Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh sosial

Pngaruh sosial adalah sesuatu yg melibatkan satu orang atau lebih untuk mengubah prilaku,
sikap, atau perasaan oranglain (Cialdini, 2000, 2006). Pengaruh sosial sering digunakan untuk hal-
hal positif, seperti membuat semua orang agar menjauhi narkoba atau menghimbau masyarakat
untuk menggunakan masker agar dapat menghentikan penyebaran Covid 19. Pengaruh sosial
juga terkadang sering digunakan untuk hal-hal negatif, contohnya menipu seluruh masyarakat
agar pihak tertentu mendapat keuntungan pribadi, seperti dalam bisnis, dll.

Ada 3 jenis pengaruh sosial yang kita sudah pelajari di Psikologi Sosial 1, yaitu :
A. Konformitas, yaitu pengaruh tekanan untuk berperilaku dengan cara yg dianggap diterima atau
sesuai oleh kelompok masyarakat umumnya. Contoh keseharian dari konformitas, yaitu ketika
mendengar suara ambulans dari belakang ketika kita sedang diperjalanan. Biasanya kita pasti
akan langsung menepikan mobil sampai mobil ambulan itu lewat. Itu terjadi karena kita telah
mendapat pengaruh dari cara berperilaku orang lain yang memang itu dianggap sesuai dengan
norma yang berlaku. Dan alasan lain mengapa kita terpengaruh untuk melakukannya karena
untuk “terlihat baik”. Karena jika kita tidak berhenti saat mobil ambulans lewat, maka kita akan
mendapat teguran dari polisi ataupun masyarakat setempat. Singkatnya, orang sering
menggunakan konformitas sebagai teknik presentasi diri kita, yang disesuaikan dengan norma
setempat.
B. Ketundukan, yaitu upaya yang melibatkan permintaan langsung seseorang membuat oranglain
mengubah perilaku mereka dengan cara tertentu; misalkan kita ingin seseorang melakukan
sesuatu untuk kita, bagaimana cara kita untuk membuat orang ini setuju? Menurut Robert, ada 6
cara terbaik untuk mendapat kepatuhan, yaitu :
1. Persahabatan/kesukaan, secara umum kita lebih bersedia menuruti permintaan dari teman
atau orang yang kita sukai daripada permintaan dari orang asing atau orang yang tidak kita sukai.
2. Komitmen/kostistensi, kita lebih bersedia untuk mematuhi permintaan perilaku yang konsisten
dengan posisi yang sudah terikat dengan komitmen daripada permintaan yang tidak konsisten
dengannya.
3. Kelangkaan, secara umum kita menghargai atau mengamankan barang langka atau yang
ketersediaannya berkurang. Akibatnya kita cenderung mematuhi permintaan yg berfokus pada
masalah ini dibandingkan yang tidak ada kaitannya dengan masalah ini.
4. Timbal balik, umumnya kita lebih berseria untuk mematuhi lermintaan seseorang yang
sebelumnya telah memberi bantuan/keuntungan. Dengan kata lain, kita merasa ada kewajiban
untuk membayar orang lain atas apa yang telah mereka lakukan untuk kita.
5. Validasi sosial, kita umumnya lebih bersedia untuk melakukan sesuatu yang membuat diri kita
dilihat benar oleh orang lain. Karena jika kita ingin dilihat benar oleh oranglain, maka kita harus
bertindak atau berpikir seperti oranglain.
6. Otoritas, secara umum, kita kebih bersedia untuk memenuhi permintaan dari orang
memegang otoritas yang sah, seperti lembaga atau pemegang kekuasaan lainnya.
C. Kepatuhan, pengaruh sosial dimana satu orang atau lebih diperintahkan untuk melakukan apa
yang mereka inginkan. Kepatuhan ini lebih jarang daripada konformitas atau ketundukan, karena
bahkan orang yang memiliki otoritas dan dapat sering dilakukan untuk memberi oengaruh
dengan cara yang tidak terlalu jelas. Faktor yang mempengaruhi obedience, yaitu :
1. Jenis Kelamin. Untuk hal-hal yang mengerikan, wanita lebih patuh karena merasa ngeri melihat
dan mendengarkan korban.
2. Tingkat otoritas. Orang diperintah atasan akan lebih patuh dibandingkan yang memerintah
adalah rekan yang sederajat.
3. Seseorang menjadi patuh apabila dirasakan meningkatnya situasi yang menuntut kepatuhan
4. Terbatasnya peluang untuk tidak patuh.

Anda mungkin juga menyukai