomi dibawah
investasi maksimal Rp. 5 miliar termasuk tanah pengaruh pasar dari suatu produk yang
dan bangunan. Sedangkan BPS membagi jenis mempunyai nilai jual dan daya saing.
UKM berdasarkan jumlah tenaga kerja, yaitu: 1. Potensi dan Sentra Produksi UMKM di Kota
Ternate
45
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 1 (Mei 2017)
Secara terperinci, empat bidang industri berskala minuman ringan. Sedangkan dilihat dari daya
mikro kecil dan menengah yang tumbuh di Kota serap tenaga kerja per unit usaha, terdapat tiga
Ternate dapat dilihat pada Tabel 5, 6, 7, dan 8. jenis usaha yang berdaya serap tenaga kerja tinggi
Industri skala mikro kecil dan menengah bidang yaitu usaha es balok, usaha tahu tempe, dan usaha
pangan yang tumbuh pesat di Kota Ternate adalah minuman sari buah.
usaha roti, usaha pengasapan ikan dan usaha
2.5. Kondisi Dan Daya Dukung Sumberdaya Keberhasilan Usaha Mikro, Kecil dan
Dalam Pengembangan Sentra Produksi Menengah (UMKM) memiliki korelasi dengan
Umkm di Kota Ternate beberapa komponen pendukung. Komponen
46
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 1 (Mei 2017)
tersebut adalah: (1) Sumber Daya Manusia (SDM); 2. Daya Dukung Kapasitas Energi Listrik
(2) Ketersediaan energi listrik; (3) Ketersediaan Air Pada konteks penilaian kemampuan usaha,
Bersih; (4) Keberadaan perbankan. komponen pendukung seperti energi listrik
termasuk kategori penilaian eksternal. Penilaian
1. Daya Dukung Sumber Daya Manusia ini berkaitan dengan kesempatan (opportunities)
Karekteristik dari UMKM salah satunya dan ancaman (threath). Kesempatan karena
adalah jumlah tenaga kerja yang berlimpah. Faktor dukungan eksternal dapat memberikan
yang membuat keadaan itu terjadi, karena konstribusi positif bagi sumber daya bisnis
manusia yang bekerja pada sektor ini memiliki UMKM. Sedangkan ancaman merupakan dampak
strata pendidikan yang cukup rendah. Pendidikan sebaliknya, dapat berpengaruh negatif bagi
pada strata Sekolah Dasar (SD) yang banyak perkembangan UMKM. Ketersediaan energi listrik
mendominasi pekerja pada sektor ini. Sumberdaya di suatu wilayah Kota Ternate adalah bagian dari
manusia memiliki andil besar untuk kemajuan kemampuan pemerintahan untuk merencanakan
UMKM. SDM merupakan salah satu penilaian dan merealisasikanny.
internal untuk melihat kelemahan (weaknes) dan Energi listrik mempunyai dukungan penting
kekuatan (strength) pada sebuah entitas bisnis. dalam keberhasilan UMKM. Energi sebagai
Pengelola UMKM yang memiliki pegetahuan dan pembangkit alat-alat produksi untuk mengelola
pengalaman akan memberikan nilai tambah produk (barang dan jasa) hingga dapat dikonsumsi
berupa pengembangan produk dan oleh konsumen. Ketersediaan energi akan
pengembangan usaha, mampu mengikuti menciptakan optimalisasi kinerja UMKM,
perubahan dengan melakukan inovasi untuk menghasilkan produk yang lebih murah, tepat
beradaptasi di tengah persaingan usaha yang waktu, dan daya saing sehingga produk yang
kompetitif. UMKM yang memiliki SDM seperti dihasilkan sesuai dengan rencana kapasitas
ini, berpeluang lebih besar untuk menjadi UMKM produksi.
yang andal. Karena orientasinya tidak sekadar 3. Daya Dukung Kapasitas Air Bersih
untuk memenuhi kehidupan ekonomi jangka Faktor pendukung lainnya yang penting
pendek semata atau sebagai usaha sampingan. dalam pengembangan UMKM adalah ketersediaan
Melainkan menjadikan usaha tersebut sebagai air bersih. Berdasarkan peraturan Menteri
aktivitas ekonomi jangka panjang. Usaha yang Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002
menghasilkan produk dengan teknik yang efisien mensyaratkan standar air bersih dan pengawasan
dan efektif. Produk yang dihasilkannya berdaya kualitas air minum. Tujuan peraturan ini adalah
saing, dapat memasuki wilayah pemasaran di menetapkan standar kualitas air untuk
daerah lain. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Karakteristik SDM pada UMKM secara Bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin
umum adalah memiliki kuantitas yang sangat besar kebutuhan konsumsi air bersih. Demikian
melimpah, namun belum sebanding dengan juga dengan peningkatan ekonomi daerah
pemilikan kualitas. SDM yang berada di UMKM membawa pengaruh terhadap peningkatan
memiliki keterbatasan pengetahuan dan konsumsi air. Untuk memenuhi ketersediaan air
pengalaman. Karena pelaku usaha menggunakan bersih, selain menggunakan sarana non-perpipaan
pendekatan konvensional dan cenderung jangka (misal, sumur atau pompa yang dibuat
pendek, maka perhatian terhadap SDM relatif masyarakat) juga memerlukan sarana perpipaan
belum maksimal. Melimpahnya SDM yang yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum
dimiliki UMKM membawa dampak pada reward (PDAM). Sarana pertama (non-perpipaan) cukup
berupa gaji atau upah yang diterima oleh tenaga terbatas, mengingat tidak semua daerah dapat
kerja yang berada di UMKM masih rendah, belum memenuhi air bersih dengan cara tersebut, selain
memenuhi standar gaji yang berlaku sesuai struktur tanah yang sulit juga tempat pemukiman
ketetapan pemerintah setempat. Hal ini membuat yang tidak layak untuk menggunakan sarana
tingkat employment turn over relatif tinggi, yaitu tersebut. Umumnya di Kota Ternate menggunakan
karyawan masuk dan keluar dari sebuah usaha sarana kedua (perpipaan).
cukup tinggi. Ketersediaan air bersih menjadi sangat
penting untuk menjaga kelangsungan mahluk
hidup. Bagi manusia air bersih menjadi kebutuhan
47
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 10 Nomor 1 (Mei 2017)
utama. Begitu pun dengan UMKM, bukan saja daerah. Semakin besar transaksi ekonomi akan
jumlah ketersediaan air, tetapi ketersediaan air memberikan efek kepada arus uang (lalu-lintas
yang berkualitas Di beberapa daerah Di Kota uang), maka industri perbankan akan memilih
Ternate. Faktor pendukung ini termasuk dalam daerah yang transaksi ekonominya besar, dengan
kategori penilaian eksternal. Sebab UMKM tidak menempatkan cabang atau membuka bank (BPR
mampu menyediakan atau memilikinya. Cost atau BPRS). Kontribusi signifikan besarnya
untuk menyediakan sangat besar, karena itu transaksi ekonomi adalah berasal dari UMKM.
membutuhkan perhatian pemerintah daerah untuk Meskipun demikian, ketidakcukupan modal
menyediakan dan meningkatkan pemenuhan air usaha. Untuk masalah klasik UMKM masih
bersih. Dua hal penting yang harus diperhatikan seputar itu dengan keberadaan bank di Kota
oleh pemerintah adalah kuantitas dan kualitas air Ternate akan membantu kesulitan permodalan
bersih. Perhatian kuantitas air yaitu dengan yang dialami UMKM.
merencanakan sumber air melalui sumur dan
sungai dengan sistem gravitasi atau pompa, III. PENUTUP
mengairi melalui pemasangan pipa, perluasan Perkembangan industri di Kota Ternate
jangkauan air bersih untu memenuhi kebutuhan cukup pesat terutama yang berskala kecil dan
masyarakat, dan memiliki program pemeliharaan menengah. Jenis Industri yang berkembang
sumber air. Sedangkan perhatian pada kualitas air beraneka ragam dimulai dari jenis industri kecil
yaitu, pemerintah Kota harus memiliki standar dan rumah tangga. Keberhasilan Usaha Mikro,
kualitas baku air dan kriteria perencanaan pen Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki korelasi
yediaan air bersih. dengan beberapa komponen pendukung seperti
4. Daya Dukung Perbankan adanya sumber daya lahan dan wilayah dan
Bank sebagai lembaga intermediasi sumber daya manusia, serta didukung oleh
keuangan, berfungsi menghimpun dana yang pembiayaan sehingga, pemetaan kawasan sentra
berasal dari masyarakat dan mendistribusikan produksi untuk pengembangan UKM di Kota
kepada masyarakat dalam entuk kredit atau Ternate akan membawa dampak bagi penghasil
pembiayaan untuk meningkatkan kesejahteraan bahan baku di daerah lain bagi UKM di Kota
masyarakat. Fungsi lainya adalah menyediakan Ternate akan berjalan sinergi. Namun hal tersebut
jasa transaksi pembayaran baik tunai dan non- jika tidak ditunjang oleh campur tangan
tunai. Beberapa jasa lainnya yang disediakan bank pemerintah daerah sebagai bagian pemangku
untuk mempermudah dan memberikan keamanan kebijakan pembangunan daerah maka, hal
kepada masyarakat. Dari pengertian itu, dapat tersebut diatas tidak akan terlealisasi, bahkan
dinyatakan bahwa indikasi kemajuan ekonomi target dalam pengembangan UKM akan tersendat
dapat dilihat dari banyaknya jumlah bank di suatu bahkan stag di tempat.
REFERENSI
2012. Kota Ternate Dalam Angka 2012 . BPS Kota Ternate. Ternate.
BPS Provinsi Maluku Utara. 2013. Provinsi Maluku Utara. Ternate
Brata, A.G. 2003. Distribusi spasial Ekonomi Rakyat, UKM di masa krisis ekonomi, Jurnal Tahun II,No.8,
Nopember, http://www.ekonomirakyat.org/edisi_20/
David, F. R. 2002. Manajemen Strategis. Alih bahasa Alexander Sindoro. PT. Prenhallindo, Jakarta
Disperindag Kota Ternate. 201 2. Direktor, Potensi, dan Sentra Produksi Industri Kecil dan Menengah
Tahun 2012 . Disperindag Kota Ternate. Ternate
Gandaniati, Nur Mira Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Kerajinan Dengan Pendekatan
Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus Ukm Ozi Aircraft Model, Desa Cikarawang Kabupaten
Bogor).
Kuncoro, M. 2002a, Analisis spasial dan regional: Studi aglomerasi dan kluster industri Indonesia,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Murphy, D. 2000, Membangun organisasi rakyat, URM-Indonesia, Jakarta.
Nasution, A. 2003, Strategi pembangunan ekonomi baru , Makalah Dipresentasikan pada Kongres ISEI
XV di Malang, 13-15 Juli 2003.
48